Dosen Pengampu :
BANDA ACEH
2023
KATA PENGANTAR
Puji beserta syuur selalu tercurahkan kepada Allah SWT yang telah memberikan anugerah
dan kenikmatan dan juga kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ Pemikirian Politik Jamaludin Al-Afghani” dengan tepat waktu dengan segala
kekurangannya. Tak lupa pula shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa umat manusia dari zaman Jahiliyah ke dalam zaman Islamiyah seperti sekarang ini.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dari penulis kepada Bapak Drs. Teuku
Kusnafizal, M.Pd dan Bapak Muhammad Haikal, S.Pd, M.Pd yang telah memberikan tugas
makalah ini dan juga turut membantu dalam proses penyusunannya sehingga makalah ini dapat
diselesaikan tepat waktu. Adapun dalam makalah ini tentu masih banyak kekurangannya, maka
dari itu sangat diharapkan kriti[k dan saran yang membangun untuk penulis lebih baik lagi
kedepannya.
Penulis
i
Banda Aceh
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
1. Latar Belakang Masalah..................................................................................................................1
2. Rumusan Masalah...............................................................................................................................2
3. Manfaat dan Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
1. Latar Belakang Kehidupan Jamaluddin Al-Afghani..................................................................3
2. Pemikiran Politik Islam Jamaluddin Al-Afghani........................................................................4
KESIMPULAN..........................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Para ilmuwan politik menafsirkan politik secara berbeda-beda sehingga varian definisinya
memperkaya pemikiran tentang politik. Gabriel A. Almond mendefinisikan politik sebagai
kegiatan yang berbuhungan dengan kendali pembuatan keputusan publik dalam masyarakat
tertentu di wilayah tertentu, di mana kendali ini disokong lewat instrumen yang sifatnya otoritatif
dan koersif. Menurut Andrey Heywood, politik adalah kegiatan suatu bangsa yang bertujuan
untuk membuat, mempertahankan, dan mengamandemen peraturan-peraturan umum yang
mengatur kehidupannya, yang berarti tidak dapat terlepas dari gejala konflik dan kerja sama.
Peter Merkl mengatakan bahwa politik dalam bentuk yang paling buruk, adalah perebutan
kekuasaan, kedudukan, dan kekayaan untuk kepentingan diri-sendiri (politics at its worst is a
selfish grab for power, glory, dan riches). Jatuhnya Mesir ke tangan Barat pada 1800 M diikuti
negara negara Islam lainnya menyadarkan dunia Islam dan pemimpinnya betapa lemahnya Islam.
Dengan sadarnya umat Islam maka timbullah gerakan pembaharuan oleh tokoh-tokoh agama dan
pendidikan lainnya, maka Islam perlahan mulai beradptasi dengan kemajuan dunia khususnya
teknologi sehingga dikemudian hari muncul kekuatan baru dalam tubuh umat Islam. Banyak
tokoh- tokoh penting dari Islam mulai bermunculan untuk memajukan Islam itu sendiri dengan
pemahaman yang mereka pelajari baik dari bangsa Barat itu sendiri maupun ada ide terobosan
1
baru. Salah satu tokoh pembaharuan dalam Islam yang penting adalah Jamaludin Al-Afghani.
Beliau muncul dengan gerakan pembaharuan Islam nya pada abad ke 19. Pengaruh beliau dalam
kemajuan Dunia Islam menuai pro dan kontra khsusnya dari Islam itu sendiri. Pemikiran politik
beliau sangat disukai umat Islam yang menjadi inspirasi dalam pembebasan umat Islam dari
penjajahan bangsa Barat. Dibalik itu, ternyata terdapat kontra terhadap beliau karena dianggap
menjadi hamabatan bagi pemimpin Islamyang bersikap otoriter, korupsi, dan despotis karena
beda pemahaman politik anatara beliau dengan penguasa. Dari penjabaran terkait keadaan umat
Islam sebelum dan sesudah terjadinya pembaharuan, maka diambillah judul makalah pemikiran
politik dari Jamaludin Al- Afghani yang membantu pembaharuan dalam tubuh umat Islam
sehingga dapat bangkit dan bersaing dengan bangsa Barat lainnya.
2. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pada masa itu, di mana kekuasaan kolonial Eropa semakin menguasai banyak wilayah. Ia
mengusulkan gagasan pan-Islamisme yang bertujuan untuk menyatukan seluruh umat Muslim di
seluruh dunia dalam suatu gerakan politik dan sosial.
Selain itu, al-Afghani juga aktif dalam gerakan reformasi di Iran, Turki, dan Mesir, di
mana ia memperjuangkan modernisasi dan kemajuan dalam pendidikan, ilmu pengetahuan, dan
teknologi. Ia juga memperjuangkan hak-hak perempuan dan menentang kekuasaan monarki dan
kolonialisme. Al-Afghani meninggal dunia pada tahun 1897 di Istanbul, Turki, namun
warisannya dalam pemikiran dan gerakan politik di dunia Muslim tetap diingat hingga saat ini. Ia
dianggap sebagai salah satu tokoh intelektual Muslim terkemuka pada abad ke-19 dan berperan
penting dalam membentuk gerakan pan-Islamisme dan reformasi di dunia Muslim.
Pemikiran politik Islam Jamaluddin al-Afghani didasarkan pada keyakinannya bahwa Islam
adalah suatu agama yang universal, yang memiliki potensi untuk mengembangkan peradaban
manusia dan membawa kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan. Salah satu gagasan utama
dalam pemikiran politik al-Afghani adalah konsep pan-Islamisme, yaitu gagasan untuk
menyatukan seluruh umat Muslim di seluruh dunia dalam suatu gerakan politik dan sosial.
Menurut al-Afghani, persatuan umat Islam adalah kunci untuk mengatasi kekuasaan
kolonialisme Eropa dan mengembangkan peradaban Muslim yang maju. Selain itu, al-Afghani
juga memperjuangkan ide-ide reformasi di dunia Muslim, yang bertujuan untuk mengembangkan
pendidikan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Ia berpendapat bahwa kebangkitan Muslim dapat
dicapai melalui pembaruan dalam pemikiran dan praktik agama, sehingga dapat mengatasi
ketertinggalan yang dialami oleh masyarakat Muslim pada saat itu.
Pemikiran politik al-Afghani juga menekankan pentingnya partisipasi aktif umat Muslim
dalam politik dan pemerintahan. Ia mendukung ide demokrasi dalam arti luas, dengan
mengedepankan prinsip keterlibatan dan partisipasi aktif masyarakat dalam pengambilan
keputusan. Dalam hal ini, al-Afghani berpendapat bahwa sistem politik Islam harus didasarkan
pada prinsip-prinsip kemanusiaan, keadilan, dan persamaan hak. Ia menentang sistem
pemerintahan yang didasarkan pada kekuasaan absolut monarki, dan memperjuangkan prinsip-
4
prinsip demokrasi dan konstitusionalisme sebagai bentuk pemerintahan yang lebih adil dan
berwibawa.
Secara keseluruhan, pemikiran politik Islam Jamaluddin al-Afghani dapat dikatakan sebagai
suatu upaya untuk mengembangkan pemikiran Islam yang moderat, progresif, dan inklusif, yang
menekankan pentingnya persatuan umat Muslim dan partisipasi aktif dalam pengambilan
keputusan politik. Gagasan-gagasannya ini masih mempengaruhi banyak tokoh dan gerakan
Islam di seluruh dunia hingga saat ini. Terdapat beberapa aspek penting dalam pemikiran politik
Islam Jamaluddin al-Afghani yang patut dijelaskan lebih lanjut:
a) Konsep Pan-Islamisme
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, al-Afghani memperjuangkan konsep pan-
Islamisme, yaitu gagasan untuk menyatukan seluruh umat Muslim di seluruh dunia dalam
suatu gerakan politik dan sosial. Konsep ini didasarkan pada keyakinan bahwa persatuan
umat Muslim merupakan kunci untuk mengatasi kekuasaan kolonialisme Eropa dan
memperjuangkan hak-hak umat Muslim di seluruh dunia. Al-Afghani menganggap
bahwa kekuasaan kolonialisme Eropa terhadap dunia Muslim terjadi karena adanya
perpecahan dan perbedaan antar suku, bangsa, dan agama di kalangan umat Muslim.
Oleh karena itu, al-Afghani memandang bahwa persatuan umat Muslim merupakan salah
satu solusi untuk mengatasi perpecahan tersebut. Konsep pan-Islamisme juga menjadi
dasar bagi gerakan nasionalis Muslim, yang bertujuan untuk memperjuangkan
kemerdekaan dan persatuan di kalangan umat Muslim di seluruh dunia. Konsep ini terus
dipelajari dan diperjuangkan oleh banyak kelompok Islam di seluruh dunia hingga saat
ini.
5
diperjuangkan oleh al-Afghani adalah mengembangkan pendidikan, ilmu pengetahuan,
dan teknologi di kalangan umat Muslim. Ia berpendapat bahwa umat Muslim harus
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, agar dapat bersaing dengan
kekuatan Eropa pada saat itu. Selain itu, al-Afghani juga memperjuangkan pembaruan
dalam pemikiran keagamaan, yang menekankan pada nilai-nilai kemanusiaan dan
inklusifitas. Ia menentang ajaran-ajaran yang membatasi kebebasan berpikir dan
bertindak, serta menekankan pentingnya sikap toleransi dan inklusifitas dalam beragama.
Dengan demikian, pemikiran politik Islam al-Afghani tidak hanya terfokus pada konsep
pan-Islamisme, tetapi juga memperjuangkan pembaruan dalam pemikiran keagamaan dan
partisipasi aktif umat Muslim dalam politik dan pemerintahan. Pemikirannya ini telah
mempengaruhi banyak pemikir dan gerakan Islam di seluruh dunia, dan masih menjadi inspirasi
bagi gerakan reformasi Islam hingga saat ini.
6
KESIMPULAN
Jamaluddin al-Afghani, atau dikenal juga sebagai Jamal al-Din al-Afghani, adalah
seorang tokoh intelektual dan politikus Muslim terkemuka pada abad ke-19. Ia lahir di kota
Asadabad, Provinsi Farah, Iran, pada sekitar tahun 1838. Ayahnya adalah seorang pemimpin
suku di kawasan tersebut. Al-Afghani dikenal sebagai seorang tokoh yang sangat pandai dalam
berbahasa Arab dan Farsi, serta fasih dalam bahasa Inggris dan Prancis. Ia mengembara ke
berbagai negara dan belajar dari berbagai intelektual terkemuka, termasuk di Mesir, Turki, India,
dan Eropa. Pada usia 18 tahun, ia mulai bepergian ke berbagai tempat untuk mempelajari
berbagai ilmu pengetahuan dan bertemu dengan intelektual terkemuka.
Konsep Pan-Islamisme
Konsep ini didasarkan pada keyakinan bahwa persatuan umat Muslim
merupakan kunci untuk mengatasi kekuasaan kolonialisme Eropa dan
memperjuangkan hak-hak umat Muslim di seluruh dunia.
7
Pembaruan Pemikiran Islam
Ia berpendapat bahwa umat Muslim harus melakukan pembaruan dalam
pemikiran dan praktik agama, sehingga dapat mengatasi ketertinggalan yang
dialami oleh masyarakat Muslim pada saat itu. Salah satu gagasan pembaruan
yang diperjuangkan oleh al-Afghani adalah mengembangkan pendidikan, ilmu
pengetahuan, dan teknologi di kalangan umat Muslim.
8
DAFTAR PUSTAKA
Basri Seta. 2011. Pengantar Ilmu Politik. Jogjakarta: Indie Book Corner. Hlm 2
Gabriel A. Almond dalam Basri Seta. Pengantar Ilmu Politik. Jogjakarta: Indie
Nasution, Harun., Islam Rasional: Gagasan dan Pemikiran Cet. IV; Bandung:
Mizan, 1996 Mudzhar.