Kendaraan saat ini sudah dilengkapi dengan sistem yang membuat pengendara dan penumpang nyaman di dalam
kendaraan. Ada sistem pendingin udara (AC) yang membuat udara di dalam kendaraan tidak terasa panas, ada
televisi yang dapat digunakan untuk menonton siaran televisi maupun memutar video dan lain sebagainya.
Salah satu sistem yang membuat pengendara maupun penumpang merasa nyaman dan tidak jenuh adalah sistem
audio kendaraan. Audio kendaraan menjadi salah satu faktor penting untuk menentukan kenyamanan di perjalanan,
terutama perjalanan yang membutuhkan waktu cukup lama dan panjang. Kemacetan yang dapat membuat kita jenuh
dan penat dapat terasa lebih ringan jika ditemani musik kesayangan.
Namun, seringkali kita menemui kualitas audio kendaraan yang tidak sesuai dengan keinginan dan harapan kita.
Misalnya suara audio kendaraan yang tidak jernih atau gemerisik, misalnya karena kerusakan dari salah satu atau
beberapa komponen audio kendaraan.
A. Sistem Audio pada Kendaraan Ringan
Sistem audio kendaraan paling standar adalah sistem radio. Namun demikian sistem radio pada kendaraan masih
dapat menggunakan sistem radio dengan fasilitas yang canggih, yaitu radio satelit. Radio satelit dapat menerima
sinyal dari pemancar satelit sehingga kualitas suara lebih baik dan lebih jernih.
Untuk menghasilkan kualitas suara yang optimal pada sistem audio kendaraan dibutuhkan audio mobil yang baik,
serta pemasangan yang tepat pada kendaraan. Audio kendaraan yang menghasilkan suara berkualitas akan membuat
pengemudi maupun penumpang kendaraan yang mendengarkan merasa nyaman. Untuk itulah sistem audio
kendaraan yang menghasilkan suara stereo sangat diperlukan.
Ukuran stereo pada audio kendaraan terdiri dari dua variasi, yaitu single din dan double din. Umumnya, ukuran
stereo menggunakan satuan ukuran “DIN”. Ukuran single din memiliki head unit sebesar 7 inci dan tinggi sekitar 2
inci. Sementara itu, ukuran doubledin memiliki ukuran head unit sebesar 7 inci dan tinggi 4 inci.
Contoh pengkabelan dari komponen-komponen sistem audio pada sebuah kendaraan dapat dilihat pada
gambar ilustrasi sebagai berikut.
C . Pemeriksaan Sistem Audio pada Kendaraan Ringan
1. Beterai (battery)
Pemeriksaan beterai dilakukan untuk memastikan komponen ini dalam kondisi yang optimal, sehingga tidak akan
timbul permasalahan pada sistem audio maupun pada beterai itu sendiri. Sistem audio ada yang dilengkapi dengan
berbagai asesoris yang membutuhkan energi listrik berlebih, untuk keperluan ini kondisi beterai harus dalam keadaan
yang optimal.
Pemeriksaan pada beterai meliputi pemeriksaan body beterai, cairan elektrolit (kuantitas dan kualitas), pemeriksaan
kondisi terminal, pemeriksaan klem-klem beterai, pemeriksaan kabel-kabel beterai.
2. Sekering (fuse)
Sekering sebagai pengaman pada sistem audio kendaraan perlu mendapatkan perhatian, pemeriksaan meliputi
kondisi sekering dari kemungkinan putus atau meleleh, pemeriksaan dudukan sekering dari kemungkinan kotor,
longgar atau meleleh.
3. Kunci kontak (ignition switch)
Pemeriksaan pada kunci kontak dilakukan untuk memastikan sambungan (conector) yang tepat, kondisi
konektor bersih dan hubungan yang kuat. Sumber arus listrik sistem audio diambilkan dari terminal ACC
pada kunci kontak agar tidak mengganggu dan terganggu oleh sistem kelistrikan yang lain.
4. Radio/tape (head unit)
Pemeriksaan sistem audio khususnya pada head unit dapat dilakukan pada sambungan-sambungan kabel,
baik kabel input maupun kabel output dipastikan dalam kondisi yang kuat. Head unit harus dalam kondisi
bersih dari debu dan duduk pada dudukannya dengan kuat.
5. Amplifier
Pemeriksaan sistem audio khususnya pada amplifier dapat dilakukan pada sambungan-sambungan kabel,
baik kabel input maupun kabel output dipastikan dalam kondisi yang kuat. Amplifier harus dalam kondisi
bersih dari debu dan duduk pada dudukannya dengan kuat.
6. Speaker
Pemeriksaan sistem audio khususnya pada speaker dapat dilakukan pada sambungan-sambungan kabel, yang
harus dipastikan dalam kondisi yang kuat. Speaker harus dalam kondisi bersih dari debu dan duduk pada
dudukannya dengan kuat.
7. Subwoofer
Pemeriksaan sistem audio khususnya pada subwoofer dapat dilakukan pada sambungan-sambungan kabel
yang harus dipastikan dalam kondisi yang kuat. Subwoofer harus dalam kondisi bersih dari debu dan duduk
pada dudukannya dengan kuat.
8. Antena (antenna)
Pemeriksaan sistem audio khususnya pada antena (antenna) dapat dilakukan pada sambungan-sambungan
kabel yang harus dipastikan dalam kondisi yang kuat. Antena (antenna) harus duduk pada dudukannya
dengan kuat.
Jenis-jenis audio mobil :