AJAR 14
RANTAI PASOK
1
5. Pihak kelima: Pihak yang menggunakan pakaian tersebut atau konsumen
Dari 5 ciri manajemen rantai pasok di suatu perusahaan seperti diatas dapat dikelompokkan menjadi 2
yang memenuhi kepentingan pelanggan dan yang memenuhi kepentingan perusahaan.
Yang memenuhi kepentingan pelanggan adalah:
1. Reliability
2. Responsiveness
3. Agility
2
Membahas tentang proses yang ada sepanjang rantai pasok. Ada beberapa versi yang
mendefinisikan proses di sepanjang rantai pasok ini.
Akan diuraikan satu pendekatan yang dibuat oleh Supply chain Council, mengikuti definisi apa yang
mereka sebut sebagai SCOR, yaitu Supply chain Operation Refference. Disini ada 5 proses utama yang
dikatagorikan di dalam rantai pasok, yaitu:
1. Proses perencanaan
Contoh pada garmen, perusahaan garmen direncanakan bahan baku yang dibutuhkan apa, berapa
jumlah dan dimana pembeliannya
2. Proses pengadaan
Contoh pada garmen, perusahaan garmen bahan baku yang telah direncanakan dibeli
3. Proses produksi
Contoh pada garmen, perusahaan garmen bahan baku diproduksi menjadi pakaian atau produk
4. Proses distribusi
Contoh pada garmen, perusahaan garmen pakaian atau produk yang dihasilkan didistribusikan
kepada pelanggan
5. Proses penanganan produk kembali
Contoh pada garmen, perusahaan garmen pakaian yang produk nya dikembalikan karena terdapat
kecacatan
3
global movement dari barang. Barang yang mungkin materialnya ada di satu negara, kemudian
proses menjadi barang setengah jadi ada di negara yang lain, kemudian menjadi produk jadi ada
di negara lain lagi serta dipasarkan di negara yang berbeda juga.
Sebagai contoh produk yang sederhana sebetulnya, yaitu sepatu. Ada sepatu yang diproduksi di
Indonesia hanya sebagian dari sepatu itu sendiri. Bukan seluruh sepatunya dikerjakan atau
diproduksi di Indonesia. Hanya bagian bawah dari sepatunya. Kemudian barang dipindah ke
negara lain untuk digabung dengan bagian yang lain menjadi sepatu yang utuh, dari situ
kemudian dipasarkan ke berbagai negara yang akan membutuhkan atau yang akan membeli
sepatu tadi.
Jadi, ini akan melibatkan global proses atau pergerakan dari material yang melibatkan berbagai
macam negara dan ini adalah satu tantangan sendiri karena bisa jadi dengan adanya perpindahan
produk lintas negara, akan terlibat dengan aturan perdagangan yang berbeda.
3. Tantangan Ketiga: Variasi Produk yang Semakin Banyak
Pada saat ini, banyak sekali perusahaan-perusahaan yang awalnya hanya memiliki lima atau enam
jenis produk, sekarang karena tuntutan pelanggan, keinginan pelanggan yang semakin bervariasi,
mereka kemudian menciptakan produk menjadi 20, 30 jenis dan lain sebagainya. Begitu produk
semakin bervariasi, semakin banyak, kita sebagai pelanggan mungkin suka. Ada banyak pilihan
pada saat kita berbelanja.
Kita pergi ke supermarket dan ada banyak pilihan sikat gigi yang tersedia, banyak pasta gigi
yang tersedia, sabun ada bermacam jenis, makanan ada bermacam-macam. Variasi itu
menyenangkan pelanggan. Namun, jangan lupa, variasi itu sebetulnya menciptakan kompleksitas
yang luar biasa dalam rantai pasok.
Contoh misalnya kita bicara soal produksi. Antara pabrik yang memproduksi satu jenis barang
dengan pabrik yang memproduksi tiga jenis barang, kompleksitasnya jauh berbeda. Karena ketika
kita memproduksi tiga jenis barang, maka, yang terjadi adalah mungkin ketika kita akan
memproduksi produk yang kedua, lintasan untuk yang pertama dimatikan lebih dulu. Ada proses
persiapan untuk mengganti dari satu produk ke produk yang lain. Begitu proses persiapan terjadi
kita akan kehilangan waktu karena waktu persiapan itu adalah waktu yang tidak produktif.
Kemudian, skala ekonomi kita akan turun.
Jika kita memproduksi satu barang sebanyak 1000 unit, dengan masing-masing barang 300, 300
dan 400 unit, jumlahnya sama- sama 1000 unit, tetapi biaya per unit akan lebih rendah jika
memproduksi 1000 barang dalam satu jenis karena skala ekonominya lebih bagus.
Jadi, variasi dari produk menciptakan kompleksitas juga berpotensi menciptakan biaya yang lebih
tinggi. Itu adalah tantangan yang ketiga. Variasi yang lebih banyak menciptakan kompleksitas
di dalam rantai pasok, di dalam kegiatan produksi, di dalam kegiatan pengiriman, mereka yang
mengelola gudang, inventaris dan sebagainya. Semua pekerjaannya akan lebih kompleks jika
variasi produknya meningkat. Itu juga tantangan.
4. Tantangan Keempat: Ketidak Pastian
Di dunia ini hampir tidak ada yang pasti jika bicara soal rantai pasok. Barang datang dari
pemasok tidak bisa kita pastikan. Apakah akan datang hari ini pukul sepuluh atau besok atau
mungkin lusa? Kita tidak bisa pastikan. Karena ini melewati proses yang sangat panjang,
melewati berbagai hambatan yang saya sampaikan tadi, maka, kedatangan material dari supplier
itu tidak pasti. Waktunya tidak pasti. Setelah barang itu datang, mungkin juga setelah kita cek,
ada yang rusak.
4
Kualitasnya juga mungkin tidak pasti. Tidak 100% bisa kita gunakan. Kemudian jika kita bicara
soal membeli material dari pemasok, harganya ada yang naik dan turun juga. Ada ketidakpastian
harga. Jadi, jika kita bicara soal hulu saja, sudah ada ketidakpastian waktu kedatangan, ada
ketidakpastian kualitas dari barang yang kita terima dari pemasok, ada juga ketidakpastian dari
sisi, misalnya, kualitas tadi, kemudian dari sisi harga.
Harga bisa naik turun jika kita bicara soal harga dari pemasok. Itu di hulu. Di hilir ada lebih
banyak ketidakpastian. Jika kita bicara soal ketidakpastian pasar juga ada banyak ketidakpastian
yang terjadi. Permintaan barang naik dan turun. Demand bisa naik, bisa turun. Itu adalah salah
satu bentuk ketidakpastian yang sangat besar pengaruhnya terhadap rantai pasok. Ketika
permintaan kita turun, pertanyaannya, masih bisakah kita memproduksi secara efisien jika
volume produksi kita turun 20%? Di beberapa industri, ini sangat sulit.
Ambil contoh, misalnya di industri semen yang kapasitas produksinya sulit dinaikkan
atau diturunkan, maka, permintaan yang naik turun ini akan menimbulkan biaya yang cukup
besar jika ini akhirnya berakibat pada pengurangan kapasitas. Jadi, ada kebutuhan tak
tentu. Ketidakpastian dari pasar. Ketidakpastian itu bisa dari sisi jumlahnya, bisa dari jenisnya
jika kita mengirim berbagai macam produk yang berbeda.
Bisa juga mungkin suatu saat barang itu dibutuhkan di wilayah A, tetapi tidak dibutuhkan di
wilayah B, jadi, ada mixed of region yang mungkin akan membutuhkan barang yang Anda
produksi, barang yang Anda jual dan kebutuhan itu tidak sama antara satu wilayah dengan
wilayah yang lainnya. Ambil contoh misalnya saat di satu wilayah itu panas, di wilayah yang lain
dingin, maka, kebutuhan pakaian akan berbeda mengikuti musim ini.
Jadi, ada ketidakpastian dari sisi kebutuhan di masing-masing wilayah. Ada dimesi ruang, yaitu
dimensi wilayah. Ada dimensi kuantitas. Ada dimensi waktu. Itu jika kita bicara soal sisi hilir.
Secara internal pun masih ada ketidakpastian. Pabrik mungkin tiba-tiba breakdown atau rusak,
misalnya. Lalu tidak ada suku cadang. Itu adalah ketidakpastian.
Tenaga kerja tiba-tiba menjadi tidak produktif dan tiba-tiba berdemonstrasi karena tidak puas,
misalnya. Inilah sesuatu yang tidak pasti secara internal. Kemudian, mungkin di luar sana ada
ketidakpastian politik, regulasi dan lain sebagainya.
Sebenarnya jika kita mengelola rantai pasok, kita harus sangat mengerti berbagai macam
ketidakpastian yang bisa terjadi di sepanjang rantai pasok ini. Ada yang terjadi di hilir, ada yang
terjadi di tengah, ada yang di hulu, sehingga mengelola rantai pasok membutuhkan cara-cara
untuk mengatasi ketidakpastian dan salah satu yang biasanya dilakukan oleh perusahaan adalah
melalui apa yang disebut sebagai manajemen risiko. Jadi, mereka memiliki manajemen
pengelolaan risiko.
5
memperkenalkan produk ke pasar, mendisain produk supaya disain yang dibuat mencerminkan
apa yang dibutuhkan oleh pelanggan, melakukan markdown, menentukan harga jual, kapan
barang itu didiskon dan lain sebagainya. Itu juga bagian dari kegiatan mediasi pasar.
SURAT NIAGA
Dalam melakukan aktivitas rantai pasok menggunakan surat niaga, yaitu:
1. Surat penawaran
2. Surat pesanan
3. Surat konfirmasi pesanan
4. Surat pengiriman barang
5. Surat pengaduan
6. Surat pengiriman pembayaran
7. Surat penagihan
Selain itu, kamu juga berkesempatan untuk bisa memperkenalkan produk dan bisnis kamu kepada pihak
luar sekaligus meyakinkan mereka untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan. Dengan kata
lain, surat ini juga bertujuan sebagai perantara untuk mencapai kesepakatan transaksi antara dua belah
pihak yang bekerjasama.
6
yaitu harga. Dengan mencantumkan rincian harga produk, konsumen bisa yakin apakah harga
yang ditawarkan sepadan dengan manfaat dan keuntungan yang akan mereka dapatkan dari
transaksi jual beli produk. Apalagi setiap calon konsumen pasti menginginkan harga terbaik
untuk produk yang akan dibelinya. Terutama calon konsumen yang membeli dalam jumlah
banyak, maka pemberian harga khusus untuk produk tersebut menjadi hal wajib.
4. Metode Pembayaran Produk
Tidak semua calon pelanggan ingin membayar penuh pada awalnya. Maka dari itu, memberikan
beberapa metode pembayaran seperti uang muka, pembayaran di tempat (COD), atau pembayaran
tunai juga harus kamu cantumkan dalam contoh surat penawaran barang.
5. Lampiran Detail Produk
Dalam membuat surat negosiasi produk ini, jangan lupa untuk melampirkan informasi yang berisi
detail produk yang kamu tawarkan secara lengkap. Pasalnya, lampiran ini bisa jadi cara yang
ampuh untuk menarik perhatian calon pelanggan terhadap produk atau bisnis kamu.
6. Penawaran Diskon atau Promo
Sebagaimana telah disinggung pada poin sebelumnya, bahwa penting untuk memberikan tawaran
diskon atau potongan harga jika ada pelanggan yang membeli produk kamu dalam jumlah yang
banyak. Dengan mencantumkan penawaran menarik ini, calon pelanggan akan jadi lebih tertarik
untuk melakukan pembelian. Jangan lupa untuk mencantumkan penjelasan mengenai berbagai
kemudahan yang bisa kamu tawarkan bila calon pelanggan akan membeli produk kamu. Misalnya
dengan menawarkan gratis ongkos kirim, garansi, service gratis, bonus item, dan lain sebagainya.