Anda di halaman 1dari 16

TINDAK PIDANA

DALAM BUKU KEDUA


KUHP NASIONAL
Dr. Albert Aries, SH, MH
Anggota Tim Pembahasan KUHP

Foto dan gambar merupakan hak cipta masing-masing pemilik


& digunakan untuk kepentingan edukasi (non komersial)
TERMINOLOGI TUNGGAL “TINDAK PIDANA”
• KUHP Nasional tidak lagi membedakan lagi antara Tindak Pidana berupa
kejahatan (misjdriven / rechtsdelict) dan pelanggaran (overtrendingen
/wetsdelict), kini hanya digunakan terminologi tunggal “Tindak Pidana”.

• Ketentuan Tindak Pidana dalam buku II KUHP Nasional rumusannya tidak


lagi mengandung unsur (bestandeel) “dengan sengaja”, sedangkan Tindak
Pidana yang dilakukan karena kealpaan dapat dipidana jika tegas
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.
• Setiap Tindak Pidana dalam peraturan perundang-undangan harus selalu
dianggap dilakukan dengan sengaja, dan unsur kesengajaan ini harus
dibuktikan pada setiap tahap pemeriksaan perkara.
• Bentuk lain dari sengaja biasanya dirumuskan menggunakan istilah
“dengan maksud”, “mengetahui”, “yang diketahuinya”, “padahal
diketahuinya”, atau “sedangkan ia mengetahui”
PENYEBARAN & PENGEMBANGAN AJARAN
KOMUNISME/MARXISME-LENINISME/ PAHAM LAIN YANG
BERTENTANGAN DENGAN PANCASILA (PASAL 188-189 KUHP)
• Sumber: Pasal 107 a, Pasal 107 b, Pasal 107 c & Pasal 107 d UU No. 27 Tahun
1999 Tentang Perubahan KUHP Berkaitan Dengan Kejahatan Terhadap
Keamanan Negara.
• Inti Delik (delictsbestanddelen):
Ø Menyebarkan dan mengembangkan ajaran komunisme/marxisme-
leninisme atau paham lain yang bertentangan dengan Pancasila
Ø Di Muka Umum
Ø Dengan lisan atau tulisan termasuk menyebarkan atau
mengembangkan melalui media apa pun.
• Jenis delik: Biasa
• Sanksi & Pemberatan: 4 tahun & diperberat jika dilakukan untuk mengubah
dasar negara (7 tahun) dan menimbulkan akibat tertentu (ayat 3-5)
• Pengecualian: kajian untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
• Penjelasan: Yang dimaksud dengan “menyebarkan dan
mengembangkan”:mengajak orang lain menganut paham yang
bertentangan dengan Pancasila dan menjadikannya sebagai gerakan
kelompok yang bertujuan menentang nilai Pancasila.
PENYERANGAN KEHORMATAN ATAU HARKAT & MARTABAT
PRESIDEN DAN/ATAU WAPRES (Pasal 218-220 KUHP)

• Sumber: Pasal 134 KUHP Jo. Putusan MK No. 13-22/2006 (Pasal 134 KUHP) Jo.
Putusan MK No. 6/2007 (Pasal 154 KUHP) & Putusan MK No 31/2015 (316 KUHP)
• Inti Delik (delictsbestanddelen):
Ø Di Muka Umum
Ø Menyerang kehormatan atau harkat dan martabat diri Presiden dan/atau
Wakil Presiden
• Jenis delik: Aduan (Dapat dilakukan secara tertulis)
• Sanksi & Pemberatan: 3 tahun/Denda Kategori IV, diperberat jika dilakukan
dengan gambar/tulisan, rekaman & sarana teknologi informasi.
• Pengecualian: dilakukan untuk kepentingan umum atau pembelaan diri.
• Penjelasan:
Ø Merupakan perbuatan yang merendahkan atau merusak nama baik atau
harga diri, termasuk menista atau memfitnah.
Ø “dilakukan untuk kepentingan umum: melindungi kepentingan masyarakat
yang diungkapkan melalui hak berekspresi dan hak berdemokrasi, misalnya
melalui unjuk rasa, kritik, atau pendapat berbeda
PENGHINAAN TERHADAP PEMERINTAH ATAU LEMBAGA
NEGARA (Pasal 240-241 KUHP)

• Sumber: Pasal 154 KUHP, Pasal 207 KUHP & Jo. Putusan MK No. 6/2007 (Pasal
154 KUHP)
• Inti Delik (delictsbestanddelen):
Ø Di Muka Umum
Ø dengan lisan atau tulisan
Ø menghina pemerintah atau lembaga negara
• Jenis delik: Aduan (tertulis) dan Biasa (jika berakibat kerusuhan)
• Sanksi & Pemberatan: 1 tahun 6 bulan/Denda Kategori II, diperberat jika terjadi
akibat, dengan gambar/tulisan, rekaman & sarana teknologi informasi.
• Pengecualian: dilakukan untuk kepentingan umum atau pembelaan diri.
• Penjelasan:
Ø Menghina: perbuatan yang merendahkan atau merusak kehormatan
atau citra (memfitnah dan menista)
Ø “pemerintah”: Presiden RI sebagai “lembaga” bukan person (218)
Ø “lembaga negara”: MPR. DPR, DPD, MA & MK
MENYATAKAN DIRI MEMILIKI KEKUATAN GAIB YANG
DAPAT MENCELAKAKAN ORANG LAIN (PASAL 252 KUHP)
• Sumber: Pasal 546 KUHP
• Inti Delik (delictsbestanddelen):
ü menyatakan dirinya mempunyai kekuatan gaib,
ü memberitahukan, memberikan harapan, menawarkan,
atau memberikan bantuan jasa kepada orang lain
ü bahwa karena perbuatannya dapat menimbulkan
penyakit, kematian, atau penderitaan mental atau fisik
seseorang
• Jenis delik: Biasa
• Sanksi & Pemberatan: 1 tahun 6 bulan/denda kategori IV dan
diperberat jika untuk mencari keuntungan atau menjadikan
sebagai mata pencaharian atau kebiasaan (+1/3)
• Penjelasan: untuk mencegah praktik main hakim sendiri.
UNJUK RASA TANPA PEMBERITAHUAN (PASAL
256 KUHP)
• Sumber: Pasal 510 KUHP
• Inti Delik (delictsbestanddelen):
ü tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada yang berwenang
ü mengadakan pawai, unjuk rasa, atau demonstrasi di jalan umum atau
tempat umum
ü yang mengakibatkan terganggunya kepentingan umum, menimbulkan
keonaran, atau huru-hara dalam masyarakat
• Jenis delik: Biasa
• Sanksi: 6 bulan/Denda Kategori II
• Pengecualian: tidak dipidana dengan pasal ini jika sudah diberitahukan,
sekalipun terjadi akibat yang diatur.
• Penjelasan: “terganggunya kepentingan umum” adalah tidak berfungsinya atau
tidak dapat diaksesnya pelayanan publik akibat kerusakan yang timbul dari
adanya pawai, unjuk rasa, atau demonstrasi.
PENYESATAN PROSES PERADILAN
(PASAL 278 KUHP)
• Sumber: Pasal 263 KUHP, Pasal 242 KUHP, Pasal 231 KUHP, Pasal 317 KUHP.
• Inti Delik (delictsbestanddelen) alternatif:
ü memalsukan, membuat, atau mengajukan bukti palsu untuk dipergunakan
dalam proses peradilan;
ü mengarahkan saksi untuk memberikan keterangan palsu di sidang pengadilan;
ü mengubah, merusak, menyembunyikan, menghilangkan, atau menghancurkan
alat bukti;
ü mengubah, merusak, menyembunyikan, menghilangkan, atau menghancurkan
Barang, alat, atau sarana yang dipakai untuk melakukan Tindak Pidana atau
menjadi obyek Tindak Pidana, atau hasil yang dapat menjadi bukti fisik
dilakukannya Tindak Pidana, atau menariknya dari pemeriksaan yang dilakukan
Pejabat yang berwenang setelah Tindak Pidana terjadi; atau
ü menampilkan diri seolah-olah sebagai pelaku Tindak Pidana, sehingga yang
bersangkutan menjalani proses peradilan pidana
• Pemberatan: dalam proses peradilan (7 tahun 6 bulan/Denda kategori VI, dilakukan
APH/petugas pengadilan (9 tahun/denda kategori VI), menjadikan hasil putusan
sebaliknya (+ 1/3)
• Penjelasan: dilakukan sebelum proses pemeriksaan di persidangan berlangsung.
CONTEMPT OF COURT (PASAL 280 KUHP)
• Sumber: Pasal 207, 212, 216-218, 223-224, 281, 310, & 315-316 KUHP.
• Inti Delik (delictsbestanddelen): pada saat sidang berlangsung:
Ø tidak mematuhi perintah pengadilan yang dikeluarkan untuk kepentingan
proses peradilan;
Ø bersikap tidak hormat terhadap aparat penegak hukum, petugas
pengadilan, atau persidangan padahal telah diperingatkan oleh hakim;
Ø menyerang integritas aparat penegak hukum, petugas pengadilan, atau
persidangan dalam sidang pengadilan; atau
Ø tanpa izin pengadilan memublikasikan proses persidangan secara
langsung.
• Jenis delik: Aduan (dapat dilakukan tertulis oleh hakim)
• Sanksi: Denda Kategori II.
• Penjelasan:
Ø Yang dimaksud dengan “memublikasikan proses persidangan secara
langsung” yaitu live streaming.
Ø Tidak mengurangi kebebasan jurnalis atau wartawan untuk menulis berita
dan memublikasikannya setelah sidang pengadilan.
TINDAK PIDANA TERHADAP
AGAMA & KEPERCAYAAN
(PASAL 300 KUHP)

• Sumber: Pasal 156a KUHP/Pasal 4 UU PNPS No. 1/1965


• Inti Delik (delictsbestanddelen): dimuka umum
Ø melakukan perbuatan yang bersifat permusuhan;
Ø menyatakan kebencian atau permusuhan; atau
Ø menghasut untuk melakukan permusuhan, Kekerasan, atau diskriminasi, terhadap agama, kepercayaan orang lain
• Jenis delik: Biasa
• Sanksi & Pemberatan: 3 tahun/Denda Kategori IV, diperberat jika dilakukan dengan sarana teknologi informasi (5 tahun/Denda V)
• Penjelasan: Setiap perbuatan atau pernyataan tertulis maupun lisan yang dilakukan secara objektif, terbatas untuk kalangan sendiri,
atau bersifat ilmiah mengenai sesuatu agama atau kepercayaan yang disertai dengan usaha untuk menghindari adanya kata atau
susunan kalimat yang bersifat permusuhan, pernyataan kebencian atau permusuhan, atau hasutan untuk melakukan permusuhan,
Kekerasan, diskriminasi atau penodaan bukan merupakan Tindak Pidana menurut pasal ini
PERZINAAN & KOHABITASI
PASAL 411 & 412 KUHP
• Sumber: Pasal 284 KUHP
• Inti Delik (delictsbestanddelen):
ü melakukan persetubuhan dengan orang yang bukan
suami atau istrinya, dipidana karena perzinaan ATAU
ü melakukan hidup bersama sebagai suami istri di luar
perkawinan (kohabitasi)
• Jenis delik: aduan (suami atau istri bagi orang yang terikat
perkawinan dan Orang Tua atau anaknya bagi orang yang tidak
terikat perkawinan)
• Sanksi: Perzinahan (1 Tahun /denda Kategori II) & Kohabitasi (6
bulan /denda kategori II)
• Penjelasan: ketentuan kohabitasi mengesampingkan peraturan
perundang-undangan di bawah Undang-Undang yang
mengatur mengenai hidup bersama sebagai suami istri di luar
perkawinan, sepanjang tidak diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang bersifat khusus atau istimewa.
PERCABULAN
(PASAL 414 KUHP)
• Sumber: Pasal 281 & 289 KUHP
• Inti Delik (delictsbestanddelen): melakukan perbuatan
cabul terhadap orang lain yang berbeda atau sama
jenis kelaminnya:
Ø di depan umum,1 tahun 6 Bulan/ pidana denda
kategori III;
Ø secara paksa dengan Kekerasan atau Ancaman
Kekerasan (9 tahun)
Ø yang dipublikasikan sebagai muatan Pornografi,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 9
(sembilan) tahun
• Jenis delik: Biasa
• Pemberatan: dengan Kekerasan atau Ancaman
Kekerasan memaksa orang lain untuk melakukan
perbuatan cabul terhadap dirinya (9 tahun) atau
mengakibatkan luka berat (12 tahun)
PENGHINAAN DENGAN SARANA TEKNOLOGI
PASAL 433-439 JO. PASAL 441 KUHP
• Sumber: Pasal 27 ayat (3) UU ITE Jo. 310 KUHP
• TP Pencemaran Nama Baik (433 ayat 1 KUHP) Pencemaran Nama Baik
Tertulis (pasal 433 ayat 2 KUHP) Fitnah (Pasal 434 KUHP) Penghinaan
Ringan (436 KUHP) Pengaduan Fitnah (Pasal 437) Persangkaan Palsu
(Pasal 438) Pencemaran Orang Mati (Pasal 439)
• Inti Delik (delictsbestanddelen):
ü dengan lisan/tulisan
ü menyerang kehormatan atau nama baik orang lain
ü dengan cara menuduhkan suatu hal,
ü dengan maksud supaya hal tersebut diketahui umum
• Jenis delik: aduan
• Sanksi & Pemberatan: 9 bulan/denda kategori II dan 1 Tahun 6
bulan/denda kategori III, diperberat jika dilakukan dengan sarana
teknologi informasi ditambah 1/3
• Pengecualian: tidak dipidana jika dilakukan untuk kepentingan umum
atau karena terpaksa membela diri.
• Penjelasan: ketentuan pasal 27 ayat 3 dicabut KUHP.
PEMBUNUHAN
BERENCANA
(PASAL 459 KUHP)
• Sumber: Pasal 340 KUHP
• Inti Delik (delictsbestanddelen):
ü dengan rencana terlebih dahulu
ü merampas nyawa orang lain
• Sanksi: pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling lama 20 (dua puluh) tahun.
• Penjelasan
Ø Pembunuhan selalu diartikan bahwa Korban harus mati dan kematian ini dikehendaki oleh pelaku (sengaja)
Ø Dalam ketentuan ini tidak dicantumkan unsur “dengan sengaja”, karena hal tersebut sudah diatur dalam Pasal 36
dan Pasal 54 huruf j KUHP.
Ø Hakim akan lebih mengutamakan untuk mempertimbangkan motif, cara, sarana, atau upaya membunuh, serta
akibat dan dampaknya suatu pembunuhan bagi masyarakat (Penjelasan Pasal 458 KUHP Tentang Tindak Pidana
Pembunuhan)
TINDAK PIDANA BERDASARKAN
HUKUM YANG HIDUP DALAM
MASYARAKAT
PASAL 597 KUHP
• Sumber: Pasal 5 ayat 3b UU Drt. No. 1/1951
• Inti Delik (delictsbestanddelen): melakukan perbuatan
yang menurut hukum yang hidup dalam masyarakat
dinyatakan sebagai perbuatan yang dilarang
• Jenis delik: Biasa
• Sanksi: pemenuhan kewajiban adat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 66 ayat (1) huruf f, yang
sebanding dengan pidana denda kategori II (Pasal 96
ayat 2)
• Penjelasan: Tindak pidana dan sanksinya akan diatur
dalam Perda (Lihat Pasal 2 ayat 3)

*Foto hanyalah untuk ilustrasi keberagaman adat istiadat, dan tidak


memiliki relevansi langsung dengan hukum yang hidup dalam masyarakat.
TINDAK PIDANA KHUSUS DALAM KUHP NASIONAL

Tindak Pidana Terhadap Hak Asasi Manusia

Tindak Pidana Terorisme

Tindak Pidana Korupsi

Tindak Pidana Pencucian Uang

Tindak Pidana Narkotika

Ø Lihat Penjelasan Pasal 187 KUHP: Frasa “menurut Undang-Undang” dalam ketentuan ini hanya terkait dengan UU
yang mengatur secara khusus Tindak Pidana yang menurut sifatnya (7 syarat kumulatif)
Ø Lex Specialis vs Lex Posterior: Permufakatan Jahat, Persiapan, Percobaan & Pembantuan dalam TP Khusus tetap
berlaku sesuai UU masing-masing (Pasal 620 RKUHP)
Ø Pasal 620 KUHP (Bridging Articles): Ketentuan dalam Bab tentang Tindak Pidana Khusus dalam RKUHP ini
dilaksanakan oleh lembaga penegak hukum berdasarkan tugas & kewenangan yang diatur UU masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai