Anda di halaman 1dari 13

15 September 2022 10:04

Pertemuan 1 – Perspektivalisme John Frame


9/1/2022 10:23 AM
Frame’sÊtriperspektivalism

Problem, situational, perspective, what is descriptive, reality


Principle, Normative prescriptive, preescriptive
Existential – Perspective persons
22 September, 13 Oktober, 20 Oktober gk ad akelas
I.Intruction
1. Apa itu Etika?
 Benarkah Suharto Presiden Indonesia kedua? Benarkah Suharto Presiden Indonesia yang paling korup?
 Si ahli bangunan itu jelek kerjanya, ia membangun bangunan perkantoran tidak sesuai dengan aturan
perkotaan.
Ini bukan soal etika; yang soal etika aturan pajak, tapi dia tidak jujur dan
hanya membayar sebagian pajaknya, tidak sesuai standar.
 Pertanyaan What is, Why, How (ingin mengetahuii kenyataan) VS. What ought to be (ingin mengubah
kenyataan).
Pertanyaan yang bersifat ingin mengetahui apa yang terjadi saat ini, tidak
memiliki hubungan dengan etika,
akan tetapi pertanyaan yang ingin mengubah kenyataan sangat berhubungan
dengan etika. Apa yang seharusnya, di sana etika muncul
 Tidak semua normative action itu moral action (Bagaimanapun juga anak itu harus selesaikan studinya
dalam semester ini!)
ini bukan etika; akan tetapi bisa ditarik juga menjadi etika; misalnya “dia
sengaja tidak selesai studi agar mendapat uang dari ortu; atau dia
menyianyiakan kesempatan padahal sudah mendapat beasiswa”
 “[Ethics] is a unique area of study. Most disciplines deal with ‘is’ question. Who was Sigmund Freud?
What is a dangling participle?... Moral dilemmas belong to different category... In ethics, right means
something different than correct” (S. Wilkens)
i.
Etika: Yunani: ethos dan ethos
o Ethos = custom & habit (Luk.22:39);
Dalam konteks ayat ini, etika kebiasaan
ethos = character & disposition (1 Kor.15:33)
Dalam konteks ini berbicara soal karakter, kecenderungan seseorang.
o Etika: descriptive (interpretative, what is) & prescriptive (normative, what ought to be).
o Etika: karakter “apa yang seharusnya” dalam perspektif baik (good) dan jahat (evil), berbeda dari
karakter “ought” lainnya
ii. Etika dan Moralitas:
o Penggunaan etika & moralitas secara simultan (bergantian)
Penggunaan kata ini sering digunakan secara bergantian, simultan, atau
bahkan dianggap sama; akan tetapi di dalam kelas ini, kita mengangga
beda.
o Moralitas: moralits (Latin), mor- = kebiasaan (custom)
o Moralitas: kebiasaan (custom or habit), Etika: seperangkat prinsip moral (a set of moral principles)
o Moralitas menunjuk pada norma-norma yang lebih khusus dan spesifik; Etika merujukpada norma-
norma yang lebih umum dan konseptual (e.g., Greek and Indian)
(Moral lebih subjektif)
(Etika lebih objektif)
Yuanni materi: jahat
o Protestant = “ethicist”; Roman Catholic = “moral theologian”
o “Morality consists of the entirety of traditional dan dominant customs, while ethics is reflection
upon those customs” (J. Douma)
o Etika tidak dapat eksis tanpa moralitas, namun moralitas dapat berdiri sendiri tanpa etika
iii. Etika & Worldview
o Perspektif: Etika: tidak hanya deal dengan “apa yang seharusnya” tapi juga dengan prinsip
“keadilan”, “kebenaran”, etc (Bdnk. KPR 16:21; Hitler & pengikutnya)
o Etika orang Kristen adlaah Etika Kristen
Yang baik dan jahat, yang benar dan salah dalam kekristenan
o “Christian ethics is reflection upon moral conduct in light of the perspective offered us in Holy
Scripture” (J. Douma)
o “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” (Maz. 119:105; bnd Mikha 6:8)

Francis Sehaefter: “I do what I think, I think what I believe.”


iv. Etika dan Filsafat
a. Etika “categorical imperative” (ethics of disposition) bukan “hypothetical imperative” (basis of
consequences) (Immanuel Kant)
o “An action as objectively necessary in itself apart from its relation to a further end” (Categorical
Imperative)
Tidak peduli dengan konsekuensi nantinya; benar ya benar, salah ya salah.
Contoh:
Jika istri sedang sakit misal punya risiko sakit jantung, dan suami
membawa mobil kecelakaan, anak meninggal menurut Kant,
tetap perlu berkata secara jujur, meskipun ada risiko serangan
jantung dan istrinya bisa meninggal
Hal ini yang benar untuk dilakukan saat itu juga; tidak peduli risiko
masa depannya.
o “the practical necessity of a possible action as means to something else that is willed”
(Hypothetical Imperative)
o Good will: bukan legalisme tapi “disposition” (knowledge & rational motive bukan emosi &
passion)

b. Immanuel Kant: an ethic of duty; “maxims” = self evident moral principles, “duty”: Act only according to
that maxim by which you can at the same time will that it should become a universal law”
kita hanya benar-benar memperhatikan apa yang seharusnya kita lakukan
atau kerjakan, tidak memperhatikan konsekuensinya.
o Etika tidak melihat konsekuensi yang ditimbulkan
o Etika kewajiban moral tidak berasal dari hukum atau peraturan dari luar. Kewajiban ini tidak
bersifat kodrati melainkan mencapai subjek bertindak mengikuti akal budi
Tidak bersifat kodrati bukan sesuatu yang sudah ada dari sananya.
o Etika terpisah dari Allah

c. Beda Theological Ethics & Philosophical Ethics


o Personal = I-Thou & Impersonal = I-It
Kita memliki relasi personal dengan Tuhan juga (I-Thou)
Kita tidak hanya memiliki relasi impersonal seperti yang diimplikasikan
oleh philosophical ethics (I-It)
o Prolog 10 hukum Taurat (Kel.20:2)
”Akulah Tuhan Allahmu yang telah membawa engkau keluar dari tanah
perbudakan” relasi I-Thou
o 10 Hukum Taurat
4. Ingat dan kuduskan hari sabat ibadah vertical
relationship
5-10 hukum yang menggambarkan relasi horizontal; bahkan ada yang
mengatakan hukum ke-5 merangkum semua hukum lainnya.
Kasus perceraian/broken home family membuat
kecenderungan tingkat kriminalitas meningkat
o [Theological] Ethics if reflection upon the responsibility conduct of man toward God and his
neighbor” (J. Douma)
Omong kosong jika dikatakan bisa menghasilkan orang yang beretika. Itu
adalah omong kosong jika mengatakan manusia semakin lama semakin
baik.
08 September 2022 10:01

I. Introduction
1. ApaÊituÊEtika?
2. MengapaÊbelajarÊEtika?
i. Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah
(in the image of God - Imago Dei)

Kej.2:7 --> manusia satu-satunya ciptaan yang dicipta dengan secara langsung
Allah menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya.

Makna manusia Imago Dei:


 Manusia juga dicipta pada hari ke-6 (terakhir) --> mahkota ciptaan.

 Manusia diberi kemampuan untuk menguasai/memerintahkan ciptaan


Tuhan yang lainnya. Kita memiliki perbedaan antara manusia dan binatang
lainnya.
Aristoteles --> manusia memiliki akal budi.
Mensius --> manusia diberi/memiliki conscience (hati nurani)
Misal: binatang tidak memiliki yang namanya pernikahan;
tidak memiliki etika.

Dua pernyataan ini tidak benar, tetapi Alkitab mengatakan bahwa


manusia menjadi manusia ketika diberi nafas hidup oleh Tuhan -->
manusia menjadi makhluk yang 'independent' tetapi manusia tidak
bisa benar-benar independen hingga terlepas sama sekali dari
Tuhan, karena Tuhan menopang alam semesta ini.
 Sense of worship
Manusia memiliki perasaan ingin menyembah
Yoh.4:24 -->
Tetapi bukan sense of worship yang hanya menyembah saja,
melainkan memiliki fellowship.

Manusia yang dicipta segambar dan serupa Allah, bukan hanya makhluk individu
(independen) tetapi juga makhluk sosial.
Allah Tritunggal saling mengasihi satu dengan yang lain
Kita tidak bisa menjalankan cinta kasih jika hanya hidup sendiri.

Sosial:
 Institusi pernikahan
 Institusi keluarga
 Institusi-institusi lainnya untuk menjalankan semua communicable
attributes of God ini.

• Communicable attributes of God


Contoh: Allah itu kasih, adil, suci, baik, benar --> manusia juga
mencerminkan atribut-atribut Allah yan

Akan tetapi ada incommunicable attributes of God


Contoh: omnipotence (maha kuasa), omniscience, omnipresence (Maha
ada)
• Moral being beda dari binatang (naluri atau latihan)
• Knowledge, Holiness, & Righteousness
Bapak Gereja Eusebius --> Ecclesiastical History
Daud --> nabi dan raja
Abraham --> imam dan nabi
Yesus -->
nabi,
imam (Keturunan Lewi) --> akan tetapi tidak mungkin dari
Marian maupun Yusuf --> menurut Melkisedekh
raja (keturunan Yehuda)
ii. Misi Allah (Missio Dei)
a. "Karena kita ini buatan Allah [common grace], diciptakan dalam Kristus Yesus
[saving grace] untuk melakukan pekerjaan baik [ministerial grace], yang
dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya" (Efesus
2:10, bdnk Mikha 6:8

"What is the chief's end of men?" --> Westminster Shorter cathecism --> to
glorify God and enjoy Him forever more.
b. The myth of religious neutrality: hak kesulungan
Tidak ada yang netral di dunia ini, kita semua harus berebut (?) Banyak hal di
dunia ini dicipta/dibuat baik, tetapi akhirnya digunakan secara salah/jahat/buruk
oleh manusia.
Kita perlu merebut hak kesulungan itu dan menjadi saksi Tuhan di situ
• Augustinus: "... Demikianlah mereka merampasi orang Mesir itu"
(Keluarang 12:36b)
"merampasi" --> bukan dosa di sini karena itulah hak mereka,
bahkan orang Israel sudah 400 tahun diperbudak di mesir
c. Cosmic Christ (Kol. 1:15-20)
• "There is not a single inch of the whole terrain of our human existence
over which Christ... Does not proclaim, 'Mine'" (A. Kuyper)
3. Frame'sÊTriperspectivalismÊofÊChristianÊEthics

i. Normative Perspective (Principles)


ii. Situational Perspective (Problems)
iii. Existential Perspective (Persons)

II. NormativeÊPerspective
1. The "Quadrilateral" Touchstones of Authority
a. Scripture (2 Tim.3:16-17):
i. The Self Attestation of Scripture:
• Internal Witness of the Holy Spirit
John Calvin --> Perbedaan Kristen dan non-Kristen yang membaca Alkitab?
Kita dipimpin oleh Roh Kudus untuk memahami/mengerti Firman
Tuhan.
Itulah sebabnya kita perlu berdoa sebelum membaca Firman
• Ancient Form, Universal Norm
• Subject & Object
Bukan kita yang baca Alkitab, melainkan Alkitab yang membaca
kita.
ii. Interpretation:
• Self-interpretation of the Bible: Scripture interprets Scripture
Kita tidak bisa menggunakan pemikiran kita sendiri untuk
menambah/mengerti Firman.
• NT → OT
(satu nafas/konstitusi antara PL dan PB) → NT menafsirkan OT
• Tekstual & kontekstual
iii. Problems
• Nuda Scriptura
• The ethical problems which confront us today may not be directly
presented in Scripture
Sbg contoh: bayi tabung, kloning, sex selection
b. Tradition (2 Tes. 2:15):
i. Ecumenical assemblies
ii. Menyusun kerangka & memperkaya konsep teologi
iii. No one can live without roots
iv. Problems
• Holding human minds in bondage
• Tidak memiliki relevansi dengan hidup sekarang ini
c. Reason (Rom. 2:14-16)
i. Anugerah Allah untuk mengkaji kebenaran
ii. Signifikansi akal budi dalam berapologetika (1 Pet.3:15)
iii. Public reason untuk public discourse
iv. Problems
• "reason is traditioned" (Alasdair Maclntyre
• Akal budi sebagai "master" atau "tool"
d. Experience (Mat. 9:36)
i. Emotion & feeling
ii. Love and compassion
Justice without love → brutal
Love without justice →
iii. Problems
• Subjectivity
e. Major Christian Traditions
i. Roma Chatolics: Traditions & Reason

Q: Apakah semua ciptaan manusia tidak ada yang inherently evil atau ada?
Pertemuan 3 -
15 September 2022 10:07

II. NormativeÊPerspective
2. God the Foundation of Christian Ethics
• Socrates (Euthyphro)
"(1) Is conduct right because the gods command it, (2) or do the gods command it because it
is right?"
(1) God --> Idea (Tuhan lebih tinggi yang memerintah/berkuasa atas ide)
Bahaya jika Allah ini adalah Allah yang kejam/bengis, yang sewenang-wenang
menjadikan baik <--> jahat
(Socrates) --> jika seperti ini, kebaikan bergantung dewanya seperti apa
(2) Idea --> God
Problem: prinsip kedaulatan Allah --> berarti Allah tidak berdaulat, ada yang lebih dari
Allah itu sendiri.
 Theological Ethics VS. Philosophical Ethics
Theological Ethics --> Allah tidak ditentukan oleh yang lain lagi (yg lebih dari
Allah.)
Philosophical Ethic --> yg baik ditentukan oleh Idea
 The good does not exist independent of the will of God.
--> Alkitab adalah dasar dari etika, karena kita bisa melihat kehendak Allah dari
Alkitab
 The source of the good lies not in an idea in the mind of God but in the living God
himself who embodies and personifies the good
a. God the Father, the Ground of Christian Ethics
i. Creation
• Image of God: moral being & communicable attributes of God.
Aristotle: manusia memiliki akal budi (berbeda dengan binatang)
Alkitab: manusia makhluk yang merefleksikan communicable attributes of
God:
Allah itu kasih, adil, suci, baik, benar, knowledge, holiness,
righteousness.
Manusia memiliki jiwa yang immortal.
• Makhluk sosial (Kejadian.2:18)
--> Allah melihat manusia tidak baik seorang diri
Berbeda dengan sebelumnya, Allah terus mengatakan bahwa semua
yang diciptakan baik atau sungguh amat baik.

Ayat ini ingin menyatakan:


Manusia menyatakan cinta kasih dan kesucian Tuhan.

Salah satu implikasi manusia segambar serupa Allah --> manusia itu
makhluk sosial; untuk bisa menyatakan atribut-atribut Allah itu.
ii. God embodies & personifies the good (1 Yohanes.4:7)
• Not rooted in principles such as love or justice (philosophical ethics), nor in
virtues embodied in the nerratives of communities (postmodern ethics), nor in
the existence of social structure or created order (deist ethics)
iii. Responding God's covenant and grace
• "I am the Lord your God, who brought you out of th eland of Egypt, out of the
slavery" (Exodus.20:1-2, cf Deutronomy.15:15)
--> Grace preceeds goodwork
Sudah ada bahkan sejak PL --> bagaikan satu konstitusi dua administrasi
yang berbeda (Orde Lama, Baru --> beda pemerintahan tetapi Pancasila dan
UUD1945 tetap ada/berlaku)

Melakukan pekerjaan baik? Perlu dicipta di dalam Yesus Kristus; berbeda dengan
agama lain yang berbuat baik karena ingin melakukan mendapatkan sesuatu
(hidup yang kekal) atau balas budi.

Jadi apa itu etika Kristen? Kita bukan hanya berespons terhadap anugerah Tuhan,
tetapi juga kovenan yang Tuhan adakan dengan kita.

iv. God the Ground of Christian Ethics


a. God is both transcendent and immanent (near us)
a. Transcendence without immanence: Deism (Idea & Abstract)
Wholly other --> God's transcendency is:
1. Tuhan tidak terbatas >< Kita terbatas
(Creator -- Creation distinction)
2. Tuhan mahasuci >< manusia sudah jatuh dalam dosa, mau melawan
Allah
(ada gap yang jauh lebih besar lagi bahkan jika kita bandingkan
antara kita dengan ciptaan lain di bawah kita)
b. Immanence without transcendence: Pantheism
b. God the Norm of Christian Ethics
i. Reflections of God's own actions and nature
• "You shall be holy to me, for I the Lord am holy and have separated
you from the peoples, that you should be mine" (Levitichus.20:26)
Tuhan Yesus --> imam besar kita yang dicobai tetapi tidak
berdosa --> menunjukkan kesucian
Yesus secara ontologi tidak bisa berdosa (karena 100%
Allah)
Yesus secara logis bisa berdosa (karena 100%
manusia) --> tidak bisa dipisahkan.
• "You therefore must be perfect, as your heavenly Father is perfect"
(Matt.5:48)
• God's love is the norm for our love toward others "We love because
he first loved us" (1 Yohanes.4:19)
- Agape (unconditional love)
- Storge (familial love)
- Philia (friendship love)
- Eros (romantic love)
ii. Jesus as the very "image of the invisible God, the firstborn of all creation"
(Col.1:15) is a concrete and vital norm of Christian Ethics
• Jesus' obedience, his self-denial, his sacrificial love
Kasih Tuhan mentransformasikan Yohanes dan para rasul. Yang
awalnya memiliki sumbu pendek, menanyakan "Apakah Tuhan
mau untuk mendatangkan kerajaan Tuhan sekarang
(membinasakan orang berdosa saat ini)"
• Followers of Jesus are called to reflect his likeness (Rom.8:29; 1
Corinthians 15:49)
• Union with Christ (John.17:20-21)
(a) To be like Him (Eph.4:15)
Dalam menjadi serupa dengan Tuhan, kemungkinan besar kita
akan memiliki banyak musuh
Kebanaran tanpa kasih --> brutal
Kasih tanpa kebenaran --> munafik
• Love & Truth/Justice
(b) To be with Him (Luk.23:43; John.14:3)
c. God the Power of Christian Ethics
i. Pressence of the Holy Spirit (Rom.8:4-8, 9; Acts.1:8)
• "Roh Kudus adalah prinsip dinamis dari etika Kristen, agen pribadi di
mana Allah dengan kuat memasuki kehidupan manusia dan
membebaskan... Dari perbudakan Setan, dosa, kematina, dan hukum
Taurat" (Carl. F. H. Henry)
• Peran Roh Kudus, "I ought" (philosophical ethics), "thou shalt"
(Hebrew religion), "I will" (New Testament ethical dedication and
zeal) (Carl. F. H. Henry)
ii. Redemption:
• Luther placed "the fundamental ethical problem is in the will rather
than in the intellect. Hence, the greatest need of man is not to know
the good, but to experience a forgiveness. To draw him beyond his
self-concern into a life of joyful service"
• "I am the Lord your God, who brought you out of the land of Egypt
out of the slavery" (Ex. 20:1-2)
• Double function of grace: forgiveness of sin & restoration
(Ezek.36:25-27)
Dalam pengampunan dosa, ada harga yang harus dibayar. Ada
yang hilang, rusak dan yang rusak itu harus dibayar. Tidak ada
satu orang pun yang berhak meminta pengampunan dan
didengar oleh Allah Bapa kecuali Tuhan Yesus.
3. The Biblical Story
a. Creation
i. The Goodness of Creation (Gen. 1:31)
Allah mencipta creatio ex nihilo dan Allah sumber kebaikan, sehingga
ciptaan Allah tidak netral, kita semua memuliakan Allah.
Segala yang Tuhan ciptakan pada mulanya --> baik adanya.
• Gnosticism, neo-Platonism, and Ascetism
Ascetism
• Material incarnation of Jesus (1 Yohanes 1:1)
• Counter dari Paulus (1 Tim. 4:3-4)
ii. Creation in the Image of God (Gen 1:26-27; 2:7)
• Knowledge, holiness, righteosness
• True nature, bukan individualisme/autonomy tapi mutualisme &
interdependence (Gen. 2:18)
Manusia tidak baik sendiri karena tidak dapat menyatakan
communicable attributes of God.

Mutualisme & interdepencence


--> penolong yang sepadan
iii. A Giveness in Creation
• Marriage: heterosexual, monogami, one flesh
"seorang anak perempuan harus meninggalkan ayah dan ibunya..."
b. The Fall:
i. The Nature of the Fall dan Human Sin (Gen.3:5)
ii. Sin's Nature
"Sin is nothing and can do nothing apart from the creatures and the powers
which God has created, yet it organizes all these in open rebellion against Him.
Sin does not destroy the creation, the world of human cultures remains... Part of
God's good creation, but sin corrupts and pollutes" (Herman Bavinck)
Dosa bukan menghancurkan ciptaan Tuhan, melainkan menyebabkan hal
baik dalam ciptaan menjadi tercemar, menjadi rusak.
iii. [KETINGGALAN; LENGKAPIN]
iv. "Character of caricature" (l Wolters): "Human sin is a distortion of creation but
not negation of its essential qualities"
v. Total depravity (Calvin)
vi. God's Providence (remnant)
Image of God tidak hilang dari manusia. Seperti gigi yang rusak, tidak
benar-benar hilang, masih ada sisa gigi/akar gigi itu.
Roma. 1:??
Idolatry --> penciptaan disembah sebagai pencipta
Setelah jatuh dalam dosa, spirit of worship tidak hilang melainkan
dicemari dan dirusak.

c. Redemption:
i. Jesus Christ
(kita kembali lihat pada Kristus)
Dari PL --> PB, kita melihat satu benang merah, Yesus Kristus, penebusan itu
melalui Yesus Kristus.
Abraham ada di dunia ini sebelum kedatangan Kristus, akan tetapi
diselamatkan, kenapa? Karena Kristus sudah ada sebelum adam dicipta;
Ego Eimi
ii. Double meaning of the World:
a) Sinful aspects (1 Jn. 2:15)
b) "The created order" (Jn. 3:16)
Ini dunia Bapa
iii. The meaning of Redemption
a) Redemption is resotrative
• Forgiveness of sin & and restoration (Ez. 36:25-27)
Dalam kerusakan manusia dalam dosa --> ada yang
hilang/rusak dan harus diganti, ditebus, dibayar.
Kita bersalah kepada Tuhan, ini merupakan sesuatu yang layak
dihukum lebih dari hukuman mati.

Yang menebus hanya oleh Yang Kudus.


• Continuity & discontinuity (1 Cor. 15. Present mortal ody &
ressurection body)
b) Redemption is progressive (Rom. 8:22-23)
Tubuh batiniah diperbaharui dari hari ke hari.
• Progressive sanctification
c) Redemption is comprehensive
• Col.1:19-20
Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia
dan oleh karena Dia mengadakan perdamaian oleh darah salib
Kristus.

Artinya: keselamatan Kristen --> already but not yet

Union with Christ --> dipersatukan dengan Tuhan, mesti mati


seperti Tuhan, karena konsisten dengan Firman, dan tidak
kompromi kepada dosa.
d. Consummation:
Bagi Luther --> melakukan kebaikan, menjadi terang dan garam dunia -->
nonsense, just a cliche; kita bisa menghambat kejahatan yang lebih besar saja
sudah baik.
i. The Kingdom of God
a) Luther
b) Calvin
ii. Eschatological Hope
a) Ethereal Eschatology
• "the church has nothing to do with reform in so society its only
business is to preach the gospel, exhibit holy and unspotted lives, and
thus bear witness to the grace of God" (Carl Henry).
• "[eschatological] hope relativitizes the world and all present human
eforts to change it" (David Gill)
b) A "fully realized" eschatology
• "The saints must prepare to take over the world's government and its
courts," and then the kingdom will come in its fullness (Rousas
Rushdoony)
• "[eschatological] hope motivates ethical ehavior in the present
world" (David Gill)

4. The Bible and The Moral Life


i. The Bible as a Resource for the Moral Life
a. The Bible acts as a sharper of Christian identity
• Grace precedes a good work (Ex. 20:1-2; Eph.2:10)
Kita menjadi Kristen agar kemuliaan Tuhan nyata melalui kita.
Kita berbuat baik bukan karena kita ingin diselamatkan, melainkan
kita berbuat baik karena telah diselamatkan.
• Kita mengasihi karena Allah lebih dahulu mengasihi kita (1 Jon.4:19;
John.8:12)
b. The Bible can act as the giver of moral imperatives
• God's law = perfect rule of life (Calvin)
• Jesus' summary of the greatest commandment (Matthew.22:37-39)
Ada yang mengatakan Hukum Taurat --> etika jangan; etika yang sangat
rendah--> Inti ada di Matius 22:37-39

Hk Taurat 1 - 4 --> hub vertikal dengan Allah


Hk Taurat 5-10 --> hub horizontal dengan manusia
--> Golden Rule: Kasihi Tuhan dan sesama, berlaku seperti kita ingin
diberlakukan.

Kenapa Allah dulu baru manusia?


Kenapa hormati ayah ibu dlu?
--> menjadi dasar hukum selanjutnya.
• Haruslah kamu sempurna sama seperti Bapamu di sorga adalah sempurna
(Matt. 5:48; 2 Cor.4:15)
Kehidupan naik turun...
Roma.5:20b
"di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi
berlimpah-limpah"
Where sin increased (pleonazo), grace abounded (perisseuo) all the
more (hyper)"
Pleonazo --> increase in number
Periseeuo --> overflowing
Terjemahan indo cukup baik di sini

c. The Bible can provide theological perspectives which focus the church's response
to ethical issues
• "Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku" (Ex.20:3)
→ Tim Keller: idol
• The story of Exodus: deliverance, redemption, and salvation
• Love and justice (PS.89:15; John.1:14; Eph.4:15)
Agustinus: No love without justice
• "Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi
musuhmu?" (Gal.4:16)
Tidak cukup hanya berlaku netral, tidak melukai, tidak merugikan,
melainkan menyatakan kebenaran dan memerhatikan caranya,
jangan sampai kita menjadi musuh karena hal ini.
d. The Bible can act as a resource for decision making on particular issues
• Abortion (Ex.21:22-25)
→ "Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak
yang di dalam rahimku melonjak kegirangan" (Luk.1:44)
• Bunga uang (Ex.22:25; John Calvin)
• Civil disobedience: revolution (Rom.13 & Rev.18:4)
Calvin: Lesser Magistrates
Inferior magistrates
Yang lebih rendah menghakimi yang lebih tinggi, tapi tidak setuju
sampai kepada rakyat; kenapa? Karena Tirani < Anarki;
Kejahatan tirani tetapi lebih rendah dibanding anarki.
• Sabbath (Ex.20:11)
ii. Forms of Ethical Guidance in the Bible
a. Prohibition (Ex.20:1-17)
• Ethics of respectability
• Hippocratic maxim: primum non nocere = "first, do not harm"

Basically --> pelarangan, menghormati, relasi

b. Permission (1 Cor.10:31; Rom.14:20)


• Regulative principle
• Batu sandungan
Apakah membangun? Harus memuliakan Tuhan.
c. Command (Gen.1:28ff; Matt.28:19f; Gal.6:10; Eph.2:10)
• Casuistic Law is the most specific form of direction in the Bible
(Ex.23:10-11)
Terlalu kontekstual, terkadang bentuk perintah dalam Alkitab hurufiah,
terus terang
• Apodictic Law (Ex.20:1-17; Deut.5:6-21)
• The principle of beneficence (William Frankena)
Tidak hanya dalam perintah langsung saja, tetapi juga dalam cerita
kisah, prinsip cinta kasih disampaikan melalui ini misalnya.
4 prinsip:
- Jangan merugikan
- Mencegah kejahatan (prevent evil)
- Menghapuskan kejahatan (to remove evil)
- Good work--> penginjilan

• Sin of hamartia (Yak.4:17)


d. Praise (2 Sam.23:13-17; Luk.21:2-4)
→ uang janda 2 peser → semua yang ia miliki, ada yang berspekulasi bahwa
dikorupsi orang Farisi dan ahli taurat, berhak mendapat Diakonia, namun
semuanya ia kembalikan kepada Tuhan (kembali lagi ke orang-orang Farisi
tsb)
→ perempuan ini Tuhan katakan lebih besar dibanding semua orang
lain. Bukan mengatakan jumlahnya, tetapi persentasenya. Ia
memberi dalam kekurangannya.

• Works of supererogation? (treasury of the saints)


• Praise worthy actions
• Paul gave up certain "rights" (1 Cor.9:4-15)
Tidak apa jika diri kita dilecehkan, tetapi jika Firman Tuhan
dilecehkan, kita harus melawan.

Anda mungkin juga menyukai