Anda di halaman 1dari 4

TUGAS BENTUK PERMASALAHAN

KEBERAGAMAN MASYARAKAT
INDONESIA

OLEH :

NAMA :
KELAS :
MATA PELAJARAN :
GURU MAPEL :
Konflik antar etnis yang terjadi pada 1998 antara etnis pribumi dan etnis Tionghoa

Indonesia sebagai negara yang kaya akan keragaman budaya seringkali menghadapi

konflik antarsuku. Perbedaan agama, budaya, bahasa, dan adat istiadat menjadi pemicu

terjadinya ketegangan antarsuku. Konflik antara Tionghoa dengan Pribumi ini terjadi pada

tahun 1972. Saat itu terbentuk mobilisasi massa ketika tiba-tiba tersebar berita bahwa ada

tukang becak yang terbunuh oleh warga keturunan Arab. Keesokan harinya seluruh tukang

becak yang ada di Surakarta berkumpul di lokasi kejadian tersebut karena ada yang

memprovokasi agar memprotes si pelaku pembunuhan tersebut. Mobilisasi masa juga menjadi

salah satu hal yang menyebabkan membesarnya suatu konflik yang terjadi pada tahun 1980

dengan lokasi yang masih sama, yaitu di Surakarta. Pada peristiwa tersebut terbentuk

mobilisasi masa yang disebabkan karena adanya provokasi oleh Pipiet sebab tidak terima atas

penyerangan yang menipanya, lalu Pipiet mengumpulkan sekitar 50 orang teman sekolahnya

untuk berdemo di jalan Urip Sumoharjo (Wasino, 2006: 65). Pada tahun 1998, sejumlah

mobilisasi massa sudah terjadi ketika ada aksi damai di UMS. Saat itu, aksi dari para
mahasiswa ini sangat sulit diredan oleh apadat keamanan (kepolisian) sehingga mereka keluar

kampus, ketika itu justru semakin banyak massa yang berkumpul. Selain itu juga ada

provokasi dari warga itu sendiri untuk membakar rumah-rumah orang China. Dari Ajakan-

ajakan tersebut akhirnya banyak warga berkumpul dan bergerak menuju pusat kota Surakarta.

Dalam konflik antara etnis Tionghoa dengan masyarakat Pribumi ini ialah dengan

membantu menenangkan para warga yang tengah ketakutan pasca konflik itu terjadi.

Walikota Sukatmo, SH., melalui seruannya beliau menghimbau kepada seluruh warga

setempat agar tidak mudah terpancing dengan isu-isu yang saat itu sedang beredar, sebab kita

harus membuktikan terlebih dahulu isu tersebut benar atau tidak. Beliau juga mengatakan

bahwa ia akan menindaklanjuti orang yang menjadi dalang penyebab dari semua konflik yang

terjadi. Akibat dari konfliknya menyebabkan lumpuhnya perekonomian dan warga sekitar

daerah Surakarta juga merasakan kesengsaraan. Oleh karena itu, dari pemerintah sendiri

mengajak para warga untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh konflik tersebut.

Namun, warga justru malah menolak dan meminta agar aparat penegak hukum menindak

tegas kepada si para pelaku konflik tersebut.

Konflik ini memiliki dampak negatif yaitu terbakar nya rumah-rumah dan terdapatnya

dan banyaknya korban jiwa yang terjatuh tetapi konflik ini juga mengakibatkan dampak

posifitif yaitu tampaknya rasisme perlahan-lahan mulai memudar. Hal ini terlihat dari

munculnya etnis Tionghoa dalam dunia perpolitikan. Dampak negatif yang dihasilkan adalah

banyaknya korban yang berjatuhan serta citra negeri di mata dunia internasional yang ternoda

akibat kerusuhan ini.


Untuk mengatasi konflik antarsuku, diperlukan upaya yang komprehensif dan

konsisten dari semua pihak terkait. Pemerintah dan lembaga masyarakat sipil perlu

mempromosikan dialog antarsuku dan memfasilitasi pertemuan untuk membangun

pemahaman dan memperbaiki hubungan antarsuku. Selain itu, pendidikan dan sosialisasi juga

harus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya persatuan

dan kesatuan dalam menjaga perdamaian dan keutuhan negara.

Solusi untuk mengatasi konflik antarsuku harus didasarkan pada pendekatan yang

berkelanjutan dan berkesinambungan. Dalam jangka panjang, pendidikan, partisipasi

masyarakat, dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan harus ditingkatkan untuk

memperkuat kerja sama antarsuku dan

Anda mungkin juga menyukai