Anda di halaman 1dari 2

Pengalaman adalah Sumber Pengetahuan

Dari pengalaman manusia mendapatkan pengetahuan, dari pengetahuan manusia


mengembangkan ilmu pengetahuan_Justify Full
Manusia adalah makhluk yang suka bertanya, karena didorong oleh rasa ingin tahunya. Apa
saja yang dilihat, didengar, dialami, manusia ingin mendapat keterangan tentang itu. Setelah
mendapat keterangan, ia merasa puas. Hal ini trjadi karena manusia mempunyai
kemampuan untuk mengerti. Setiap orang mengerti akan apa yang diketahuinya, dan
mengerti pula bahwa ia tidak tahu yang tidak diketahuinya. Segala apa yang diketahui orang
disebut pengetahuan.

Pengetahuan dapat dimiliki orang dengan beberapa cara. Ada pengetahuan yang didapat
dengan mendengarkan cerita-cerita orang lain, yang mungkin orang itupun mendapatkannya
dari orang lain pula. Pengetahuan yang kebanyakan tidak dapat dipercaya kebenarannya
karena seringkali tanpa bukti-bukti yang nyata. Banyak pula pengetahuan itu didapat orang
karena pengalaman. Pengetahuan didapatkan dari pengalaman-pengalaman sendiri atau
orang lain. Pengetahuan yang didapat dari pengalaman sendiri memang berdasarkan kepada
kenyataan yang pasti, namun kebenarannya bergantung kepada benar atau kelirunya
penglihatan kita. Orang yang mengetahui sesuatu atas dasar pengalaman menjadikan
pengalamannya itu sebagai pedoman. Orang yang biasa memikirkan sesuatu yang
dilihatnya, tidak puas dengan kenyataan itu saja. Ia ingin mendapatkan keterangan tentang
bagaimana dan mengapa bisa demikian. Orang terpelajar yang berpikir teratur akan
menerangkan bagaimana dan mengapa bisa demikian.

Dari orang-orang terpelajar, seseorang mendapatkan pengetahuan berdasarkan keterangan


yang logis, berdasarkan hubungan sebab akibat. Orang akan mengusahakan agar
pengetahuannya itu sesuai dengan hal yang diketahuinya. Dengan demikian pengetahuan itu
bertujuan untuk mendapatkan kebenaran. Untuk mencapai tujuan itu orang memakai metode
dan sistem tertentu. Pengetahuan yang menuntut kebenaran dengan dasar yang bermetode
dan bersistem disebut ilmu. Di dalam ilmu terdapat susunan pengertian yang teratur.
Sebenarnya susunan pengertian yang teratur itu sudah dimiliki orang sejak jaman dahulu.
Buktinya, nenek moyang kita telah menggolong-golongkan benda-benda dan masalah-
masalah yang dijumpai dalam hidupnya. Benda-benda dan masalah-masalah itu diberi nama
untuk membedakan satu dengan yang lain. Dengan demikian orang mempunyai susunan
pengertian yang teratur akan sesuatu dengan menggolong-golongkan atau
mengelompokannya. Misalnya, orang mempunyai pengertian tentang benda mati dan
makhluk hidup, mengelompokkan makhluk hidup menjadi manusia, binatang dan
tumbuhan. Mempunyai pengertian tumbuh-tumbuhan mana yang termasuk bangsa rumput,
palma dan lain-lain, binatang yang mana termasuk binatang yang hidup di darat dan yang
hidup di air.

Ilmu memandang secara terpilah-pilah terhadap benda-benda dan masalah-masalah yang


menjadi obyeknya. Dengan cara itu orang akan lebih mudah mendapatkan pengertian yang
teratur tentang sesuatu dari suatu segi pandangan tertentu. Misalnya manusia itu dapat
ditinjau dari banyak segi segi ilmu, walaupun obyeknya itu-itu juga. Bila ditinjau dari kerja
alat-alat tubuhnya, maka bidang itu adalah bidang biologi. Bila orang mempelajari manusia
dari caranya hidup dan bergaul dalam hubungannya dengan kelompok lain, itu adalah
bidang sosiologi. Sikap hatinya, perubahan-perubahan jiwanya menjadi studi phsikologi.
Dari contoh di atas, ternyata ada dua atau tiga ilmu yang berobyek satu. Adanya dua atau
tiga ilmu itu karena adanya dua atau tiga sudut pandang yang berbeda. Lain sudut
pandangnya lain pula jenis ilmunya. Jadi, yang menentukan macam ilmu itu bukan bahan
atau bidang penyelidikannya, tetapi sudut pandangnya. Lapangan atau bahan penyelidikan
suatu ilmu disebut obyek material, sedangkan sudut tertentu yang menentukan macam ilmu
itu disebut obyek forma. Makin lama makin bertambah pula jenis ilmu itu. Masing-masing
ilmu disusun dengan teratur dan hanya berkisar di dalam ruang lingkupnya saja. Masalah-
masalah yang bukan menjadi ruang lingkupnya diserahkan kepada ilmu yang lain. Misalnya
tentang peraturan-peraturan yang mengatur orang dalam hubungannya dengan orang lain
tidak akan dibicarakan dalam biologi, karena hal itu bukan menjadi ruang lingkupnya.
Demikianlah ilmu juga memakai disiplin, sehingga dikenal dengan adanya disiplin ilmu.
Jaman dahulu jenis ilmu yang dikenal orang hanya sedikit, tetapi jaman sekarang jumlahnya
sangat banyak dan terus bertambah. Beberapa jenis ilmu itu seperti: Ilmu Bahasa, Ilmu
Hayat, Ilmu Matematika, Ilmu Fisika, Ilmu Kimia, Ilmu Sejarah, Ilmu Bumi, Ilmu Hukum,
Ilmu Politik, Sosiologi, anthropologi, Ilmu Ekonomi, dan lain-lain. Masing-masing ilmu
memiliki bagian-bagian ilmunya lagi. Semoga masing-masing disiplin ilmu yang dimiliki
dapat diabdikan untuk kedamaian, sebagai wujud bhakti kepada Tuhan. Apalah artinya ilmu
yang tinggi jika itu tidak menuntunnya pada pemujaan kepada Tuhan sebagai sumber dari
segala sumber ilmu itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai