Teori Pap
Teori Pap
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Arsyad, dkk (2006: 16), agribisnis adalah suatu kegiatan usaha
yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan
hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian arti luas. Dimaksud
dengan “ada hubungannya” dengan pertanian dalam artian luas adalah kegiatan
usaha yang menunjukan kegiatan pertanian dan kegiatan kegiatan usaha yang
Konsep agribisnis sebenarnya adalah suatu konsep yang utuh, mulai dari
proses produksi, mengolah hasil, pemasaran dan aktivitas lain yang berkaitan
produksi input, produksi dan produksi pengolahan dari hasil suatu pertanian
penggunaan tanah, biaya penggunaan tanah, sarana dan kebutuhan lain yang
penting. Dengan demikian, agribisnis merupakan konsep yang utuh mulai dari
proses produksi, pengolahan hasil dan aktivitas lain yang berkaitan dengan
input, produksi dan distribusi dengan sendirinya agribisnis menjadi sebuah sistem,
menyerap input dan melalui berbagai proses produksi, pengelolahan dan distribusi
agribisnis berturut-turut sebagai pemasok barang input dan jasa input. Input-input
oleh jasa agriniaga. Soekartawi(2005: 27) menyatakan bahwa produk primer ada
yang langsung dikonsumsi oleh rumah tangga konsumen adapun yang diolah
Menurut Suryanto (2004: 58), agribisnis adalah usaha pertanian dalam arti
luas mencakup semua kegiatan mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana
produksi sampai pada kegiatan budidaya produksi usaha tani, kegiatan pengolahan
hasil, dan kegiatan pemasarannya. Kegiatan agribisnis secara utuh mencakup: (1)
saprodi untuk menghasilkan produksi primer; (3) subsistem agribisnis hilir (down
12
tream agribusiness) yaitu kegiatan ekonomi yang mengolah hasil pertanian primer
olahannya.
dikelompokan menjadi empat sistem yaitu (1) subsistem agribisnis hulu (upstream
kegiatan ekonomi yang mengolah hasil pertanian primer menjadi produk olahan
dan memperdagangkan hasil olahan ternak, dalam subsistem ini termasuk industri
kulit, industri penyamaan kulit, industri sepatu, industri pengolahan susu dan lain-
lain beserta perdagangannya di dalam negeri maupun ekspor; (4) subsistem jasa
Sumber daya manusia dalam hal ini para petani dapat ditingkatkan melalui
hidup melalui usaha tani sehingga petani mampu meningkatkan better farming,
yang berkesinambungan atas suatu masyarakat atau suatu sistem sosial secara
keseluruhan menuju kehidupan yang lebih baik atau lebih manusiawi, dan
belum ada (Rustiadi, dkk, 2009). Menurut Blakely dalam Kuncoro (2004: 64),
dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya yang ada dan
diupayakan untuk menemukan solusi yang konsisten dan langgeng bagi persoalan
kebutuhan dasar, yaitu sandang, pangan, papan, ketahanan dan proteksi. 2. Harga
diri (self esteem): dorongan dari diri sendiri untuk maju, untuk menghargai diri
sendiri, untuk merasa diri pantas dan layak melakukan atau mengejar sesuatu, dan
pendapatan perkapita dari penduduk tersebut dan akan meningkatkan daya tarik
daerah, yang pada akhirnya akan mendorong kegiatan ekonomi yang lebih tinggi.
(wilayah). Untuk mencapai sasaran di atas bukanlah pekerjaan ringan karena pada
mempunyai tujuan utama, yaitu meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja
untuk masyarakat lokal, dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah
membangun daerahnya.
16
antara daerah, maka akan ditemui kenyataan bahwa ada daerah yang tumbuh lebih
ekonomi, dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi tentu akan dapat dirasakan
ekonomi suatu wilayah atau daerah dalam suatu periode tertentu ditunjukkan oleh
data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) wilayah atau daerah tersebut.
daerah diarahkan untuk mengelola sumber daya daerah sehingga dapat menunjang
untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah.
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakat harus
sumber daya yang ada harus mampu menaksir potensi sumber daya yang
pengembangan fungsi tertentu dari suatu unit wilayah, mencakup fungsi sosial,
Proposals for the second decade”, yang disusun oleh UN Committee for
Development dalam Rustiadi, dkk, (2011), secara tegas diusung tiga prasyarat
pembangunan berkelanjutan.
pengembangan fungsi tertentu dari suatu unit wilayah, mencakup fungsi sosial,
yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah (added
pertumbuhan suatu wilayah atau negara sangat tergantung dari keunggulan atau
untuk dapat menjadi sektor basis di suatu wilayah. sektor ekonomi suatu wilayah
dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu sektor basis dimana kelebihan dan
industri basis ini akan menghasilkan barang dan jasa, baik untuk pasar domestik
daerah maupun pasar luar daerah/wilayah. Sektor non-basis adalah sektor dengan
kegiatan ekonomi yang hanya melayani pasar di daerahnya sendiri, dan kapasitas
yaitu demand side strategy dan supply side strategi. Demand side strategy atau
strategi dari sisi permintaan adalah suatu strategi pengembangan wilayah yang
industri dan jasa-jasa yang akan lebih mendorong perkembangan wilayah tersebut.
Sedangkan supply side strategi atau strategi dari sisi penawaran adalah suatu
adalah untuk meningkatkan pasokan dari komoditas yang pada umumnya diproses
20
dari sumber daya alam lokal. Kegiatan produksi terutama ditunjukkan untuk
ekspor yang akhirnya akan meningkatkan pendapatan lokal dan selanjutnya akan
menarik kegiatan lain untuk datang ke wilayah tersebut (Rustiadi, dkk. 2011).
Giarratani (dalam Nugroho dan Dahuri, 2004), menyimpulkan tiga pilar penting
yang secara fisik relatif sulit atau memiliki hambatan untuk digerakkan
antar wilayah. Hal ini disebabkan adanya faktor-faktor lokal (bersifat khas
3) Biaya transpor (imperfect mobility of good and service). Pilar ini adalah
Implikasinya adalah biaya yang terkait dengan jarak dan lokasi tidak dapat
wilayah.
struktural. Wilayah tumbuh dan berkembang dapat didekati melalui teori sektor
Teori sektor diadopsi dari Fisher dan Clark yang mengemukakan bahwa
transformasi struktur ekonomi dalam tiga sektor utama, yakni sektor primer
sumber daya dan manfaatnya, yang menurun di sektor primer, meningkat di sektor
tertier, dan meningkat hingga pada suatu tingkat tertentu di sektor sekunder.
sistem ekonomi modern. Ini berarti juga terjadi perubahan struktur ekonomi dari
sektor pertanian ke sektor industri kemudian dari sektor industri berubah ke sektor
dimiliki oleh wilayah bersangkutan. Bila suatu wilayah tertentu dapat mendorong
akan meningkat cepat. Hal ini dapat terjadi karena peningkatan ekspor tersebut
akan memberikan dampak berganda (multiplier effect) yang cukup besar bagi
pokoknya (basic need); (2) meningkatkan rasa harga diri (self esteem); (3)
yang merupakan salah satu dari hak manusia. Pertumbuhan ekonomi daerah
ekonomi suatu daerah. Kemampuan pemerintah daerah untuk melihat sektor yang
Theory growth poles adalah salah satu teori yang dapat menggabungkan
pembangunan ke seluruh pelosok daerah. Selain itu teori ini juga dapat
perkotaan terpadu.
sebagai suatu rangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan yang lainnya
dalam komposisi Agregat Demand, perdagangan luar negeri (ekspor dan impor),
kerja dan modal) yang diperlukan guna mendukung proses pembangunan dan
24
pembangunan ekonomi dan perlu pengembangan lebih lanjut, akan tetapi jika
pembangunan yang disusun menjadi lebih terarah agar tujuan pembangunan dapat
tercapai.
dengan Hukum Engels bahwa makin tinggi pendapatan masyarakat, maka makin
diperkuat oleh perubahan yang serupa dalam komposisi perdagangan luar negeri
atau ekspor.
25
tingkat produksi yang akan dicapai dengan jumlah faktor-faktor produksi yang
digunakan. Konsep utama yang dikenal dalam teori ini adalah memproduksi
merupakan hukum yang dicetuskan oleh David Richardo. Hukum ini menyatakan
yang sebanding, pada titik tertentu, penambahan hasil akan semakin berkurang
meskipun faktor produksi terus ditambah. Hal ini dikarenakan penambahan iput
secara terus menerus akan berakibat pada jumlah input yang melebihi kapasitas
Seperti yang dapat kita lihat pada gambar di bawah ini, dapat kita lihat
terdapat kurva produksi total, serta kurva rata-rata produksi dan kurva produksi
marginal. Dapat kita lihat bahwa penambahan satu orang tenaga kerja sebagai
input akan meningkatkan jumlah output total yang dihasilkan, begitu juga
penambahan tenaga kerja kedua masih akan menambah jumlah produksi total
yang dihasilakn (lihat gambar pada kurva produksi total). Akan tetapi, tambahan
pekerja pertama masih memberikan tambahan hasil yang tinggi, akan tetapi
hasil yang lebih rendah dibandingkan dengan tambahan pekerja pertama (lihat
1. Bidang ekstraktif
Semua usaha yang dilakukan dengan cara mengambil hasil alam secara langsung.
2. Bidang agraris
Setiap usaha dengan mengolah alam agar memperoleh hasil yang dibutuhkan.
3. Bidang industri
Setiap usaha yang dilakukan dengan cara mengolah bahan mentah sampai menjadi
barang jadi.
4. Bidang perdagangan
Setiap usaha yang dilakukan dengan cara membeli dan menjual kembali tanpa
5. Bidang jasa
Setiap usaha yang dilakukan dengan cara memberikan jasa pelayanan kepada
masyarakat.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah semua barang dan jasa
sebagai hasil dari kegiatan ekonomi yang beroperasi di wilayah domestik, tanpa
dengan pendapatan yang diterima dari luar daerah dikurang dengan pendapatan
yang dibayarkanke luar daerah tersebut. Jadi, produk regional merupakan produk
28
yang ditimbulkan oleh faktor produksi yang dimiliki oleh penduduk suatu daerah
PDRB atas dasar harga berlaku adalah jumlah nilai tambah bruto (Gross
Value Added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di suatu wilayah.
Nilai tambah adalah nilai produksi (output) dikurangi biaya antara. Nilai tambah
dan gaji, bunga, sewa tanah, dan keuntungan), serta penyusutan dan pajak tidak
perlu dihilangkan dengan cara menghitung PDRB atas dasar harga konstan (BPS
Penghitungan atas dasar harga konstan ini berguna antara lain dalam
dasar harga konstan apabila dikaitkan dengan data mengenai tenaga kerja dan
barang modal yang dipakai dalam proses produksi dapat memberikan gambaran
usaha tersebut. Secara konsep nilai atas dasar harga konstan dapat juga
mencerminkan kuantum produksi pada tahun yang berjalan yang dinilai atas dasar
harga pada tahun dasar. Perkiraan produk/pendapatan domestik atas dasar harga
konstan dapat dilakukan pada PDRB menurut lapangan usaha dengan cara
menghitung nilai tambah atas dasar harga konstan untuk berbagai lapangan usaha
29
tersebut. Kegiatan ekonomi dikelompokkan menjadi kegiatan basis dan non basis.
permintaan barang dan jasa dari luar daerah (Arsyad, 2002: 65). Teori basis
ekonomi ini digolongkan ke dalam dua sektor yaitu sektor basis dan sektor non
wilayah. Setiap perubahan yang terjadi pada sektor basis menimbulkan efek ganda
Teori basis ekonomi merupakan model yang relatif sederhana. Teori ini
pertama adalah sektor basis (sektor ekspor) dan sektor kedua adalah sektor non
30
basis (sektor lokal). Model teori ini menjelaskan struktur perekonomian suatu
1) Sektor unggulan, yaitu sektor atau kegiatan ekonomi yang melayani, baik
pasar domestik maupun pasar luar daerah itu sendiri, dan luar negri (asing)
mengekspor barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor tersebut ke daerah
lain.
2) Sektor non unggulan, yaitu sektor atau kegiatan yang hanya mampu
Dalam analisis ini kegiatan ekonomi suatu daerah dibagi menjadi dua
golongan, yaitu:
1) Sektor Basis adalah kegiatan ekonomi yang melayani pasar di daerah itu
2) Sektor Non Basis adalah kegiatan ekonomi yang melayani pasar di daerah itu
sendiri.
31
dalam model ekonomi basis sebagai langkah awal untuk memahami sektor
dari model ekonomi basis menerangkan bahwa arah dan pertumbuhan suatu
wilayah ditentukan oleh ekspor wilayah. Ekspor itu sendiri tidak terbatas pada
bentuk barang-barang dan jasa, akan tetapi dapat juga berupa pengeluaran orang
(industri). Dasar pembahasannya sering difokuskan pada aspek tenaga kerja dan
dan perkebunan, perhitungannya didasarkan pada lahan pertanian (area tanam atau
area panen), produksi, atau produktivitas. Untuk sektor pertanian yang tidak
yang rumit. Penyelesaian analisis cukup dengan spreed sheet dari excel atau
dituntut adalah akurasi data. Sebaik apapun hasil olahan LQ tidak akan
banyak manfaatnya jika data yang digunakannnya tidak valid. Oleh karena
itu, sebelum memutuskan menggunakan alat analisis ini maka validitas data
sangat diperlukan.
kurang dari lima tahun. Sementara itu di lapangan, mengumpulkan data yang
dalam ruang lingkup aktivitas, acuannya sering tidak jelas. Akibatnya hasil
hitungan LQ terkadang aneh, tidak sama dengan apa yang kita duga.
Shift Share Analysis (SSA) merupakan alat analisis yang sangat baik untuk
melihat struktur perekonomian dan pergeseran pangsa sektor suatu wilayah atau
lokasi dalam kaitannya dengan wilayah yang lebih luas. Dikaitkan dengan
melihat fase pembangunan suatu wilayah, apakah masih bersifat pertanian primer,
ke dalam aktivitas ekonomi kreatif. Lebih jauh, dapat dilihat apakah transformasi
seimbang (imbalance).
ekonomi suatu wilayah dilihat dari penyerapan tenaga kerja dan kontribusi
dalam terminologi kesempatan kerja total dalam wilayah referensi antara dua
periode;
sektor yang sama di wilayah referensi. Angka positif untuk parameter ini di
tingkat lokal berarti sektor tersebut tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan
sektor yang sama di wilayah referensi. Dengan kata lain, nilai positif
2006: 78).
Tipologi Klassen juga merupakan salah satu alat analisis ekonomi regional, yaitu
alat analisis yang digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan
sebagai berikut:
daerah.
subsektor, usaha, atau komoditi daerah yang merupakan hasil analisis tipologi
Klassen.
35
3) Dapat menilai suatu daerah baik dari segi daerah maupun sektoral.
alat analisis hasil bagi lokasi atau LQ dengan model rasio pertumbuhan. Data
strategis, berdasarkan baik pertimbangan teknis (kondisi tanah dan iklim) maupun
sebagai komoditas basis yaitu komoditas yang dihasilkan secara berlebihan dalam
sehingga kelebihan tersebut dapat dijual keluar wilayah tersebut. Sebagai akibat
kerja.
daerah, di antaranya:
36
lain di pasar nasional dan pasar internasional, baik dalam harga produk,
dalam hal pasar (konsumen) maupun pemasokan bahan baku (jika bahan
baku di daerah sendiri tidak mencukupi atau tidak tersedia sama sekali).
7) Komoditas unggulan bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu, mulai dari
daerah adalah bahwa komoditas itu lebih unggul secara relatif dengan komoditas
lain di daerahnya. Pengertian unggul dalam hal ini adalah dalam bentuk
perbandingan dan bukan dalam bentuk nilai tambah riil. Keunggulan komperatif
bagi pengembangan daerah (Tarigan, 2001: 94). Hal terpenting bagi ukuran
mampu bersaing di pasar dengan komoditas pesaingnya. Oleh karena itu, sangat
perlu diketahui apakah komoditas dari hutan tanaman yang ada saat ini memiliki
restoran, yaitu sebesar 48,74 persen selama tahun 2010-2014. Pada hasil analisis
LQ menunjukkan sektor yang memiliki nilai LQ > 1 adalah sektor basis. Artinya
sektor tersebut telah mampu untuk memenuhi kebutuhannya sendiri juga untuk
Selama kurun waktu 2010-2014 yang termasuk sektor basis terdapat pada
sektor pertanian, sektor jasa-jasa dan sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Nganjuk, pada sektor pertanian dan industri termasuk ke dalam klasifikasi sektor
maju dan tumbuh cepat. Sektor Bangunan dan Sektor Perdagangan, hotel dan
Gas dan Air Minum; Angkutan dan Komunikasi; Bank, Lemkeu dan Jasa
terbelakang.
ditulis oleh Yulianto dan Santoso (2013). Alat analisis yang digunakan adalah
adalah bahwa potensi dan dominasi komoditas unggulan dari kedua kabupaten
yang terdapat pada tujuh kecamatan yang dilalui oleh JLS (Jalur Lintas Selatan)
Jatim tidak mencakup semua komoditas, yaitu padi sawah, padi gogo, jagung,
39
kacang tanah, kedelai, jambu mente, kelapa, kapuk randu, cengkeh, sengon,
akasia, perikanan tangkap, sapi potong, kambing, pasir besi, dan marmer.
daerah telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti. Alat analisis yang dapat
pendekatan agribisnis. Hal ini dibuktikan oleh Prahastha Dewi dan Santoso (2014)
yang berpotensi dan memiliki daya saing dan kegiatan penanganan sekunder
(pengolahan) berupa produk turunan yang memiliki nilai jual lebih tinggi
dengan analisis Location Quotient dan Shift Share Analysis, didapat dua
komoditas sapi dan jagung. Kasuba (2015) melakukan penelitian tentang potensi
Lailia dan Eko Budi Santoso (2014) dalam penelitian berjudul Penentuan
bahan baku memiliki nilai bobot (tingkat pengaruh) paling besar baik untuk
perikanan.
tersebut dan tentunya satu daerah dengan daerah lainnya memiliki keunggulan
yang unggul tersebut guna kemajuan dan kesejahtraan masyarakat sekitar dan
pertumbuhan ekonomi positif dapat diraih dan juga dipakai sebagai bahan
penelitian terdahulu dimana dilaksanakan uji t agar benar-benar didapat hasil yang
akurat dari perhitungan Analisis location quotient (LQ), Analisis shift share