Proses rekrutmen dan seleksi SDM adalah proses yang kompleks dan penting dalam
Manajemen SDM. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam proses rekrutmen dan
seleksi SDM:
3. Seleksi Awal dilakukan dengan memeriksa berkas lamaran yang diterima dari pelamar untuk
memeriksa apakah mereka memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Pada tahap ini,
perusahaan biasanya menyeleksi pelamar dengan mengevaluasi CV, surat lamaran, dan
portofolio.
4. Seleksi Lanjutan Setelah tahap seleksi awal, perusahaan akan melakukan seleksi lanjutan
untuk kandidat yang lolos seleksi awal. Proses seleksi lanjutan dapat meliputi wawancara,
tes psikologis, tes kecakapan teknis, dan pengujian lapangan. Selama proses ini,
perusahaan dapat mengevaluasi kandidat dari segi pengetahuan, keterampilan,
kemampuan, dan kepribadian.
5. Verifikasi Referensi Setelah tahap seleksi lanjutan, perusahaan dapat meminta referensi dari
kandidat yang terpilih untuk mengetahui kredibilitas dan riwayat kerja mereka.
6. Pengambilan Keputusan Setelah seluruh tahap seleksi dilalui, perusahaan akan mengambil
keputusan untuk merekrut atau tidak merekrut kandidat tertentu. Jika kandidat memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan, perusahaan akan memberikan tawaran kerja dan menyusun
kontrak kerja.
7. Integrasi dan Pelatihan Setelah karyawan baru diterima, perusahaan harus memastikan
bahwa karyawan tersebut dapat terintegrasi dengan baik ke dalam organisasi dan menerima
pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tugas dan tanggung jawab mereka. Pelatihan
tersebut meliputi pelatihan keterampilan, pelatihan budaya perusahaan, dan pelatihan
teknis.
Demikianlah proses rekrutmen dan seleksi SDM secara umum. Penting untuk diingat
bahwa proses ini harus dilakukan secara hati-hati dan teliti untuk memastikan
karyawan yang terpilih dapat memenuhi kebutuhan organisasi.
1. Wawancara: calon karyawan diwawancarai oleh pihak HRD atau tim seleksi untuk
mengetahui lebih dalam tentang latar belakang, pengalaman kerja, motivasi, dan
kemampuan calon karyawan.
2. Tes tulis: calon karyawan diberikan tes tertulis untuk mengukur kemampuan
akademik dan pengetahuan teknis yang relevan dengan pekerjaan yang dilamar.
5. Assessment center: teknik ini melibatkan serangkaian tes dan aktivitas yang
mengukur kemampuan kandidat dalam berbagai aspek, seperti kemampuan berkomunikasi,
kepemimpinan, dan kerja tim.
6. Referensi: pihak HRD menghubungi referensi yang diberikan oleh calon karyawan
untuk memverifikasi informasi yang diberikan dan mengetahui lebih jauh tentang reputasi
dan kemampuan calon karyawan.
2. Pengalaman kerja: calon karyawan yang memiliki pengalaman kerja di bidang yang
sama atau sejenis dapat diutamakan.
5. Motivasi dan inisiatif: calon karyawan harus memiliki motivasi dan inisiatif yang tinggi
untuk mencapai tujuan perusahaan dan berkontribusi secara positif terhadap tim kerja.
6. Kemampuan belajar dan adaptasi: calon karyawan harus memiliki kemampuan untuk
belajar dan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan dalam lingkungan kerja.
7. Ketersediaan dan fleksibilitas: calon karyawan harus memiliki ketersediaan untuk
bekerja di lokasi dan jam kerja yang ditentukan oleh perusahaan serta fleksibilitas untuk
menangani tugas-tugas tambahan yang mungkin diperlukan di masa depan.
6. Meningkatkan kualitas produk dan layanan: Pelatihan dan pengembangan karyawan juga
dapat membantu meningkatkan kualitas produk dan layanan yang disediakan oleh
perusahaan, sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan.
7. Menyediakan jalan karir yang jelas: Pelatihan dan pengembangan karyawan dapat
membantu menyediakan jalan karir yang jelas bagi karyawan, sehingga karyawan merasa
terlibat dan bersemangat untuk terus berkembang di perusahaan.
Berikut adalah beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengevaluasi program
pelatihan dan pengembangan:
Dalam melakukan evaluasi program pelatihan dan pengembangan, perusahaan juga perlu
memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi efektivitas dari program
tersebut, seperti dukungan manajemen, lingkungan kerja, dan motivasi karyawan. Dengan
melakukan evaluasi program pelatihan dan pengembangan secara berkala, perusahaan
dapat memastikan bahwa investasi yang dilakukan dalam pelatihan dan pengembangan
karyawan memberikan manfaat yang optimal bagi perusahaan dan karyawan.
Apa saja langkah-langkah yang harus diambil saat terjadi pemutusan hubungan
kerja?
Berikut adalah beberapa langkah-langkah yang sebaiknya diambil saat terjadi pemutusan
hubungan kerja:
1. Penyesuaian bisnis: Perusahaan dapat melakukan PHK sebagai bagian dari penyesuaian
bisnis atau restrukturisasi. Hal ini dapat terjadi karena perubahan dalam strategi bisnis
perusahaan atau karena perusahaan ingin meningkatkan efisiensi atau produktivitas.
2. Kinerja buruk: Perusahaan dapat melakukan PHK jika karyawan tidak memenuhi standar
kinerja atau tidak memenuhi ekspektasi perusahaan.
3. Pelanggaran kode etik: Jika karyawan melanggar kode etik atau kebijakan perusahaan,
perusahaan dapat melakukan PHK sebagai tindakan disipliner.
4. Penghematan biaya: Dalam situasi ekonomi yang sulit, perusahaan dapat melakukan PHK
untuk menghemat biaya operasional.
Namun, sebelum melakukan PHK, perusahaan harus memastikan bahwa alasan untuk
PHK tersebut legal dan adil. Perusahaan harus memastikan bahwa pemutusan
hubungan kerja dilakukan sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku
dan mempertimbangkan dampaknya terhadap karyawan, seperti memberikan
kesempatan kepada karyawan untuk memberikan tanggapan dan memberikan
dukungan sosial dan psikologis. Selain itu, perusahaan juga harus
mempertimbangkan dampak dari PHK terhadap citra perusahaan dan hubungan
dengan karyawan yang masih bekerja di perusahaan.
1. Pelatihan Keterampilan Teknis: Pelatihan ini meliputi keterampilan khusus yang dibutuhkan
dalam pekerjaan tertentu, seperti penggunaan perangkat lunak, mesin, atau peralatan
tertentu.
2. Pelatihan Keterampilan Soft Skills: Pelatihan ini meliputi keterampilan interpersonal dan
komunikasi, seperti keterampilan presentasi, keterampilan komunikasi verbal dan non-
verbal, keterampilan manajemen waktu, dan keterampilan kepemimpinan.
3. Pelatihan Kepemimpinan: Pelatihan ini bertujuan untuk mengembangkan keterampilan
kepemimpinan dalam organisasi, termasuk keterampilan manajemen tim, manajemen
proyek, manajemen konflik, dan strategi bisnis.
4. Pelatihan Keamanan dan Kesehatan Kerja: Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran karyawan tentang keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja, termasuk
pencegahan cedera, penggunaan alat pelindung diri, dan pencegahan kecelakaan.
5. Pelatihan Etika dan Kebijakan Perusahaan: Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan
pemahaman kepada karyawan tentang nilai dan norma perusahaan, termasuk etika,
kebijakan anti-diskriminasi, dan kode etik.
6. Pelatihan Pengembangan Karir: Pelatihan ini bertujuan untuk membantu karyawan
mengembangkan karir mereka, termasuk pelatihan keterampilan berpikir kritis, keterampilan
manajemen diri, dan keterampilan perencanaan karir.
1. Analisis Kebutuhan SDM Global: Identifikasi kebutuhan organisasi di seluruh dunia dan
analisis perbedaan dalam praktik SDM antara negara dan budaya yang berbeda.
2. Pengembangan Kebijakan SDM Global: Setelah analisis kebutuhan SDM global selesai,
pengembangan kebijakan SDM global harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
organisasi dan menyesuaikan perbedaan budaya dan negara.
3. Rekrutmen dan Seleksi Global: Pada tahap ini, proses rekrutmen dan seleksi harus
dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan organisasi global dan memastikan seleksi
dilakukan secara objektif dan adil tanpa diskriminasi.
4. Pelatihan dan Pengembangan SDM Global: Pelatihan dan pengembangan SDM global
harus dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan karyawan di seluruh
dunia. Pelatihan dapat disampaikan secara online atau secara tatap muka.
5. Evaluasi Kinerja Global: Evaluasi kinerja global harus dilakukan untuk memastikan bahwa
karyawan mencapai tujuan organisasi dan mengikuti standar kinerja global. Evaluasi ini juga
dapat digunakan untuk mengidentifikasi karyawan yang potensial dan memfasilitasi
pengembangan karir.
6. Manajemen Kompensasi Global: Perusahaan harus mempertimbangkan perbedaan dalam
tingkat gaji dan manfaat karyawan di seluruh dunia dan mengembangkan kebijakan
kompensasi global yang adil dan kompetitif.
Penyusunan SDM global adalah proses yang kompleks, memerlukan pemahaman yang kuat
tentang hukum kerja, budaya, dan kebijakan SDM di seluruh dunia. Perusahaan harus
mempertimbangkan perbedaan regional dan memastikan bahwa kebijakan dan praktik SDM
global sesuai dengan hukum setempat dan kultur lokal.
1. Kemampuan khusus: Karyawan asing yang memiliki pengalaman dan keterampilan khusus
yang sulit ditemukan di dalam negeri, dapat membantu organisasi dalam memenuhi
kebutuhan spesifik di bidang teknologi, bahasa, atau pengetahuan lokal.
2. Diversifikasi tenaga kerja: Mempekerjakan karyawan asing dapat membantu organisasi
dalam menciptakan keragaman dan keragaman dalam tenaga kerja, serta menghindari bias
budaya dan perbedaan lainnya di dalam tim kerja. Dengan demikian, organisasi dapat
menciptakan lingkungan yang inklusif dan beragam yang meningkatkan produktivitas dan
kreativitas.
3. Meningkatkan reputasi global: Dengan mempekerjakan karyawan asing, organisasi dapat
meningkatkan reputasi globalnya. Hal ini dapat membantu organisasi membangun
hubungan yang kuat dengan konsumen, pelanggan, dan pemangku kepentingan lainnya di
seluruh dunia.
4. Mendapatkan perspektif baru: Karyawan asing dapat membawa perspektif dan ide-ide baru
ke dalam organisasi. Hal ini dapat membantu organisasi beradaptasi dengan lingkungan
global yang berubah-ubah dan memungkinkan organisasi untuk mengeksplorasi peluang
bisnis baru.
5. Ketersediaan tenaga kerja: Pada beberapa kasus, organisasi mungkin menghadapi masalah
dalam mendapatkan tenaga kerja lokal yang memenuhi kebutuhan organisasi. Dalam situasi
ini, mempekerjakan karyawan asing dapat menjadi alternatif yang diperlukan untuk
memastikan organisasi dapat beroperasi secara efektif.
Namun, dalam memilih karyawan asing, organisasi harus memperhatikan regulasi dan
peraturan yang berlaku, seperti izin kerja, visa, dan pengaturan yang sesuai dengan hukum
dan peraturan setempat. Selain itu, organisasi harus memastikan bahwa karyawan asing
yang dipilih memiliki keterampilan dan kemampuan yang relevan dengan pekerjaan yang
akan dilakukan, serta memahami budaya dan nilai-nilai organisasi.
8|Page MSDM Achmad Syarifudin & M. Yusuf Syam
Apa saja perbedaan manajemen SDM international dan manajemen SDM Domestik ?
Manajemen SDM internasional dan manajemen SDM domestik memiliki perbedaan dalam
hal ruang lingkup, kompleksitas, tantangan, dan strategi yang digunakan. Beberapa
perbedaan antara keduanya adalah:
1. Ruang lingkup: Manajemen SDM domestik terfokus pada pengelolaan sumber daya
manusia di dalam negeri, sedangkan manajemen SDM internasional memerlukan
pengelolaan sumber daya manusia di beberapa negara atau wilayah.
2. Kompleksitas: Manajemen SDM internasional lebih kompleks karena melibatkan kebijakan,
peraturan, bahasa, budaya, dan lingkungan kerja yang berbeda di setiap negara atau
wilayah.
3. Tantangan: Manajemen SDM internasional menghadapi tantangan yang lebih besar, seperti
mengelola tenaga kerja yang beragam, memperhatikan perbedaan budaya, menghadapi
perbedaan dalam sistem hukum dan peraturan, serta memperhatikan fluktuasi mata uang.
4. Strategi: Manajemen SDM internasional memerlukan strategi yang berbeda untuk mengelola
tenaga kerja internasional yang efektif, termasuk kebijakan mobilitas, strategi rekrutmen,
strategi pelatihan, dan strategi kompensasi yang berbeda.
5. Keterlibatan staf senior: Manajemen SDM internasional melibatkan lebih banyak keterlibatan
staf senior dalam membuat keputusan dan mengelola risiko terkait pengelolaan tenaga kerja
internasional.
6. Peran manajemen SDM: Peran manajemen SDM di perusahaan internasional lebih strategis
dan melibatkan lebih banyak inisiatif untuk mengintegrasikan tenaga kerja global,
membangun budaya organisasi yang inklusif, dan menciptakan strategi SDM yang
terkoordinasi di seluruh wilayah.
Dalam keseluruhan, manajemen SDM internasional lebih kompleks dan berisiko, tetapi juga
memberikan peluang besar bagi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari pasar
global. Perusahaan perlu memahami perbedaan antara manajemen SDM internasional dan
domestik dan mengembangkan strategi yang tepat untuk mengelola tenaga kerja
internasional secara efektif.
Tantangan:
1. Kebijakan dan regulasi yang berbeda di setiap negara dapat mempengaruhi manajemen
SDM internasional.
Peluang:
1. Mendapatkan tenaga kerja yang lebih terampil, terampil, dan berpengalaman di bidang-
bidang tertentu.
2. Peluang untuk mengembangkan karyawan secara internasional dan memperluas
kemampuan manajemen SDM di organisasi.
3. Meningkatkan diversitas dan inklusivitas dalam organisasi, sehingga dapat meningkatkan
produktivitas dan kreativitas.
4. Menambah nilai tambah bagi perusahaan melalui pengetahuan dan pengalaman global
yang berbeda.
5. Membangun jaringan bisnis global dan kemitraan dengan organisasi di berbagai negara.
6. Peluang untuk menyesuaikan diri dengan pasar global dan memperluas pangsa pasar.