Anda di halaman 1dari 1

Nama saya Raiyan Armansa Putra dari Harso Coffee Solo.

Motivasi saya untuk ikut JCW


adalah untuk membuktikan bahwa seduhan saya merupakan seduhan yang dapat menginspirasi
banyak orang, di samping itu saya juga ingin menjalin dan memperluas relasi dengan orang lain
yang lebih focus pada bidang kopi sebelumnya. Saya terjun ke dunia kopi dari akhir 2017, dari
menjadi dishwasher hingga dipercaya untuk mengelola sebuah coffee shop, saya selalu belajar
bagaimana membuat kopi yang enak dan bisa dinikmati banyak orang. Pada awalnya saya ingin
mengubah mainset yang ada di masyarakat bahwa kopi itu pahit, meskipun sudah diberi gula,
saya ingin mengedukasi mereka bahwa dengan beberapa metode seduh, kopi dapat manis tanpa
diberi gula sekalipun. Namun makin ke sini maraknya kopi susu yang menjadi sebuah trend
minuman masa kini membuat orang berlomba-lomba untuk membuat kopi susu yang enak,
namun mengesampingkan masalah kadar atau campuran yang mereka masukan ke dalam kopi,
hasilnya banyak yang menyampingkan masalah kesehatan penikmatnya, yang mereka pikirkan
hanya bagaimana membuat kopi susu enak dan diterima di masyarakat. Saya ingin lebih
mengedukasi masyarakat luas untuk lebih memperhatikan apa yang mereka campurkan ke dalam
minuman yang mereka suguhkan kepada orang lain. Saya sering mengajak bicara pelanggan saya
setelah saya membuatkan mereka kopi, terjalin interaksi antar pembuat dan penikmat kopi itu
sendiri, sehingga terjalinlah suatu kedekatan yang selaras. Saya sebelumnya tidak pernah ingin
untuk mengikuti berbagai macam kompetisi, karena bagi saya, kompetisi hanya akan membuat
saya mengkhianati kopi saya. Saya selalu menyeduh dengan hati, dengan segala perasaan yang
saya tumpahkan ke kopi, itu yang turut membantu menselaraskan hubungan antar pembuat dan
penikmat kopi menurut saya. Jika mengikuti kompetisi, saya hanya akan menghianati kopi saya,
karena menurut saya dulu, menyeduh di kompetisi bukan lagi soal menyeduh dengan hati, tetapi
sudah menyeduh untuk menang, jika menang saya mungkin akan jumawa dan merasa seduhan
saya enak, tetapi jika kalah, mungkin saya akan menyalahkan kopi saya yang tidak enak, dan
saya tidak mengininkan itu. Namun makin ke sini, tuntutan untuk memperluas relasi dalam dunia
kopi dan satu perkataan dari teman saya yang akhirnya menyadarkan saya, bahwa metode seduh
Tetsu Kasuya yang mendunia tidak akan bisa dikenal orang jika dia hanya menyeduh di coffee
shopnya sendiri. Sehingga itu yang memotivasi saya untuk mengikuti JCW. Sekian terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai