Disusun Oleh:
FAKULTAS SYARIAH
2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktunya.
Adapun pembuatan makalah ini sebagai bentuk penugasan kelompok presentasi
mata kuliah Hukum Perkawinan. Judul makalah ini yaitu “Pembagian Harta
Bersama (Gono Gini)”.
Kami jauh dari kata sempurna dalam penyusunan makalah ini. Materi yang
tersaji di dalam makalah merupakan hasil bacaan atau analisis terkait tema
pembagian harta bersama. Hal ini merupakan salah satu langkah yang baik untuk
mempelajari dan memahami materi dari berbagai sumber. Kritik dan saran yang
membangun senantiasa kami harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi
kami dan pihak yang berkepentingan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
i
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
A. Kesimpulan .................................................................................................... 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkawinan merupakan ikatan suci lahir batin antara seorang pria dan
seorang wanita sebagai suami istri untuk membentuk suatu keluarga.
Sebagaimana diketahui bahwa setiap perkawinan, biasanya pada masing-
masing pihak dari suami atau istri mempunyai harta yang dibawa dan diperoleh
sebelum melakukan akad. Akibat dari adanya pernikahan nantinya akan
memberikan akibat hukum tersendiri, yang mana harta yang diperoleh oleh
kedua belah pihak akan menjadi harta bersama.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan harta bersama (gono gini) dalam perkawinan?
2. Apa saja macam-macam harta bersama (gono gini) dalam perkawinan?
3. Bagaimana cara pembagian harta gono gini setelah perceraian?
4. Bagaimana harta bersama (gono gini) dalam perspektif hukum islam?
5. Bagaimana hak dan kewajiban saumi istri atas harta gono gini?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian harta bersama (gono gini) dalam perkawinan
2. Untuk mengetahui macam-macam harta bersama (gono gini)
3. Untuk mengetahui cara pembagian harta gono gini setelah perceraian
4. Untuk mengetahui bagaimana harta bersama (gono gini) dalam perspektif
hukum islam
5. Untuk mengetahui hak dan kewajiban suami istri atas harta gono gini
1
BAB II
PEMBAHASAN
Harta bersama dalam kamus besar bahasa Indonesia terdiri dari dua
kata yaitu harta dan bersama. Harta artinya barang-barang, baik yang berwujud
maupun tidak berwujud, yang mengandung nilai di dalamnya. Jadi, harta
bersama adalah harta yang diberdayagunakan secara bersama-sama demi
kepentingan bersama.1
1
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
1995: 342.
2
Ali Sibra Malisi, “Praktik Pembagian Harta Gono-Gini,” Jurnal Studi Islam Ulul Albab,
(Januari-Juni,2013), h. 103.
2
Tidak semua harta yang di dapat selama adanya ikatan perkawinan
dikatakan sebagai harta bersama. Harta yang didapat akan menjadi harta gono-
gini ketika ada kesepakatan antara kedua mempelai yaitu suami dan istri.
Sementara harta yang di peroleh sebelum terjalinnya ikatan keluarga tidak bisa
dikatakan sebagai harta gono-gini, seperti warisan dan hadiah.
Harta yang ada, baik dari suami maupun istri sebelum pernikahan akan
tetap menjadi milik pribadi. Harta bawaan akan menjadi harta bersama jika
dinyatakan akan dimiliki secara bersama sebagai harta gono-gini. Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 35, Pasal 36, dan Pasal 37 mengatur
tentang harta bersama, yakni sejak dimulainya ikatan pernikahan dan selama
pernikahan berlangsung. Percampuran harta kekayaan antara suami dan istri,
baik harta tetap atau harta bergerak, harta sekarang dan harta yang diperoleh
kemudian hari.3
B. Macam-Macam Harta Gono Gini dalam Perkawinan
Berdasarkan Pasal 35 dan 36 UU Perkawinan, pembagian harta gono
gini ada 3 macam, yaitu:
1. Harta Bawaan
Harta bawaan merupakan harta yang didapatkan oleh masing-
masing pihak selama belum menikah. Harta bawaan juga termasuk dalam
harta seperti warisan atau hadiah. Oleh karenanya, kepemilikannya pada
masing-masing pihak yang menerimanya. Kepemilikan dan pengelolaannya
tidak berubah dikarenakan adanya perkawinan. Sehingga ketika terjadi
perceraian, harta ini tidak bisa dituntut untuk menjadi harta bersama.
2. Harta Masing-Masing
Harta yang dimiliki istri atau suami setelah pernikahan. Harta
tersebut didapatkan dari hibah, wasiat, atau warisan untuk mereka masing-
masing.
3
Ibid.
3
3. Harta Pencaharian
Harta yang didapatkan oleh istri atau suami pada saat pernikahan
yang dihasilkan karena usaha masing-masing. Seperti harta yang didapatkan
karena bekerja. Bisa dikatakan jenis harta ini juga sama dengan harta
bersama atau harta yang didapatkan keduanya selama pernikahan. 4
C. Pembagian Harta Gono Gini Setelah Perceraian
Harta gono-gini adalah harta benda yang dihasilkan oleh suami istri
selama masa perkawinan mereka. Harta gono-gini menjadi milik bersama suami
istri itu, walaupun yang bekerja hanya suami atau istri saja. Tentang sejak kapan
terbentuknya harta gono-gini, ditentukan menurut rasa keadilan masing masing
pihak, namun secara umum ditentukan menurut kewajaran, bukan waktu.5
1. Apabila terjadi cerai mati, maka separuh harta bersama menjadi hak
pasangan yang hidup lebih lama.
2. Pembagian harta bersama bagi seorang suami atau istri yang istri atau
suaminya hutang harus ditangguhkan sampai adanya kepastian matinya
yang hakiki atau matinya secara hukum atas dasar putusan Pengadilan
Agama
4
https://blog.justika.com/perceraian/pembagian-harta-gono-gini
5
Bernadus Nagara, “Pembagian Harta gono gini atau harta bersama setelah perceraian
menurut undang undang nomor 1 tahun 1974,” Lex Crimen Vol. V No. 7 September (2016), hlm.
52.
4
3. Janda atau duda cerai masing-masing berhak seperdua dari harta bersama
sepanjang tidak ditentukan lain dalam perjanjian perkawinan.6
6
Ibid., hlm. 53.
7
Zahri Hamid, Pokok-Pokok Hukum Perkawinan Islam dan UU Perkawinan di Indonesia,
(Bina Cipta, 1999), hlm. 110-111.
5
Bahkan, istri tetap berhak memiliki harta pribadinya sendiri, dan dirinya juga
berhak mendapat bagian dari harta peninggalan suaminya.8
8
Ibid, hlm. 111.
9
Ibid, hlm. 67-68.
6
2. Kelompok yang memandang adanya harta gono-gini dalam hukum Islam.
Di samping mengakui ketentuan yang berlaku dalam UU
Perkawinan bahwa harta gono-gini itu diakui dan diatur dalam hukum
positif, kelompok ini juga memandang ketentuan tentang harta gono-gini itu
sesuai dengan kehendak dan aspirasi hukum Islam. Harta gono-gini yang
dimaksud adalah harta yang diperoleh oleh pasangan suami istri setelah
hubungan perkawinan mereka berlangsung dan atas usaha mereka berdua
atau usaha salah seorang dari mereka.10
E. Hak dan Kewajiban Suami Istri Terhadap Harta Gono Gini
Kompilasi hukum Islam menjelaskan bahwa suami mempunyai
tanggung jawab untuk menjaga keamanan harta bersama, kekayaan milik istri,
dan juga kekayaannya sendiri. Sementara itu, istri juga mempunyai tanggung
jawab terhadap harta bersama dan kekayaan suami yang berada dalam
kepemilikannya. 11
Dalam pasal 89 menyebutkan bahwa "Suami bertanggung jawab
menjaga harta bersama, harta istri maupun harta sendiri." Sedangkan pasal 90
menyebutkan "Istri turut bertanggung jawab menjaga harta bersama, maupun
harta suami yang ada padanya." Kemudian Pasal 92 "Suami istri tanpa
persetujuan pihak lain tidak diperbolehkan menjual atau memindahkan harta
bersama."
10
Idris Ramulyo, Harta Gono Gini Mencari Formula Yang Adil Untuk Perempuan, (Jakarta:
Swara Rahima, 2006), hlm. 29-35.
11
J. Satrio. Hukum Harta Perkawinan, cet-3 (Jakarta: Citra Aditya Bakti, 1993), hlm. 74-75
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
8
DAFTAR PUSTAKA