Anda di halaman 1dari 45

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Shalom, Damai Sejahtera, Om Swastyastu,


Namo Buddhaya, Salam Kebajikan, Rahayu.

SALAM & BAHAGIA


Memenuhi Kebutuhan Belajar
Murid Melalui Pembelajaran
Berdiferensiasi
Disampaikan Oleh
IMRAN TULULI, S.Pd, M.Pd

UNDUH MATERI
https://www.imrantululi.net/download
Pergi ke Maluku membeli beras
Beras dimasak dengan ikan pedas
Kalau mengaku sebagai Pengawas
Menuntut ilmu tanpa batas
Tenangkan
hati dan pikiran
arahkan semua
perhatian untuk
fokusbelajar
hadirkan
rasa ingin tahu,
syukur, dan
kebijaksanaan

5
Capaian Umum
dapat:

1. Mendampingi guru untuk mengimplementasikanpembelajaran


berdiferensiasiuntuk mengakomodasi kebutuhan belajar murid yang
berbeda.

2. Menjadi teladan dalam melakukan praktek-praktek reflektif dalam


pembelajaran bagi komunitas pendidik di lingkungan sekitarnya.
Bapak ibu jawab pertanyaan berikut
https://jamboard.google.com/d/1i6Sd-O4MNsBhVboSTGB-t72lxrpAyfEjZzQOgh5t6YE/edit?usp=sharing

Apa yang telah bpk ibu ketahui tentang pembelajaran


berdiferensiasi?

Mengapa perlu diberikan pembelajaran yang berdirensiasi?


KITA TONTON VIDEO SEKOLAH HEWAN

https://youtu.be/M-UJ8aQaDvA
MISKONSEPSI DIFERENSIASI

Ibu Renjana adalah guru kelas 3 SD dengan jumlah murid sebanyak 32


murid. Di antara 32 murid di kelasnya tersebut, Bu Renjana memperhatikan
bahwa 3 murid selalu selesai lebih dahulu saat diberikan tugas
menyelesaikan soal-soal perkalian. Karena dia tidak ingin ketiga anak ini
tidak ada pekerjaan dan malah mengganggu murid lainnya, akhirnya ia
berinisiatif untuk menyiapkan lembar kerja tambahan untuk 3 anak tersebut.
Jadi jika anak-anak lain mengerjakan 15 soal perkalian, maka untuk 3 anak
tersebut, Bu Renjana menyiapkan 25 soal perkalian
Namun demikian, pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa guru
harus mengajar dengan 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32 orang murid. Bukan
pula berarti bahwa guru harus memperbanyak jumlah soal untuk murid yang lebih
cepat bekerja dibandingkan yang lain. Pembelajaran berdiferensiasi juga bukan berarti
guru harus mengelompokkan yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang dengan
yang kurang. Bukan pula memberikan tugas yang berbeda untuk setiap anak.
Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah sebuah proses pembelajaran yang
semrawut (chaotic), yang gurunya kemudian harus membuat beberapa perencanaan
pembelajaran sekaligus, di mana guru harus berlari ke sana kemari untuk membantu si
A, si B atau si C dalam waktu yang bersamaan. Bukan. Guru tentunya bukanlah
malaikat bersayap atau Superman yang bisa ke sana kemari untuk berada di tempat
yang berbeda-beda dalam satu waktu dan memecahkan semua permasalahan.
LALU APA PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI ?
Bingung aku.....
Yuk..kita
jelaskan!
Pembelajaran berdiferensiasi adalah
serangkaian keputusan masuk akal
(common sense) yang dibuat oleh guru
yang berorientasi kepada kebutuhan
murid.
2 menit berpikir
Menurut Anda, mengapa pembelajaran berdiferensiasi diperlukan?
Pembelajaran Berdiferensiasi adalah
pembelajaran untuk mendukung
SEMUA murid di kelas kita
3. belajar yang“mengundang” untuk
belajar,
4. manajemen kelas efeMif,
5. penilaian berkelanjutan.

disad vr da ri Tom lin on & In beau (TO i0)

Photo by Kelli Tungay on Unsplash


Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang
dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan yang dibuat
tersebut adalah yang terkait dengan:

1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Jadi bukan
hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya.
2. Bagaimana guru merespon kebutuhan belajar murid. Bagaimana ia akan menyesuaikan
rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia
perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian
yang berbeda.
3. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja
keras mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa
akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.

4. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang
memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan
kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.

5. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses
penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau
sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
1. Tujuan Pembelajaran - ABCD
● A- Audience (Audiensi): Tentukan siapa yang akan mencapai tujuan.
● B - B e h a v ior (Perilaku): G u n a k a n kata kerja tindakan (tak sonomi
Bloom ) untuk m enulis perilaku ya n g dapat diamati d a n diuk ur yang
m e n u n juk k a n p e n g u asa a n tujuan.
● C - C on dition (Kondisi): Jika ada, nyatakan kondisi di m ana perilaku
harus dilakukan.
● D- D egree (Kriteria kinerja): Jika mungkin, nyatakan kriteria untuk
kinerja, kecepatan, ketepatan, kualitas yang dapat diterima, dll.

Contoh: Murid dapat menyebutkan ciri-ciri makhluk hidup dengan


m e n g g u n a k a n m e d i a ya n g dipilihnya sendiri, m inim al 4
Jika kita mengacu ke kasus Ibu Renjana di atas, maka keputusannya
untuk memberikan soal tambahan, dengan jenis soal yang tetap sama
serta tingkat kesulitan yang juga sama, kepada tiga murid yang selesai
terlebih dahulu, belum dapat dikatakan sebagai diferensiasi. Apalagi,
tujuan diberikannya soal tadi adalah agar tiga murid tersebut ada
‘pekerjaan’ sehingga tidak mengganggu murid yang lain.
Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada
pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru
merespon kebutuhan belajar tersebut. Dengan demikian, Ibu
Renjana perlu melakukan identifikasi kebutuhan belajar dengan
lebih komprehensif, agar dapat merespon dengan lebih tepat terhadap
kebutuhan belajar murid-muridnya, termasuk ketiga murid tersebut.
Pembelajaran berdiferensiasi diawali dengan analisis
kebutuhan.

Mengidentifikasi
Kebutuhan Belajar Murid

dapat dilihat dengan 3 aspek yaitu:


1. K esiapan bela jar ( readiness) murid
2.Minat murid
3.Profil belajar murid
A. KESIAPAN BELAJAR MURID (READINESS)

Tombol-tombol dalam equalizer mewakili beberapa


perspektif kontinum yang dapat digunakan untuk
menentukan tingkat kesiapan murid. Dalam hal ini, kita
akan mencoba membahas 6 dari beberapa contoh
perspektif kontinum tersebut, dengan mengadaptasi
alat yang disebut Equalizer yang diperkenalkan oleh
Tomlinson (Tomlinson, 2001).
1. Bersifat mendasar - Bersifat transformatif
Saat murid dihadapkan pada sebuah ide yang baru, yang mungkin belum dikuasainya, mereka akan

membutuhkan informasi pendukung yang jelas, sederhana, dan tidak bertele-tele untuk dapat memahami ide

tersebut. Mereka juga akan perlu waktu untuk berlatih menerapkan ide-ide tersebut. Selain itu, mereka juga

membutuhkan bahan-bahan materi dan tugas-tugas yang bersifat mendasar serta disajikan dengan cara

yang membantu mereka membangun landasan pemahaman yang kuat. Sebaliknya, saat murid dihadapkan

pada ide-ide yang telah mereka kuasai dan pahami, tentunya mereka membutuhkan informasi yang lebih rinci

dari ide tersebut. Mereka perlu melihat bagaimana ide tersebut berhubungan dengan ide-ide lain untuk

menciptakan pemikiran baru. Kondisi seperti itu membutuhkan bahan dan tugas yang lebih bersifat

transformatif.

2. Konkret - Abstrak
Di lain kesempatan, guru mungkin dapat mengukur kesiapan belajar murid dengan melihat apakah mereka
masih di tingkatan perlu belajar secara konkret atau sudah siap bergerak mempelajari sesuatu yang lebih
abstrak.
3. Sederhana - Kom pleks
Beberapa murid mungkin perlu bekerja dengan materi lebih sederhana dengan satu abstraksi pada satu
waktu, yang lain mungkin bisa menangani kerumitan berbagai abstraksi pada satu waktu.

4. Terstruktur - Open Ended


Kadang-kadang murid perlu menyelesaikan tugas yang ditata dengan cukup baik untuk mereka, di mana
mereka tidak memiliki terlalu banyak keputusan untuk dibuat. Namun, di waktu lain murid mungkin siap
menjelajah dan menggunakan kreativitas mereka.

5. Tergantung (dependent) - Mandiri (Independent)


Walaupun pada akhirnya kita mengharapkan bahwa semua murid kita dapat belajar, berpikir, dan
menghasilkan pekerjaan secara mandiri, namun s ama seperti tinggi badan, mungkin seorang anak akan lebih
cepat bertambah tinggi daripada yang lain. Dengan kata lain, beberapa murid mungkin akan siap untuk
kemandirian yang lebih awal daripada yang lain.

6. Lam bat - Cepat


Beberapa murid dengan kemampuan yang baik dalam suatu mata pelajaran mungkin perlu bergerak cepat
melalui materi yang telah ia kuasai atau sedikit menantang. Tetapi di lain waktu, murid yang s ama mungkin
akan membutuhkan lebih banyak waktu daripada yang lain untuk mempelajari topik yang lain.
Contoh pemetaan Ibu Lusi akan mengajar pelajaran Matematika. Tujuan Pembelajaran yang ia
kebutuhan belajar tetapkan adalah: murid dapat menyajikan dan menyelesaikan masalah yang
berdasarkan Kesiapan berkaitan dengan keliling bangun datar.
Belajar Murid (Readiness)
Ia kemudian membuat pemetaan kebutuhan belajar dan memberikan penugasan
seperti di bawah ini:

Kesiapan Beberapa murid telah memahami Beberapa murid telah memahami konsep keliling Beberapa murid belum
belajar konsep keliling; dapat melakukan namun belum lancar dalam melakukan operasi hitung memahami konsep keliling.
(Readiness) operasi hitung dasar. dasar.

Tugas Murid diminta mengerjakan Murid menggunakan bantuan benda-benda konkret Murid akan mendapatkan
soal-soal tantangan yang untuk menghitung keliling bangun datar (misalnya pembelajaran eksplisit
mengaplikasikan konsep keliling menggunakan lidi atau sedotan). Jika mengalami tentang konsep keliling.
dalam kehidupan sehari-hari. kesulitan, murid diminta menerapkan strategi “3 Guru akan memberikan
murid akan diminta untuk bekerja before me” (bertanya kepada 3 teman sebelum scaffolding yang lebih
secara mandiri dan saling bertanya langsung pada guru). Guru akan sesekali banyak dalam proses ini.
memeriksa pekerjaan datang ke kelompok ini untuk memastikan tidak ada
masing-masing. miskonsepsi.
B. MINAT MURID (INTEREST)

CeKJaM Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk
“terlibat aktif” dalam proses pembelajaran (Tomlinson, 2001)

Koneksikan
Menunjukkan
koneksi antar materi Jembatani
pembelajaran Menjembatani pengetahuan
awal murid dengan
pengetahuan yang baru

Cocokkan Memotivasi
Mencari Memungkinkan
kecocokan tumbuhnya
antara minat motivasi murid
murid dengan untuk belajar
tujuan
pembelajaran
Photo by Akram Huseyn on Unsplash
ementerian
Pendidikan, Kebudayaan, o '$ PENDIDIKAN
Riset, dan Teknologi
PENGGERAK
● Minat murid berbeda-beda
CONTOH PEMETAAN KEBUTUHAN ● Minat murid bisa berkembang
BERDASAR Minat Murid (interest)
Ibu Zaenab ingin mengajarkan murid-muridnya keterampilan membuat tulisan teks prosedur.
Ia kemudian melihat pada catatan yang dimilikinya. Ia menemukan bahwa di kelasnya ada:

● 8 orang murid yang sangat menyukai kegiatan olahraga;


● 6 orang yang menyukai hal-hal yang berkaitan dengan sains;
● 4 orang senang membuat prakarya dan;
● 2 orang senang memasak.

Setelah selesai mendiskusikan tentang apa dan bagaimana membuat tulisan berbentuk prosedur, Bu
Zaenab lalu meminta murid berlatih membuat sendiri tulisan berbentuk prosedur tersebut. Setiap
murid diperbolehkan untuk menulis dengan topik sesuai dengan minat mereka. Ada murid yang
memilih membuat tulisan prosedur memasak nasi goreng, ada murid yang memilih membuat tulisan
tentang prosedur membuat bunga dari sedotan, dsb.
Kementerian
PcndidiNon, Kcbudayoon, PEOPI DIKA1
GURU • •
Riset, dnn Teknologi
PENGGERAK

C. PROFILBELAJARMURID(LEARNINGPROFILES)

Gaya Multiple
Lingkungan Budaya
Belajar Intelligence

suhu, tingkat santai-terstruktur, visual, kecerdasan


aktivitas, tingkat pendiam-ekspresif, auditori, majemuk
kebisingan, personal-impersonal kinestetik
jumlah cahaya.
Contoh memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar
Pak Herman akan mengajar pelajaran IPA, dengan tujuan pembelajaran yaitu agar murid dapat mendemonstrasikan
pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup.

Berdasarkan identifikasi yang ia lakukan, Pak Herman telah mengetahui bahwa sebagian muridnya adalah pembelajar visual ,
sebagian lagi adalah pembelajar auditori, dan pembelajar kinestetik.

Untuk memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya tersebut, Pak Herman lalu memutuskan untuk melakukan beberapa hal
berikut ini:

Saat mengajar, Pak Herman melakukan hal-hal berikut ini:


- Ia menggunakan banyak gambar atau alat bantu visual saat menjelaskan.
- Ia juga menyediakan video yang dilengkapi penjelasan lisan yang dapat diakses oleh murid.
- Pak Herman juga membuat beberapa sudut belajar atau display yang ditempel di tempat-tempat berbeda untuk
memberikan kesempatan murid bergerak saat mengakses informasi.

Saat memberikan tugas, Pak Herman memperbolehkan murid-muridnya memilih cara mendemonstrasikan pemahaman
mereka tentang habitat makhluk hidup. Murid boleh menunjukkan pemahaman dalam bentuk gambar, rekaman wawancara
maupun performance atau role-play
Kementerian
Pendidikan, Kabuday.can, PENDIDIKAN
GURU •
Riset, dan Tehnologi PENGGERAK

Bagaimana mengidentifikasi kebutuhan belaiar murid?

mengidentifikasi mereview dan melakukan


mengamati perilaku
pengetahuan awal refleksi terhadap praktik
murid-murid
pengajaran

membaca rapor murid menggunakan


dari kelas mereka berbagai penilaian
berbicara dengan guru penilaian formatif
sebelumnya
murid sebelumnya dan diagnostik
LINGKUNGAN BELAJAR YANG MENDUKUNG PEMEBELAJARAN BERDIFERENSIASI

1.Lingkungan belajar
yang mengundang untuk belajar

2. Manajemen kelas efektif

Kementerian
,
og i
Strategi Mendiferensiasi Pembelajaran
Konten Proses Produk
materi pengetahuan, konsep, kegiatan yang bukti yang menunjukkan apa
dan keterampilan yang perlu memungkinkan murid yang murid telah pahami
dipelajari murid berdasarkan berlatih dan memahami
kurikulum konten ● Membedakan dan
memodifikasi produk
● Membedakan ● Membedakan proses sebagai hasil belajar
pengorganisasian yang harus dijalani oleh murid, hasil latihan,
● Membedakan format murid penerapan, dan
penyampaian pengembangan apa
yang telah dipelajari
Kementerian
PENDIDIKAN
Pendidikan, Kebudayaan, GURU • • •
Riset, dan Teknologi
” PENGGERAK

SEKILAS TENTANGRPP
a RPP yang memuat Pembelajaran Berdiferensiasi sama dengan RPP yang
lainnya. Ini bukan sebuah jenis RPP yang baru
Yang mungkin berbeda hanya proses pembuatannya yang harus dimulai
dengan mempertimbangkan kebutuhan belajar murid (dengan melihat pada
kesiapan, minat, profil belajar sis›va)
a Skenario pembelajaran dalam RPP akan mendeskripsikan bagaimana cara
memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut.
RPP yang memuat pembelajaran berdiferensiasi akan mendeskripsikan
secara jelas apa yang ingin dicapai (tujuan pembelajaran), bagaimana guru
akan mengukur ketercapaian tujuan (asesmen) , dan bagaimana cara guru
menbantu siswa untuk mencapai tujuan tersebut (kegiaan pembelajaran)
Contoh Skenario

contoh skenario.pdf
3. Penilaian Berkelanjutan
AKU BILANG, AKU
AKU AKU TIDAK SUDAHAJARI DIA,
SUDAH DENGAR DIA AKU TIDAK
AJARI BERSIUL BILANG DIA
BERSIUL
4 Pertanyaan BESAR
ANJINGKU
SUDAH BELAJAR
BERSIUL
1. Kita berharap murid belajar apa?
2. Bagaimana kita tahu bahwa murid telah belajar?
3. Bagaimana kita merespons murid yang belum paham?
4. Bagaimana kita merespons murid yang sudah paham?
Sekilas Tentang Penilaian

Asesmen berasal dari kata latin “as sedere” yang


artinya duduk bersama atau bersebelahan.
Jadi, ini merupakan sesuatu yang
kita lakukan bersama dengan- dan untuk- murid,
bukan sesuatu yang kita lakukan kepada- murid.
W iggins, cited in Green, 1998
Sekilas Tentang Penilaian

Penilaian → penting dalam proses pembelajaran berdiferensiasi.


Penilaian formatif → peluang untuk menentukan seefektif apa suatu
pembelajaran berdiferensiasi.

Saya percaya, jika saja guru memanfaatkan lebih banyak


praktik-praktik terbaik dari penilaian formatif , maka
pembelajaran berdiferensiasi akan datang secara alamiah.
Andrew Miller (ASCD Faculty Member)
https://inservice.ascd.org/formative-assessment-is-the-cornerstone-of-differentiated-instruction/
Asesmen & Pembelajaran Berdiferensiasi

Praktik pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar


pada asesmen. Asesmen formatif memungkinkan guru
untuk mengenal murid mereka dengan lebih baik, oleh
karena itu, mereka dapat membuat keputusan terbaik
demi menantang murid dengan tepat dan melibatkan
murid dalam pembelajaran.
Work Cited:
Joseph, S., Thomas, M., Simonette, G., & Ramsook, L. (2013). The Impact of Differentiated Instruction in a
Teacher Education Setting: Successes and Challenges. International Journal of Higher Education, v2 n3 p28-40
2013. Trinidad and Tobago

Hockett, J. A. (2018). Differentiation Strategies and Examples: Grades 6-12. Tennessee Department of
Education. Alexandria, VA: ASCD

Tomlinson, C. A. (2000). Differentiation of Instruction in the Elementary Grades. ERIC Digest. ERIC Clearinghouse on
Elementary and Early Childhood Education.

Tomlinson, C. A. (2001). How to Differentiate instruction in mixed-ability classrooms 2nd Ed). Alexandria, VA:
ASCD.

Tomlinson, C.A. (2014) The Differentiated Classroom Responding to the Needs Of All Learners. 2nd Edition.
Alexandria, VA: ASCD

Wiggins, G. P., & McTighe, J. (2005). Understanding by design (2nd edition). Upper Saddle River, NJ: Pearson
Education, Inc. Print.
“S erupa seperti para pengukir
yang memiliki pengetahuan mendalam
tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya,
keindahan ukiran, dan cara-cara
mengukirnya.
Seperti itulah seorang guru seharusnya
memiliki pengetahuan mendalam tentang
seni mendidik.
B e d a n ya , g u ru m e n g u k ir m a n u s ia yang
memiliki hidup lahir d a n batin.”
Ki Hajar Dewantara
TANYA
JAWAB

?
Photo by Edwin Andrade on Unsplash
REFLEKSI
PADLET
Penerapan ke depan
Sebutkan 2 hal konkret yang akan
Ibu/Bapak lakukan untuk mulai
menerapkan Pembelajaran
Berdiferensiasi?
Tugas Kelompok
Buatlah 1 RPP Berdiferensiasi dengan kasus berikut.
Rencana pembelajaran yang dibuat harus
mengimplementasikan salah satu dari diferensiasi konten,
proses, atau produk.
Kasus SD

Tugas Kelompok (SD).pdf

Anda mungkin juga menyukai