Oleh :
2022
1. PERSPEKTIF OLAHRAGA DALAM DUNIA KESEHATAN
1. Definisi
Istilah olahraga mencakup pengertian yang luas, merupakan sebuah ilmu yang
secara internasional diakui secara bebas dan berkembang seiring dengan
kompleksitas problematika dan eksistensi ilmu pengetahuan. Menurut Juynboll
(1923:98) olahraga sevara etimologis berasal dari bahasa Jawa Kuno yaitu olah
yang berarti perbuatan atau kegiatan dan raga yang berarti anyaman, rangka, atau
wadah. Dilengkapi oleh pendapat Rijsdrop, Lutan, dan Sumardianto (2000:1)
yang menyatakan bahwa konsep dasar pada bidang keolahragaan meliputi
bermain (play), pendidikan jasmani (physical education), olahraga (sport),
rekreasi (dance), dan gerak insani yang menjadi inti (Sumaryanto, 2012).
2. Tujuan
Berdasarkan tujuannya, olahraga dapat diklasifikasikan menjadi empat,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Olahraga Pendidikan
Olahraga pendidikan adalah aktivitas olahraga yang bertujuan untuk
membantu meningkatkan pencapaian tujuan pendidikan. Olahraga yang
bertujuan untuk pendidikan ini identik dengan aktivitas pendidikan jasmani
yaitu cabang-cabang olahraga sebagai media pendidikan.
2. Olahraga Rekreasi
Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan pada waktu senggang
sehingga pelaku memperoleh kepuasan secara emosional seperti kesenangan,
kegembiraan, kebahagiaan, serta memperoleh kepuasan secara fisik-fisiologis
seperti terpeliharanya kesehatan dan kebugaran tubuh.
3. Olahraga Prestasi
Olahraga prestasi adalah olahraga yang dilakukan dan dikelola secara
profesional denga tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-
cabang olahraga. Atlet yang menekuni cabang-cabang olahrga dengan tujuan
untuk mencapai prestasi yang baik disyaratkan memiliki kebugaran dan harus
memiliki keterampilan yang baik pada cabang olahraga yang ditekuninya.
4. Olahraga Rehabilitasi/ Kesehatan
Kegiatan olahraga yang bertujuan untuk pengobatan atau penyembuhan
biasanya dikelola oleh tim medis dan hanya untuk kelompok tertentu seperti
penderita penyakit jantung koroner, penderita asma, penyebuhan setelah
cedera, dan penderita penyakit lainya yang dianjurkan oleh dokter.
(Setiawan, 2017).
3. Manfaat
Sumber:
Tugas makalah perspektif olahraga dalam dunia kesehatan.
Jurnal: Johan Irmansyah, 2020 Jurnal pendidikan jasmani Indonesia, Vol
16(2) hal 115-131
2. PEMBINAAN KESEHATAN OLAHRAGA
1. Definisi
Pembinaan kesehatan olahraga adalah upaya kesehatan yang memanfaatkan
aktifitas fisik dan atau raga untuk meninkatkan derajat kesehatan.Aktifitas fisik
dan atau olahraga merupakan sebagian kebutuhan pokok dalam kehisupan
sehari-hari karena dapat meningkatkan kebugaran yang diperlukan dalam
melakukan tugasnya. Upaya kesehatan olahraga membantu masyarakat untuk
tetap bugar dalam berbagai usia.
2. Ruang lingkup
Upaya pembinaan kesehatan pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bidang
garapan, yaitu;
a. Pembinaan kesehatan yang ditujukan pada faktor manusia. Bidang ini
melingkupi upaya kuratif dan rehabilitatif, serta upaya preventif. Penekanan
upaya preventif lebih tertuju pada faktor intrinsik dengan cara mengaktifkan
unsur-unsur dalam tubuh manusia itu sendiri. Kesehatan manusia dari sisi
penyakit, baik kuratif maupun rahbilitatif merupakan kewenangan kalangan
medis dan paramedis. Sedangkan upaya preventifnya selain upaya indevidu
juga merupakan kewenangan institusi kesehatan, secara kuhusus kalangan
medis dan paramedis. Pembinaan kesehatan secara preventif dapat
diaplikasikan dalam bentuk olah raga. Diharapkan dengan melaksanakan
olahraga yang baik dan benar dapat mewujudkan kesehatan yang berkualitas.
b. Pembinaan kesehatan yang tertuju pada faktor lingkungan. Bidang ini
umumnya merupakan upaya preventif. Penekanannya tertuju pada upaya
membangun masyarakat yang sehat dan produktif. Artinya dapat menjamin
kehidupan sendiri, keluarga, masyarakat yang pada akhirnya membuat
bangsa dan negara sejahtera. Uapaya ini melibatkan multidisiplin ilmu atau
keahlian, di antaranya; patologi, teknik lingkungan, bangunan, kesehatan
masyarakat dan semua keahlian bidang kedokteran.
3. Tujuan
a. Memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak yang masih ada, termasuk
memelihara dan meningkatkan fleksibitas dan kemampuan koordinasi.
b. Meningkatkan kemampuan otot untuk meningkatkan kemampuan geraknya
lebih lanjut. Latihan dilakukan dengan menerapkan prinsip Pliometrik!.
c. Memelihara kemampuan aerobik yang telah memadai atau me-ningkatkannya
untuk mencapai sasaran minimal katagori “sedang”.
4. Intensitas
Intensitas latihan adalah besarnya beban latihan yang harus diselesaikan dalam
waktu tertentu.Untuk mengetahui suatu intensitas latihan atau pekerjaan adalah
dengan mengukur denyut jantungnya. Cara mengukur intensitas ini adalah, “Intensitas
latihan dapat diukur dengan berbagai cara, yang paling mudah adalah dengan cara
mengukur denyut jantung (heart rate)”. Katch dan Mc Ardle yang dikutip oleh
menjelaskan:
1. Intensitas latihan dapat diukur dengan cara menghitung denyut jantung/nadi
dengan rumus: denyut nadi maksimum (DNM) = 220 – umur (dalam tahun).
Jadi seseorang yang berumur 20 tahun, DNM-nya = 220 – 20 = 200.
2. Takaran intensitas latihan
a. Untuk olahraga prestasi: antara 80%-90% dari DNM. Jadi bagi atlet yang
berumur 20 tahun tersebut taakaran intensitas yang harus dicapainya dalam
latihan adalah 80%-90% dari 200 = 160 sampai dengan 180 denyut
nadi/menit.
b. Untuk olahraga kesehatan: antara 70%-85% daari DNM. Jadi untuk orang
yang berumur 40 tahun yang berolahraga menjaga kesehatan dan kondisi
fisik, takaaran intensitas latihannya sebaiknya adalah70%-85% kaali (220 –
40), sama dengan 126 s/d 153 denyut nadi/menit. Angka-angka 160 s/d 180
denyut nadi/menit dan 126 s/d 153 denyut nadi/menit menunjukan bahwa
atlet yang berumur 20 tahun dan oraaang yang berumum 40 tahun tersebut
berlatih dalam training sensitive zone, atau secara singkat biasanya disebut
training zone.
c. Lamanya berlatih di dalam training zone:
o Untuk olah raga prestasi: 45 – 120 menit.
o Untuk olahraga kesehatan: 20 – 30 menit.
Sumber:
3. KEBUGARAN JASMANI
1. Definisi
Menurut Pussegjas (1995:1) kesegaran jasmani adalah perwujudan
kemampuan dan kesanggupan fisik seseorang untuk melakukan pekerjaan baik
sebagai pribadi, anggota masyarakat, maupun sebagai warga negara perlu
mendapat perhatiaan dan tanggapan yang lebih memadai. Selain itu
Pengertian kebugaran jasmani adalah kemampuan dan kesanggupan tubuh
untuk melakukan penyesuaian terhadap beban fisik yang diberikan kepadanya
namun tidak menyebabkan kelelahan yang berlebihan.
2. Komponen-komponen pokok yang berkaitan dengan kebugaran jasmani,
yaitu:
a. Kesanggupan dan kemampuan (kapasitas) seseorang dalam melakukan
tugas sehari-hari.
b. Meningkatkan daya kerja terutama fungsi jantung, peredaran darah, paru
dan otot.
c. Tanpa mengalami kelelahan yang berarti, yakni : adanya pemulihan
kembali.
Masih memiliki cadangan energi
d. Secara umum membantu peningkatan kualitas hidup seseorang.
3. Fungsi Kebugaran jasmani
Kebugaran Jasmani mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan
seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Kebugaran jasmani
berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kerja bagi siapapun yang
memilikinya sehingga dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara optimal
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Dari hasil seminar kesegaran
jasmani nasional pertama yang dilaksanakan di Jakarta pada tahun 1971
dijelaskan bahwa fungsi kesegaran jasmani adalah untuk mengembangkan
kekuatan, kemampuan, dan kesanggupan daya kreasi serta daya tahan dari
setiap manusia yang berguna untuk mempertinggi daya kerja dalam
pembangunan dan pertahanan bangsa dan negara. Bagi anak-anak untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan, dan kebugaran jasmani bagi
orang tua untuk meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kekuatan otot
dan kepadatan tulang.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani seseorang adalah :
1. Jasmani
Keadaan jasmani seseorang mempengaruhi kebugaran jasmaninya. Orang
yang keadaan fisiknya sedang sehat tentu memiliki kebugaran jasmani
yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang sedang sakit.
2. Keturunan
Kebugaran dari orang tua akan menurun kepada anaknya (hereditas).
Apabila orang tuanya memiliki kebugaran jasmani yang bagus
kemungkinan anaknya pun akan mempunyai kebuagaran jasmani yang
baik.
Hal-hal yang menurun pada keturunan yaitu hal yang berpengaruh
terhadap kapasitas jantung paru, postur tubuh, obesitas, haemoglobin/sel
darah dan serat otot.
3. Usia
Kebugaran jasmani anak-anak meningkat sampai mencapai maksimal
pada usia 25-30 tahun, kemudian akan terjadi penurunan kapasitas
fungsional dari seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0,8-1% per tahun, tetapi
bila rajin berolahraga penurunan ini dapat dikurangi sampai separuhnya.
Semakin tua usia seseorang maka kebugaran jasmaninya juga akan
menurun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani orang
yang masih muda lebih baik dibandingkan denga orang yang usianya
sudah tua.
4. Jenis kelamin
Sampai pubertas biasanya kebugaran jasmani anak laki-laki hampir sama
dengan anak perempuan, tapi setelah pubertas anak-anak laki-laki
biasanya mempunyai nilai yang jauh lebih besar.
Seperti yang kita ketahui, pada umumnya laki-laki mempunyai tenaga
yang lebih kuat dibanding dengan tenaga perempuan. Hal ini berlaku pula
bahwa ada kecenderungan bahwa kebugaran jasmani laki-laki lebih kuat
dibanding perempuan. Walaupun tidak menutup kemungkinan ada
perempuan yang memiliki kebugaran jasmani lebih baik dibanding laki-
laki. Karena ada faktor- faktor lain yang mempengaruhi.
5. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik yang terlau banyak tentu mempengaruhi kebugaran
seseorang, jika aktivitas yang dilakukan terlampau banyak,tentu
kebugaran seseorang akan menurun.
6. Istirahat
Dengan istirahat yang cukup,seseorang akan memiliki kebugaran yang
bagus. Akan tetapi apabila orang yang banyak melakukan aktivitas akan
tetapi waktu yang digunakan untuk beristirahat kurang maka kebugaran
jasmaninya pun akan menurun
7. Pengaruh Gizi dan makanan
Makanan yang kita makan akan diubah bentuknya menjadi energy yang
menyokong kegiatan atau aktivitas kita sehari-hari. Apabila makanan yang
kita makan tidak memenuhi kebutuhan dan gizinya pun kurang, maka
energy yang akan digunakan untuk melakukan aktivitas pun akan
berkurang. Sehingga hal ini juga mempengaruhi kebugaran jasmani. Daya
tahan yang tinggi bila mengkonsumsi tinggi karbohidrat (60-70 %). Diet
tinggi protein terutama untuk memperbesar otot dan untuk olahraga yang
memerlukan kekuatan otot yang besar.
8. Unsur-unsur Kebugaran Jasmani dan Bentuk Latihannya
Kecepatan (speed) adalah kemampuan tubuh untuk melakukan gerakan dalam
waktu sesingkat-singkatnya
1. Latihan kecepatan (Speed training)
Latihan kecepatan yang masih bersifat umum ini diberikan dalam bentuk
latihan lari dan sekaligus dengan latihan reaksi. Beberapa catatan yang
perlu diperhatikan dalam latihan kecepatan antara lain sebagai berikut
2. Latihan peningkatan kecepatan (speed)
Kecepatan adalah kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya. (Muhajir 60: 2006). Kecepatan bukan hanya
berarti menggerakkan seluruh tubuh dengan cepat, tetapi dapat pula
terbatas pada menggerakkan anggota-anggota tubuh dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya.
Bentuk-bentuk latihan untuk meningkatkan kecepatan antara lain :
a. Lari cepat dengan jarak 40 dan 60 meter
b. Lari dengan mengubah-ubah kecepatan (mulai lambat ) makin lama
makin cepat)
c. Lari naik bukit
d. Lari menuruni bukit.
e. Lari menaiki tangga gedung
Sumber
Atmojo Biyakto Mulyono, 2007. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan
Jasmani/ Olahraga. Surakarta : LPP dan UNS Press.
Jurnal : H.Y.S. Santosa Giriwijoyo, Dikdik Zafar Sidik,2010.Konsep dan
cara penilaian kebugaran jasmani, Volume 2, No. 1ISSN 2086-339X
Sumber:
Biomekanik adalah ilmu yang mempelajari tentang pergerakan tubuh manusia yang di
pengaruhi oleh sistem anatomi tubuh, fisiologis dan psikologi yang dilihat dari segi
mekanika. Biomekanik membahas bagaimana tulang, otot, jaringan lunak, tendon, dan
ligamen bekerja sehingga menghasilkan gerakan yang halus dan terkontrol dengan
baik gerakan ini tentunya didapat dengan latihan. Perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan dalam olahraga menunjukkan kemajuan khususnya dalam ilmu
kepelatihan (coaching). Manfaat perkembangan IPTEK salah satunya yaitu
mengevaluasi hasil latihan dan pertandingan dalam segi teknik. Tujuan nya untuk
memberi pengetahuan kepada pelatih atau atlet bahwa masih adanya kekurangan atau
tidak sempurna nya suatu gerakan yang dilakukan. Sebab jika gerakan yang dilakukan
salah, akan mempengaruhi hasil akhirnya.
Biomekanika adalah studi tentang fungsi dan strukutural sistem biologi dengan
menggunakan metode mekanik. Pendekatan biomekanika terhadap olahraga lebih
difokuskan kepada pelaku olahraga (atlet), tetapi pendekatan biomekanika terhadap
olahraga juga bisa merambah kepadaperilaku objek yang tidak bergerak seperti alas
kaki, permukaan (field), dan perlengkapan olahraga yang dapat mempengaruhi
performa atlet.
2. Ruang lingkup
Ruang lingkup Biomekanika meliputi developmental biomechanics, biomechanics
of exercise, rehabilitation mechanics, equipment design dan sport biomechanics
(biomekanika olahraga).
3. Asas dasar biomekanika
Aspek-aspek dalam pendidikan jasmani yang berkenaan dengan biomekanik. Pada
asas dan prinsip biomekanika ini dipelajari tentang penggolongan gerak manusia
menurut broer, penggolongan tugas gerak manusia terbagi atas:
a. Tugas menggantung
b. Tugas mendukung
c. Tugas berkaitan dengan gerak tubuh atau objek
d. Tugas berkenaan dengan tenaga.
Sumber:
Ada bebrapapa teknik penanganan cedera olah raga salah satunya dengan tenik
PRICES(Protektion, Rest, Compression,Elevation, Support) ini digunakan
menangani cedera olahraga pada jaringan lunak. Teknik PRICES tidak boleh
dilakukan pada kram otot, patah tulang terbuka, luka terbuka pada kulit, dan
korban yang alergi dingin.
Berikut adalah penanganan cedera olahraga dengan teknik PRICE
1. Protect (Proteksi)
untuk mencegah cedera bertambah parah dengan menggunakan air splint
dan
ankle brace.
2. Rest (Istirahat)
Istirahatkan bagian tubuh yang cedera selama 2-3 hari agar jaringan
kembali sembuh.
3. Ice (Pemberian Es)
Bertujuan untuk mengurangi peradangan.
4. Compression (Kompresi)
Kompresi bertujuan untuk mencegah pergerakan otot dan juga dapat
mengurangi
pembengkakkan.Kompresi dilakukan dengan menggunakan elastic bandage
atau
ankle taping.
Slain itu penangan cedera juga dapat menggunakan teknik RICE sesia
dengan yang dikembangkan oleh bagian pencegahan dan pengendalian
penyakit tidak menulat (P2PTM) Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia
Sumber:
Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Volume 1. Edisi 1. Juli 2011. ISSN: 2088-
6802 http://journal.unnes.ac.