Anda di halaman 1dari 2

Perencanaan Usaha Jasa Profesi dan Profesionalisme

Perilaku kerja dalam usaha jasa profesi dan profesionalisme sangat dibutuhkan terkait dengan
upaya membangun usaha, baik berupa produk jasa maupun barang secara professional.
Profesional adalah orang yang berprofesi mempraktikkan keahlian tertentu sebagai kegiatan
pokok untuk dapat memperoleh nafkah hidup. Perencanaan usaha jasa diawali dengan
membangun visi dan menetapkan cita-cita setelah mengenali potensi atau kekuatan diri,
mengarahkan, dan berupaya mengembangkan potensi tersebut.
1. Konsep diri
Konsep diri merupakan pandangan dan sikap individu terhadap dirinya sendiri yang
meliputi dimensi fisik, karakteristik individual, dan motivasi diri. Konsep diri merupakan inti
kepribadian individu yang berperan untuk menentukan dan mengarahkan perilaku dan
kepribadian. Program persiapan menuju dunia kerja direncanakan dengan target terukur
dalam batas waktu yang jelas. Persiapan masa depan setelah lulus sekolah menengah dan
memasuki dunia kerja dapat ditempuh malalui beberapa pilihan, yaitu:
a. Pilihan bekerja setelah lulus sekolah menengah
Pilihan bekerja setelah lulus diupayakan melalui beberapa langkah di antaranya dengan
mendaftarkan diri di bursa kerja dan melihat informasi lowongan pekerjaan dengan segala
persyaratan yang ada. Pencari kerja juga dapat membekali diri dengan mengikuti
sertifikasi kompetensi dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang ada. Kompetensi
dipertajam dengan mengikuti pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) dengan berbagai
program yang sesuai dan mengikuti uji kompetensi untuk mendapatkan sertifikat
kompetensi. Kelembagaan sertifikasi profesi dibedakan menjadi beberapa bagian yang
terdiri atas :
1) LSP pihak 3, didirikan oleh asosiasi industry dan profesi dengan dukungan lembaga
teknis pemerintah.
2) LSP pihak 2, didirikan oleh industry untuk melakukan sertifikasi pemasoknya.
3) LSP pihak 1, yang didirikan oleh industry atau lembaga pendidikan vokasi.
4) LSP profisiensi, didirikan oleh industry atau organisasi dengan dukungan asosiasi
profesi untuk memelihara kompetensi profesi.
Lamaran kerja dibuat dan dilengkapi dengan daftar riwayat hidup atau curriculum
vitae (CV) yang dilampiri dengan sertifikat kompetensi yang dimiliki. Persiapan yang
tidak kalah pentingnya adalah mengembangkan diri dengan perilaku kerja yang
disiplin, jujur, bertanggung jawab, semangat juang tinggi, dan berintegritas.
b. Pilihan melanjutkan kuliah
Pilihan untuk melanjutkan kuliah yang harus menjadi perhatian khusus adalah memikirkan
dan merencanakan apa yang dilakukan setelah lulus kuliah, bidang studi apa yang akan
dipelajari, mendaftarkan diri, dan mempersiapkan diri untuk seleksi masuk di perguruan
tinggi
c. Pilihan berwirausaha
Pilihan mendirikan usaha diawali dengan menyusun rencana bisnis, persiapan modal
kerja, menentukan sasaran konsumen, lokasi tempat usaha, rekan kerja sama, dan pesaing.
2. Identifikasi sumber daya
Identifikasi sumber daya yang ada meliputi sumber daya manusia yang memiliki
kompetensi. Sumber daya alam sebagai bahan baku dan keinginan pasar yang membutuhkan
jasa merupakan hal penting untuk memulai usaha jasa profesi. Pemanfaatan sumber daya
alam di antaranya meliputi pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan,
dan mineral yang diolah menjadi produk dan memiliki nilai tambah.
3. Wirausahawan bidang jasa profesi
Wirausahawan bidang jasa profesi menjadi penting untuk terus meningkatkan kompetensi.
Beberapa ciri wirausahawan yang menjadi perhatian bagi calon wirausahawan, yaitu
melangkah dengan berorientasi pada efektivitas dan efisiensi, memiliki jiwa kepemimpinan
bertindak sebagai motivator, berani mengambil resiko, semangat mengatasi kesulitan,
memiliki daya inovasi, kreasi dan imajinasi tinggi, tepat dalam menerapkan prinsip ekonomi,
memilih system manajemen yang tepat, adaptif terhadap perubahan lingkungan, berpikir
analisis dan melakukan review untuk pengembangan berkelanjutan.
Keberhasilan dan kegagalan suatu usaha dipengaruhi oleh dua factor, yaitu factor teknis
dan nonteknis. Faktor teknis dapat dilakukan dengan terus menjaga kualitas dan kuantitas
produk yang dihasilkan. Faktor nonteknis yang menentukan keberhasilan atau kegagalan
suatu usaha, antara lain perencanaan, menetapkan tujuan, kemampuan untuk beradaptasi dan
mengatasi tantangan yang ada, inovasi, pemasaran yang merupakan kunci keberhasilan, dan
semangat juang tinggi

Anda mungkin juga menyukai