Anda di halaman 1dari 3

NAMA : CALVIN SAMRIZAL

KELAS : 2B
NPM : E1A220405

FILSAFAT KOMUNIKASI
Manusia merupakan mahkluk yang ingin tahu akan segala hal, baik tentang
dirinya sendiri sampai dengan alam semesta. Hal itu merupakan hal yang wajar
dikarenakan kita memang seperti itu dan ketika kita mengetahui sesuatu hal akan
menciptakan suatu perasaan yang aman dan nyaman. Dalam pencarian akan
pengetahuan tersebut, terciptalah suatu ilmu yang disebut sebagai FILSAFAT.
Filsafat sendiri merupakan suatu pandangan hidup seseorang atau sekelompok
orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan.
Ketika manusia mencari akan sesuatu hal yang dimana akan menjadikan mereka
mengetahui tentang hal tersebut, ada dua hakikat yang terjadi.
1. Bertanya kepada manusia,
2. Bertanya pada diri sendiri ataupun menyelidiki akan hal itu secara mandiri.
Semakin manusia bertambah umur maka kemampuan mencari tahunya akan
lebih meningkat dan dia akan menjadi manusia yang lebih banyak mengetahui akan
hal tersebut, dan hal ini akan menyebabkan manusia tersebut semakin ingin
mengetahui banyak hal-hal yang lain. Rasa ingin tahu tersebut juga didukung
dengan kemampuan manusia dalam berpikir akan maksud rangsangan atau stimulus
yang diberikan dari lingkungan sekitarnya.
Pengetahuan sendiri akan tercipta ketika pengalaman yang kita dapat dari
rangsangan lingkungan yang kita rasakan dari semua indera kita menciptakan suatu
keputusan atau putusan dari hal tersebut, itulah pengetahuan. Sebagai contoh, ketika
indera perasa kita yaitu lidah, mengecap rasa akan sebuah jeruk (dinamakan sebagai
pengalaman), kemudian kita memberikan sebuah keputusan akan rasa jeruk
tersebut yang asam (hal ini menjadikan sebuah pengetahuan).
Manusia memiliki naluri rasa ingin tahu semenjak mereka lahir dan akan
berhenti ketika sudah akhir dari masa kesadarannya. Dalam hal ini ketika manusia
mencari tahu, akan ada dua kemungkinan yang terjadi yaitu manusia akan tahu
sesuatu yang benar dan manusia akan tahu yang salah ataupun keliru. Ketika
terjadinya kekeliruan, ada beberapa kejadian yang dimana hal tersebut akan
menyebabkan sesuatu hal yang fatal. Hal inilah yang menyebabkan manusia selalu
menghindari akan terjadinya kekeliruan.
Untuk mencari sebuah pengetahuan manusa juga diahadapkan dengan
adanya kemungkinan dimana pengetahuan tersebut bisa saja sudah lengkap ataupun
kurang lengkap. Karena biasanya suatu objek yang ada memiliki banyak aspek yang
menciptakan adanya kemungkinan pengetahuan dari objek ini bisa lengkap dan bisa
saja kurang lengkap. Selain dari itu, kebenaran akan informasi tersebut juga
menjadikan pertimbangan lagi dalam proses mencari informasi untuk menciptakan
sebuah pengetahuan. Kebenaran dapat bersifat objektif dan subjektif, dimana
kebenaran objektif adalah kebenaran yang ditampakkan dari objeknya sendiri
(biasanya terkait dengan bidang eksakta) dan disepakati bersama dengan
menggunakan alat pengukuran tertentu. Kebenaran subjektif sendiri merupakan
kebenaran yang berasal dari pribadi individu tersebut. Biasanya hal ini berhubungan
dengan suatu fenomena sosial, yang dimana biasanya berhubungan dengan perilaku
manusia. Kebenaran objektif biasanya berbicara tentang fenomena alam atau suatu
hal yang bisa di ukur.
Dari kedua kebenaran tersebut akan menciptakan dua pendekatan dalam
mencari suatu kebenaran ataupun suatu pengetahuan yaitu, pendekatan kualitatif
dan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuaalitatif lebih dominan dipakai dalam
suatu hal yang memiliki ukuran, sedangkan pendekatan kuantitatif biasanya dipakai
dalam ilmu sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Muhtadi, Saeful. (2013). Filsafat Komunikasi. Bandung. Diakses pada tanggal 13
Maret 2023. Dapat diakses melalui
http://digilib.uinsgd.ac.id/39067/1/Filsafat%20Komunikasi%20Dr.%20Aang.pdf

Anda mungkin juga menyukai