Anda di halaman 1dari 29

LAMPIRAN MATERI KIMIA KELAS X

Materi Pembelajaran KD 3.1


 Hakikat ilmu Kimia
Ilmu Kimia berperan untuk mencari materi alternatif, misalnya penggunaan sel bahan
bakar sebagai bahan bakar alternatif, untuk menggantikan minyak bumi yang dapat habis. Di
samping itu ilmu kimia juga berperan dalam peningkatan kualitas hidup, dengan cara
mengubah materi yang ada menjadi.materi yang lebih bermanfaat. Contohnya : dari minyak
bumi dapat diubah menjadi produk bahan bakar, cat, detergan, pupuk, plastik dan lain lain.
Ilmu Kimia adalah ilmu Pengetahuan Alam yang mempelajari tentang materi yang
meliputi struktur, susunan, sifat dan perubahan materi serta enegri yang menyertainya.
Perubahan materi tersebut dapat juga menimbulkan dampak negatif terhadap manusia dan
lingkungannya.
 Peran Kimia dalam kehidupan
Ilmu Kimia disebut juga “ Central Science” karena peranannya yang sangat penting
diantara ilmu pengetahuan lainnya. Tidak ada ilmu pengetahuan alam yang tidak bergantung
pada ilmu kimia. Pengembangan dalam bidang kedokteran, farmasi, geologi, pertanian dapat
berjalan seiring dengan kemajuan yang dicapai dalam ilmu kimia, misalnya dalam :
1. Bidang Kedokteran dan Farmasi Ilmu kimia diperlukan untuk mengatasi berbagai kasus,
seperti uji kesehatan laboratorium, pembuatan alat cuci darah, pembuatan materi sintetis
pengganti tulang, gigi dan pembuatan obat-obatan.
2. Bidang Geologi Ilmu kimia diperlukan utnuk penelitian jenis dan komposisi materi dalam
batuan dan mineral.
3. Bidang Pertanian Ilmu kimia digunakan untuk pembuatan berbagai macam pupuk dan
pestisida agar produksi pangan meningkat.
4. Bidang Industri Ilmu kimia berperan seperti dalam pembuatan serat sintetis, rayon dan
nylon, untuk menggantikan kapas, wool dan sutera alam yang produkasinya semakin tidak
mencukupi.
Bahkan ilmu kimia juga dapat membantu menyelesaikan masalah sosial, seperti masalah
ekonomi, hukum, seni dan lingkungan hidup. Sebagai contoh : uang sebagai alat tukar dalam
perekonomian, bahkan bahan dan proses pembuatannya memerlukan ilmu kimia. Namun
demikian, ilmu kimia juga memerlukan ilmu-ilmu lain seperti matematika, fisika dan biologi.
Matematika diperlukan untuk memahami bebrepa bagian ilmu kimia seperti : hitungan kimia,
laju reaksi, thermo kimia dan lain lain. Fisika diperlukan untuk mempelajari antara lain
Thermodinamika, perubahan materi, sifat fisis zat dan lain lain.
 Keselamatan dan keamanan kimia di laboratorium
Keselamatan Kerja di Laboratorium, perlu diinformasikan secara cukup (tidak
berlebihan) dan relevan untuk mengetahui sumber bahaya di laboratorium dan akibat yang
ditimbulkan serta cara penanggulangannya. Berikut beberapa simbol-simbol keselamatan kerja
di laboratorium:
 Metode ilmiah
Metode Kata metode berasal dari bahasa yunani yaitu methodos yang artinya cara atau jalan
yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara
kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Langakah-
langkah metode ilmiah:
1. Merumuskan masalah
2. Mengkaji teori
3. Merumuskan hipotesis
4. Melakukan eksperimen
5. Mengumpulkan data
6. Mengolah dan menganalisis data
Membuat kesimpulan
Penilaian Hasil Pembelajaran
a. Penilaian sikap
Jurnal penilaian sikap
No Waktu Nama Kejadian/ Butir Sikap Pos/Neg Tindak
Perilaku Lanjut
1
2
3
4
dst
b. Penilaian pengetahuan
Tes tertulis

No Soal Jawaban Skor


1 Jelaskan hakekat ilmu Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang 5
kimia susunan,struktur , sifat, perubahan , dan energi yang
menyertai perubahan.
2 Sebutkan langkah-langkah 7. Merumuskan masalah 7
metode ilmiah 8. Mengkaji teori
9. Merumuskan hipotesis
No Soal Jawaban Skor
10. Melakukan eksperimen
11. Mengumpulkan data
12. Mengolah dan menganalisis data
13. Membuat kesimpulan
3 Jelaskan arti lambang di a. Falmmable (mudah terbakar) 4
bawah ini. Berikan Menandakan bahwa bahan tersebut mudah
masing-masing satu terbakar
contoh Contoh: benzena
b. Toxic (beracun)
Menandakan bahwa bahan tersebut bersifat
racun, dan berbahaya jika terhirup, tertelan,
dan apabila kontak dengan kulit.
Contoh: sianida

c. Penilaian Keterampilan
Hasil unjuk kerja rancangan metode ilmiah

No Kelompok Kelengkapan Ketepatan Penyampaian Jumlah


Langkah Langkah Rancangan Skor
1
2
dst
Keterangan:
Skor Kelengkapan Langkah : maksimal 6 Skor Penyampaian Rancangan
Skor Ketepatan Langkah : maksimal 6 SB : 3
B :2
C :1
Materi Pembelajaran KD 3.2
Perkembangan model atom
a) Model Atom Dalton
Sumbangan Dalton merupakan keunikan dari teorinya yang meliputi dua hal:
1. Dia adalah orang pertama yang melibatkan kejadian kimiawi seperti halnya kejadian fisis dalam
merumuskan gagasannya tentang atom.
2. Dia mendasarkan asumsinya pada data kuantitatif, tidak menggunakan pengamatan kualitatif atau
untung-untungan.
Teori atom Dalton dikemukakan berdasarkan dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa dan
hukum perbandingan tetap. Teori atom Dalton dikembangkan selama periode 1803-1808 dan
didasarkan atas tiga asumsi pokok, yaitu:
1. Setiap unsur kimia tersusun oleh partikel-partikel kecil yg tidak dapat dihancurkan dan dipisahkan
yg disebut atom. Selama mengalami perubahan kimia, atom tidak bisa diciptakan dan dimusnahkan.
2. Semua atom dari suatu unsur mempunyai massa dan sifat yang sama, tetapi atom-atom dari suatu
unsur berbeda dg atom-atom dari unsur yang lain, baik massa maupun sifat-sifatnya yang berlainan
3. Dalam senyawa kimiawi, atom-atom dari unsur yang berlainan melakukan ikatan dengan
perbandingan angka sederhana.
b. Model Atom Thompson
Pada tahun 1897 J. J. Thompson menemukan elektron. Model atom Thompson dianalogkan seperti
sebuah roti kismis, di mana atom terdiri atas materi bermuatan positif dan di dalamnya tersebar elektron
bagaikan kismis dalam roti kismis. Karena muatan positif dan negatif bercampur jadi satu dengan
jumlah yang sama, maka secara keseluruhan atom menurut Thompson bersifat netral (Martin S.
Silberberg, 2000).

c. Model atom Rutherford


Ernest Rutherford mengungkapkan teori atom modern yang dikenal sebagai model atom
Rutherford.

1) Atom tersusun dari: 1) Inti atom yang bermuatan positif. 2) Elektron-elektron yang bermuatan
negatif dan mengelilingi inti.
2) Semua proton terkumpul dalam inti atom, dan menyebabkan inti atom bermuatan positif.
3) Sebagian besar volume atom merupakan ruang kosong. Hampir semua massa atom terpusat pada
inti atom yang sangat kecil. Jari2 atom sekitar 10–10 m, sedangkan jari2 inti atom sekitar 10–15 m.
4) Jumlah proton dlm inti sama dg jumlah elektron yg mengelilingi inti, atom bersifat netral.
d. Model Atom Niels Bohr
Dilihat dari kandungan energi elektron, ternyata model atom Rutherford mempunyai kelemahan.
Ketika elektron-elektron mengelilingi inti atom, mereka mengalami percepatan terus-menerus, sehingga
elektron harus membebaskan energi. Lama kelamaan energi yang dimiliki oleh elektron makin
berkurang dan elektron akan tertarik makin dekat ke arah inti, sehingga akhirnya jatuh ke dalam inti.
Tetapi pada kenyataannya, seluruh elektron dalam atom tidak pernah jatuh ke inti.
Pada tahun 1913, seorang ilmuwan dari Denmark yang bernama Niels Henrik David Bohr
(18851962) menyempurnakan model atom Rutherford. Model atom yang diajukan Bohr dikenal sebagai
model atom Bohr.
Atom Bohr dapat dapat diterangkan sebagai berikut:
a. Elektron-elektron dalam atom hanya dapat melintasi lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit-
kulit atau tingkat tingkat energi, yaitu lintasan di mana elektron berada pada keadaan stationer,
artinya tidak memancarkan energi.
b. Kedudukan elektron dalam kulit-kulit, tingkat-tingkat energi dapat disamakan dengan kedudukan
seseorang yang berada pada anak-anak tangga. Seseorang hanya dapat berada pada anak tangga
pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya, tetapi ia tidak mungkin berada di antara anak tangga-anak
tangga tersebut.
Partikel penyusun atom
1. Sifat-sifat Partikel Dasar
Pada awalnya atom diartikan sebagai partikel terkecil yang tidak dapat dibagi lagi, tetapi dalam
perkembangannya ternyata ditemukan bahwa atom tersusun atas tiga jenis partikel sub-atom
(partikel dasar), yaitu proton, elektron, dan neutron.
2. Susunan Atom (Nomor atom dan nomor massa)Henry Gwyn-Jeffreys Moseley (1887 – 1915) pada
tahun 1913 menemukan bahwa jumlah muatan positif dalam inti atom merupakan sifat khas
masing-masing unsur. Atom-atom dari unsur yang sama memiliki jumlah muatan positif yang
sama.
Dalam penulisan atom, nomor massa (A) ditulis di sebelah kiri atas, sedangkan nomor atom (Z)
ditulis di sebelah kiri bawah dari lambang unsur.

 Nomor atom (Z) = jumlah proton = jumlah elektron


 A(nomor massa) = jumlah proton (p) + jumlah neutron (n)
 Elektron = jumlah proton – muatan ion
Untuk ion maka notasi ion, jumlah proton, neutron, dan elektron adalah:

4. Isotop, Isobar, dan Isoton


Isotop adalah unsur-unsur sejenis yang memiliki nomor atom sama, tetapi memiliki massa atom
berbeda atau unsur-unsur sejenis yang memiliki jumlah proton sama, tetapi jumlah neutron berbeda.
Sebagai contoh, atom oksigen memiliki tiga isotop, yaitu:
Isobar adalah atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda), tetapi mempunyai
nomor massa yang sama. Sebagai contoh:

Isoton adalah atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda), tetapi mempunyai
jumlah neutron sama. Sebagai contoh:

Penilaian Hasil Pembelajaran


a. Penilaian sikap
Jurnal penilaian sikap

No Waktu Nama Kejadian/ Butir Sikap Pos/Neg Tindak


Perilaku Lanjut
1
2
dst
b. Penilaian pengetahuan
Tes tertulis

No Soal Jawaban Skor


1 Sebutkan dan jelaskan 1. Elektron adalah partikel atom yang bermuatan negatif. 6
partikel-partikel 2. Proton adalah partikel penyusun atom yang bermuatan
penyusun atom positif
3. Neutron adalah partikel netral penyusun atom
2 Buatlah gambar model 4
atom:
a. Dalton Atom Thomson
b. J.J Thomson
c. Rutherford
d. Neils Bohr
Atom Rutherford Atom Bohr

Jumlah 10

c. Penilaian Keterampilan
Instrumen Penugasan
1. Banyak ilmuwan berusaha untuk menyelidiki mengenai atom dan sifat-sifatnya dengan melakukan
eksperimen. Carilah informasi yang berhubungan dengan mereka melalui buku-buku kimia yang
relevan maupun dari internet. Kemudian presentasikan informasi yang Anda peroleh.
No Kelompok Kesesuaian Kelengkapan Penyampaian Jumlah
Materi Informasi Hasil Skor
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
Dst
Keterangan:
Skor 1 = Cukup
Skor 2 = Baik
Skor 3 = Sangat Baik

Materi Pembelajaran KD 3.3


 Konfigurasi elektron dan diagram orbital
Dalam model atom Bohr ini dikenal istilah konfigurasi elektron, yaitu susunan
elektron pada masing-masing kulit. Data yang digunakan untuk menuliskan konfigurasi
elektron adalah nomor atom suatu unsur, di mana nomor atom unsur menyatakan jumlah
elektron dalam atom unsur tersebut. Sedangkan elektron pada kulit terluar dikenal dengan
sebutanelektron valensi. Susunan elektron valensi sangat menentukan sifatsifat kimia suatu
atom dan berperan penting dalam membentuk ikatan dengan atom lain.
Untuk menentukan konfigurasi elektron suatu unsur, ada beberapa patokan yang
harus selalu diingat, yaitu:
a) Dimulai dari lintasan yang terdekat dengan inti, masing-masing lintasan disebut kulit ke-1
(kulit K), kulit ke-2 (kulit L), kulit ke-3 (kulit M), kulit ke-4 (kulit N), dan seterusnya.
b) Jumlah elektron maksimum (paling banyak) yang dapat menempati masing-masing kulit
adalah:

c)
Kulit K dapat menampung maksimal 2 elektron.
Kulit L dapat menampung maksimal 8 elektron.
Kulit M dapat menampung maksimal 18 elektron, dan seterusnya.
d) Kulit yang paling luar hanya boleh mengandung maksimal 8 elektron.
Letak Unsur dalam sistem periodik dapat di prediksi dengan:

Konfigurasi Elektron dan Bilangan Kuantum


Berdasarkan konfigurasi elektron, Anda dapat menentukan bilangan kuantum suatu elektron.
Contoh: atom oksigen memiliki 8 elektron, konfigurasi elektronnya adalah 8O: 1s2 2s2 2p4
3 Hubungan Konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam tabel periodik
Bagaimanakah Anda menyimpulkan konfigurasi elektron dalam golongan yang sama?
a. Golongan IA → ns1
b. Golongan IIA → ns2
c. Golongan IIIA → ns2 np1
Jadi, kemiripan sifat-sifat unsur dalam golongan yang sama berhubungan dengan konfigurasi
elektron dalam kulit valensi.
4 Posisi Unsur-Unsur dalam Tabel Periodik
Hubungan konfigurasi elektron dan nomor golongan dalam tabel periodik ditunjukkan oleh
jumlah elektron pada kulit valensi.

Bilangan kuantum dan bentuk orbital.


1. Bilangan Kuantum Utama (n)
Bilangan kuantum utama (n) memiliki nilai n = 1, 2, 3, ..., n. Bilangan kuantum ini menyatakan
tingkat energi utama elektron dan sebagai ukuran
kebolehjadian ditemukannya elektron dari inti atom. Jadi, bilangan kuantum utama serupa
dengan tingkat-tingkat energi elektron atau orbit menurut teori atom Bohr. Bilangan kuantum
utama merupakan fungsi jarak yang dihitung dari inti atom (sebagai titik nol). Jadi, semakin
besar nilai n, semakin jauh jaraknya dari inti.

2. Bilangan Kuantum Azimut (A) Bilangan kuantum azimut disebut juga bilangan kuantum
momentum sudut, dilambangkan dengan A. Bilangan kuantum azimut menentukan bentuk
orbital. Nilai bilangan kuantum azimut adalahA= n–1. Oleh karena nilai n merupakan bilangan
bulat dan terkecil sama dengan satu maka harga A juga merupakan deret bilangan bulat 0, 1, 2,
…, (n–1). Jadi, untuk n=1 hanya ada satu harga bilangan kuantum azimut, yaitu 0. Berarti, pada
kulit K (n=1) hanya terdapat satu bentuk orbital. Untuk n=2 ada dua harga bilangan kuantum
azimut, yaitu 0 dan 1. Artinya, pada kulit L (n=2) terdapat dua bentuk orbital, yaitu orbital yang
memiliki nilai l =0 dan orbital yang memiliki nilai l =1.

3. Bilangan Kuantum Magnetik (m)


Bilangan kuantum magnetik disebut juga bilangan kuantum orientasi sebab bilangan
kuantum ini menunjukkan orientasi (arah orbital) dalam ruang atau orientasi subkulit dalam
kulit. Nilai bilangan kuantum magnetik berupa deret bilangan bulat dari –m melalui nol
sampai +m. Untuk l=1, nilai m=0, ±l. Jadi, nilai bilangan kuantum magnetik untuk l=1 adalah
–l melalui 0 sampai +l.

4. Bilangan Kuantum Spin (s)


Di samping bilangan kuantum n,A, dan m, masih terdapat satu bilangan kuantum lain.
Bilangan kuantum ini dinamakan bilangan kuantum spin, dilambangkan dengan s. Bilangan
kuantum ini ditemukan dari hasil pengamatan radiasi uap perak yang dilewatkan melalui
medan magnet, oleh Otto Stern dan W. Gerlach.
Spin elektron dinyatakan dengan bilangan kuantum spin. Bilangan kuantum ini memiliki dua
harga yang berlawanan tanda, yaitu + 1/2 dan –1/2 . Tanda (+) menunjukkan putaran searah
jarum jam dan tanda (–) arah sebaliknya.
Penilaian Hasil Pembelajaran
a. Penilaian sikap
Instrumen penilaian sikap

No Waktu Nama Kejadian/ Butir Sikap Pos/Neg Tindak


Perilaku Lanjut
1
2
3
dst
b. Penilaian pengetahuan
Tes tertulis

No Soal Jawaban Skor


1 Diketahui atom 38Sr, 9F, dan 19K a. Konfigurasi elektron 9
Tentukan
a. Konfigurasi elektron 38Sr = 2 8 18 8 2
atom-atom tersebut 9 = 2 7
F
19K = 2 8 8 1
(konfigurasi K L M N)
b. Golongan dan periode
b. Letak golongan dan
periode 38Sr  golongan = IIA ; periode = 5
9F  golongan = VIIA ; periode = 2
19K  golongan = IA ; periode = 4
2 Diketahui nomor atom Tembaga a. Konfigurasi Cu 1
(Cu) = 29 Cu = [Ar] 4s1 3d10 1
b. Bilangan kuantum
Tuliskan: n=3
a. Konfigurasi elektron Cu l=2 4
m = +2
b. Tentukan 4 bilangan kuantun s=-½
elektron valensinya (n, l, m, c. Letak Cu dalam sistem periodic
Golongan = x+y
s)
Golongan = 1 + 10 = 11 = IB
c. Tentukan golongan dan Periode = n = 4
periode 2
Jumlah 17

c. Penilaian Keterampilan
Instrumen penugasan
1. Diskusikanlah dengan teman Anda, apakah yang dimaksud dengan kulit, subkulit, dan orbital.
Carilah informasi melalui buku kimia yang relevan maupun internet. Kemudian presentasikan.

No Kelompok Kesesuaian Kelengkapan Penyampaian Jumlah


Materi Informasi Hasil Skor
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
Dst
Keterangan:
Skor 1 = Cukup
Skor 2 = Baik
Skor 3 = Sangat Baik

Materi Pembelajaran KD 3.4


 Tabel periodik dan sifat keperiodikan unsur
Seiring perkembangan ilmu kimia, usaha pengelompokan unsur-unsur yang semakin banyak
tersebut dilakukan oleh para ahli dengan berbagai dasar pengelompokan yang berbeda-beda,
tetapi tujuan akhirnya sama, yaitu mempermudah dalam mempelajari sifat-sifat unsur. Dimulai
pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner mengelompokkan unsur-unsur yang sangat mirip
sifatnya. Ternyata tiap kelompok terdiri dari tiga unsur, sehingga kelompok itu disebut triad.

Sistem triad ini ternyata ada kelemahannya. Sistem ini kurang efisien karena ternyata ada
beberapa unsur lain yang tidak termasuk dalam satu triad, tetapi mempunyai sifat-sifat mirip
dengan triad tersebut.
Usaha selanjutnya dilakukan oleh seorang ahli kimia asal Inggris bernama A. R. Newlands,
yang pada tahun 1864 mengumumkan penemuannya yang disebut hukum oktaf. Newlands
menyusun unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya. Ternyata unsur yang berselisih 1
oktaf (unsur ke-1 dan ke-8, unsur ke-2 dan unsur ke-9), menunjukkan kemiripan sifat. Hukum
oktaf ini juga mempunyai kelemahan karena hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan. Jika
diteruskan, ternyata kemiripan sifat terlalu dipaksakan. Misalnya, Zn mempunyai sifat yang
cukup berbeda dengan Be, Mg, dan Ca.

Kemudian pada tahun 1869, seorang sarjana asal Rusia bernama Dmitri Ivanovich
Mendeleev, berdasarkan pengamatannya terhadap 63 unsur yang sudah dikenal ketika itu,
menyimpulkan bahwa sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari massa atom relatifnya dan
persamaan sifat. Artinya, jika unsurunsur disusun menurut kenaikan massa atom relatifnya, maka
sifat tertentu akan berulang secara periodik. Mendeleev menempatkan unsur-unsur yang
mempunyai kemiripan sifat dalam satu lajur vertikal, yang disebut golongan. Lajur-lajur
horizontal, yaitu lajur unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya, disebut periode.
Sistem periodik Mendeleev ini mempunyai kelemahan dan juga keunggulan. Kelemahan sistem
ini adalah penempatan beberapa unsur tidak sesuai dengan kenaikan massa atom relatifnya. Selain
itu masih banyak unsur yang belum dikenal. Sedangkan keunggulan sistem periodik Mendeleev
adalah bahwa Mendeleev berani mengosongkan beberapa tempat dengan keyakinan bahwa masih
ada unsur yang belum dikenal (James E. Brady, 1990).
Kurang lebih 45 tahun berikutnya, tepatnya pada tahun 1914, Henry G. Moseley (1887 –
1915) menemukan bahwa urutan unsur dalam sistem periodik sesuai dengan kenaikan nomor
atom unsur. Penempatan telurium (Ar = 128) dan iodin (Ar = 127) yang tidak sesuai dengan
kenaikan massa atom relatif, ternyata sesuai dengan kenaikan nomor atomnya (nomor atom Te =
52; I = 53). Jadi, sifat periodik lebih tepat dikatakan sebagai fungsi nomor atom. Sistem periodik
unsur modern disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Sistem periodik
unsur modern merupakan penyempurnaan dari sistem periodik Mendeleev.
Sistem periodik unsur modern disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan
sifat. Lajur horizontal, yang selanjutnya disebut periode, disusun menurut kenaikan nomor atom,
sedangkan lajur vertikal, yang selanjutnya disebut golongan, disusun menurut kemiripan sifat.
Unsur segolongan bukannya mempunyai sifat yang sama, melainkan mempunyai kemiripan sifat.
Setiap unsur memiliki sifat khas yang membedakannya dari unsur lainnya. Unsur-unsur dalam
sistem periodik dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu unsur-unsur yang menempati golongan A
yang disebut unsur golongan utama, dan unsur-unsur yang menempati golongan B yang disebut
unsur transisi (James E. Brady, 1990).
 Sifat-sifat Periodik Unsur
a) Jari-jari Atom Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit terluar. Bagi unsur-unsur
yang segolongan, jari-jari atom makin ke bawah makin besar sebab jumlah kulit yang dimiliki
atom makin banyak, sehingga kulit terluar makin jauh dari inti atom. Dan unsur-unsur yang
seperiode, jari-jari atom makin ke kanan makin kecil.

b) Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron terluar suatu
atom. Unsur-unsur yang segolongan, energi ionisasinya makin ke bawah semakin kecil karena
elektron terluar makin jauh dari inti (gaya tarik inti makin lemah), sehingga elektron terluar
makin mudah dilepaskan. Sedangkan unsur-unsur yang seperiode, gaya tarik inti makin ke
kanan makin kuat, sehingga energi ionisasi pada umumnya makin ke kanan makin besar.
c) Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kemampuan atau kecenderungan suatu atom untuk
menangkap atau menarik elektron dari atom lain. Misalnya, fluorin memiliki kecenderungan
menarik elektron lebih kuat daripada hidrogen. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
keelektronegatifan fluorin lebih besar daripada hidrogen.
Konsep keelektronegatifan ini pertama kali diajukan oleh Linus Pauling (1901 – 1994)
pada tahun 1932.Unsur-unsur yang segolongan, keelektronegatifan makin ke bawah makin
kecil sebab gaya tarik inti makin lemah. Sedangkan unsur-unsur yang seperiode,
keelektronegatifan makin ke kanan makin besar. Akan tetapi perlu diingat bahwa golongan
VIIIA tidak mempunyai keelektronegatifan. Hal ini karena sudah memiliki 8 elektron di kulit
terluar. Jadi keelektronegatifan terbesar berada pada golongan VIIA.
d) Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah energi yang menyertai proses penambahan 1elektron pada
satu atom netral dalam wujud gas, sehingga terbentuk ion bermuatan –1. Unsur yang memiliki
afinitas elektron bertanda negatif, berarti mempunyai kecenderungan lebih besar dalam
menyerap elektron daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negatif
nilai afinitas elektron, maka makin besar kecenderungan unsur tersebut dalam menyerap
elektron (kecenderungan membentuk ion negatif). Dari sifat ini dapat disimpulkan bahwa:
a) Dalam satu golongan, afinitas elektron cenderung berkurang dari atas ke bawah.
b) Dalam satu periode, afinitas elektron cenderung bertambah dari kiri ke kanan.
c) Kecuali unsur alkali tanah dan gas mulia, semua unsur golongan utama mempunyai
afinitas elektron bertanda negatif. Afinitas elektron terbesar dimiliki golongan halogen

Penilaian Hasil Pembelajaran


a. Penilaian sikap
Instrumen penilaian sikap

No Waktu Nama Kejadian/ Butir Sikap Pos/Neg Tindak


Perilaku Lanjut
1
2
3
Dst

b. Penilaian pengetahuan
Tes tertulis
No Soal Jawaban Skor
1 Diketahui unsur 12X, 13Y, 38Z. Konfigurasi elektron X, Y, Z 16
Pernyataan yang benar untuk 12X=282 (Gol IIA, Periode 3)
ketiga unsur tersebut adalah. 13Y=283 (Gol IIIA, Periode 3)
Jelaskan jawabanmu 38 Z = 2 8 18 8 2 (Gol IIA, Periode 5)
1. Unsur X, Y, Z terletak Letaknya unsur Xx X
dalam satu periode Y
M
2. Energi ionisasi Z > X
Z
3. Urutan jari-jarinya adalah 1. Unsur X dan Y terletak dalam satu periode,
Z>X>Y tetapi Z tidak.
4. Unsur X dan Y memiliki 2. Energi ionisasi : dari atas ke bawah semakin
sifat kimia yang sama. kecil, dari kiri ke kanan semakin besar. Jadi Y >
X>Z
3. Jari-jari: dari atas ke bawah semakin besar, dari
kiri ke kanan semakin kecil.
Jadi Z > X > Y
4. Unsur X dan Z memiliki sifat kimia yang sama
karena berda pada satu golongan.
Jumlah 16

c. Penilaian Keterampilan
Instrumen Penugasan
1. Unsur ke 118 pernah diberitakan telah ditemukan oleh tim Ahli di Amerika. Benarkah unsur tersebut telah
ditemukan? Carilah informasi atau artikel mengenai unsur ke 118 dari buku referensi maupun dari internet.
Kemudian presentasikan informasi yang diperoleh.

No Kelompok Kesesuaian Kelengkapan Penyampaian Jumlah


Materi Informasi Hasil Skor
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
Dst

Keterangan:
Skor 1 = Cukup
Skor 2 = Baik
Skor 3 = Sangat Baik
Materi Pembelajaran KD 3.5
1. Konfigurasi Elektron Gas Mulia

Unsur gas mulia merupakan unsur yang paling stabil. Kestabilan ini disebabkan karena susunan
elektronnya berjumlah 8 elektron di kulit terluar, kecuali helium (mempunyai konfigurasi elektron
penuh). Hal ini dikenal dengan konfigurasi oktet, kecuali helium dengan konfigurasi duplet.

Unsur-unsur lain dapat mencapai konfigurasi oktet dengan membentuk ikatan agar dapat
menyamakan konfigurasi elektronnya dengan konfigurasi elektron gas mulia terdekat.
Kecenderungan ini disebut aturan oktet. Konfigurasi oktet (konfigurasi stabil gas mulia) dapat
dicapai dengan melepas, menangkap, atau memasangkan elektron.

 Teori Lewis tentang ikatan kimia


Dalam mempelajari materi ikatan kimia ini, kita juga perlu memahami terlebih dahulu tentang
lambang Lewis. Lambang Lewis adalah lambang atom disertai elektron valensinya. Elektron
dalam lambang Lewis dapat dinyatakan dalam titik atau silang kecil (James E. Brady, 1990).

 Ikatan ion
Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain
(James E. Brady, 1990). Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan elektron (logam) dengan
atom yang menangkap elektron (bukan logam). Atom logam, setelah melepaskan elektron berubah
menjadi ion positif. Sedangkan atom bukan logam, setelah menerima elektron berubah menjadi ion
negatif. Antara ion-ion yang berlawanan muatan ini terjadi tarik-menarik (gaya elektrostastis) yang
disebut ikatan ion (ikatan elektrovalen).
Ikatan ion merupakan ikatan yang relatif kuat. Pada suhu kamar, semua senyawa ion berupa zat
padat kristal dengan struktur tertentu. Dengan mengunakan lambang Lewis, pembentukan NaCl
digambarkan sebagai berikut.

NaCl mempunyai struktur yang berbentuk kubus, di mana tiap ion Na+ dikelilingi oleh 6 ion Cl–
dan tiap ion Cl– dikelilingi oleh 6 ion Na+.
Senyawa ion dapat diketahui dari beberapa sifatnya, antara lain:
1. Merupakan zat padat dengan titik leleh dan titik didih yang relatif tinggi. Sebagai contoh, NaCl
meleleh pada 801 °C.
2. Rapuh, sehingga hancur jika dipukul.
3. Lelehannya menghantarkan listrik.
4. Larutannya dalam air dapat menghantarkan listrik.
Contoh pembentukan ikatan ion adalah:

Ikatan Kovalen
Ikatan Kovalen Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron
secara bersama-sama oleh dua atom (James E. Brady, 1990). Ikatan kovalen terbentuk di antara dua
atom yang sama-sama ingin menangkap elektron (sesama atom bukan logam). Cara atom-atom
saling mengikat dalam suatu molekul dinyatakan oleh rumus bangun atau rumus struktur. Rumus
struktur diperoleh dari rumus Lewis dengan mengganti setiap pasangan elektron ikatan dengan
sepotong garis. Contoh:

Ikatan Kovalen Koordinasi


Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen di mana pasangan elektron yang dipakai
bersama hanya disumbangkan oleh satu atom, sedangkan atom yang satu lagi tidak menyumbangkan
elektron. Ikatan kovalen koordinasi hanya dapat terjadi jika salah satu atom mempunyai pasangan
elektron bebas (PEB).
Contoh: Atom N pada molekul amonia, NH3, mempunyai satu PEB. Oleh karena itu molekul
NH3 dapat mengikat ion H+ melalui ikatan kovalen koordinasi, sehingga menghasilkan ion amonium,
NH4+. Dalam ion NH4+ terkandung empat ikatan, yaitu tiga ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen
koordinasi.

Polarisasi Ikatan Kovalen


Kedudukan pasangan elektron ikatan tidak selalu simetris terhadap kedua atom yang berikatan.
Hal ini disebabkan karena setiap unsur mempunyai daya tarik elektron (keelektronegatifan) yang
berbeda-beda. Salah satu akibat dari keelektronegatifan adalah terjadinya polarisasi pada ikatan
kovalen.

Pada contoh (a), kedudukan pasangan elektron ikatan sudah pasti simetris terhadap kedua
atom H. Dalam molekul H2 tersebut muatan negatif (elektron) tersebar homogen. Hal ini dikenal
dengan ikatan kovalen nonpolar. Pada contoh (b), pasangan elektron ikatan tertarik lebih dekat ke
atom Cl karena Cl mempunyai daya tarik elektron lebih besar daripada H. Hal ini menyebabkan
adanya polarisasi pada HCl, di mana atom Cl lebih negatif daripada atom H. Ikatan seperti ini
dikenal dengan ikatan kovalen polar. Kepolaran dinyatakan dengan momen dipol (μ), yaitu hasil
kali antara muatan (Q) dengan jarak (r).

Ikatan logam
Ikatan elektron-elektron valensi dalam atom logam bukanlah ikatan ion, juga bukan ikatan
kovalen sederhana. Suatu logam terdiri dari suatu kisi ketat dari ionion positif dan di sekitarnya
terdapat lautan (atmosfer) elektron-elektron valensi. Elektron valensi ini terbatas pada permukaan-
permukaan energi tertentu, namun mempunyai cukup kebebasan, sehingga elektron-elektron ini tidak
terus-menerus digunakan bersama oleh dua ion yang sama. Bila diberikan energi, elektron-elektron
ini mudah dioperkan dari atom ke atom. Sistem ikatan ini unik bagi logam dan dikenal sebagai ikatan
logam.
Ikatan ion
Ikatan ion merupakan ikatan yang relatif kuat. Pada suhu kamar, semua senyawa ion berupa zat
padat kristal dengan struktur tertentu. Dengan mengunakan lambang Lewis, pembentukan NaCl
digambarkan sebagai berikut.

Ikatan Kovalen

Ikatan kovalen koordinasi


Contoh: Atom N pada molekul amonia, NH3, mempunyai satu PEB. Oleh karena itu molekul
NH3 dapat mengikat ion H+ melalui ikatan kovalen koordinasi, sehingga menghasilkan ion amonium,
NH4+. Dalam ion NH4+ terkandung empat ikatan, yaitu tiga ikatan kovalen dan satu ikatan kovalen
koordinasi.

Penilaian Hasil Pembelajaran


a. Penilaian sikap
Instrumen penilaian sikap

No Waktu Nama Kejadian/ Butir Sikap Pos/Neg Tindak


Perilaku Lanjut
1
2
3
Dst
b. Penilaian pengetahuan
Tes tertulis

No Soal Jawaban Skor


1 Unsur X mempunyai nomor Konfigurasi elektron kedua unsur: 5
20X = 2 8 8 2
atom 20. Unsur Y memiliki
Ion yang terbentuk X2+ (melepas 2 elektron)
nomor atom 9. Tuliskan 9Y = 2 7
Ion yang terbentuk Y- (menangkap 1 elektron)
rumus senyawa ion yang
terbentuk. Jadi ikatan ion yang terbentuk
X2+ + 2Y-  XY2 (samakan muatannya)
2 Perhatikan gambar berikut.  Ikatan kovalen koordinasi adalah: 5
jelaskan dan tunjukkan Ikatan yang terbentuk dengan cara
pasangan elektron yang pengguanaan bersama pasangan elektron
merupakan ikatan kovalen
No Soal Jawaban Skor
koordinasi. yang berasal dari salah satu atom.
 Pada gambar ditunjukkan oleh no.3

3 jelaskan ikatan logam dan Ikatan logam adalah ikatan yang terjadi antara 10
sebutkan sifat-sifat atom atom-atom logam, akibat pengguanan bersama
logam elektron-elektron valensi.
Sifat-sifat logam
 Dapat menghantarkan listrik
 Keras dan dpt ditempa
 Bentuknya padat
 Titik didih dan titik lelehnya tinggi
 mengkilap
4 Dari unsur-unsur berikut Konfigurasi elektron masing-masing unsur 8
terntukan ikatan kimia yang a.11Na = 2 8 1 (membentuk ion Na+)
terbentuk: b. 17Cl = 2 8 7 (membentuk ion Cl-)
a.11Na c. 6C = 2 4
b. 17Cl d. 19K = 2 8 8 1 (membentuk ion K+)
c. 6C
Na dan Cl Membentuk ikatan ion
d. 19K
Na+ + Cl-  NaCl

K dan Cl membentuk ikatan ion


K+ + Cl-  KCl

C dan Cl membentuk ikatan kovalen (sama-


sama kurang elektron) untuk membentuk
kestabilan menjadi CCl4

Jumlah 28

c. Penilaian Keterampilan
Instrumen penugasan
1. Carilah informasi mengenai manfaat senyawa ion dalam kehidupan sehari-hari melalui buku-
buku kimia yang relevan maupun dari internet. Kemudian presentasikan informasi tersebut di
kelas.
No Kelompok Kesesuaian Kelengkapan Penyampaian Jumlah
Materi Informasi Hasil Skor
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
3
dst
Keterangan:
Skor 1 = Cukup
Skor 2 = Baik
Skor 3 = Sangat Baik

Materi Pembelajaran KD 3.6


 Bentuk Molekul
Struktur Molekul Dasar Walaupun jumlah materi di alam sangat banyak dan beragam, tetapi
pada dasarnya materi tersebut dibangun oleh beberapa jenis atom dengan struktur yang terbatas.
Jumlah cara penyusunan atom dalam molekul tidak banyak sebab dibatasi oleh sudut antarikatan
dan sifat partikel penyusunnya.
Teori yang mengkaji aspek struktur molekul adalah teori ikatan valensi (berdasarkan
mekanika kuantum), teori domain elektron (berdasarkan teori Lewis), dan teori hibridisasi.
Terdapat sekitar tujuh bentuk molekul yang sederhana, yaitu bentuk linear, trigonal planar,
trigonal piramidal, segiempat datar, tetrahedral, tirogonal bipiramidal, dan oktahedral.
1. Bentuk Linear
Suatu molekul dikatakan linear jika atom-atom yang menyusun molekul tersebut berada
dalam suatu garis lurus. Contohnya, BeCl2 dan CO2. Sudut yang dibentuk oleh ikatan antara
dua atom melalui atom pusat sebesar 180°.
2. Trigonal Planar
Suatu bentuk molekul dikatakan trigonal planar jika di dalam molekulnya terdapat empat buah
atom dan semua atom berada pada bidang yang sama. Atom pusat dikelilingi oleh tiga atom
lain yang berada pada sudut-sudut segitiga. Sudut ikatan yang dibentuk di antara dua ikatan
melalui atom pusat sama besar yaitu 120°. Contohnya, molekul BCl3 dan BF3.
3. Trigonal Piramidal
Trigonal piramidal adalah suatu bentuk molekul dengan empat buah muka segitiga sama sisi.
Suatu molekul dikatakan berbentuk trigonal piramidal jika memilki empat buah atom. Atom
pusat ditempatkan pada sudut puncak limas, dan atom lainnya berada pada sudut-sudut limas
yang berada pada bidang datar segitiga. Contohnya, molekul NH3.
4. Bujur Sangkar
Suatu bentuk molekul dikatakan bujur sangkar jika dalam molekul terdapat lima buah atom
dan semua atom berada pada bidang datar yang sama. Atom pusat dikelilingi oleh empat atom
lain yang berada pada sudutsudut segiempat. Sudut ikatan yang dibentuk antara dua ikatan
yang melalui pusat sama besar, yaitu 90°. Contohnya, molekul XeF4.
5. Tetrahedral
Tetrahedral adalah limas segiempat dengan muka segitiga sama sisi. Suatu bentuk molekul
tergolong tetrahedral jika dalam molekulnya terdapat lima buah atom. Atom pusat
ditempatkan pada pusat tetrahedral dan empat atom lain berada pada sudut-sudut tetrahedral
yang terlihat pada ujung-ujung bidang segitiga sama sisi. Sudut ikatan yang dibentuk sama
besar, yaitu 109,5°. Contohnya, molekul CH4.
6. Trigonal Bipiramidal
Trigonal bipiramidal terdiri atas dua buah limas yang bagian alasnya berimpit. Suatu molekul
memiliki bentuk trigonal bipiramidal jika dalam molekulnya terdapat enam buah atom. Dalam
trigonal bipiramidal, atom pusat ditempatkan pada pusat alas yang berimpit dan dikelilingi
oleh lima atom lain yang ditempatkan pada sudut-sudut trigonal bipiramidal. Dalam bentuk
molekul ini sudut ikatan tidak sama. Sudut ikatan yang terletak pada pusat bidang datar
segitiga masing-masing 120°, sedangkan sudut ikatan antara bidang pusat dan titik sudut atas
serta bawah bidang adalah 90°. Contohnya, molekul PCl5.
7. Oktahedral
Oktahedral adalah bentuk yang memiliki delapan muka segitiga, dibentuk dari dua buah limas
alas segiempat yang berimpit. Suatu molekul memiliki bentuk oktahedral jika tersusun dari
tujuh atom. Atom pusat ditempatkan pada pusat bidang segiempat yang berimpit. Enam atom
lain terletak pada sudut-sudut oktahedral. Sudut antarikatan yang terbentuk sama besar, yaitu
90°. Contohnya, molekul SF6 dan XeF6.

Penilaian Hasil Pembelajaran


a. Penilaian sikap
Instrumen Penilaian Sikap

No Waktu Nama Kejadian/ Butir Sikap Pos/Neg Tindak


Perilaku Lanjut
1
2
3
4
dst

b. Penilaian pengetahuan
Tes tertulis
No Soal Jawaban Skor
1 Unsur B nomor atom 5 dan 5B=23 6
unsur F nomor atom 9. 9F=27
Tentukan
a. Jumlah pasangan
elektron bebas
b. Jumlah pasangan
PEB
elektron ikatan
c. Bentuk molekulnya
Jumlah PEB = 3
Jumlah PEI = 0
Bentuk Molekul = AX3 (Trigonal Planar)
Jumlah 6

c. Penilaian Keterampilan
Unjuk Kerja

No Kelompok Ketepatan Ketepatan Ketepatan Jumlah


susunan Rumus Bentuk Molekul Skor
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1
2
3
dst

Materi Pembelajaran KD 3.7


Interaksi antar molekul
Gaya Antarmolekul Gaya antarmolekul adalah gaya aksi di antara molekul-molekul yang
menimbulkan tarikan antarmolekul dengan berbagai tingkat kekuatan. Pada suhu tertentu,
kekuatan tarikan antarmolekul menentukan wujud zat, yaitu gas, cair, atau padat. Kekuatan gaya
antarmolekul lebih lemah dibandingkan ikatan kovalen maupun ikatan ion. Ikatan kimia dan gaya
antarmolekul memiliki perbedaan. Ikatan kimia merupakan gaya tarik menarik di antara
atomatom yang berikatan, sedangkan gaya antarmolekul merupakan gaya tarik menarik di antara
molekul (perhatikan Gambar 2.23).

Ada tiga jenis gaya antarmolekul, yaitu gaya dipol-dipol, gaya London, dan ikatan hidrogen. Gaya
dipol-dipol dan gaya London dapat dianggap sebagai satu jenis gaya, yaitu gaya van der Waals.
1. Gaya Dipol-Dipol
Gaya dipol-dipol adalah gaya yang terjadi di antara molekul-molekul yang memiliki sebaran
muatan tidak homogen, yakni molekul-molekul dipol atau molekul polar. Molekul-molekul
polar memiliki dua kutub muatan yang berlawanan. Oleh karena itu, di antara molekul-
molekulnya akan terjadi antaraksi yang disebabkan kedua kutub muatan yang dimilikinya.
Pada antaraksi dipol-dipol, ujung-ujung parsial positif suatu molekul mengadakan tarikan
dengan ujung-ujung parsial negatif dari molekul lain yang mengakibatkan orientasi molekul-
molekul sejajar. Seperti pada gambar:

2. Gaya London
Gaya London adalah gaya yang terjadi pada atom atau molekul, baik polar maupun nonpolar.
Gaya London atau disebut juga gaya dispersi, yaitu gaya yang timbul akibat dari pergeseran
sementara (dipol sementara) muatan elektron dalam molekul homogen. Dalam ungkapan lain,
dapat dikatakan bahwa gaya London terjadi akibat kebolehpolaran atau distorsi “awan
elektron” dari suatu molekul membentuk dipol sementara (molekul polar bersifat dipol
permanen).
 Ikatan Hidrogen
Senyawa yang mengandung atom hidrogen dan atom yang memiliki keelektronegatifan tinggi,
seperti fluorin, klorin, nitrogen, dan oksigen dapat membentuk senyawa polar, mengapa? Pada
molekul polar, pasangan elektron ikatan yang digunakan bersama lebih tertarik ke arah atom
dengan keelektronegatifan tinggi. Akibatnya, atom hidrogen menjadi lebih bermuatan positif.
Akibat dari gejala tersebut, atom hidrogen dalam molekul polar seolah-olah berada di antara
atom-atom elektronegatif.

Penilaian Hasil Pembelajaran


a. Penilaian sikap
Instrumen Penilaian Sikap
No Waktu Nama Kejadian/ Butir Sikap Pos/Neg Tindak
Perilaku Lanjut
1
2
Dst
b. Penilaian pengetahuan
 Tes tertulis

No Soal Jawaban Skor


1 Perhatikan gambar bentuk molek n-pentana memiliki gaya antar molekul paling 7
berikut kuat karena bentuknya lurus atau memanjang
No Soal Jawaban Skor
sehingga interaksi antar molekulnya lebih
banyak dibanding dengan neopentana yang
bentuknya bercabang atau simetris. Hal ini
Manakah yang memiliki gaya antar menyebabkan n-pentana memiliki titik didih
molekul paling kuat? jelaskan dan titik leleh lebih tinggi
hubungannya dengan sifat fisika zat.
Jumlah 7

c. Penilaian Keterampilan
Instrumen penugasan
1. Carilah informasi mengenai pengaruh gaya antar molekul dengan sifat fisika suatu zat,
melalui buku-buku kimia relevan maupun dari internet. Diskusikan informasi yang kalian
peroleh kemudian presentasikan di depan kelas.
No Kelompok Kesesuaian Kelengkapan Penyampaian Jumlah
Materi Informasi Hasil Skor
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
2
dst
Keterangan:
Skor 1 = Cukup
Skor 2 = Baik
Skor 3 = Sangat Baik

Materi Pembelajaran KD 3.8


Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit
Larutan adalah campuran homogen dua zat ataulebih yang saling melarutkan dan masing-masing
zatpenyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik.
Larutan terdiri atas dua komponen, yaitu: komponen zat terlarut dan pelarut.
 Komponen dengan jumlah yang sedikit biasanya dinamakan zat terlarut.
 Pelarut adalah komponen yang jumlahnya lebih banyak.

a) Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik karena dapat terionisasi
menjadi ion-ion bermuatan listrik.
b) Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapatmenghantarkan arus listrik karena tidak
dapat terionisasi menjadi ion-ion, tetapi tetapdalam bentuk molekul.
Daya hantar listrik senyawa ion dan senyawa kovalen polar bergantung pada
wujudnya.
a. Senyawa Ion

 Padatan: Tidak dapat menghantarkan arus listrik. Sebab, dalam padatan, ion – ionnyatidak
bergerak bebas.
 Lelehan: Dapat menghantarkan listrik. Sebab, dalam lelehan, ion-ionnya dapatbergerak relatif
lebih bebas dibandingkan ion-ion dalam zat padat.
 Larutan (dalam pelarut air): Dapat menghantarkan listrik. Sebab, dalam larutan,ion – ionnya dapat
bergerak bebas.
b. Senyawa Kovalen Polar
 Padatan: Tidak dapat menghantarkan listrik, karena padatannya terdiri atas molekul –
molekulnetral meski bersifat polar.
 Lelehan: Tidak dapat menghantarkan listrik, karena lelehannya terdiri atas molekul –
molekulnetral meski dapat bergerak bebas.
 Larutan (dalam air): Dapat menghantarkan listrik, karena dalam larutan molekul –
molekulnyadapat terhidrolisis menjadi ion-ion yang dapat bergerak bebas.

Elektrolit Kuat, Elektrolit Lemah dan Nonelektrolit


Berdasarkan kuat-lemahnya daya hantar listrik, larutan elektrolit dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a) Larutan elektrolit kuat, yaitu larutan elektrolit yang mengalami ionisasi sempurna.Banyak
sedikitnya elektrolit yang mengion dinyatakan dengan derajat ionisasi atau derajat disosiasi (α),
yaitu perbandingan antara jumlah zat yang mengion dengan jumlah zat yang dilarutkan. 𝛼 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑧𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑖𝑜𝑛𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑧𝑎𝑡 𝑚𝑢𝑙𝑎−𝑚𝑢𝑙𝑎. Larutan elektrolit kuat mengalami
ionisasi sempurna sehingga derajat ionisasinya (α) = 1. Indikator pengamatan: lampu menyala
terang dan timbul banyak gelembung gas pada elektrode.
b) Larutan elektrolit lemah, yaitu larutan elektrolit yang mengalami sedikit ionisasi (terion tidak
sempurna), sehingga derajat ionisasinya (α) adalah 0 ≤ α ≤ 1. Indikator pengamatan: lampu tidak
menyala atau menyala redup dan timbul sedikit gelembung gas pada elektrode.
c) Larutan Nonelektrolit, yaitu larutan yang tidak mengalami ionisasi sehingga derajat ionisasi (α) =
0. Indikator pengamatan: lampu tidak menyala dan tidak timbulgelembung gas pada elektrode.

Materi Pembelajaran KD 3.9


Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah suatu reaksi yang didalamnya terjadi oksidasi dan reduksi.
Konsep reaksi redoks terdiri dari tiga:
1) Oksidasi dan reduksi sebagai pengikatan dan pelepasan oksigen.
2) Oksidasi dan reduksi sebagai pelepasan dan penerimaan elektron.
3) Oksidasi dan reduksi sebagai pertambahan dan penurunan bilangan oksidasi.

Reaksi Redoks Berhubungan Dengan Oksigen


Menurut konsep ini:
1) Oksidasi adalah reaksi dimana suatu zat direaksikan dengan sumber oksigen sehingga berikatan
dengan oksigen tersebut (membentuk oksida).
2) Reduksi adalah reaksi dimana suatu zat berupa oksida direaksikan dengan zat yang menarik
oksigen sehingga oksida tersebut kehilangan oksigen.
Oksidator adalah sumber oksigen yang mengoksidasi zat lain dan tereduksi.
Reduktor adalah penarik oksigen yang mereduksi zat lain dan teroksidasi.

Reaksi Redoks Berhubungan Dengan Elektron


Menurut konsep ini:
1) Oksidasi adalah semua proses reaksi kimia yang disertai pelepasan elektron.
2) Reduksi adalah semua proses reaksi kimia yang disertai penerimaan elektron.
Oksidator adalah penerima elektron dan tereduksi.
Reduktor adalah pelepas elektron dan teroksidasi.
Berdasarkan konsep ini, seluruh reaksi oksidasi/reduksi terjadi secara simultan karena tiap ada zat
yang melepas elektron, ada pula zat yang menerima elektron. Oleh karena itu, tiap reaksi oksidasi
atau reaksi reduksi menurut konsep ini adalah reaksi redoks.
Setengah reaksi redoks adalah reaksi reduksi atau reaksi oksidasi saja dalam suatu keseluruhan
reaksi redoks.
Contoh reaksi redoks:
Reaksi redoks pembentukan magnesium klorida terjadi menurut reaksi:

Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi senyawa adalah jumlah muatan listrik yang dimiliki atom-atom suatu senyawa,
dimana elektron ikatan didistribusikan ke atom yang lebih elektronegatif.
Bilangan oksidasi atom adalah muatan listrik yang dimiliki suatu atom dalam sebuah senyawa.
Contoh: biloks HCl adalah 0, biloks Mg2+ adalah +2, dan biloks F- adalah -1.
Penentuan bilangan oksidasi/biloks atom:
1) Unsur bebas di alam memiliki biloks 0. Contoh: H2, N2, O2, P4, S8, Fe, Mn, Ca.
2) Ion memiliki biloks yang sama dengan nilai muatannya. Contoh: ion CO32- memiliki biloks -2,
ion Ca2+ memiliki biloks +2.
3) Unsur logam memiliki biloks positif.

4) Unsur fluor (F) selalu memiliki biloks -1.


5) Unsur hidrogen (H) memiliki biloks: Biloks umum H adalah +1. Contoh: dalam HCl dan
H2SO4, biloks H adalah +1. Pada hidrida logam, H memiliki biloks -1. Contoh: Dalam NaH,
biloks hidrogen -1.
6) Unsur oksigen (O) memiliki biloks: Pada senyawa oksida atau umum, oksigen memiliki biloks
-2. Senyawa oksida mengandung ion oksida (O2-). Contoh: Pada K2O, H2O, Na2O dan MgO,
biloks oksigen -2. Pada senyawa peroksida, oksigen memiliki biloks -1. Senyawa peroksida
mengandung ion peroksida (O22-). Contoh: Pada K2O2, H2O2, Na2O2 dan MgO2, biloks
oksigen -1. Pada senyawa superoksida, oksigen memiliki biloks -1/2. Senyawa superoksida
mengandung ion superoksida (O2-). Contoh: Pada KO2, HO2, NaO2 dan MgO4, biloks oksigen -
1/2. Pada senyawa F2O, oksigen memiliki biloks +2.
7) Total biloks atom penyusun suatu senyawa: Pada senyawa netral, total biloks atom penyusun
adalah 0. Pada senyawa ion, total biloks atom penyusun sama dengan muatan ionnya.

Reaksi Redoks Berhubungan Dengan Bilangan Oksidasi


1) Oksidasi adalah pertambahan/kenaikan bilangan oksidasi.
2) Reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi.
Oksidator adalah zat yang mengalami penurunan bilangan oksidasi dan menaikkan bilangan oksidasi
zat lain.
Reduktor adalah zat yang mengalami pertambahan bilangan oksidasi dan menurunkan bilangan
oksidasi zat lain.

Tahapan menentukan reaksi redoks:


a. Reaksi yang melibatkan unsur bebas umumnya tergolong reaksi redoks.
b. Reaksi yang melibatkan unsur yang berganti tipe rumus harus diperiksa biloksnya.
c. Oksidator, reduktor, hasil oksidasi, dan hasil reduksi dapat ditentukan setelah seluruh atom tiap
senyawa yang terlibat dalam reaksi diperiksa bilangan oksidasinya, apakah bertambah atau menurun.
Contoh:
Tentukan apakah reaksi 2CuSO4 + 4KI → 2CuI + I2 + 2K2SO4 merupakan reaksi redoks atau
bukan! Bila iya, tentukan oksidator, reduktor, hasil oksidasi, dan hasil reduksi!
Jawab: Karena ada senyawa bebas (I2), maka reaksi tergolong reaksi redoks.

Reaksi disproporsionasi atau autoredoks adalah reaksi redoks yang oksidator dan reduktornya
merupakan zat yang sama. Dalam kata lain, zat tersebut mengalami reduksi dan juga oksidasi.
Contoh: Reaksi natrium hipoklorit

Reaksi konproporsionasi adalah reaksi redoks yang hasil oksidasi dan reduksinya merupakan zat
yang sama.
Contoh: Reaksi hidrogen sulfida dengan belerang dioksida.

Materi Pembelajaran KD 3.10


HUKUM HUKUM DASAR DAN STOIKIOMETRI
Hukum-hukum dasar kimia
1) Hukum Lavoisier (Hukum kekekalan massa) :
“Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”.
2) Hukum Proust (Hukum perbandingan tetap) :
“Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tertentu dan tetap”.

No Massa Massa oksigen Massa air yang Massa pereaksi


hidrogen yang yang terbentuk yang sisa
direaksikan direaksikan
1. 1 gr 8 gr 9 gr -
2. 2 gr 16 gr 18 gr -
3. 1 gr 9 gr 9 gr 1 gr oksigen
4. 2 gr 8 gr 9 gr 1 gr hidrogen
5. 5 gr 45 gr 45 gr 5 gr oksigen
6. 10 gr 10 gr 11,25 gr 8,75 gr hidrogen

3) Hukum Dalton (Hukum kelipatan berganda) :


“Jika massa dari salah satu unsur dalam kedua senyawa itu sama, maka perbandingan massa
unsur yang satu lagi dalam kedua senyawa itu merupakan bilangan bulat dan sederhana”.
Contoh:
Kadar belerang dalam senyawa I dan II berturut-turut adalah 50% dan 40%. Apakah hukum
Dalton berlaku untuk senyawa tersebut?
Massa S : Massa O dalam senyawa I = 50 : 50 = 1 : 1
Massa S : Massa O dalam senyawa II = 40 : 60 = 1 : 1,5
Jika Massa S dalam senyawa I = senyawa II, misalnya sama-sama 1 gram, maka massa O
senyawa I : senyawa II = 2 : 3. Perbandingan tersebut merupakan bilangan bulat dan sederhana.
Maka kedua senyawa itu memenuhi hukum Dalton.
4) Hukum Gay lussac (Hukum perbandingan volume) :
“Volume gas-gas yang bereaksi dan hasil reaksi berbanding sebagai bilangan-bilangan bulat dan
sederhana, apabila diukur pada tekanan dan temperatur yang sama.
Contoh:
Berapa ml gas N2 harus direaksikan dengan 12 ml gas H2 untuk menghasilkan gas NH3?
N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)
Gas NH3 yang terjadi = 23 x 12 ml = 8 ml
5) Hukum Avogadro
“Gas-gas yang mempunyai volume yang sama pada suhu dan tekanan yang sama mengandung
sejumlah molekul yang sama pula”.

Konsep mol
Mol (n) = 𝑔𝑟𝑎𝑚𝐴𝑟 atau 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑀𝑟
Volume : Dalam keadaan STP : V = n x 22,4 liter/mol
Dalam keadaan RTP : V = n x 24,4 liter/mol
Dalam suhu dan tekanan yang diketahui : V = 𝑛𝑅𝑇𝑃
Dalam suhu dan tekanan yang sama : 𝑉1𝑉2= 𝑛1𝑛2
Jumlah partikel/atom/molekul = n x 6,02 x 1023

Kemolaran larutan
Molaritas (M) = 𝑛𝑣
Rumus empiris adalah rumus perbandingan yang paling sederhana dari atom-atom unsur penyusun
senyawa itu.
Rumus molekul adalah rumus perbandingan empiris dikalikan dengan faktor pengali.
Contoh: RE : CH3 , CO2
RM : C2H6 , C3O6
Menentukan kadar unsur dalam senyawa
Kadar = 𝑥 .𝐴𝑟𝑀𝑟 𝑥 100%
Menentukan massa unsur dalam senyawa
Massa unsur = 𝑥 .𝐴𝑟 𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟𝑀𝑟 𝑠𝑒𝑛𝑦𝑎𝑤𝑎 𝑥 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑒𝑛𝑦𝑎𝑤𝑎

Anda mungkin juga menyukai