Anda di halaman 1dari 3

Nama : Aldi Aditya

NIM : 195120207111031
Kelas : Dasar-Dasar Public Relations D-2 / 09.40-12.20
MEDIA RELATIONS
Perkembangan public relations menjadi tantangan di era digital seperti sekarang.
Dengan adanya hubungan antara praktisi public relations dengan media menjadikan peran
keduanya sangat penting dalam aktivitas penyebaran informasi. Peran antara media dan
praktisi public relations disebut simbiosis mutualisme yakni saling menguntungkan satu sama
lain. Dalam hal ini, media menjadi jembatan publikasi yang biasa digunakan oleh praktisi
public relations dalam menyampaikan informasi suatu organisasi. Hal tersebut bertujuan agar
masyarakat atau khalayak dapat dengan mudah mendapatkan informasi atau berita dengan
cepat. Tentu saja hal tersebut dilakukan guna membangun reputasi praktisi public relations
terutama hubungannya dengan media yang biasa disebut media relations.
Media Relations didefinisikan sebagai strategi komunikasi dalam membangun
interaksi antara organisasi atau perusahaan dengan media yang berfungsi sebagai publikasi
dan informasi yang disampaikan oleh praktisi public relations. Informasi yang disampaikan
juga bertujuan untuk menciptakan pemahaman dan pengetahuan khalayak umum atas berita
yang disampaikan. Dalam mendapatkan publisitas, membutuhkan teknik dalam menulis
berita dan sikap untuk menjadi seorang media relations yang baik dan berkapabilitas. Media
Relations menjadi bentuk starategi komunikasi yang dilakukan suatu organisasi terhadap
perkembangan teknologi digital pada saat ini. Praktisi public relations tentunya dituntut
dalam memahami hubungan antara masyarakat dan media. Media menjadi bagian vital sebab
dapat membantu keberhasilan praktik public relations. Dalam sebuah organisasi, praktisi
public relations bertugas membangun pemahaman antara organisasi dan publik karena hal
tersebut dapat merupakan fungsi manajemen yang dapat mempengaruhi keberhasilan
organisasi tersebut.
Media juga menjadi bagian yang sangat penting sebab media merupakan sarana
publikasi dimana informasi mengenai suatu organisasi tersebut disalurkan. Melalui media,
reputasi organisasi dapat dicapai karena dukungan yang diberikan oleh masyarakat melalui
informasi yang disampaikan. Selain itu, dengan adanya peran media maka dapat menjangkau
khalayak umum secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, hubungan antara media dan
praktisi public relations dapat dikatakan saling ketergantungan satu sama lain. Media juga
memiliki kekuatan sebagai pihak ketiga dalam proses penyampaian informasi. Media dapat
mendukung suatu organisasi dengan menggiring kepercayaan publik melalui penjelasan yang
kuat dari sumber yang terpercaya.
Pada dasarnya public relations sekarang telah bergreak di era digital seiring
berkembangnya teknologi internet. Hal itu dikarenakan sebagaian besar masyarakat dapat
memperoleh informasi melalui internet, baik itu informasi formal ataupun informal. Maka
dari itu, internet menjadi aspek penting dalam mendukung kegiatan praktik public relations
sebab adanya komunikasi interaktif dua arah yang dapat terjadi. Dalam teori manajemen
hubungan, dikatakan bahwa masyarakat menjadi co-creator yang berperan dalam melakukan
interaksi, mengkritik ataupun mendukung program tertentu. Website merupakan penyedia
saluran komunikasi yang aktif dan efektif karena masyarakat dapat melakukan interaksi
dengan bebas. Website diciptakan sebagai platform untuk berkomunikasi guna untuk
membangun relasi interaksi antara publik dan organisasi.
Pada bidang Pendidikan, website merupakan platform formal penyedia informasi
secara terbuka yang diakses untuk melakukan keperluan administrasi atau akademik. Dalam
penelitiannya, website yang telah diaplikasian pada perguruan tinggi negeri yang dinilai
efektif dalam menjalankan fungsinya sebagai penyedia informasi yang transparan dan
interaktif. Praktik public relations dalam mengelola informasi yang berhubungan dengan
publik pun dianggap optimal dikarenakan dapat memanfaatkan website dengan efektif. Pada
lembaga pendidikan terkhususnya perguruan tinggi, praktisi public relations cenderung
memanfaatkan media massa sebagai peran utama dalam menyalurkan informasi. Dalam
menyampaikan informasi, praktisi public relations tentunya tetap harus menjaga kebenaran
informasi tersebut agar dapat meminimalisir berita negatif dan tidak menggiring publik ke
arah tersebut yang nantinya dapat mempengaruhi reputasi organisasi.
Hubungan yang saling menguntungkan antara praktisi public relations dengan media
massa penting untuk dibentuk oleh praktisi public relations itu sendiri, sebab media massa
merupakan saluran komunikasi yang dapat menjangkau khalayak secara luas dan penting
untuk suatu organisasi/perushaan dalam menginformasikan kepentingan berupa pesan.
Website juga telah diaplikasikan pada lembaga pemerintahan sebagai transparansi dan
akuntabilitas yang menciptakan karakter publik yang kritis dan bebas berpendapat dalam era
demokrasi sehingga webite disebut sebagai inovasi baru dalam penyebaran informasi. Seiring
berkembangnya waktu, website menjadi sebuah transparansi informasi yang dapat diakses
oleh publik. Pada lembaga pemerintahan, website merupakan fasilitas penyedia informasi
yang sangat berguna bagi masyarakat.
Meskipun situs web pemerintah dianggap efektif sebagai subsidi informasi oleh
wartawan. Namun, beberapa penelitian juga menemukan bahwa jurnalis cenderung
melihatnya negatif. Selain dianggap membantu memberikan informasi, informasi di situs web
yang juga dirasakan belum mengikuti prinsip jurnalistik dan belum memberikan interaktif
fitur karena adanya keberpihakan karena dengan adanya informasi oleh pemerintah, terjadi
kekurangan modal yang menjadikan jurnalis bergantung kepada informasi yang bersumber
dari public relations.
Praktisi public relations menjadi sumber informasi untuk para jurnalis atau wartawan
yang meliput berita dari suatu organisasi. Hubungan media didefinisikan sebagai sebuah
kegiatan yang menjembatani sumber informasi kepada publik untuk menarik publisitas yang
diperoleh oleh public relations. Namun, terdapat perbedaan pandangan atas kepentingan
masing-masing pihak. Telah dijelaskan bahwa hubungan antara praktisi public relations dan
media dapat dikatan seperti simbiosis mutualisme yang dimana peran dan tugas mereka
saling berkaitan atau berhubungan satu sama lain. Public relations dianggap sebagai sumber
informasi yang kredibel dan dapat dipercaya yang mepresentasikan suatu organisasinya yang
dimana hal ini membantu jurnalis dalam menulis berita tersebut berdasar dari informasi yang
telah diperoleh dari public relations lalu menyampaikan berita tersebut ke publik.
Namun, dalam media sendiri terdapat hambatan-hambatan dalam penyampaian
informasinya seperti menyalah-persepsikan sifat praktisi public relations dan media, yang
dimana media terkadang berfokus pada rumor yang ada, sensasi atau berita yang negatif
sedangkan public relations cenderung ke arah publikasi, promosi atau berita yang positif.
Terkadang di media juga kerap didapati istilah berita buruk merupakan berita yang baik (bad
news is good news) yang artinya media sering kali memberikan informasi dari sisi yang buruk
agar mendapat perhatian publik sementara itu media melupakan sisi baik dari berita tersebut.
Selain itu terdapat juga yang namanya hidden advertising atau iklan yang tersembunyi.
Maksud dari hidden advertising inni merujuk kepada media yang menyampaikan suatu berita
tetapi terdapat iklan yang ditaruh dalam berita tersebut secara halus atau tersembunyi yang
menjadikan berita tersebut tidak terkesan natural atau kurang kreatif.
Tidak hanya dari perspektif media atau jurnalis, dari hubungan keduanya terdapat
pertentangan yang dimana pada dasarnya jurnalis memerlukan informasi yang faktual atau
valid atas kebenarannya sedangkan praktisi public relations diangga menutupi yang
sebenarnya terjadi dalam organiasi dan dinilai sebagai manipulatif. Hal itu dikarenakan
praktisi public relations harus menyampaikan informasi-informasi yang positif terkait dengan
organisasi. Sebagaimana yang diketahui, jurnalis memiliki prinsip yang kuat terhadap berita
yang akurat dan tentunya mengedepankan kejujuran.
Pandangan yang berbeda dari keduanya pada akhirnya akan tetap dipertahankan
karena tugas dan fungsi masing masing saling berpengaruh. Praktisi public relations harus
memastikan lagi bahwa informasi yang diberikan dapat dipertanggung jawabkan sebelum
diberikan kepada media. Dalam sebuah penelitian, jurnalis mengungkapkan bahwa
hubungannya dengan praktisi public relations memang tetap harus dipertahankan dan dijaga
dengan baik dengan harapan praktisi public relations dapat meningkatkan lagi sikap
profesionalitasnya dan mengetahui kebutuhan media.
DAFTAR PUSTAKA
Kriyantono, R. (2019). How Journalists Perceive The Media Relations of Public Relations as
New-sources in Indonesia. The 3rd International Conference on Media Studies
2019 . Universiti Utara Malaysia & Bansomdejchaopraya Rajabhat University.
Kriyantono, R. (2019). Journalists' Perceptions of Government Public Relations Websites as
Information Subsidies in Democracy Era. The 6th International Search Conference
2019 Proceedings (hal. 98-115). Kuala Lumpur: Taylor's Press.
Kriyantono, R. (2019). Research Strategies and Media Relations in Public Relations
Practices. Jurnal Komunikatif, 8(2), 178-190.
Kriyantono, R. (2020). Efektivitas website perguruan tinggi negeri sebagai penyedia
informasi bagi mahasiswa. Jurnal Studi Komunikasi, 4(1), 117-142.
Kriyantono, R. (t.thn.). How to Conduct A good Media Relations. Basic PR/FIS UB.

Anda mungkin juga menyukai