Anda di halaman 1dari 3

PERAN REFLEKS BARORESEPTOR PADA KONTROL EKSTRINSIK LFG

Tidak ada mekanisme baru yang diperlukan untuk menurunkan LFG. LFG diturunkan oleh
respon refleks baroreseptor terhadap penurunan tekanan darah. Selama refleks ini, terjadi
vasokonstriksi akibat pengaruh simpatis di sebagian besar arteriol di seluruh tubuh (termasuk
arteriol aferen) sebagai mekanisme kompensasi untuk meningkatkan resistensi perifer total.
Ketika arteriol aferen yang membawa darah ke glomerulus berkontribusi akibat peningkatan
aktivitas simpatis, darah yang mengalir ke dalam glomerulus akan lebih sedikit daripada
normal sehingga tekanan darah kapiler glomerulus menurun. Penurunan LGH yang terjadi,
pada gilirannya, mengurangi volume urine. Dengan cara ini, sebagian H2O dan garam yang
seharusnya keluar melalui urine dapat dipertahankan di dalam tubuh dalam jangka panjang
membantu memulihkan volume plasma ke normal sehingga penyesuaian-penyusuaian kardio
vaskular jangka-pendek yang telah terjadi tidak lagi dibutuhkan. Sebaliknya, jika tekanan darah
meningkat (misalnya akibat ekspansi volume plasma setelah ingesti cairan berlebihan), respon
sebaliknya akan terjadi. Ketika baroreseptor mendeteksi peningkatan tekanan darah, aktivitas
vasokonstriktor simpatis ke arteriol, termasuk arteriol aferen ginjal, menurun secara refleks
sehingga terjadi vasodilatasi arteriol aferen. Karena darah yang masuk ke glomerulus melalui
arteriol aferen yang melebar bertambah, tekanan darah kapiler glomerulus meningkat sehingga
LFG juga meningkat. Karena cairan ysng difiltrasi meningkat, jumlah yang tersedia untuk
dieliminasi melalui urine juga meningkat. Penurunan reabsorpsi H2O dan garam ditubulus oleh
pengaruh hormon juga berkontribusi dalam meningkatkan volume urine. Penurunan rasa haus
dan asupan cairan juga membantu memulihkan tekanan darah yang meningkat ke normal dalam
jangka panjang.

LFG DAPAT DIPENGARUHI OLEH PERUBAHAN DALAM KOEFISIEN FILTRASI


LFG sebagai akibat perubahan dalam tekanan filtrasi neto. Namun, laju filtrasi glomerulus juga
bergantung pada koefisien filtrasi. Dua factor yang memengaruhi koefisien filtrasi yaitu luas
permukaan dan permeabilitas membran-membran dalam kapsula Bowman dengan mengubah
bentuk dan jarak prosesus kakinya. Jumlah celah adalah peynentu permeabilitas; semakin
banyak celah yang terbuka, semakin besar permeabilitas.
GINJAL SECARA NORMAL MENERIMA 20% CURAH JANTUNG
Ginjal perlu menerima proporsi curah jantung yang sedemikian besar karena organ ini harus
terus-menerus melakukan fungsi regulatorik dan ekskretorik terhadap darah dalam jumlah
besar yang dialirkan padanya untuk mempertahankan stabilitas lingkungan cairan internal.
Sebagian darah yang mengalir ke ginjal bukan untuk mendarahi jaringan ginjal, tetapi untuk
disesuaikan dan dimurnikan oleh ginjal. Secara rerata, 20% hingga 25% darah yang dipompa
keluar oleh jantung setiap menit “mengalir ke pembersih” dan bukan melaksanakan tugas
normalnya bertukar bahan dengan jaring. Hanya dengan proses terus-menerus darah dalam
jumlah banyak tersebut barulah ginjal dapat dengan posisi mengatur volume dan komposisi
elektrolit dalam lingkungan internal dan secara adekuat mengeluarkan produk sisa metabolik
dalam jumlah besar yang terus-menerus diproduksi. Luas permukaan yang tersedia umtuk
filtrasi di dalam glomerulus diwakili oleh permukaan dalam kapiler glomerulus yang berkontak
dengan darah. Setiap kuntum kapiler glomerulus disatukan oleh sel mesangium. Sel-sel ini
mengandung elemen kontraktil(yaitu, filamen mirip-aktin).

Perubahan jumlah celah filtrasi yang terbuka akibat relaksasi dan kontrksi podosit

Anda mungkin juga menyukai