Anda di halaman 1dari 17

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

DOSEN PENGAMPU: AANG GUNAIFI DARDIRI, S.Pd.,M.Pd.

Oleh :

MARIA AGUSTINA NIM : 212107256

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGAM SARJANA AHLI JENJANG

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN MALANG

WIDYA CIPTA HUSADA

2022
1. PERSPEKTIF OLAHRAGA DALAM DUNIA KESEHATAN
1. Definisi
Istilah olahraga mencakup pengertian yang luas, merupakan sebuah ilmu yang
secara internasional diakui secara bebas dan berkembang seiring dengan
kompleksitas problematika dan eksistensi ilmu pengetahuan. Menurut Juynboll
(1923:98) olahraga sevara etimologis berasal dari bahasa Jawa Kuno yaitu olah
yang berarti perbuatan atau kegiatan dan raga yang berarti anyaman, rangka, atau
wadah. Dilengkapi oleh pendapat Rijsdrop, Lutan, dan Sumardianto (2000:1)
yang menyatakan bahwa konsep dasar pada bidang keolahragaan meliputi
bermain (play), pendidikan jasmani (physical education), olahraga (sport),
rekreasi (dance), dan gerak insani yang menjadi inti (Sumaryanto, 2012).
2. Tujuan
Berdasarkan tujuannya, olahraga dapat diklasifikasikan menjadi empat,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Olahraga Pendidikan
Olahraga pendidikan adalah aktivitas olahraga yang bertujuan untuk
membantu meningkatkan pencapaian tujuan pendidikan. Olahraga yang
bertujuan untuk pendidikan ini identik dengan aktivitas pendidikan jasmani
yaitu cabang-cabang olahraga sebagai media pendidikan.
2. Olahraga Rekreasi
Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan pada waktu senggang
sehingga pelaku memperoleh kepuasan secara emosional seperti kesenangan,
kegembiraan, kebahagiaan, serta memperoleh kepuasan secara fisik-fisiologis
seperti terpeliharanya kesehatan dan kebugaran tubuh.
3. Olahraga Prestasi
Olahraga prestasi adalah olahraga yang dilakukan dan dikelola secara
profesional denga tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-
cabang olahraga. Atlet yang menekuni cabang-cabang olahrga dengan tujuan
untuk mencapai prestasi yang baik disyaratkan memiliki kebugaran dan harus
memiliki keterampilan yang baik pada cabang olahraga yang ditekuninya.
4. Olahraga Rehabilitasi/ Kesehatan
Kegiatan olahraga yang bertujuan untuk pengobatan atau penyembuhan
biasanya dikelola oleh tim medis dan hanya untuk kelompok tertentu seperti
penderita penyakit jantung koroner, penderita asma, penyebuhan setelah
cedera, dan penderita penyakit lainya yang dianjurkan oleh dokter.
(Setiawan, 2017).
3. Manfaat

Manfaat Olahraga untuk kesehatan Menurut Kuntaraf dan Kuntaraf (1992:12-14),


ada banyak keuntungan berolahraga yang perlu diketahui, diantaranya adalah:
1. Membuat jantung lebih berdaya guna. Otot jantung diperkuat dan jumlah darah
yang dipompakan lebih banyak.
2. Menormalisasi tekanan darah. Bila tekanan darah tinggi, olahraga akan
menurunkannya. Namun bila tekanan darah rendah, olahraga justru akan
menaikkannya menjadi normal.
3. Memperbesar kapasitas darah dalam membawa oksigen sehingga lebih banyak
darah yang dapat mencapai keseluruh bagian tubuh manusia.
4. Menurunkan denyut nadi dalam keadaan istirahat. Ini sangatlah penting sebab
dengan berkurangnya denyutan nadi, jantung tidak perlu bekerja terlalu keras.
5. Memperlancar peredaran darah. Aliran darah adalah sungai kehidupan, sebab
darah membawa oksigen, zat makanan, dan zat-zat penting lainnya ke seluruh
tubuh manusia. Darah juga yang membawa produk sisa metabolisme ke ginjal,
paru-paru, dan kulit untuk dikeluarkan dari tubuh.
6. Merangsang pernapasan yang dalam yang menyebabkan paru-paru
berkembang melalui refleks dan reaksi kimia. Hal ini menyebabkan paru-paru
lebih berdayaguna, sebab lebih banyak oksigen akan disalurkan ke dalam
darah dan lebih banyak karbon dioksida yang dapat dibuang dari dalam tubuh.
7. Membuat otot yang tegang menjadi luwes, serta meredakan emosi yang
negatif. Ini akan membuat anda merasa lebih senang terhadap diri sendiri,
sebab kemarahan dan frustasi dapat dikurangi.
8. Menambah tenaga listrik pada otak dan sel saraf. Hal ini akan memberikan
keseimbangan yang lebih baik antara susunan saraf sadar dan tidak sadar.
9. Menolong pencernaan dan mendorong kegiatan usus, mengurangi gas dan
sembelit.
10.Menguatkan otot, tulang, dan jaringan pengikat tubuh. Ini akan
menghindarkan seseorang dari kehilangan mineral tulang, dengan demikian ia
akan terhindar dari penyakit osteoporosis.
11.Memberikan keseimbangan fisiologis kepada sistem endokrin seseorang
sehingga kelenjar pituitari, pankreas, adrenalin, dan seks akan menjadi lebih
berdayaguna.
12.Olahraga mempertajam kekuatan mental dan menambah kapasitas seseorang
dalam berfikir.
13.Memperindah tubuh dan wajah.
14.Menolong mengurangi kelebihan lemak, bukan hanya dengan pembakaran
kalori, bahkan dengan mengatur kadar metabolisme hingga ia akan
mengurangi berat badan walaupun dalam keadaan tidur.
15.Olahraga menambah tenaga, sebab olahraga menghasilkan lebih banyak
tenaga daripada daripada tenaga yang dipakainya.
16.Mengurangi proses menua. Olahraga menyebabkan seseorang awet muda.
17.Menambah daya tahan dan dan memperlambat keletihan. Bahkan olahraga
adalah resep khusus untuk keletihan emosi.
18.Merangsang produksi endorphin dari otak. Endorphin adalah hormon yang
dihasilkan dari kelenjar pituitari yang dapat memberikan perasaan tenang dan
daya tahan kepada perasaan nyeri.
19.Menolong seseorang untuk mengatasi ketegangan kehidupan.
20.Mengurangi risiko untuk mendapatkan kanker dan penyakit jantung.
21.Menolong seseorang untuk dapat tidur lebih nyenyak di malam hari.
22.Bila dikombinasikan dengan makanan yang baik, olahraga akan menolong
seseorang mengurangi risiko arteriosclerosis, tekanan darah tinggi, diabetes,
osteoporosis, obesitas, kanker, dan penyakit keturunan kronis lainnya.
23.Memberikan keseimbangan berat badan.
24.Menolong seseorang untuk mengurangi kolesterol, LDL, dan trigliserides, dan
menaikkan HDL bila terlalu rendah.
25.Menolong otak untuk berfungsi dengan lebih baik dalam berfikir.
26.Berolahraga dibawah sinar matahari menyebabkan lebih banyak vitamin D
yang dihasilkan serta lebih banyak penyerapan kalsium dan zat besi.
27.Mengurangi ketegangan dan depresi.
28.Bagi kelompok yang dilahirkan dengan pembuluh darah sempit, olahraga
dapat memperlambat kemungkinan serangan penyakit jantung.

Sumber:
Tugas makalah perspektif olahraga dalam dunia kesehatan.
Jurnal: Johan Irmansyah, 2020 Jurnal pendidikan jasmani Indonesia, Vol
16(2) hal 115-131
2. PEMBINAAN KESEHATAN OLAHRAGA
1. Definisi
Pembinaan kesehatan olahraga adalah upaya kesehatan yang memanfaatkan
aktifitas fisik dan atau raga untuk meninkatkan derajat kesehatan.Aktifitas fisik
dan atau olahraga merupakan sebagian kebutuhan pokok dalam kehisupan
sehari-hari karena dapat meningkatkan kebugaran yang diperlukan dalam
melakukan tugasnya. Upaya kesehatan olahraga membantu masyarakat untuk
tetap bugar dalam berbagai usia.
2. Ruang lingkup

Upaya pembinaan kesehatan pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bidang
garapan, yaitu;
a. Pembinaan kesehatan yang ditujukan pada faktor manusia. Bidang ini
melingkupi upaya kuratif dan rehabilitatif, serta upaya preventif. Penekanan
upaya preventif lebih tertuju pada faktor intrinsik dengan cara mengaktifkan
unsur-unsur dalam tubuh manusia itu sendiri. Kesehatan manusia dari sisi
penyakit, baik kuratif maupun rahbilitatif merupakan kewenangan kalangan
medis dan paramedis. Sedangkan upaya preventifnya selain upaya indevidu
juga merupakan kewenangan institusi kesehatan, secara kuhusus kalangan
medis dan paramedis. Pembinaan kesehatan secara preventif dapat
diaplikasikan dalam bentuk olah raga. Diharapkan dengan melaksanakan
olahraga yang baik dan benar dapat mewujudkan kesehatan yang berkualitas.
b. Pembinaan kesehatan yang tertuju pada faktor lingkungan. Bidang ini
umumnya merupakan upaya preventif. Penekanannya tertuju pada upaya
membangun masyarakat yang sehat dan produktif. Artinya dapat menjamin
kehidupan sendiri, keluarga, masyarakat yang pada akhirnya membuat
bangsa dan negara sejahtera. Uapaya ini melibatkan multidisiplin ilmu atau
keahlian, di antaranya; patologi, teknik lingkungan, bangunan, kesehatan
masyarakat dan semua keahlian bidang kedokteran.
3. Tujuan
a. Memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak yang masih ada, termasuk
memelihara dan meningkatkan fleksibitas dan kemampuan koordinasi.
b. Meningkatkan kemampuan otot untuk meningkatkan kemampuan geraknya
lebih lanjut. Latihan dilakukan dengan menerapkan prinsip Pliometrik!.
c. Memelihara kemampuan aerobik yang telah memadai atau me-ningkatkannya
untuk mencapai sasaran minimal katagori “sedang”.
4. Intensitas
Intensitas latihan adalah besarnya beban latihan yang harus diselesaikan dalam
waktu tertentu.Untuk mengetahui suatu intensitas latihan atau pekerjaan adalah
dengan mengukur denyut jantungnya. Cara mengukur intensitas ini adalah, “Intensitas
latihan dapat diukur dengan berbagai cara, yang paling mudah adalah dengan cara
mengukur denyut jantung (heart rate)”. Katch dan Mc Ardle yang dikutip oleh
menjelaskan:
1.      Intensitas latihan dapat diukur dengan cara menghitung denyut jantung/nadi
dengan rumus: denyut nadi maksimum (DNM) = 220 – umur (dalam tahun).
Jadi seseorang yang berumur 20 tahun, DNM-nya = 220 – 20 = 200.
2.      Takaran intensitas latihan
a.      Untuk olahraga prestasi: antara 80%-90% dari DNM. Jadi bagi atlet yang
berumur 20 tahun tersebut taakaran intensitas yang harus dicapainya dalam
latihan adalah 80%-90% dari 200 = 160 sampai dengan 180 denyut
nadi/menit.
b.     Untuk olahraga kesehatan: antara 70%-85% daari DNM. Jadi untuk orang
yang berumur 40 tahun yang berolahraga menjaga kesehatan dan kondisi
fisik, takaaran intensitas latihannya sebaiknya adalah70%-85% kaali (220 –
40), sama dengan 126 s/d 153 denyut nadi/menit. Angka-angka 160 s/d 180
denyut nadi/menit dan 126 s/d 153 denyut nadi/menit menunjukan bahwa
atlet yang berumur 20 tahun dan oraaang yang berumum 40 tahun tersebut
berlatih dalam training sensitive zone, atau secara singkat biasanya disebut
training zone.
c.      Lamanya berlatih di dalam training zone:
o Untuk olah raga prestasi: 45 – 120 menit.
o Untuk olahraga kesehatan: 20 – 30 menit.

Sumber:

Jurnal:Anas Junaidi, 2015.Survey Tingkat Kemajuan pendidikan jasmani,


olahraga, dan kesehatan.Vol3 no2 hal 824-842

3. KEBUGARAN JASMANI
1. Definisi
Menurut Pussegjas (1995:1) kesegaran jasmani adalah perwujudan
kemampuan dan kesanggupan fisik seseorang untuk melakukan pekerjaan baik
sebagai pribadi, anggota masyarakat, maupun sebagai warga negara perlu
mendapat perhatiaan dan tanggapan yang lebih memadai. Selain itu
Pengertian kebugaran jasmani adalah kemampuan dan kesanggupan tubuh
untuk melakukan penyesuaian terhadap beban fisik yang diberikan kepadanya
namun tidak menyebabkan kelelahan yang berlebihan.
2. Komponen-komponen pokok yang berkaitan dengan kebugaran jasmani,
yaitu:
a. Kesanggupan dan kemampuan (kapasitas) seseorang dalam melakukan
tugas sehari-hari.
b. Meningkatkan daya kerja terutama fungsi jantung, peredaran darah, paru
dan otot.
c. Tanpa mengalami kelelahan yang berarti, yakni : adanya pemulihan
kembali.
Masih memiliki cadangan energi
d. Secara umum membantu peningkatan kualitas hidup seseorang.
3. Fungsi Kebugaran jasmani
Kebugaran Jasmani mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan
seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Kebugaran jasmani
berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kerja bagi siapapun yang
memilikinya sehingga dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara optimal
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Dari hasil seminar kesegaran
jasmani nasional pertama yang dilaksanakan di Jakarta pada tahun 1971
dijelaskan bahwa fungsi kesegaran jasmani adalah untuk mengembangkan
kekuatan, kemampuan, dan kesanggupan daya kreasi serta daya tahan dari
setiap manusia yang berguna untuk mempertinggi daya kerja dalam
pembangunan dan pertahanan bangsa dan negara. Bagi anak-anak untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan, dan kebugaran jasmani bagi
orang tua untuk meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kekuatan otot
dan kepadatan tulang.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebugaran Jasmani
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani seseorang adalah :
1. Jasmani
Keadaan jasmani seseorang mempengaruhi kebugaran jasmaninya. Orang
yang keadaan fisiknya sedang sehat tentu memiliki kebugaran jasmani
yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang sedang sakit.
2. Keturunan
Kebugaran dari orang tua akan menurun kepada anaknya (hereditas).
Apabila orang tuanya memiliki kebugaran jasmani yang bagus
kemungkinan anaknya pun akan mempunyai kebuagaran jasmani yang
baik.
Hal-hal yang menurun pada keturunan yaitu hal yang berpengaruh
terhadap kapasitas jantung paru, postur tubuh, obesitas, haemoglobin/sel
darah dan serat otot.
3. Usia
Kebugaran jasmani anak-anak meningkat sampai mencapai maksimal
pada usia 25-30 tahun, kemudian akan terjadi penurunan kapasitas
fungsional dari seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0,8-1% per tahun, tetapi
bila rajin berolahraga penurunan ini dapat dikurangi sampai separuhnya.
Semakin tua usia seseorang maka kebugaran jasmaninya juga akan
menurun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani orang
yang masih muda lebih baik dibandingkan denga orang yang usianya
sudah tua.
4. Jenis kelamin
Sampai pubertas biasanya kebugaran jasmani anak laki-laki hampir sama
dengan anak perempuan, tapi setelah pubertas anak-anak laki-laki
biasanya mempunyai nilai yang jauh lebih besar.
Seperti yang kita ketahui, pada umumnya laki-laki mempunyai tenaga
yang lebih kuat dibanding dengan tenaga perempuan. Hal ini berlaku pula
bahwa ada kecenderungan bahwa kebugaran jasmani laki-laki lebih kuat
dibanding perempuan. Walaupun tidak menutup kemungkinan ada
perempuan yang memiliki kebugaran jasmani lebih baik dibanding laki-
laki. Karena ada faktor- faktor lain yang mempengaruhi.
5. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik yang terlau banyak tentu mempengaruhi kebugaran
seseorang, jika aktivitas yang dilakukan terlampau banyak,tentu
kebugaran seseorang akan menurun.
6. Istirahat
Dengan istirahat yang cukup,seseorang akan memiliki kebugaran yang
bagus. Akan tetapi apabila orang yang banyak melakukan aktivitas akan
tetapi waktu yang digunakan untuk beristirahat kurang maka kebugaran
jasmaninya pun akan menurun
7. Pengaruh Gizi dan makanan
Makanan yang kita makan akan diubah bentuknya menjadi energy yang
menyokong kegiatan atau aktivitas kita sehari-hari. Apabila makanan yang
kita makan tidak memenuhi kebutuhan dan gizinya pun kurang, maka
energy yang akan digunakan untuk melakukan aktivitas pun akan
berkurang. Sehingga hal ini juga mempengaruhi kebugaran jasmani. Daya
tahan yang tinggi bila mengkonsumsi tinggi karbohidrat (60-70 %). Diet
tinggi protein terutama untuk memperbesar otot dan untuk olahraga yang
memerlukan kekuatan otot yang besar.
8. Unsur-unsur Kebugaran Jasmani dan Bentuk Latihannya
Kecepatan (speed) adalah kemampuan tubuh untuk melakukan gerakan dalam
waktu sesingkat-singkatnya
1. Latihan kecepatan (Speed training)
Latihan kecepatan yang masih bersifat umum ini diberikan dalam bentuk
latihan lari dan sekaligus dengan latihan reaksi. Beberapa catatan yang
perlu diperhatikan dalam latihan kecepatan antara lain sebagai berikut
2. Latihan peningkatan kecepatan (speed)
Kecepatan adalah kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu
yang sesingkat-singkatnya. (Muhajir 60: 2006). Kecepatan bukan hanya
berarti menggerakkan seluruh tubuh dengan cepat, tetapi dapat pula
terbatas pada menggerakkan anggota-anggota tubuh dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya.
Bentuk-bentuk latihan untuk meningkatkan kecepatan antara lain :
a. Lari cepat dengan jarak 40 dan 60 meter
b. Lari dengan mengubah-ubah kecepatan (mulai lambat ) makin lama
makin cepat)
c. Lari naik bukit
d. Lari menuruni bukit.
e. Lari menaiki tangga gedung

Sumber
Atmojo Biyakto Mulyono, 2007. Tes dan Pengukuran dalam Pendidikan
Jasmani/ Olahraga. Surakarta : LPP dan UNS Press.
Jurnal : H.Y.S. Santosa Giriwijoyo, Dikdik Zafar Sidik,2010.Konsep dan
cara penilaian kebugaran jasmani, Volume 2, No. 1ISSN 2086-339X

4. FISIOLOGI DAN KESEHATAN OLAHRAGA


1. Definisi
Fisiologi Olahraga merupakan cabang ilmu fisiologi yang mempelajari perubahan
fisiologis di tubuh pada saat seseorang berolahraga. Dengan mengetahui
perubahan yang terjadi di tubuh, seseorang dapat merancang suatu program
olahraga untuk mendapatkan perubahan optimal sesuai dengan yang diharapkan.
Kesehatan Olahraga pada dasarnya mengkaji hubungan timbal balik antara
Kesehatan dan Olahraga
2. Ruang lingkup
Dengan berolahraga akan terjadi perubahan-perubahan pada tubuh menurut jenis,
lama, dan intensitas latihan yang dilakukan. Secara umum olahraga yang
dilakukan secara teratur dengan takaran yang cukup akan menyebabkan
perubahan sebagai berikut:
a. Perubahan pada Jantung Jantung akan bertambah besar dan kuat sehingga
daya tampung besar dan denyutan kuat. Kedua hal ini akan meningkatkan
efisiensi kerja jantung. Dengan efisiensi kerja yang tinggi, jantung tak perlu
berdenyut terlalu sering. Pada orang yang tidak melakukan olahraga, denyut
jantung ratarata 80 kali per menit, sedang pada orang yang melakukan
olahraga teratur, denyut jantung rata-rata 60 kali per menit. Dengan
demikian dalam satu menit dihemat 20 denyutan, dalam satu jam 1200
denyutan, dan dalam satu hari 28.800 denyutan. Penghematan tersebut
menjadikan jantung awet, dan boleh diharap hidup lebih lama dengan
tingkat produktivitas yang tinggi (Strauss, 1979).
b. Perubahan pada Pembuluh darah Elastisitas pembuluh darah akan
bertambah karena berkurangnya timbunan lemak dan penambahan
kontraksi otot dinding pembuluh darah. Elastisitas pembuluh darah yang
tinggi akan memperlancar jalannya darah dan mencegah timbulnya
hipertensi. Disamping elastisitas pembuluh darah yang meningkat,
pembuluh-pembuluh darah kecil (kapiler) akan bertambah padat pula.
Penyakit jantung koroner dapat diatasi dan dicegah dengan mekanisme
perubahan ini. Kelancaran aliran darah juga akan mempercepat
pembuangan zat-zat lelah sebagai sisa pembakaran sehingga bisa
diharapkan pemulihan kelelahan yang cepat (Soekarman, 1987).
c. Perubahan pada Paru Elastisitas paru akan bertambah sehingga kemampuan
berkembang kempis juga akan bertambah. Selain itu jumlah alveoli yang
aktif (terbuka) akan bertambah dengan olahraga teratur. Kedua hal diatas
akan menyebabkan kapasitas penampungan dan penyaluran oksigen ke
darah akan bertambah. Pernafasan bertambah dalam dengan frekuensi yang
lebih kecil. Bersamaan dengan perubahan pada jantung dan pembuluh
darah, ketiganya bertanggung jawab untuk penundaan kelelahan (McArdle,
1986).
d. Perubahan pada Otot Kekuatan, kelentukan, dan daya tahan otot akan
bertambah. Hal ini disebabkan oleh bertambah besarnya serabut otot dan
meningkatnya sistim penyediaan energi di otot. Lebih dari itu perubahan
pada otot ini akan mendukung kelincahan gerak dan kecepatan reaksi,
sehingga dalam banyak hal kecelakaan dapat dihindari (Brooks, 1984).
e. Perubahan pada Tulang Penambahan aktivitas enzim pada tulang akan
meningkatkan kepadatan, kekuatan, dan besarnya tulang, selain mencegah
pengeroposan tulang. Permukaan tulang juga akan bertambah kuat dengan
adanya tarikan otot yang terus menerus (Fox, 1988).
f. Perubahan pada Ligamentum dan Tendo Kekuatan ligamentum dan tendo
akan bertambah, demikian juga dengan perlekatan tendo pada tulang.
Keadaan ini akan membuat ligamentum dan tendo mampu menahan beban
berat dan tidak mudah cedera (Teitz, 1989).
g. Perubahan pada Persendian dan Tulang rawan Latihan teratur dapat
menyebabkan bertambah tebalnya tulang rawan di persendian sehingga
dapat menjadi peredam (shock absorber) dan melindungi tulang serta sendi
dari bahaya cedera (Wilmore, 1981).
h. Perubahan pada Aklimatisasi terhadap Panas Aklimatisasi terhadap panas
melibatkan penyesuaian faali yang memungkinkan seseorang tahan bekerja
di tempat panas. Kenaikan aklimatisasi terhadap panas disebabkan karena
pada waktu melakukan olahraga terjadi pula kenaikan panas pada badan
dan kulit. Keadaan yang sama akan terjadi bila seseorang bekerja di tempat
panas (Fox, 1984).
3. Hal-hal yang sering terjadi pada saat latihan
Apabila pada saat latihan denyut jantung mendadak naik atau mendadak
turun, berarti latihan yang dilakukan melampaui takaran, kurangilah
intensitasnya. Demikian pula apabila timbul rasa nyeri di dada. Apabila ada rasa
pusing, kepala terasa ringan dan keluar keringat dingin, itu pertanda otak kurang
mendapat cukup darah. Tetaplah bergerak dengan intensitas yang lebih rendah
(Teitz, 1989). Apabila sehari setelah latihan masih ada rasa capai yang sangat,
berarti latihannya terlalu keras, kurangi intensitas latihan berikutnya. Demikian
pula apabila malam setelah latihan menjadi sulit tidur. Apabila pada menit-menit
pertama menjalankan latihan terasa sesak nafas, maka tambahlah pemanasan pada
latihan berikutnya. Jangan lupa untuk tetap minum, baik sebelum, selama maupun
sesudah latihan (McArdle, 1986).
Ada baiknya diingat kembali delapan pesan kepada orang tua sewaktu
diselenggarakan Kursus Kesehatan Olahraga pada tahun 1974 di Jakarta.
1. Kegiatan olahraga memelihara dan meningkatkan kesehatan serta menjamin
"a healthy way of life".
2. Kegiatan olahraga berpengaruh baik terhadap tabiat dan kepribadian anak,
antara lain: meningkatkan kepercayaan terhadap diri sendiri, disiplin, will-
power, keberanian dan lain-lain.
3. Kegiatan olahraga dapat mengembangkan kualitas fisik, seperti: kekuatan,
skill, kecepatan dan daya tahan.
4. Kegiatan olahraga dapat memberi kepuasan terhadap keinginan anak untuk
bergerak dan bermain, menciptakan suasana gembira, meningkatkan
kemampuan dan kesegaran fisik serta membangkitkan hasrat yang besar
untuk tetap melakukan kegiatan olahraga.
5. Kegiatan olahraga dapat menciptakan keseimbangan yang serasi antara
jasmani dan rohani. Hal ini memberikan efek yang sangat baik terhadap
pendidikan anak di sekolah.
6. Kegiatan olahraga akan mendorong dan memupuk kerjasama dalam
kelompok, bahkan juga dapat dan mau menghargai orang lain.
7. Kegiatan olahraga dapat mendorong anak untuk memanfaatkan waktu
senggang dengan kegiatan yang bermanfaat bagi pengembangan fisik dengan
latihan olahraga.
8. Kegiatan olahraga dapat membantu mengembangkan motor ability, sehingga
pelatih akan lebih mudah membimbing anak menjadi olahragawan yang baik
dan berprestasi.

Sumber:

Jurnal: Nofa Anggriawa, 2015.Peran fisiologi olahraga dalam


menunjang prestasi.Vol 11 Nomor 2
5. KONSEP DASAR BIOMEKANIKA OLAHRAGA
1. Definisi

Biomekanik adalah ilmu yang mempelajari tentang pergerakan tubuh manusia yang di
pengaruhi oleh sistem anatomi tubuh, fisiologis dan psikologi yang dilihat dari segi
mekanika. Biomekanik membahas bagaimana tulang, otot, jaringan lunak, tendon, dan
ligamen bekerja sehingga menghasilkan gerakan yang halus dan terkontrol dengan
baik gerakan ini tentunya didapat dengan latihan. Perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan dalam olahraga menunjukkan kemajuan khususnya dalam ilmu
kepelatihan (coaching). Manfaat perkembangan IPTEK salah satunya yaitu
mengevaluasi hasil latihan dan pertandingan dalam segi teknik. Tujuan nya untuk
memberi pengetahuan kepada pelatih atau atlet bahwa masih adanya kekurangan atau
tidak sempurna nya suatu gerakan yang dilakukan. Sebab jika gerakan yang dilakukan
salah, akan mempengaruhi hasil akhirnya.

Biomekanika adalah studi tentang fungsi dan strukutural sistem biologi dengan
menggunakan metode mekanik. Pendekatan biomekanika terhadap olahraga lebih
difokuskan kepada pelaku olahraga (atlet), tetapi pendekatan biomekanika terhadap
olahraga juga bisa merambah kepadaperilaku objek yang tidak bergerak seperti alas
kaki, permukaan (field), dan perlengkapan olahraga yang dapat mempengaruhi
performa atlet.

2. Ruang lingkup
Ruang lingkup Biomekanika meliputi developmental biomechanics, biomechanics
of exercise, rehabilitation mechanics, equipment design dan sport biomechanics
(biomekanika olahraga).
3. Asas dasar biomekanika
Aspek-aspek dalam pendidikan jasmani yang berkenaan dengan biomekanik. Pada
asas dan prinsip biomekanika ini dipelajari tentang penggolongan gerak manusia
menurut broer, penggolongan tugas gerak manusia terbagi atas:
a. Tugas menggantung
b. Tugas mendukung
c. Tugas berkaitan dengan gerak tubuh atau objek
d. Tugas berkenaan dengan tenaga.

Sumber:

Jurnal :Adi rahardian.2018. APLIKASI ANALISIS BIOMEKANIKA UNTUK

MENGEMBANGKANKEMAMPUAN LARI JARAK PENDEK.vol 8 no 1

6. PENANGANAN CEDERA OLAHRAGA


1. Definisi
Cedera olahraga adalah segala cedera yang timbul pada sat atau setelah
berolahraga.
2. Klasifikasi
1. Menurut waktu terjadinya sedera di golongkan menjadi:
1. Cedera yang terjadi belum lama( dalam Hitungan jam)disebut juga
cedera akut dengan Ciri-ciri :Korban meras nyeri, Berwarna
kemerahan di daerah cedera,Teraba hangat , Dirasakan panas oleh
korban,Terlihat bengkak dan gangguan fungsi organ.
2. Cedera yang terjadi sudah lama (berhari-hari) di sebut juga cedera
Kronik
2. Menurut penyebabnya cedera olahraga di klasifikasikan menjadi
1. Cedera langsung
cedera yang disebabkan langsung oleh sesuatu dari luar tubuh,
seperti misalnya tabrakan dengan orang lain atau akibat hantaman
benda seperti bola, stik hoki, dan sebagainya.
2. Cedera tidak langsung
akibat adanya gaya pada bagian tubuh yang lain (misalnya
terlepasnya sendi bahu akibat terjatuh dengan posisi tangan terjulur
dan akibat gaya yang dicetuskan tindakan diri sendiri, misalnya pada
peregangan yang berlebihan atau kelelahan.
3. Cedera karena penggunaan berlebihan
adanya gaya yangberulang-ulang pada tulang dan jaringan
pengikatnya seperti tendon.
4. Cedera jaringan keras
Cedera jaringan keras merupakan cedera yang terjadi pada tulang
dan sendi.
5. Cedera jaringan lunak
Cedera jaringan lunak dapat terjadi pada kulit, otot, tendon, dan
ligamen.
3. Penanganan cedera olhraga

Ada bebrapapa teknik penanganan cedera olah raga salah satunya dengan tenik
PRICES(Protektion, Rest, Compression,Elevation, Support) ini digunakan
menangani cedera olahraga pada jaringan lunak. Teknik PRICES tidak boleh
dilakukan pada kram otot, patah tulang terbuka, luka terbuka pada kulit, dan
korban yang alergi dingin.
Berikut adalah penanganan cedera olahraga dengan teknik PRICE
1. Protect (Proteksi)
untuk mencegah cedera bertambah parah dengan menggunakan air splint
dan
ankle brace.
2. Rest (Istirahat)
Istirahatkan bagian tubuh yang cedera selama 2-3 hari agar jaringan
kembali sembuh.
3. Ice (Pemberian Es)
Bertujuan untuk mengurangi peradangan.
4. Compression (Kompresi)
Kompresi bertujuan untuk mencegah pergerakan otot dan juga dapat
mengurangi
pembengkakkan.Kompresi dilakukan dengan menggunakan elastic bandage
atau
ankle taping.
Slain itu penangan cedera juga dapat menggunakan teknik RICE sesia
dengan yang dikembangkan oleh bagian pencegahan dan pengendalian
penyakit tidak menulat (P2PTM) Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia

4. Pencegahan Cedera Olahraga


Cedera olahraga dapat dicegah dengan asupan gizi yang baik, pemanasan dan
pendinginan yang cukup. Dalam berolahraga, ketahui jenis dan risiko dari olahraga
yang dilakukan. Penggunaan kinesio tape dan straps juga merupakan tindakan
pencegahan.

Sumber:

Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia Volume 1. Edisi 1. Juli 2011. ISSN: 2088-
6802 http://journal.unnes.ac.

Anda mungkin juga menyukai