Anda di halaman 1dari 9

Seorang pasien perempuan berusia 69 tahun datang ke poliklinik mata pada tanggal 13

Maret 2023 dengan keluham benjolan pada kelopak atas mata kanan, Pasien merupakan
rujukan dari RS Bethesda Tomohon.
Pasien mengeluhkan benjolan pada kelopak atas mata kanan sejak 4 tahun lalu yang
berangsur semakin membesar dari waktu ke waktu, benjolan pada pasien sudah pernah
muncul sebelumnya dan hilang saat pasien menggaruk secara tidak sengaja dan kemudian
muncul Kembali, benjolan sering berdarah saat terkena benda atau saat pasien bekerja,
keluhan nyeri tidak dirasakan pasien, bulu mata pasien rontok dan tidak tumbuh lagi
semenjak benjolan muncul. Riwayat penyakit dahulu pasien belum pernah menjalani
Tindakan operasi, Hipertensi (+), diabetes melitus dan kolesterol disangkal pasien.
Riwayat social dan pekerjaan pasien adalah seorang ibu rumah tangga dan juga bekerja
berjualan di pasar sebanyak 4 hari dalam satu minggu, dan pada siang sampai sore hari
pasien bekerja di kebun Bersama suami pasien.
Riwayat keluaga pasien terdapat anggota keluarga pasien yang sakit seperti ini, yaitu
terdapat benjolan di kelopak mata yang dialami oleh paman pasien. Riwayat pemakaian
obat pasien rutin mengkonsumsi obat hipertensi Amlodipin 5 mg.
Pada pemeriksaan oftalmologi mata kanan Visus 6/30, tekanan intra ocular mata kanan 13
mmhg. Motility atau pergerakan bola mata pasien baik ke segala arah pada kedua mata
pasien, kelopak mata atas kanan pasien terdapat benjolan atau tumor dengan ukuran
horizhontal 2,2 cm dan vertical 1,2 cm yang melebar dari daerah medial sampai central
palpebra dengan permukaan yang tidak rata dan terdapat beberapa lobus serta tampilan
ulseratif di lesi tumor, pada pemeriksaan juga didapatkan pelebaran pembuluh darah di
daerah tumor atau talengektiasis, terdapat malposisi kelopak mata yang cenderung tertarik
kea arah medial serta bulu mata pasien yang sudah tidak tumbuh lagi.
Pada segmen anterior mata konjungtiva tenang tidak terdapat pelebaran pembuluh darah
dan kemosis atau kelainan, sclera berwarna putih tidak terdapat injeksi, kornea jernih
edema (-), pannus (-), COA cukup dalam VH 3-4 cell dan flare (-), iris dan pupil dalam batas
normal kripta (+) atrofi (-), refleks cahaya (+) pupil isokor ukuran 3 mm, lensa keruh
NO2NC2, segmen posterior dalam batas normal retina refleks fovea (+) A/V ratio 2:3 papil
bulat batas tegas warna vital CD ratio 0,2-0,3.
Pada pemeriksaan oftalmologi mata kiri pasien visus 6/30, tekanan intra ocular 19 mmhg,
palpebra kesan dermatochalasis, segmen anterior mata konjungtiva tenang tidak terdapat
pelebaran pembuluh darah dan kemosis atau kelainan, sclera berwarna putih tidak terdapat
injeksi, kornea jernih edema (-), pannus (-), COA cukup dalam VH 3-4 cell dan flare (-), iris
dan pupil dalam batas normal kripta (+) atrofi (-), refleks cahaya (+) pupil isokor ukuran 3
mm, lensa keruh NO2NC2, segmen posterior dalam batas normal retina refleks fovea (+) A/V
ratio 2:3 papil bulat batas tegas warna vital CD ratio 0,2-0,3.

Pasien didiagnosis dengan OD suspect basal cell carcinoma palpebra superior dan katarak
senilis sedangkan OS dermatochalasis palpebra superior dan katarak senilis + hipertensi.
Pasien direncanakan untuk dilakukan tindakan eksisi tumor palpebra superior + Biopsi
jaringan dengan general anestesi.

Sebelum dilakukan tindakan operasi dilakukan pemeriksaan foto thoraks dengan hasli dalam
batas normal, pemeriksaan EKG sinus rhytm, regular, HR 64x/menit, normo aksis. Serta
pemeriksaan darah lengkap dalam batas normal.

Prosedur operasi
 Pasien dibaringkan di meja operasi dengan General anestesia
 Lapangan operasi di desinfeksi dengan larutan iodine
 Doek steril di tutup ke daerah lapangan operasi
 Dilakukan injeksi anestesi local di daerah sekitar tumor dengan lidocaine

 Posisi sayatan diukur dan di tentukan dengan memakai caliper sejauh 5 mmdari
daerah tumor

 Sayatan dilakukan dengan blade mengelilingi pinggiran daearah tumor sejauh 5 mm


 Control perdarahan dengan casa steri dan cottonbud
 Setelah sayatan dilakukan kemudian digunting dan undermind untuk pengangkatan
daerah tumor dan sekitarnya sesuai marker.


Control perdarahan dengan menggunakan cauter monopolar


 Daerah palpebra post eksisi diukur menggunakan mistar penggaris dan dibuat
cetakan untuk mementukan besar pengambilan graft

 Graft kulit diambil di daerah subclafikula pectoralis kanan sebesar 4,5 cm x 3cm, graft
diambil fulltickness ketebalan kulit, dan kemudian kulit ditutup Kembali memakai
prolene 4.0, kemudian dioleskan gentamicyn salep mata didaerah jahitan dan
ditutup dengan casa steril.
 Graft kemudian diaplikan/dijahit continue di daerah palpebra superior mata kanan
dengan benang prolene 6.0

 Setelah itu daerah graft dilakukan penjahitan casa untuk menekan graft agar dapat
menempel pada jaringan palpebra yang ditutup
 Operasi selesai daerah operasi ditutup dengan casa steril

Pembahasan.

Anda mungkin juga menyukai