Anda di halaman 1dari 4

Menurut Hidayat, (2015), deterjen merupakan bahan pembersih yang

digunakan untuk menghilangkan kotoran-kotoran pada pakaian, perabotan

rumah tangga, maupun benda kotor yang lainnya. Deterjen mengandung sekitar

25 macam bahan yang dikelompokkan menjadi surfaktan, builder, bleaching

agents, dan additives. Ikan nila (Oreochromis niloticus), merupakan salah satu

ikan air tawar yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Kisaran kondisi

lingkungan untuk kehidupan ikan nila yaitu berada pada kisaran suhu 25-30c, DO

berkisar antara 3-5 mg/l, dan pH sekitar 5-8. Korelasi yang sangat kuat pada

setiap konsentrasi detergen yang dipaparkan pada biota uji, menunjukkan bahwa

setiap pertambahan dosis detergen maka angka kematian organisme semakin

tinggi. Kematian organisme tersebut dikarenakan meningkatnya kadar detergen

yang menyebabkan berkurangnya kandungan oksigen terlarut di perairan.

Dampak selanjutnya yang ditimbukan dari paparan detergen ini yaitu terjadi

gangguan fisiologis pada organisme, sehingga terjadi kerusakan pada insang,

hati, jantung, dan organ vital organisme yang lain. Peningkatan konsentrasi

detergen, akan menaikkan nilai pH, menurunkan kandungan oksigen terlarut,

dan menaikkan suhu. Kenaikan suhu perairan akan meningkatkan kecepatan

reaksi kimia, sehingga menganggu kehidupan biota air. Naiknya suhu air yang

relative tinggi, ditandai dengan munculnya biota air ke permukaan laut untuk

mencari oksigen. Apabila kondisi ini terus berlanjut maka biota air akan

mengalami kematian karena kondisi lingkungannya tidak mendukung untuk

proses hidupnya. Uji biologis terhadap biota air yang terpapar detergen, salah

satunya yaitu mortalitas. Uji mortalitas merupakan uji yang digunakan untuk

melihat pengaruh detergen terhadap lingkungan, terutama pada perairan secara

tidak langsung. Kematian biota air akibat adanya detergen di perairan,

dikarenakan kandungan detergen yang masuk ke badan perairan akan merusak

insang sebagai organ pertama yang berinteraksi langsung dengan kondisi air
lingkungan hidupnya. Kematian organisme air merupakan kombinasi dari sifat

racun detergen dan menurunnkan kualitas air, yang dapat menghambat kerja

enzim dalam tubuh ikan.

Menurut Li Hong, et al. (2021), penelitian terhadap pengaruh toksikologi

pada Pyraclostrobin telah dijadikan fokus penting terutama pengaruh terhadap

konsentrasi sehingga menyebabkan oksidatif, efek perkembangan, apoptosis sel,

gangguan endokrin, cedera histologis dan metabolisme energi. Paparan yang

diakibatkan Pyraclostrobin dapat menyebabkan kerusakan histologis pada

edema perikardial dan jaringan otak pada ikan zebra remaja dan dapat

mempengaruhi eskpresi reseptor glutamat dan miosin. Pada akhirnya terjadi

gangguan fungsi mitokondria dan transmisi oleh sel saraf bersamaan dengan

gangguan dalam perilaku motorik dan fungsi myocardial. Bahan kimia yang

berasal dari pertanian memasuki hewan target terutama melalui jalur oral,

pernapasan atau perkutan, dan dilanjutkan dengen masuk kedalam toksisitas

sistem pencernaan, toksisitas kontak, atau toksisitas inhalasi. Namun, jalur

toksisitas aku dari Pyraclostrobin pada organisme air non target seperti jenis ikan

masih belum jelas, sehingga memerlukan nilai teoritis dan praktis untuk

memperjelas jalur beracun pada Pyraclostrobin pada ikan. Namun, setelah

dilakukan analisis terhadap rute paparan dijelaskan bahwa Pyraclostrobin

memasuki ikan terutama memalui insang yang dapat menyebabakan efek paling

mematikan. Akumulasi dari Pyraclostrobin relatif lebih tinggi pada insang dan

juga jantung dibandingkan dengan jaringan lain (hati, darah, limpa, lambung, dan

jaringan otot), dengan hasil kerusakan insang merupakan dampak yang paling

parah. Oleh karena itu, efek dari toksisitas yang terkait dengan efek paparan

pada insang dapat dinilai lebih lanjut, dan hasilnya menunjukkan bahwa

Pyraclostrobin dapat menyebabkan kerusakan oksidatif, gangguan metabolisme

energi, perubahan kapasitas pembawa oksigen oleh darah, dan variadi VF pada
insang. Oleh karena itu, kesimpulan yang kami dapat bahwa efek dari toksisitas

Pyraclostrobin yang disebutkan di atas pada insang dapat menyebabkan

kemungkinana toksisitas yang bersifat tinggi pada ikan.


DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Y. M. (2015). Model Kematian Biota Air Sebagai Fungsi Waktu Kontak
Pada Air Limbah Deterjen dan Gagasan Sederhana Pengendaliannya
The Model of Aquatic Biota Mortality as a Function of Detention Time of
The Detergent Wastewater and Simple Idea. Jurnal Sumber Daya Air
Vol, 11(2), 131-146.
Li, H., Jing, T., Li, T., Huang, X., Gao, Y., Zhu, J., ... & Mu, W. (2021).
Ecotoxicological effects of pyraclostrobin on tilapia (Oreochromis
niloticus) via various exposure routes. Environmental Pollution, 285,
117188.

Anda mungkin juga menyukai