Anda di halaman 1dari 4

I.

Pembahasan

Pada praktikum percobaan kali ini, praktikan mempelajari mengenai


konsep dari Jembatan Wheatstone. Alat dan bahan yang digunakan
praktikan saat melaksankan praktikum yaitu pertama ada galvanometer,
kedua kabel penghubung, ketiga papan jembatan wheatstone, keempat
power supply dan kelima mistar, serta bahan yang digunakan ada resistor
dan resistor sumbat. Cara pengambilan data pada percobaan jembatan
wheatstone yaitu dilakukan dengan menyusun rangkaian dengan Power
Supply seperti gambar yang terdapat di modul. Gunakan hambatan yang
sudah ditentukan nilainya dan hambatan standar. Kemudian gesekkan
kontak K pada kawat sampai jarum galvanometer menunjukkan angka nol.
Apabila kontak K sudah sampai di ujung kawat sedangkan jarum belum
menunjukan angka nol, diubah nilai hambatan standar dan diulangi langkah-
langkah sebelumnya. Selanjutnya dicatat harga Rs, L, dan L2. Praktikum ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh hambatan standar terhadap panjang
kawat 1 (Li) dan panjang kawat 2 (L2). Praktikan juga diharapkan dapat
mengetahui prinsip kerja dari jembatan wheatstone ini serta memahami
lebih lanjut mengenai konsep jembatan wheatstone pada percobaan, mulai
dari resistensi yang digunakan maupun pengaturan posisi dan jenis
rangkaian pada percobaan.

Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, bahwasannya


hipotesis kami dapat diterima karena sesuai dengan hasil percobaan yang
kami lakukan. Berdasarkan data yang kami peroleh maka untuk hipotesis
kami yang pertama yaitu semakin besar nilai hambatan standar ( R5) maka
semakin besar panjang kawat 1 (L1) yang dihasilkan dan yang kedua
semakin besar nilai hambatan standar (R5) maka semakin kecil panjang
kawat 2 (L2) yang di hasilkan, sehingga dapat dikatakan terbukti karena
terlihat dari hasil percobaan dan perhitungan yang kami dapat. Pada data
pertama tabel 1 menggunakan resistor standar bernilai 10 Ω dengan L1
adalah 0,539 m dan L2 adalah 0,461 m sehingga didapatkan Rx adalah 8,5

18
Ω dengan ketidakpastian relatifnya sebesar 0,2%. Pada data kedua
menggunakan resistor standar bernilai 50 Ω dengan L1 adalah 0,844 m dan
L2 adalah 0,156 m sehingga didapatkan Rx adalah 9,2 Ω dengan
ketidakpastian relatifnya sebesar 0,4%. Pada data tabel 2 menggunakan
resistor standar bernilai 20 Ω dengan L1, adalah 0,18 m dan L2 adalah 0,82
m sehingga didapatkan Rx adalah 91,1 Ω dengan ketidakpastian relatifnya
sebesar 0,4%. Pada data kedua menggunakan resistor standar bernilai 50 Ω
dengan L1 adalah 0,346 m dan L2 0,654 m sehingga didapatkan Rx adalah
94,5 Ω dengan ketidakpastian relatifnya sebesar 0,2%. Pada data tabel 3
menggunakan resistor standar bernilai 50 Ω dengan L1 adalah 0,102 m dan
L2 adalah 0,898 m sehingga didapatkan Rx adalah 440,19 Ω dengan
ketidakpastian relatifnya sebesar 0,6%. Pada data kedua menggunakan
resistor standar bernilai 100 Ω dengan L1 0,178 m dan L2 adalah 0,822 m
sehingga didapatkan Rx adalah 461,79 Ω dengan ketidakpastian relatifnya
sebesar 0,4%. Pada hipotesis yang kedua yaitu semakin besar hambatan
standar, maka semakin kecil nilai panjang kawat kedua (L2) juga terbukti
benar.

Pada saat melaksnakan percobaan praktikum ada kendala yang


terjadi,yaitu kesalahpahaman asisten praktikum dalam menyampaikan
informasi kepada praktikan mengenai data L1 dan L2 yang terbalik namun,
hal tersebut bukanlah suatu hal yang sangat fatal karena pada saat itu juga
asisten praktikum memberitahukan kepada kami akan hal tersebut dan kami
pun memperbaikinya, permasalahan selesai. Jembatan wheatstone
bermanfaat dalam bidang perikanan. Perancangan dan pembuatan
perhitungan ikan secara otomatis diciptakan alat-alat yang bertujuan untuk
mempermudah tugas manusia dalam pekerjaan sehari-hari. Dalam bidang
perikanan perlu diciptakan suatu alat yang dapat menmggantikan tugas
manusia untuk menghitung jumlah ikan-ikan saat beri makan ikan-ikan,
akan menjaga jumlah ikan-ikan dalam jumlah banyak sehingga tugas
manusia dapat digantikan oleh alat ini juga dapat mempercepat proses
perhitungan ikan otomatis ini dapat dihitung jumlah ikan dalam jumlah

19
banyak, dalam waktu yang relatif cepat. Serta jembatan wheatstone lebih
sering digunakan sebagai alat bantu untuk pengukuran (instrumentasi),
karena rangkaian ini sangat sensitif dan akurat. Beberapa alat ukur yang
mengunakan prinsip jembatan wheatstone: Ohmmeter, voltmeter,
amperemeter, termometer elektronik, staingauge dan lain sebagainya.
Hampir semua alat ukur menggunakan prinsip ini.

20
J. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat


disimpulkan bahwa hipotesis kami yang berbunyi :

1. Nilai hambatan standar (RS) berbanding lurus dengan panjang kawat 1


(L1) sehingga semakin besar nilai hambatan standar (RS) maka semakin
besar pula panjang kawat 1 (L1) yang dihasilkan. Dapat diterima karena
sesuai dengan hasil percobaan dan perhitungan
2. Nilai hambatan standar (RS) berbanding terbalik dengan panjang kawat
2 (L2) sehingga semakin besar nilai hambatan standar (RS) maka
semakin kecil pula panjang kawat 2 (L2) yang dihasilkan. Dapat diterima
karena sesuai dengan hasil percobaan dan perhitungan

21

Anda mungkin juga menyukai