Anda di halaman 1dari 5

Nama : Raira Chandara Wanda

NIM : 202110050311067

Kelas : IP-B

1. Sistem lembaga legislatif satu kamar / unicameral


Dalam jurnal Sistem Parlemen Berdasarkan Konstitusi Indonesia (2015) karya Widayati,
sistem unikameral adalah sistem lembaga legislatif yang hanya terdiri dari satu kamar
atau badan. Dalam sistem ini, tidak dikenal adanya majelis tinggi dan majelis rendah.
Rekruitmen untuk pengisian jabatan legislatif dalam sistem ini tidak membedakan
representasi politik dan representasi teritorial. Sistem parlemen unikameral biasanya
dianut oleh negara yang sedikit penduduknya dan masyarakatnya homogen serta wilaya
negaranya tidak terlalu luas. fungsi dewan atau majelis legislatif dalam sistem unikameral
itu terpusat pada satu badan legislatif tertinggi dalam struktur negara. Isi aturan mengenai
fungsi dan tugas parlemen unikameral ini beragam dan bervariasi dari satu negara ke
negara lain, tetapi pada pokoknya serupa bahwa secara kelembagaan fungsi legislatif
tertinggi diletakkan sebagai tanggung jawab satu badan tertinggi yang dipilih oleh rakyat.
Sistem lembaga legislatif dua kamar / bicameral
Sistem parlemen bikameral merupakan sistem parlemen yang terdiri dari dua kamar atau dua
badan, yang terdiri dari majelis tinggi (upper house) dan majelis rendah (lower house). Masing-
masing kamar dalam parlemen tersebut mewakili kepentingan kelompok tertentu. Majelis tinggi
pada umumnya mewakili kepentingan kelompok-kelompok fungsional, sedangkan majelis rendah
mewakili kepentingan rakyat. Anggota majelis tinggi dipilih atau diangkat dengan dasar
pertimbangan selain proporsi politik penduduk. Kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan
keanggotaan majelis tinggi adalah perwakilan atas kewilayahan atau teritorial, kelas atau
kelompok sosial, kelompok fungsional, entitas etnis, dan lain-lain sebagaimana dikehendaki oleh
rakyat yang dituangkan dalam konstitusi. Anggota majelis rendah dipilih dan/atau mewakili
rakyat berdasarkan jumlah atau proporsi politik penduduk. Biasanya keterwakilan ini dipilih
melalui partai politik yang berkompetisi dalam sebuah pemilihan untuk menentukan formasi
lembaga parlemen. Sistem parlemen dua kamar ini dimaksudkan untuk dapat saling mengawasi
(checks and balances) tidak hanya antar cabang-cabang kekuasaan (legislatif, eksekutif, dan
yudikatif), tetapi juga checks and balances ini juga saling mengawasi dalam kekuasaan legislatif
itu sendiri. Penerapan sistem parlemen bikameral di dalam praktiknya sangat dipengaruhi oleh
tradisi, kebiasaan, sejarah dan perkembangan ketatanegaraan negara yang bersangkutan. Negara
federal dapat dikatakan semua memakai sistem bikameral oleh karena satu kamar di antaranya
mewakili kepentingan negara bagian. Akan tetapi kemungkinan juga terjadi negara yang
berbentuk kesatuan memakai system bicameral dengan pertimbangan bahwa satu majelis dapat
mengimbangi dan membatasai kekuasaan dari majelis lain. Dikhawatirkan bahwa sistem
unikameral akan memberi peluang untuk menyalahgunakan kekuasaan, oleh karena mudah
dipengaruhi oleh situasi politik.
2. Kelebihan Unicameral
a. Sistem unikameral bersifat sederhana, praktis, murah, dan lebih demokratis.
b. Sistem unikameral cenderung sesuai dengan ide kedaulatan rakyat yang satu dan
tidak dapat dibagi-bagi.
c. Sistem unikameral memberikan jaminan untuk bisa mengambil keputusan secara
sepat, tepat, dan konsisten.
d. Lebih sederhana sehingga biaya yang harus dikeluarkan oleh negara lebih murah.
e. Efisiensi kerja dalam lapangan perundang-undangan lebih besar.

Kelemahan Unicameral

a. Dalam membicarakan persoalan bangsa/ negara kurang teliti dibandingkan sistem


dua kamar.
b. Kepentingan daerah-daerah tidak diwakili secara langsung.

Kelebihan Bicameral

a. Sistem bikameral dianggap lebih dapat mencerminkan kehendak dan kepentingan


nasional karena memiliki dua kamar.
b. Sistem bikameral dianggap bisa menjamin pekerjaan yang bijaksana, tertib, teliti,
hati-hati, serta dapat mengihindarkan dari keputusan yang tergesa-gesa dan berat
sebelah.
c. Sistem bikameral dianggap lebih bisa memberikan jaminan perlindungan terhadap
kemungkinan timbulnya kesewenang-wenangan dalam perundang-undangan.
d. Biaya yang dikeluarkan negara semakin besar.
e. Perselisihan antara dua majelis sering mengakibatkan jalan buntu
Kelemahan Bicameral

Yaitu masalah efisiensi dalam proses legislasi. Karena harus melalui dua kamar, banyak
anggapan bahwa sistem bikameral akan mengganggu atau menghambat kelancaran
pembuatan undang- undang.

3. Susunan Bicameral di Berbagai Negara


a. United Kingdom

b. United States of America


c. Australia

d. Jerman
4. Review buku Hanta Yuda
Judul buku : Presidensialisme Setengah Hati: Dari Dilema ke Kompromi
Penulis : Hanta Yuda AR
Kata Pengantar : Prof. Dr. Amien Rais dan Dr. Anies Baswedan
Penerbit : Gramedia, Jakarta
Cetakan : Pertama, April 2010
Tebal : 316 halaman

Buku ini membahasan mengenai sebuah studi yang mengkombinasikan tentang sistem
Presidensil dan Multipartai di Indonesia era pemerintahan SBY-JK. Pembahasan tentang
kepartaian selalu menjadi perbincangan publik. Awalnya pembahasan ini berawal dari
sebuah sistem pemerintahan Presidensil. Sistem pemerintahan Presidensil merupakan
sistem yang berpanduan terhadap negara Amerika. Dalam sistem ini Presiden dan Wakil
Presiden dipilih langsung oleh rakyat. Dalam sistem ini terdapat sebuah pemisahan
kekuasaan antara Legislatif dan Eksekutif. Presiden sebagai pelaksana kebijakan menjadi
kepala Eksekutif. Pemilihan Langsung bertujuan agar Rakyat dapat memilih kepala
Negara dan kepala pemerintahannya secara Langsung. Dan termasuk di Indonesia, sistem
Presidensil ini baru penuh dijalankan oleh Indonesia pada tahun 2004. Dan rakyat bisa
memilih langsung kepala Negara dan kepala Pemerintahannya. Dan baru memiliki roh
pada era Reformasi sejak Amandemen UUD 1945.

Anda mungkin juga menyukai