(PDF) Makalah Stainless Steel
(PDF) Makalah Stainless Steel
STAINLESS STEEL
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Awalnya, beberapa besi tahan karat pertama berasal dari beberapa artefak yang
dapat bertahan dari zaman purbakala. Pada artefak ini tidak ditemukan danya
kandungan krom, namun diketahui, bahwa yang membuat artefak logam ini tahan
karat adalah banyaknya zat fosfor yang dikandungnya yang mana bersama dengan
kondisi cuaca lokal membentuk sebuah lapisan basi oksida dan fosfat. Sedangkan,
paduan besi dan krom sebagai bahan tahan karat pertama kali ditemukan oleh
ahlimetal asal Prancis, Pierre Berthier pada tahun 1821, yang kemudian
diaplikasikan untuk alat-alat pemotong, seperti pisau. Kemudian pada akhir 1890-an,
Hans Goldschmidt dari Jerman, mengembangkan proses aluminothermic untuk
menghasilkan kromium bebas karbon. Pada tahun 1904-1911, Leon Guillet berhasil
melakukan paduan dalam beberapa penelitiannya yang kini dikenal sebagai Stainless
Steel namun masih terdapat beberapa kelemahan. Pada tahun 1912, Harry Brearley
melakukan riset terhadap korosi laras senapan. Masalahnya adalah baja pada laras
senapan tersebut tidak tahan panas. Brearley mulai menguji penambahan sejumlah
kromium ke baja dan dari hasil eksperimen tersebut didapat penambahan kromium
sebanyak 12-14% agar baja bisa tahan karat. Brearley melihat adanya kemungkinan
material ini dapat dikomersilkan sebagai peralatan-peralatan dapur dan akhirnya dia
menamai penemuannya dengan stainless steel. Pada 13 Agustus 1913, stainless
steel pertama diproduksi di laboratorium Brown-Firth dan pada tahun 1916 Brearley
mendapatkan paten atas penemuannya ini di Amerika dan beberapa negara di Eropa.
Kadar Chrom bervariasi antara 10,5 – 18 % seperti grade 430 dan 409.
Ketahanan korosi tidak begitu istimewa dan relatif lebih sulit di fabrikasi /
machining. Tetapi kekurangan ini telah diperbaiki pada grade 434 dan 444 dan
secara khusus pada grade 3Cr12.
Bersifat magnetic, tidak dapat dikeraskan dengan perlakuan panas tapi
dapat dikeraskan dengan cold work, dapat dicold work maupun dihot work,
pada kondisi annealed keuletan dan ketahanan korosi tertinggi, kekuatan
mencapai 50% lebih tinggi dari pada baja plain carbon, ketahanan korosi dan
machinability lebih baik dari pada stainless steel Martensitic.
Stainless Steel jenis ini memiliki unsur utama Chrom (masih lebih
sedikit jika dibanding Ferritic Stainless Steel) dan kadar karbon relatif tinggi
misal grade 410 dan 416. Grade 431 memiliki Chrom sampai 16% tetapi
mikrostrukturnya masih martensitic disebabkan hanya memiliki Nickel
2%.Grade Stainless Steel lain misalnya 17-4PH/ 630 memiliki tensile strength
tertinggi dibanding Stainless Steel lainnya. Kelebihan dari grade ini, jika
dibutuhkan kekuatan yang lebih tinggi maka dapat di hardening.
Bersifat magnetic, dapat dikeraskan dengan perlakuan panas, dapat di
cold work maupun di hotd work, machinabilitynya bagus, ketangguhan baik,
ketahanan korosinya cukup bagus terhadap cuaca tetapi tidak sebaik stainless
steel ferritic maupun austenitic.
4. Duplex Stainless Steel
Duplex Stainless Steel seperti 2304 dan 2205 (dua angka pertama
menyatakan persentase Chrom dan dua angka terakhir menyatakan persentase
Nickel) memiliki bentuk mikrostruktur campuran austenitic dan Ferritic.
Duplex ferritic-austenitic memiliki kombinasi sifat tahan korosi dan
temperatur relatif tinggi atau secara khusus tahan terhadap Stress Corrosion
Cracking. Meskipun kemampuan Stress Corrosion Cracking-nya tidak sebaik
ferritic Stainless Steel tetapi ketangguhannya jauh lebih baik (superior)
dibanding ferritic Stainless Steel dan lebih buruk dibanding Austenitic
Stainless Steel. Sementara kekuatannya lebih baik dibanding Austenitic
Stainless Steel (yang di annealing) kira-kira 2 kali lipat. Sebagai tambahan,
Duplex Stainless Steel ketahanan korosinya sedikit lebih baik dibanding 304
dan 316 tetapi ketahanan terhadap pitting coorrosion jauh lebih baik (superior)
dubanding 316. Ketangguhannya Duplex Stainless Steel akan menurun pada
temperatur dibawah – 50 oC dan diatas 300 oC.
1. Proses Konvertor
Dimana proses konverter adalah salah satu proses dari dapur baja yang
menggunakan batu bata tahan api yang bersifat asam dan juga batu bata yang
bersifat basa. Fungsi dari pada batu bata tahan api tersebut adalah menahan
panas dan mampu sampai lebih dari 1000 derajat Celcius. Biasa digunakan
pada incinerator, cerobong, kiln, dryer, rotary, dll. Batu bata tahan api seniri
diperlukan oleh setiap industri yang dalam pengolahan produksinya
mengunakan Tungku Pembakaran (Furnace), Ketel Uap (boiler), dan Tungku
Peleburan.
Proses konverter terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong
dengan menghadap ke samping.
Sistem kerja :
Proses konvertor :
b. Proses Thomas ( basa ) untuk besi kasar dengan kadar fosfor yang
tinggi.
Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api bisa
atau dolomit [ kalsium karbonat dan magnesium (CaCO 3 +
MgCO 3)], besi yang diolah besi kasar putih yang mengandung P
antara 1,7 – 2 %, Mn 1 – 2 % dan Si 0,6-0,8 %. Setelah unsur Mn
dan Si terbakar, P membentuk oksida phospor (P2O 5), untuk
mengeluarkan besi cair ditambahkan zat kapur (CaO),
3 CaO + P2O5 Ca3(PO4)2 (terak cair)
Pada pembakaran zat arang terjadi gas CO dan CO2 yang naik ke atas dan
mengakibatkan cairannya bergolak, dengan demikian akan terjadi hubungann
yang erat antara api dengan bahan muatan yang dimasukkan ke dapur tinggi.
Bahan tambahan akan bersenyawa dengan zat asam membentuk terak yang
menutup cairan tersebut sehingga melindungi cairan itu dari oksida lebih
lanjut. Setelah proses berjalan selama 6 jam, terak dikeluarkan dengan
memiringkan dapur tersebut dan kemudian baja cair dapat dicerat. Hasil akhir
dari proses Martin disebut baja Martin. Baja ini bermutu baik karena
komposisinya dapat diatur dan ditentukan dengan teliti pada proses yang
berlangsung agak lama. Lapisan dapur pada proses Martin dapat bersifat asam
atau basa tergantung dari besi kasarnya mengandung fosfor sedikit atau
banyak.
Proses Martin asam teradi apabila mengolah besi kasar yang bersifat asam
atau mengandung fosfor rendah dan sebaliknya dikatakan proses Martin basa
apabila muatannya bersifat basa dan mengandung fosfor yang tinggi.
Keuntungan dari proses Martin dibanding proses Bessemer dan Thomas
adalah sebagai berikut :
Dapur listrik digunakan untuk pembuatan baja yang tahan terhadap suhu
tinggi. Dapur ini mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai berikut,
b. Dapur Induksi
Mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi
tuang. Prosesnya adalah sebagai berikut :
· pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair.
· Bahan bakar(arang kayu dan kokas) dinyalakan selama ± 15 jam.
· kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga kokas
mencapai 700 – 800 mm dari dasar tungku.
· besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 – 15 % ton/jam dimasukkan.
· 15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.
Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar P dan S ditambahkan batu
kapur (CaCO3) dan akan terurai menjadi:
CO2 + C 2CO
2.5 Penggunaan/Aplikasi
Stainless steel merupakan material primer yang digunakan dalam
industri dan konstruksi. Bentuk dari produk stainless steel ada berbagai
macam, antara lain cold rolled sheet, hot rolled plate, tabung, batang, kabel,
dan lain-lain.
Tabel 1.1 Bentuk Produk Stainless Steel dalam Dunia Industri (Leffler Bela)
Contoh lain aplikasi dari stainless steel dalam bidang industri antara lain :
1. Industri Susu
Di industri susu, penggunaan komponen yang terbuat dari baja tahan karat
sangat dominan di segala proses produksi. Setelah susu dikirim dari
peternakan, alat pengiriman susu seperti jalur pipa digunakan untuk
menyalurkan susu ke tangki penyimpan dingin, umumnya menggunakan tipe
304. Di dalam tangki penyimpanan selalu menggunakan tipe 304, tapi dinding
luar (proses cladding) menggunakan tipe 430 ferritic grades. Untuk proses
pengumpulan susu dari peternakan, tangki baja tahan karat digunakan. Semua
komponen tersebut juga termasuk jalur pipa, sistem pendingin, pompa,
peralatan pembersih, dan lain-lain.Pada plant proses produksi susu, semua
komponen terbuat dari baja tahan karat seperti Tangki-tangki penyimpanan,
pasteurizing plate heat exchanger, perpipaan, pompa, sistem pembersih, dan
lain-lain. Tipe 304 umumnya digunakan dalam komponen-komponen tersebut,
namun kadang-kadang tipe 316 digunakan untuk heat exchanger plate untuk
mencegah resiko terhadap korosi retak tegang saat komponen dibersihkan
dengan larutan disinfektan.Komponen untuk pembuatan margarine juga dibuat
dari tipe 304, namun tipe 316 juga dipilih untuk komponen dalam proses
penggaraman keju karena cukup tahan terhadap korosi terhadap lingkungan
kloride (garam)
Baja tahan karat merupakan pilihan pertama dan utama dari komponen
di industri-industri ini. Peralatan yang umumnya digunakan yaitu proses
`collection dan treatment` air mineral dan juga minuman bersoda.
Berdasarkan tipe air dan suhu di industri minuman bersoda, tipe 304 dan tipe
316 digunakan.
Kategori stainless steel saat ini yang paling banyak digunakan dalam
industri adalah stainless steel tipe Cr-Ni 18-8, EN 1.4301/1.4307, yang
memproduksi sekitar 50% dari total produksi stainless steel global. Kategori
selanjutnya yang banyak digunakan adalah Fe-Cr 1.4512 dan 1.4016, diikuti
oleh stainless steel kategori campuran antara Molybdenum dengan Cr-Ni-Mo
1.4401/1.4404. Ketiga jenis ini menghasilkan stainless steel sebesar 80% dari
produksi total sedangkan 20% sisanya adalah stainless steel dengan kategori
duplex dan martensitic.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Stainless Steel sebagai salah satu baja paduan yang memiliki sifat tahan karat
yang tinggi, juga merupakan baja paduan dengan kadar karbon yang rendah. Dibagi
dalam 5 klasifikasi yaitu, Austenitic, Ferritic, Martensitic, Duplex dan Precipitation
Hardening Stainless Steel. Dengan tingkat kekerasan yang juga tinggi Stainless Steel
biasa dijadikan sebagai bahan dasar utama perabotan rumah tangga dan peralatan
serta perkakas, alat – alat pemotong dan bagian mesin.
DAFTAR PUSTAKA