Anda di halaman 1dari 12

Pemikiran Kalam

Muhammad Syahrur
(Reformulasi Rukun Iman dan Islam
Sebagai basis Inskluvisisme Agama)
Almutawallid/80100221102
Konsentrasi Pemikiran Islam
Biografi Muhammad Syahrur

• Muhammad Syahrur Lahir di Damaskus


pada tanggal 11 April 1938.
• Berkebangsaan Syria.
• Lahir dilingkungan keluarga yang sederhana,
Ayahnya bernama Deys bin Deyb Syahrur
dan Ibnunya Bernama Siddikah binti Salih
Filyun,
• mempunyai seorang istri bernama Azizah
• dikarunia 5 orang anak yakni Tariq, Lays,
Rima, Basil dan Mas`un.
• Beliau Wafat pada tanggal 21/12/2019, di
Abu Dhabi (Uni Emiret Arab) di usianya
yang 81 tahun.
Fase-fase Pemikirannya
• Fase 1970-1980
Fase Kontemplasi dan peletakan dasar pemikirannya.
Disamping mempelajari dasar-dasar metodologi Ulumul
Quran juga semakin mendalami Pemikiran karl Marx,
Freidrich Hegel, Alfred North Whitehed.
• Fase 1980-1986
Fase menyelami bidang linguistik dan Filologi,
mendalami pemikiran beberapa tokoh penafsir seperti
al-Farra, Abu Ali al-Farisi, Ibnu Jinni dll. Di fase ini juga
beliau berguru dan bersahabat dengan Dr. Ja`far Dikki
al-Bab yang nantinya mempengaruhi pemikiran, gaya
dan metode penafsirannya dalam menganalisis ayat.
• Fase 1986-1990
Fase merumuskan pemikiran dan metode
penafsirannya pada topik-topik tertentu, dan
melahirkan banyak karya tulis, yang paling terkenal
diantaranya yag berjudul Al-Kitab wa al-Qur`an;
Qira`ah Mu`asirah.
Karir dan Pendidikan

• Pendidikan Ibtidayah dan Tsanawiyah di I`dadiyah


• Pendidikan Aliyahnya di Abd Al-Rahman Al-
Kawakibi
• Insinyu teknik sipil
• 19 tahun belajar di Moskow menyelami ilmu Tekhnik
sekaligus meyelami Marxis
• Tahun 1968 meneruskan Studi magister dan Doktoral
di bidang mekanika Tanah dan Teknis Fondasi di
Universitas College, Bublin, Irlandia dalam kurung 4
Tahun.
• Tahun 1972 bergabung di Universitas Damaskus dan
menjaddi Mitra sebuah perusahaan Teknis Sipil
Pemikiran dan Pandangan dasar Muh Syahrur

1. Anti Sinonimitas
Menolak konsep adanya sinonimitas antara etika, budaya dan agama, yang memandang kebudayaan tersebut
bagian dari agama, seperti memandang kebudayaan Arab bagian dari islam atau islam adalah Arab. Karena
hal ini menjadikan islam sebagai agama yang temporal dan eksklusif. M. Syahrur juga menolak sinonimtas
konsep islam dan iman, karena dua hal ini memiliki dimensi yang independen.

2. Menolak Asbab al-Nuzul


Menolak konsep “Kembali ke Konteks Sosial Historis Masa Lalu”, menurutnya adanya konsep asbabun
Nuzul justru membatasi keluasan makna dari Al-Qur`an itu sendiri dan cenderung tertutupnya pintu kajian
dan penafsiran. Dan Menurut M. Syahrur para penafsir bisa saja langsung masuk ke dalam teks lalu
mengkoneksikan di konteks sekarang (Intertekstual).

3. Menggugah Keabsahan Penafsiran kitab Tafsir klasik


Menurut M. Syahruru setiap generasi berhak untuk menafsirkan Al-Qur`an, sebab setiap pemaknaan dalam
al-Qur`an berkembang seiring kebutuhan zaman dan perkembangan pengetahuan. Pemikiran ini lahir dilatar
belakangi fakta bahwa muslim era saat ini terlalu klimaks dengan kitab tafsir klasik yang belum tentu
relevan saat ini.
4. Menggugah keabsahan ushul Fiqih
Menurut M. Syahrur bahwa beberapa keputusan fiqih yang hingga kini termaktub di lembaran-lembaran
khazanah fiqih islam adalah terlahir atas desakan politik. Hingga aturan-aturan fiqih bukanlah hal yang
diaggap absolut dalam agama dan tidak mengikat sebab hanya terlahir sebagai aturan sipil pemerintah.

Umat muslim haruslah melirik problem apa yang tengah terjadi saat ini yang terkait urusan-urusan fiqih,
yang bisa saja konteks lahirnya teks ushul fikih tidak relevan dengan promblem yang dihadapi saat ini.
Konsep Islam dan Iman

Muh Syahrur Menolak konsep sinonimitas islam dan iman, menurutnya


kedua konsep ini memiliki dimensi makna yang berbeda. Islam pada
dasarnya lebih bersifat universal sedangkan Iman lebih bersifat khusu.

Q. S. al-Ahzab/33:35. Ayat ini memakai huruf Waw (harf Atf) yang


mengindikasikan adanya komunitas muslim laki-laki dan perempuan dan
adanya mukmin laki-laki dan perempuan.

Q.S. Al-Hujurat/49: 14. Nabi Muhammad saw menolak pengakuan beriman


orang-orang arab badui namun tetap menerima keislamannya dengan
menyuruh mereka berkata Aslamna (kami telah berislam). Sehingga seorang
muslim belum tentu dianggap mukmin.

Bahkan dalam pandangan Syahrur islam adalah agama global, yang bersifat
fitrawi setiap manusia dan berhak untuk seluruh penghuni dunia.

Q.S. Ali Imaran/3: 19. kata isam tersebut bermkna “Agama Keselamatan”,
sehingga setiap agama selama ia hadir sebagai bentuk keselamatan maka itu
lah agama yang diridhai Allah
Rekonstruksi Rukun Islam dan Iman

Pemikiran Syahrur yang paling terkenal dan kontroversial yakni mengkritik


rumusan pilar-pilar islam yang selama ini disepakati oleh para ulama.
Menurut Syahrur mesti ada rekontruksi (penyusunan ulang) terhadap
beberapa rukun dalam islam dan iman. Menurutnya kedua rukun haruslah
sesuai kebutuhan manusia setiap zaman.

• Rukun Islam
Menurut Syahrur Islam adalah Agama yang Fitrawi (Manusiawi) dalam artian ia
hadir sesuai dan memenuhi fitrah manusia.
Kemudian berpendapat bahwa rukun islam seperti syariat mendirikan Sholat,
Puasa dan Menunaikan Zakat dan Haji, tampaknya sangat bertentangan dengan
Fitrah manusia dan bersifat taklif terutama di era saat ini.

Kemudian Syahrur mengagas rukun islam yang baru yakni Beriman adanya
Allah, beriman kepada hari Akhir dan Beramal Shaleh. Dan setiap agama
yang meyakini rukun islam ini maka ia disebut berislam. Baik Nasrani, yahudi
dll
Dalil-dalil Al-Qur`an yang digunakan
Muh. Syahrur
● Q.S. Al-Baqarah/2: 62-112 Ayat ini
membicarakan baik itu mukmin, Yahudi,
Kristen dan Shabi`in (Ahli Kitab) yang
beriman kepada Allah dan hari akhir
mendapatkan janji pahala yang setimpal dari
Allah.
● Q.S. Fushilat/41: 33. Menjelaskan temtang
sebaik-baiknya perkataan dan beramal shaleh.
● Q.S. Yunus/10:90. Menjelaskan bagaimana
pengakuan keislaman Fir`aun saat hampir
tenggelam di laut merah.
● Q.S. an-Nisa/4: 125. menjelaskan bahwa
pengikut agama yang baik adalah yang
bertawakkal kepada Tuhan seraya berperilaku
baik yakni menjadi keselamatan bagi
lingkungan dan dirinya.
• Rukun Iman
Menurut Syahrur jika konsep Islam bersifat global maka iman atau
kaum mukmin lebih bersifat khusus, dalam artian hanya
diperuntukkan saja untuk pengikut Nabi Muhammad saw.

Syahrur juga melakukan rekonstruksi pada rukun iman, menurutnya


rukun iman sebenarnya ada 7 Rukun, yakni:
1. Kesaksian Bahwa nabi Muhammad saw adalah Rasul Allah
2. Mendirikan Sholat Wajib
3. Menunaikan Zakat
4. Melaksanakan Puasa Ramadhan
5. Melaksanakan Haji bagi yang Mampuh
6. Bermusyawarah (Syura)
7. Jihad di jalan Allah untuk menenggakan Nama-Nya
Epistemologi Tafsir Muh. Syahrur
• Metode Hermeneutic: al-Manhaj al-tarikh al-Ilmi (Metode Hostoris-Ilmiah)
 Analisa Teks
1. Sigmatis dan Paradigmatis (adanya keterkaitan yang kuat antara topik yang satu dengan
topik yang lain; proses penalaran tematik).
2. Intertekstual: Bagaimana suatu ayat hadir dalam konteks realitas saat ini. (Relevansi
antara teks dan realitas saat ini)

 Istitbat hukum
1. Analisis Linguitik-santifik = ayat-ayat Mutasyabihat upaya menjelaskan melalui ilmu
pengetahuan dan menemukan istilah-istlah dalam al-Qur`an yang mengisyaratkan ilmu
pengetahuan.
2. Ilmu Eksakta Modern = ayat-ayat Muhkamat upaya menjaga keoriginalitas atau
kesucian ayat (membatas ulama fuqaha menentukan hukum melampui batas-batas lafazh),
disamping hukum yang ditetapkan oleh fuqaha tidak harus mengikat sehingga penafsir
fleksibel dan dinamis menggali penafsiran
Terimakasih Banyak
Semoga Bermanfaat
Bagi Kita Semua ;)

Anda mungkin juga menyukai