Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIK

SISTEM KOPLING MANUAL SEPEDA


MOTOR TEKNOLOGI SEPEDA MOTOR

Dibuat oleh:
Erinda Sulistyanto 14504241047

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2015
A. Kompetensi :
1. Memahami sistem kopling manual.

B. Sub Kompetensi :

1. Melakukan bongkar pasang kopling manual dengan cara yang benar

2. Memeriksa dan mengukur komponen-komponen kopling manual

3. Memahami cara kerja kopling manual

C. Alat dan bahan :

1. Sepeda Motor Honda CG110.


2. Tool Box set.
3. Mistar geser.
4. Feeler gauge.
5. Kunci T 10.
6. SST.
7. Kain lap / majun.
8. Buku Servis Manual Sepeda Motor.
D. Keselamatan Kerja :

1. Menggunakan pakaian kerja selama praktek.


2. Menempatkan alat dan benda praktet pada tempat yang aman.
3. Menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.
4. Berhati-hati selama melaksanakan praktek.
5. Bertanya kepada instruktur saat mengalami kesulitan praktik.
6. Melaksanakan praktek sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur).
E. Dasar Teori

1. KOPLING

Kopling berfungsi meneruskan dan memutuskan putaran dari poros


engkol(mesin) ke transmisi ketika mulai atau pada saat mesin akan berhenti atau
memindahkan gigi. Umumnya kopling yang digunakan pada sepeda motor adalah
adalah kopling tipe basah dengan plat ganda, artinya kopling dan komponen kopling
lainnya terendam dalam minyak pelumas dan terdiri atas beberapa plat kopling.

Kopling mekanis adalah kopling yang cara kerjanya diatur oleh handel
kopling, dimana pembebasan dilakukan dengan cara menarik handel kopling pada
batang kemudi. Kedudukan kopling ada yang terdapat pada crankshaft (poros
engkol/kruk as) (misalnya: Honda S90Z, Vespa, Bajaj dan lain-lain) dan ada yang
berkedudukan pada as primer (input/main shaft) (misalnya: Honda CB 100 dan CB
125, Yamaha, Suzuki dan Kawasaki). Sistem kopling mekanis terdiri atas bagian-
bagian berikut yaitu a) mekanisme handel terdiri atas: handel, tali kopling (kabel
kopling), tuas (batang) dan pen pendorong. b) mekanisme kopling terdiri atas : gigi
primer kopling (driven gear), rumah (clutch housing), plat gesek (friction plate) plat
kopling (plain plate), per (coil spring), pengikat (baut), kopling tengah (centre clutch),
plat tutup atau plat penekan (pressure plate), klep penjamin dan batang
penekan/pembebas (release rod). Rumah kopling (clutch housing) ditempatkan pada
poros utama (main shaft) yaitu poros yang menggerakkan semua roda gigi transmisi.
Tetapi rumah kopling ini bebas terhadap poros utama, artinya bila rumah kopling
berputar poros utama tidak ikut berputar. Pada bagian luar rumah kopling terdapat
roda gigi (diven gear) yang berhubungan dengan roda gigi pada poros engkol
sehingga bila poros engkol berputar maka rumah kopling juga ikut berputar. Agar
putaran rumah kopling dapat sampai pada poros utama maka pada poros utama
dipasang hub kopling (clutch sleeve hub). Untuk menyatukan rumah kopling deng
hub kopling digunakan dua tipe pelat, yaitu pelat tekan (clutch driven plate/plain
plate) dan pelat gesek (clutch drive plate/friction plate). Pelat gesek dapat bebas
bergerak terhadap hub kopling, tetapi tidak bebas terhadap rumah kopling. Sedangkan
pelat tekan dapat bebas bergerak terhadap rumah kopling, tetapi tidak bebas pada hub
kopling.

Terdapat tiga tipe untuk pembebasan kopling secara manual, yaitu:

a.) Tipe dengan mendorong dari arah luar (outer push type)
Pada tipe ini, jika handel kopling ditarik, plat penekan (pressure plate) akan
ditekan ke dalam dari arah sebelah luar. Dengan tertekannya plat penekan tersebut,
plat kopling akan merenggang dari plat penekan, sehingga kopling akan bebas dan
putaran mesin tidak diteruskan ke transmisi.

(Sumber : http://xlusi.com/cara-kerja-kopling-mekanis-sepeda-motor.html)

b.) Tipe dengan mendorong ke arah dalam (inner push type)

Pada tipe ini, jika handel kopling ditarik, plat penekan (pressure plate) akan
ditekan ke luar dari arah sebelah dalam. Dengan tertekannya plat penekan tersebut,
plat kopling akan merenggang dari plat penekan, sehingga kopling akan bebas dan
putaran mesin tidak diteruskan ke transmisi.

(Sumber : http://xlusi.com/cara-kerja-kopling-mekanis-sepeda-motor.html)

3) Tipe rack and pinion

Pada tipe ini, dimungkinkan kopling dapat dihubungkan dan dilepas secara
langsung. Konstruksinya sederhana namun mempunyai daya tahan yang tinggi
sehingga cocok untuk sepeda motor bermesin putaran tinggi.
(Sumber : http://xlusi.com/cara-kerja-kopling-mekanis-sepeda-motor.html )

Gambar. Komponen Kopling Manual


(Sumber : Jobsheet OTO 225)
F. Langkah Kerja
1. Menyiapkan training object (sepeda motor) sesuai pembagian kelompok.
2. Menempatkan sepeda motor pada tempat yang aman.
3. Memeriksa kondisi minyak pelumas, bahan bakar dan kelengkapan motor.
4. Menghidupkan motor selama 3 menit untuk pemanasan, apabila perlu. Untuk
mempermudah praktik, menggunakan buku servis manual.
5. Mengeluarkan oli mesin, menampung dalam bak penampung.
6. Membuka tutup bak mesin sebelah kanan.

7. Melepas bagian-bagian kopling dengan urutan yang benar, yaitu:

a. Melepas pijakan kaki, kick starter dan kabel kopling

b. Melepas kabel tachometer dan tutup bak mesin kanan

c. Melepas tutup rotor saringan oli dan pompa oli


d. Melepas rotor saringan oli

e. Melepas plat pengunci dan pegas kopling

f. Melepas mur pengunci clutch center


g. Melepas susunan unit kopling manual

h. Melepas cincin washer seplain dan clutch outer

8. Mengukur ketebalan plat gesek/kanvas kopling (batas pemakaian = 2,7 mm)

9. Mengukur kerataan plat kopling (batas servis = 0,05 mm)

10. Mengukur panjang pegas kolping


11. Memeriksa alur outer dan clutch center

12. Memeriksa sil oli kick starter

13. Memeriksa coakan-coakan pada rumah kopling dan memperbaiki bila perlu.

14. Memeriksa bos rumah kopling.

15. Mempelajari cara kerja kopling manual.

16. Merakit kembali semua komponen yang telah dibongkar.

17. Memeriksakan kebenaran hasilnya pada instruktur.

18. Mengisis kembali oli mesin dan menghidupkan mesin.

19. Membersihkan tempat dan alat praktik.

20. Mengembalikan alat dan bahan praktik ketempat semula.


G. DATA PRAKTIK DAN PEMBAHASAN

1. Pemeriksaan panjang pegas

a. Hasil pemeriksan:

1) 32,3 mm

2) 33,3 mm

3) 33,88 mm

4) 32,2 mm

b. Spesifikasi :

35,5 mm

c. Pembahasan :

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pegas kopling sudah lemah. Semua
pegas kopling sudah tidak sesuai dengan spesifikasi yaitu 35,5 mm sehingga
pegas kopling harus diganti. Perbedaan panjang pada setiap pegas kopling
terjadi karena pengencangan pegas kopling yang tidak merata sehingga
penekana kopling juga tidak merata.

Jika pegas kopling tidak diganti maka akan terjadi selip dan penyaluran tenaga
tidak maksimal

2. Pemeriksaan ketebalan kanvas kopling

a. Hasil pemeriksaan:

1) 2,9 mm

2) 2,9 mm

3) 2,92 mm

4) 2,9 mm
5) 2,88 mm

b. Spesifikasi :

2,6 mm

c. Pembahasan :

Kanvas kopling masih dalam spresifikasi. Jika kanvas kopling tidak sesuai
dengan spesifikasi maka penyaluran tenaga tidak akan sempurna bahkan
terjadi selip.

3. Memeriksa keolengan pelat kopling

a. Hasil pemeriksaan :

1) 0,10 mm

2) 0,40 mm

3) 0,20 mm

4) 0,10 mm

b. Spesifikasi :

0,20 mm

c. Pembahasan :

Berdasarkan data praktik diatas kanvas kopling no 2 dan 3 keolengannya


sudah melebihi spesifikasi. Jika kanvas kopling tidak di ganti dapat
mengakibatkan penekanan yang tidak merata sehingga penyaluran tenaga
tidak akan maksimal atau bahkan dapat menyebabkan selip.

4. Memeriksa alur bagian tengah kopling.

a. Hasil pemeriksaan:

Alur bagian tengah kopling sudah mulai aus, tetapi belum berlebih dan tidak
ada keretakan.
b. Pembahasan:

Alur bagian tengah kopling keausan nya belum terlalu parah sehingga belum
perlu adanya pergantian. Jika alur bagian tengah kopling sudah aus melampaui
batas maka kopling akan terasa kasar.

5. Memeriksa alur rumah kopling dari kerusakan.

a. Hasil pemeriksaan:

Alur rumah kopling sudah mulai aus berlebih tetapi tidak ada keretakan.

b. Pembahasan:

Rumah kopling dapat aus karena adanya gesekan antara rumah kopling dengan
pelat kopling. Jika rumah kopling sudah aus berlebih dapat menyebabkan
penyaluran tenaga tidak maksimal bahkan sampai terjadi selip.

6. Memeriksa sil kick starter.

a. Hasil pemeriksaan:

Terdapat keausan dan coakan pada sil kick starter

b. Pembahasan:

Jika sil kick starter sudah aus berlebih atau bahkan sampai sobek maka dapat
menyebabkan kebocoran oli pada carter dan jika oli sampai habis karena
kebocoran, pelumasan pada kendaraan tidak akan maksimal dan keausan
berlebih pada komponen kendaraan akan terjadi.

CARA KERJA KOPLING MANUAL :


Bila handel kopling pada batang kemudi bebas (tidak ditarik) maka pelat
tekan dan pelat gesek dijepit oleh piring penekan (clutch pressure plate) dengan
bantuan pegas kopling sehingga tenaga putar dari poros engkol sampai pada
roda belakang.

Sedangkan bila handel kopling pada batang kemudi ditarik maka kawat
kopling akan menarik alat pembebas kopling. Alat pembebas kopling ini akan
menekan batang tekan (pushrod) atau release rod yang ditempatkan di dalam
poros utama. Pushrod akan mendorong piring penekan ke arah berlawanan
dengan arah gaya pegas kopling. Akibatnya pelat gesek dan pelat tekan akan
saling merenggang dan putaran rumah kopling tidak diteruskan pada poros
utama, atau hanya memutarkan rumah kopling dan pelat geseknya saja.

Ilustrasi aliran tenaga (putaran) dari mesin ke transmisi adalah seperti terlihat
pada gambar 7.3, 7.4 dan 7.5 berikut ini. Gambar 7.3 mengilustrasikan saat
handel kopling ditekan sehingga kopling saat ini tidak meneruskan putaran dari
mesin ke transmisi. Pada gambar 7.4 mengilustrasikan saat handel kopling mulai
dilepas sehingga saat ini plat–plat pada kopling mulai berhubungan antara satu
dengan yang lainnya sehingga putaran dari mesin (chranshaft) mulai diteruskan
ke transmisi. Sedangkan pada gambar 7.5 mengilustrasikan saat handel kopling
dilepas penuh sehingga putaran dari mesin diteruskan dengan sempurna ke
transmisi karena antara plat kopling dan plat gesek pada kopling sudah saling
berhubungan.

Gambar 7.3 Putaran mesin tidak diteruskan

ke transmisi saat handel kopling ditekan


Gambar 7.4 Putaran mesin mulai diteruskan ke
Transmisi saat handel kopling mulai dilepas

Gambar. Putaran mesin diteruskan dengan sempurna

ke transmisi saat handel kopling dilepas

H. KESIMPULAN

Setelah melakukan praktik saya dapat membongkar, memasang dan


memeriksa system kopling manual pada sepeda motor Honda GL. Saya juga dapat
mengetahui bagaimana cara kerja system kopling manual pada motor Honda GL.
Kompone pada motor Honda Gl beberapa sudah ada yang aus melebihi batas
spesifikasi sehingga diperlukan penggantian seperti pada plat kopling. Jika keausan
sudah berlebih dapat menyebabkan penyaluran tenaga yang tidak maksimal bahkan
dapat terjadi selip.

I. DAFTAR PUSTAKA
http://firmanonetu.blogspot.com/2013/07/kopling-pada-sepeda-motor.html
https://boymin13687.files.wordpress.com/2014/05/neotech-manual.pdf

http://xlusi.com/cara-kerja-kopling-mekanis-sepeda-motor.html

http://www.honda.co.jp/study-motor/contents/clutch-lever-asobi/kantan-
page/image/aicon/clutch-lever-asobi-image01.gif

Anda mungkin juga menyukai