Anda di halaman 1dari 9

Nama : Alvi Nur Puspita Putri

NIM : P17321211011

Mata Kuliah : Ginekologi

Dosen : Dwi Estuning Rahayu, S. Pd, S. Kep.Ns, M.Sc

DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN POST TINDAKAN GINEKOLOGI

Discharge planning atau perencanaan pulang adalah proses mulai dari penilaian,
persiapan, dan koordinasi yang dilakukan untuk memberikan kemudahan pengawasan
pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan sesudah pulang. Pada dasarnya
perencanaan pulang harus dikoordinasikan oleh koordinator pemulangan pasien atau manajer
kasus.

Discharge planning memiliki pengaruh yang penting dalam pelayanan kesehatan


diantaranya mengurangi rawat inap pasien dengan identifikasi awal dan intervensi yang tepat
untuk perawatan berkelanjutan dan kebutuhan pasien lainnya, sehingga terdapat
kesinambungan perawatan antara pengaturan perawatan kesehatan dan masyarakat berdasarkan
kebutuhan individu (Discharge planning Association, 2019).

Menurut Nursalam ( 2016), manfaat Discharge planning adalah:

1. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mendapat pengajaran selama di rumah sakit
sehingga bisa dimanfaatkan sewaktu di rumah.

2. Tindak lanjut sistematis yang digunakan untuk menjamin kontinuitas keperawatan pasien.

3. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada penyembuhan pasien dan
mengidentifikasi kekambuhan atau kebutuhan keperawatan baru.

4. Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan perawatan di rumah.

Salah satu bentuk peran perawat pelaksana dapat menjalankan perannya dalam
pelaksanaan discharge planning adalah perawat sebagai edukator. Perawat dalam hal ini
memiliki fungsi untuk memberikan informasi kepada pasien post partum seperti menganjurkan
pasien untuk banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, sayuran, dan buah-
buahan, sehari setelah melahirkan, menganjurkan untuk tidur miring kanan atau miring kiri,
setelah 8 jam pasca melahirkan menganjurkan untuk mengganti pembalut sehari dua kali atau
sesuai keperluan, menjelaskan mengenai manfaat dari penggunaan kontrasepsi, menjelaskan
waktu untuk meminum obat, dan menganjurkan untuk mencari rumah sakit segera jika adanya
tanda bahaya / komplikasi (demam, bau busuk pada daerah kelamin, atau luka operasi tidak
mengering) (Darmawati & Anandita, 2015).

Periode postpartum menyebabkan stres emosional terhadap ibu baru, bahkan lebih
menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat. Faktor-faktor yang memengaruhi
suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada masa postpartum, yaitu:

1. Respons dan dukungan dari keluarga dan teman

2. Hubungan antara pengalaman melahirkan dan harapan serta aspirasi

3. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lain

4. Pengaruh budaya

1. Respon psikologis

Satu atau dua hari postpartum, ibu cenderung pasif dan tergantung. la hanya menuruti
nasihat, ragu-ragu dalam membuat keputusan, masih berfokus untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri, masih menggebu membicarakan pengalaman persalinan. Adaptasi psikologis masa
nifas adalah suatu proses adaptasi dari ibu post partum. Proses perubahan psikologis ibu nifas
adalah suatu perubahan sikap yang teriadi pada saat post partum atau setelah ibu melahirkan
bayi. Proses pengambilan sikap oleh ibu nifas yang berhubungan dengan dirinya dan bayi.
Adanya perubahan fisik dan psikologis ibu nifas membuat ibu nifas harus menyesuaikan
dengan adanya perubahan tersebut. Penyesuaian atau adaptasi ini diperlukan sekali oleh ibu
nifas supaya ibu nifas mampu bertanggung jawab dan menjalankan peran seorang ibu.

Terdapat fase-fase dimana ibu merasakan perubahan perasaan sebagai respon alami
terhadap perubahan fisik yang dirasakan. Menurut Heryani, R. (2012). Dalam bukunya Fase-
Fase yang dialami oleh ibu setelah melahirkan adalah sebagai berikut:

1. Fase Taking in

Fase Taking in merupakan periode ketergantungan, ibu mash berfokus pada diri sendiri.
Memerlukan waktu untuk bicara dengan dirinya sendiri menyesuaikan diri menghadapi
ketidaknyamanan fisik setelah melahirkan. Ketidaknyamanan fisik yang dialami ibu nifas
antara lain rasa mules, nyeri pada jahitan, kurang tidur dan kelelahan. Periode ini berlangsung
dari hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Bidan dapat menganjurkan suami dan
keluarga untuk memberikan dukungan dengan mendengarkan yang disampaikan ibu nifas dan
membantu memenuhi kebutuhan ibu nifas.

2. Taking Hold

Fase Taking Hold ibu sangat sensitive karena ibu nifas merasa khawatir akan
ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Periode ini berlangsung
dari hari ke tiga sampai hari ke sepuluh hari setelah melahirkan. Bidan dapat mengajarkan cara
merawat bayi, cara menyusui, merawat luka jahitan dan pendidikan kesehatan lain yang
dibutuhkan ibu.

3. Letting Go

Fase letting Go merupakan periode dimana ibu menerima tanggung jawab peran
barunya. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi, Terjadi setelah ibu
pulang ke rumah dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh
keluarga. Secara mandiri mampu memenuhi kebutuhannya sendiri serta lebih percaya diri
dalam merawat bayi. Periode ini berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Bidan dapat
menganjurkan pada suami dan keluarga untuk membantu mengerjakan urusan rumah tangga
sehingga ibu dapat istirahat dan menjaga kondisi fisik agar mampu dalam merawat bayinya
dengan baik.

Selama masa nifas seorang ibu banyak mengalami perubahan emosi tau psikologisnya.
Pengetahuan ibu nifas tentang perubahan psikologi dan bagaimana adaptasi psikologis pada
masa nifas sebenarnya sangat dibutuhkan supaya ibu mampu menialani masa nifasnya tanpa
ada komplikasi.

Perubahan psikologis yang berupa rasa takut terhadap terapi, cemas terkait
ketidakpastian sakit, cemas terkait peran dan tanggungjawab serta penolakan dan marah.
Respon psikologis yang sering ditunjukkan adalah kecemasan, penolakan, dan pengingkaran.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi respon psikologis tersebut, antara lain :

1) Lakukan pendekatan spiritual untuk mengatasi kecemasan, dengan cara:


a) Berpikirlah positif, bahwa semua penyakit yang diberikan oleh Tuhan pada
umatnya merupakan ujian untuk meningkatkan keimanan dan pasti ada jalan
keluarnya.
b) Bersikaplah optimis
c) Lebih dekatkan diri kepada Tuhan, ikhlas, dan memohon ampunanNya
2) Cara yang dapat dilakukan untuk mengungkapkan perasaan cemas atau depresi
a) Lakukan relaksasi dengan melakukan hal-hal yang berbeda dari kegiatan
rutinitas.
b) Memanjakan diri dengan mendengarkan musik
c) Tulislah dalam diari (buku harian), tentang perasaan sehingga dapat dilakukan
introspeksi, dan melihat perkembangan yang dialami.
d) Jagalah kesehatan diri, lakukan latihan ringan dan konsumsi diet yang sehat
sehingga tubuh menjadi lebih baik.
e) Bercakap-cakaplah dengan orang terdekat, untuk menambah keakraban.
f) Ungkapkan perasaan lewat tangisan dan kemarahan, untuk menghindari
perasaan tertekan.
g) Saling tertawa dengan menebar humor, sehingga tubuh mengeluarkan hormon
yang akan membuat tubuh menjadi lebih baik.
2. Teknik relaksasi
Teknik relaksasi merupakan upaya efektif yang aman digunakan oleh seseorang
dalam menurunkan kecemasan yang dialami. Macam-macam teknik relaksasi yang
dapat digunakan, antara lain:
a. Pernapasan dalam
a) Posisikan tubuh relaksasi (duduk dengan nyaman atau berbaring)
b) Pejamkan mata anda
c) Pertama yang harus dilakukan adalah menghirup udara sebanyak-banyaknya
dengan pernapasan perut yang dilakukan secara pelan dan dalam.
d) Hitung dalam hati sampai hitungan kelima saat menghirup udara ke dalam perut.
e) Tahan udara dalam perut selama empat hitungan, kemudian saat hitungan kelima
lepaskan secara perlahan-lahan lewat mulut.
f) Rasakan keluar masuknya udara melalui saluran pernafasan.
g) Lakukan teknik ini sesuai dengan kebutuhan.
b. Relaksasi Otot
a) Berbaringlah dan longgarkan pakaian.
b) Tutup mata dengan perlahan.
c) Lakukan pernapasan dalam selama lima menit.
d) Setelah siap, fokuskan pikiran pada kaki kanan. Jari kaki kanan akan tegang
selama beberapa detik, kemudian lepaskan. Fokus bagaimana ketegangan yang
mengalir keluar.
e) Lakukan Langkah seperti sebelumnya pada kaki kiri.
f) Bergerak secara perlahan lakukan kembali pada tubuh yang lain di daerah
pinggul, pantat dan sebagainya, dengan tehnik tegangkan otot pada bagian tertentu
tubuh dan rilekskan kembali.
g) Setelah seluruh bagian otot diperlakukan tehnik tersebut, cek kembali apakah
masih ada daerah otot tubuh yang tegang.
h) Ulangi latihan di daerah-daerah tertentu. Lakukan hal ini secara perlahan-lahan
dengan melakukan pernapasan dalam.
 Membayangkan sesuatu yang positif
a) Cari tempat yang aman, tenang, tenang dan tenang dimana kita dapat bersantai
tanpa gangguan selama 15 menit.
b) Tutup mata dan ambil napas dalam dalam, sebagai napas pembersihan diri.
c) Bayangkan adanya hewan, gemercik air, situasi alam yang nyaman, dan libatkan
diri dalam adegan tersebut.
d) Gunakan indra penciuman dan pendengaran, untuk merasakan dan
mendengarkan agar terlibat dalam hal ini.
e) Rasakan bahwa gelombang relaksasi dan ketenangan sepenuhnya mengisi diri,
rasakan seakan-akan anda berada di sana selama 10 menit atau lebih.
 Terapi Musik
Musik dapat digunakan untuk mengurangi stress psikologis, kecemasan dan depresi
(Chang, 2008). Anda dapat membiasakan diri mendengarkan musik selama 30 menit
setiap harinya. Warna musik yang dapat digunakan adalah musik klasik, musik
alam, musik mandarin, anak- anak, musik 24 penghantar tidur atau warna musik
yang lain.
SOAL

1. Proses mulai dari penilaian, persiapan, dan koordinasi yang dilakukan untuk
memberikan kemudahan pengawasan pelayanan esehatan dan pelayanan sosial sebelum
dan sesudah pulang disebut…
a. Tatalaksana rujukan
b. Persiapan rujukan
c. Sistem rujukan
d. Jenjang pelayanan kesehatan
e. Discharge planning

Jawaban : E

2. Salah satu bentuk peran perawat pelaksana dapat menjalankan perannya dalam
pelaksanaan discharge planning adalah perawat sebagai…
a. Community leader
b. Edukator
c. Peneliti
d. Care provider
e. Motivator

Jawaban : B

3. Tahan udara dalam perut selama empat hitungan, kemudian saat hitungan kelima
lepaskan secara perlahan-lahan lewat mulut, adalah teknik relaksasi untuk mengatasi
respon psikologis pada …
a. Pernapasan dalam
b. Relaksasi otot
c. Hipnoterapi
d. Membayangkan sesuatu yang positif
e. Terapi musik

Jawaban : A

4. Pada terapi musik sebagai bentuk teknik relaksasi. Seorang tokoh mengemukakan
bahwa musik dapat digunakan untuk mengurangi stress psikologis, kecemasan dan
depresi. Tokoh yang dimaksud adalah …
a. Robert Schumann
b. Johannes Brahms
c. Franz Liszt
d. Chang
e. Wolfganag Mozart

Jawaban : D

5. Periode dimana ibu menerima tanggung jawab peran barunya. Ibu sudah mulai
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi, Terjadi setelah ibu pulang ke rumah
dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga
adalah fase respon psikologis pada…
a. Taking in
b. Taking hold
c. Letting go
d. Bounding attachment
e. Psychosis post partum

Jawaban : C
DAFTAR PUSTAKA

Apriyani Puji Hastuti, Fitri Chandra Kuspita, Lina Ema Purwanti, Domingos Soares,
Misutarno, Karyo, dkk. (2023). Modul Petunjuk Teknis DISCHARGE PLANNING
DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTAL LEARNING. Klaten : Lakeisha

Pulungan, Pebri. (2020). Ilmu Obstetri dan Ginekologi Untuk Kebidanan. Jakarta: Yayasan
Kita Menulis

Pramono. (2021). Praktis Klinis Ginekologi. Bandung: CV Media Sains Indonesia

Juliastuti, S.Si.T, M.Kes, I Komang Lindayani, SKM., M.Keb., dkk. (2021). Asuhan Kebidanan
Nifas Dan Menyusui. Bandung : Media Sains Indonesia.

Bahiyatun. (2019). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. (n.d.). (n.p.): Egc.

Anda mungkin juga menyukai