BAB/TOPIK : Peluas
SUB BAB/SUB TOPIK : kegunaan, macam-macam, bagian-bagian
Peluasan, langkah-langkah peluasan.
ALOKASI WAKTU : 2 Jam / Minggu
SEMESTER : 1 (satu)
Deskripsi
Reamer atau peluas adalah alat yang digunakan untuk mempeluas dan
memperhalus lubang. Sebelum melakukan peluasan benda kerja terlebih dahulu
dilakukan pengeboran.
BAB I
REAMER/ PELUAS
1.1.Peluas Tangan
Deskripsi
Macam-macam mesin gerinda presisi; mesin gerinda permukaan rata, mesin
gerinda silindris & mesin gerinda alat-alat potong. Bentuk roda gerinda banyak
macamnya tergantung dari penggunaannya. Bahan utam roda gerinda terdiri dari
butiran bahan asah dan perekat.
BAB II
MESIN GERINDA PRESISI
Macam – macam mesin gerinda :
1. Mesin Gerinda Permukaan Rata
2. Mesin Gerinda Silindris
3. Mesin Gerinda Alat – Alat Potong
RODA GERINDA
a.Unsur-Unsur Roda Gerinda
Bahan utama dari roda gerinda adalah :
1.Butiran bahan asah
2.Perekat (bond)
Berfungsi sebagai pengikat butiran-butiran bahan asah agar menyatu dan tidak
mudah terlepas dari butiran lainnya.
Jenis-jenis perekat :
a. Perekat tembikar ( Vitrified )
b. Perekat silikat ( Silicate )
c. Perekat bakelit ( Resinoid )
d. Perekat karet ( Rubber )
e. Perekat embalau ( Shellac )
a. Perekat Tembikar
Perekat ini paling banyak digunakan. Sifat dari perekat ini tidak mudah
berubah walaupun ada pengaruh dari luar, seperti : air, oli atau perubahan suhu
udara sehari-hari.
b. Perekat Silikat
Digunakan untuk pembuatan roda gerinda yang kegunaannya direncanakan
untuk mengasah bahan-bahan yang sensitif terhadap panas, seperti : pisau frais,
mata bor dan pahat bubut.
c. Perkat Bakelit
Dibuat untuk pembuatan roda gerinda yang mempunyai kecepatan putar tinggi,
seperti : baja, besi tuang dan mengasah gergaji.
d. Perekat Karet
Digunakan untuk mengerinda pekerjaan presisi dan kasar. Seperti : untuk
mengerinda poros eksentrik dan pembuangan bekas pengelasan bahan stainlees
steel.
e. Perekat Embalau
Digunakan pada roda gerinda untuk pengerindaan yang menghasilkan
permukaan halus
Contoh : A 24 S BF
Artinya : A adalah jenis bahan asah yaitu oksida aluminium
24 adalah ukuran butiran bahan asah yaitu kasar
S adalah jenis perekat yaitu silikat
BF adalah kode yang dikeluarkan oleh pabrik
Deskripsi
Las busur listrik atau umumnya sering disebut las listrik adalah termasuk suatu
proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber
panas. Jenis sambungan dengan las Iistrik ini merupakan sambungan tetap.
Penggunaan elektrod dan besar arus tergantung dari bahan atau material yang
akan dilas.
BAB III
LAS LISTRIK
Las busur listrik atau umumnya disebut dengan las listrik adalah termasuk
suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai
sumber panas. Jenis sambungan dengan las Iistrik ini adalah merupakan
sambungan tetap.
Motor Generator Las
Motor generator las menghasilkan arus DC yang baik untuk mengelas
dengan tegangan yang rendah dan arus yang tinggi.
Prinsip :
Sebuah motor tiga phasa mengerakkan sebuah generator DC ( Dynamo )
motor dan generator dilengkapi dengan beberapa poros pergerakan.
3.1.Generator Las
Pada proyek bangunan tanpa jaringan listrik, generator dapat digerakkan
oleh sebuah mesin motor bakar.
Keuntungannya :
1. Setiap type elektroda dapat digunakan
dengan mesin ini.
2. Arus las dengan mudah dapat dirubah
dengan kutubnya.
3. Busur listrik tenang.
4. Sedikit bintik-bintik pada las-an
Transformator Las
3.2.Transformator Las
Rectifier Las
3.3..Rectifier Las
Keuntungannya :
4. Kebisingan rendah.
5. Setiap type elektroda dapat digunakan
dengan mesin ini.
6. Murah dalam pemeliharaan.
7. Busur listrik tenang, dan sedikit bintik-
bintik.
8. Mesin las dapat dirubah ke arus bolak-balik
atau arus searah.
Kerugiannya :
9. Mahal dalam pemeliharaan.
10. Relatif besar dan berat.
11. Busur listrik berdaya tiup lebih kuat.
12. Lebih berbahaya ( hanya untuk pengelasan
spesial )
Pembalut elektroda.
Elektroda las listrik untuk pengelasan dengan kekuatan tarik 60.000 – 100.000
p.s.i. ; harus dilindungi dengan pembalut elektroda; untuk hal ini maka pembalut
elektroda seharusnya mampu memenuhi syarat sbb :
1. Mampu untuk pengelasan semua posisi.
2. Dengan praktis membentuk kampuh las.
3. Terak mudah dibuang dan di bersihkan.
4. Titik lebur yang tinggi.
5. Sifat-sifat mekanik yang tinggi pada kampuh las.
6. Sifat mekanik dari kampuh las :
Kabel Las
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dengan karet
isolasi.
Yang disebut kabel las ada tiga macam,yaitu :
a. Kabel elektroda , yaitu kabel yang menghubungkan pesawat las dengan
elektroda.
b. Kabel masa, yaitu yang menghubungkan pesawat las dengan benda kerja.
c. Kabel tenaga, yaitu kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau jaringan
lisrtik dengan pesawat las.
3.4..Tabel Elektroda
Keterangan :
a. E menyatakan elektroda
b. Dua angka setelah E (misalnya 60 atau 70) menyatakan kekuatan tarik defosit
las dalam ribuan dengan 1b/inchi²
c. Angka ketiga setelah E menyatakan posisi pengelasan, yaitu :
- Angka (1) untuk pengelasan segala posisi,
- Angka (2) untuk pengelasan posisi datar dan bawah tangan.
d. Angka ke empat setelah E menyatakan jenis selaput dan jenis arus yang cocok
dipakai untuk pengelasan.
Pengionan terjadi, yang mana udara dijadikan bersifat konduktif arus, yang
disusul dengan pemanasan ke temperatur yang tinggi pada benda kerja dan batang
kawat las. Hal itu semua terjadi pada saat kontak pertama ( hubungan pendek )
Perbedaan suhu busur listrik tergantung pada tempat titik pengukurannya,
0
misalnya pada ujung elektroda bersuhu 3400 C, tetapi pada benda kerja
mencapai suhu 40000C.
Busur listrik arus searah menghasilkan suhu pada kutub ( + ) positif 4000C –
6000C lebih tinggi dari pada kutub ( - ) negatif. Hal itulah yang menjadi alasan
mengapa kutub positif dipasang pada benda kerja. Dengan arus bolak-balik,
temperatur busur listrik pada benda kerja juga lebih tinggi daripada ujung
elektodanya.
Faktor lain yang penting adalah panjangnya busur listrik adalah sangat
mudah untuk mengelas dengan busur listrik yang pendek dari pada menggunakan
busur listri yang panjang.
3.5..Busur Elektroda
1. Inti kawat
2. Selaput elektroda
3. Busur listrik
4. Busur api
5. Hasil las-an
6. Tetesan logam dan terak
7. Cairan las
8. Terak las
9. Percikan las
10. Gas pelindung
11. Kawat las
Deskripsi
Las Asetilin adalah suatu proses pengelasan, dimana panas untuk pengelasan
diperoleh dari nyala api hasil pembakaran bahan bakar gas oksigen dengan gas
asetilin. Peralatan las asetilin : Regulator, silinder, pembakar, regulator, kaca mata
& korek api las, macam-macam busur api las : Netral, karburasi, Oksidasi.
BAB IV
LAS ASETILIN
1. GENERATOR ASETILIN
1.1 Fungsi Generator asetilin :
Dapat membuat gas asetilin dengan cara mencampur karbit ( calcium carbide )
dengan air.
CaC2 + 2H2O _ C2H2 + Ca ( OH )2 + kalor
Kalor yang terjadi pada penguraian 1 kg karbit dapat memanaskan 5 kg air dari 0
C - 95 C. Air didalam generator berfungsi sebagai pendingin.
2. SILINDER GAS
Perbedaan silinder zat asam dan silinder asetilin
Bentuk.
Zatasam : Tinggi langsing
Asetilin : Pendek gemuk
3. REGULATOR
Regulator berfungsi :
Sebagai alat penurun dan pengatur tekanan isi menjadi tekanan kerja sesuai yang
di inginkan.
Perbedaan Regulator zat asam dan Asetilin.
Zatasam.
Tekanan isi : sampai 250 kg/cm2
Tekanan kerja : 12 kg/cm2
Asetilin.
Tekanan isi : 30 kg/cm2
Tekanan kerja : 3 kg/cm2
Baut dan Mur Pengikat
Zat Asam : Ulir kanan
Asetilin : Ulir kiri
4. PEMBAKAR
Pembakar las adalah :
Alat untuk mencampur asetilin dan zatasam serta mengatur pengeluaran gas
campuran tersebut ke mulut pembakar.
5. SELANG LAS.
Berfungsi sebagai saluran gas dari silinder atau generator ke pembakar.
Warna selang las :
Zat asam : hijau, biru, dan abu-abu
Asetilin : merah ( warna terang )
Nyala Letup.
Sebab-sebab terjadinya nyala letup :
a. Tekanan kerja asetilin terlalu kecil, tidak sesuai dengan mulut pembakar
yang digunakan.
Macam-macam sambungan :
1. Sambungan Tumpul
2. Sambungan sudut luar
3. Sambungantumpang
4. Sambungan T
5. Sambungan pinggir
2. Posisi Horizontal/Mendatar
Benda kerja berdiri tegak, sedangkan pengelasan berjalan arah mendatar
sejajar dengan bahu tukang las
3. Posisi Vertikal/Tegak
Benda kerja berdiri tegak, pengelasan juga berjalan tegak arah naik atau
arah turun
Deskripsi
Kerja plat adalah proses pembuatan benda kerja menjadi benda jadi yang terbuat
dari plat. Macam-macam peralatan dan mesin yang dipergunakan pada kerja plat ;
gunting, palu, landasan, pelubang. Mesin yang digunakan ; mesin potong, mesin
roll, mesin las titik, mesin tekuk dll.
BAB V
KERJA PLAT
Kerja pelat adalah suatu proses membuat benda kerja dari lempengan pelat
baja yang dibentuk sedemikian juga agar dapat membentuk suatu benda yang
dapat digunakan sesuai kebutuhan yang diperlukan.
Gunting
Berdasarkan penggunaannya, gunting dapat dibagi menjadi dua kelompok :
1. Gunting untuk Pemotongan Lurus :
- Gunting Lurus
- Gunting Kombinasi
- Gunting Buldog
1.Gunting Lurus.
Dibuat dari baja tempa, bentuk rahangnya lurus, digunakan untuk
pemotongan lurus. Panjang rahangnya 50 – 100 mm. Panjang seluruhnya
150 – 375 mm. Kapasitas gunting 0,8 tebal plat.
2. Gunting Kombinasi
Hampir sama dengan gunting lurus. Digunakan untuk pemotongan
lurus dan lengkung.
3. Gunting Buldog
Terbuat dari baja campuran, mempunyai sisi potong yang lebih
pendek. Digunakan untuk memotong baja tahan karat, kapasitas
pemotongan 1,5 mm, panjang sisi potong + 6mm, panjang keseluruhan
10 – 42 mm
4. Gunting Ganda
Gunting ganda mempunyai dua sisi potong, yang digunakan untuk
memotong 3 mm dengan hasil yang sangat rata.
5. Gunting Lengkung
Sisi Potongnya melengkung. Digunakan untuk pemotongan lengkung
atau berbentuk lingkaran.
8. Gunting Dirgantara
Mempunyai sisi potong 50 mm, panjang 250 mm. Sisi potong dibuat
dari baja yang dikeraskan. Digunakan untuk pemotongan lurus,
lengkung, lingkaran dan bentuk-bentuk tak beraturan.
Gunting Dirgantara ada 3 macam :
1. Gunting Kanan
Sisi potong disebelah kanan dan arah pemotongan sebelah kiri.
2. Gunting Lurus
Bentuk sisi potong keduanya lurus, untuk menggunting arah lurus
3. Gunting Kiri
Sisi potong atas sebelah kiri dan arah pemotongan ke kanan.
PELUBANG.
Adalah alat untuk melubangi plat, alat ini dapat berupa bor atau pelubang
tusuk ( punch )
Pelubang ada 3 macam :
- Pelubang tusuk pejal
- Pelubang tusuk berlubang
- Pelubang tusuk bertangkai
Palu
Adalah alat yang digunakan untuk memukul dan membentuk plat, macam-macam
palu :
1. Palu Baja
Palu baja yang digunakan pada kerja plat adalah :
a. Palu Konde
Digunakan untuk menguatkan sambungan dan membentuk kepala
palu keling.
c. Palu Pengeling
Digunakan untuk membentuk kepala paku keling.
d. Palu Peregang
Digunakan untuk meregangkan plat.
e. Palu Pelipat
Digunakan meratakan ujung-ujung plat pada pengawatan
2.Palu Lunak
Palu lunak dibuat dari bahan-bahan lunak, misalnya kayu, karet, plastik
dan kulit. Palu ini sengaja dibuat dari bahan lunak supaya tidak merusak
plat
a. Palu kayu
Digunakan untuk meratakan
b. Palu plastik
Digunakan pada pelat lunak seperti alumunium atau tembaga
dengan sedikit atau bahkan tidak ada bekas pukulan
c. Palu kulit
Digunakan pada pelat lunak yang agak tebal. Kulit yang
digunakan berpegang erat pada bodi yang terbuat dari besi
disatukan dengan
engsel
12. Setelah itu sisa plat semula di potong
menjadi 12 bagian dengan ukuran
32cm x 10cm sebagai wadah alat-alat
kecil, lalu dilipat menggunakan mesin
lipat dengan sudut 90 ˚
Di las
3,5cm
Deskripsi
Biaya produksi adalah sejumlah pengorbanan ekonomis yang harus dikorbankan
untuk memproduksi suatu barang. Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur
sebagai berikut: Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi , upah
tenaga kerja, Penyusutan peralatan produksi, modal, sewa mesin dll. Ruang
lingkup biaya produksi : biaya tetap, biaya variabel, biaya marginal, biaya rata-
rata dll.
BAB V
BIAYA PRODUKSI
Setiap pengusaha harus dapat menghitung biaya produksi agar dapat menetapkan
harga pokok barang yang dihasilkan. Untuk menghitung biaya produksi terlebih
dahulu harus dipahami pengertiannya.
Secara umum unsur biaya tersebut dapat dibagi atas tiga komponen biaya, berikut
:
1. Komponen biaya bahan, meliputi semua bahan yang berkaitan langsung dengan
produksi.
2. Komponen biaya gaji/upah tenaga kerja
3. Komponen biaya umum (biaya over head pabrik) meliputi semua pengorbanan
yang menunjang terselenggaranya proses produksi.
Biaya tetap adalah Biaya yang dalam periode tertentu jumlahnya tetap tidak
tergantung jumlah produksi. Biaya ini sifatnya tetap hanya sampai periode
tertentu atau batas produksi tertentu, tetapi akan berubah jika batas itu dilewati.
Contoh, biaya penyusutan mesin, biaya penyusutan gedung, pajak perusahaan,
biaya adminitrasi.
Besarnya biaya tetap total (TFC), merupakan jumlah seluruh biaya total yang
dikeluarkan dalam suatu periode waktu tertentu. Contoh, suatu perusahaan
menghasilkan produksi 800 unit dengan biaya tetap total 250.000. Berapakah
biaya tetap yang dikeluarkan jika produksi kurang dari 800 unit.
Jawaban:
Besar biaya tetap total Rp. 250.000, karena berapapun produksi besar biaya tetap
tidak berubah.
Biaya variabel adalah Biaya produksi yang jumlahnya berubah sesuai dengan
jumlah produksi yang dihasilkan. Jika produksi sedikit, biaya variabel sedikit dan
sebaliknya.. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan mentah, upah tenaga
produksi, bahan pembantu.
Besarnya biaya variabel total (TVC), jumlah seluruh biaya variabel yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan sejumlah produk. Untuk
menghitung besar variabel total dapat menggunakan rumus berikut :
Keterangan:
TVC = Biaya variabel total
VC = Biaya variabel per unit
Q = Jumlah produksi.
TVC = VC x Q
Contoh :
Suatu produksi dihasilkan sebanyak 400 unit, biaya variabel per unit Rp. 2.000,00.
Berapakah biaya variabel total ?.
Jawab :
Diketahui VC = 2.000,00 dan Q = 400 unit
TVC = VC x Q = 2.000 x 400 = 800.000
Biaya total adalah Seluruh biaya yang dikorbankan yang merupakan totalitas
biaya tetap ditambah biaya variabel. Besarnya biaya total dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
Contoh
Produk sebanyak 800 unit memerlukan biaya tetap Rp. 250.000 dan biaya variabel
per unit Rp. 4000, maka besarnya biaya total ?.
Jawab :
Diketahui TFC = 250.000
TVC = 800 x 4000 = 3.200.000
TC = TFC + TVC = 250.000 + 3.200.000 = 3.450.00
Untuk memahami jenis-jenis biaya produksi coba Anda beri tanda cheklist (V)
sesuai penggolongan biaya
3. Biaya Rata-rata
Karena TFC dalam periode waktu tertentu tetap, maka semakin besar Q, AFC nya
semakin kecil.
Biaya rata-rata adalah biaya produksi per unit produk yang dihasilkan. AC
dapat dihitung dengan cara TC dibagi Q, jika dirumuskan:
Keterangan:
AC = biaya rata-rata
TC = Biaya total
Q = Jumlah produk
Dari tabel di atas besar TFC tidak berubah (ingat konsep biaya tetap!), dan biaya
tetap rata-rata diperoleh dari rumus AFC = TFC/Q . Nilai FC makin besar jumlah
produksi makin kecil AFC-nya.
Jika dilukiskan dalam grafiknya, adalah sebagai berikut :
Keterangan :
Kurva TFC terlihat mendatar
Kurva AFC terlihat turun dari kanan atas ke kiri bawah.
Keterangan:
Kurva TVC
menunjukkan
kenaikan sejalan
dengan penambahan
jumlah produksi
Keterangan :
Kurva TC menunjukkan kenaikan sejalan kenaikan jumlah produksi.
TC pada produk sama dengan nol (Q = 0) jumlah TC = TFC.
Keterangan:
Kurva AC mempunyai bentuk lengkung adanya kecenderungan naik turun.
STUDI KASUS:
PERHITUNGAN WAKTU PERMESINAN DAN BIAYA PRODUKSI
S = n . sr . z
=177 . 1 . 10
=1770 mm/menit
L
Tmk =
s
568,5
=
1770
=0,321 menit
Karena tebal pemakanan 0,5 mm maka untuk dua sisi 5 x 2 x 0,375 menit = 3,75
menit. Jadi waktu total pengerjaan untuk pelat atas yang tebal 29 menjadi 24 mm
adalah :
1000 xvc
n =
xd
1000 x35
=
3,14 x63
= 177 rpm
S = n . sr . z
= 177 . 1 . 10
= 1770 mm/menit
L
Tmk =
S
568,5
=
1770
= 0,321 menit
Karna tebal pemakanan 0,5 mm maka untuk ke dua sisi adalah : 1 x 4 x 0,321 =
1,3 menit.
Pengerjaan Halus :
A = 1 mm
B = 29 mm
L = 568,5 mm
Vc = 60 mm/menit
Sr = 0,5 mm
1000.vc
n =
.d
1000 X 60
=
3,14 X 63
= 303 rpm
S = n . sr . z
=303 . 0,5 . 10
=1515 mm/menit
L
Tm =
s
568,5
=
1515
= 0,375menit
Karena tebal pemakanan 0,5 mm maka untuk 2 sisi adalah : 2 x 1 x 0,375 = 0,75
menit.Jadi waktu total pengerjaan dalam pengurangan lebar pelat atas dari 262
mm menjadi 257mm adalah :
TM tot= Tmk + Tmf
= 1,3 + 0,75
= 2,05 menit.
d
L = l+ 2
2
63
= 257 + 2
2
= 290,5 mm
1000 xvc
n =
xd
1000 x35
=
3,14 x63
= 177 rpm
S = n . sr . z
= 177 . 1 . 10
= 1770 mm/menit
L
Tmk =
S
290 ,5
=
1770
= 0,17 menit
Karena dilkukan pada kedua sisi dengan kedalaman 4 mm jadi untuk pengerjaan
kasar pada bagian ini adalah : 0,17 x 4 = 0,68 menit.
Pengerjaan halus :
A = 0,5 mm
B = 24 mm
L = 290,5 mm
Vc = 60 mm/menit
Sr = 0,5 mm
1000.vc
n =
.d
1000 X 60
=
3,14 X 63
= 303 rpm
S = n . sr . z
=303 . 0,5 . 10
=1515 mm/menit
L
Tm =
s
290 ,5
=
1515
= 0,20 menit
Karena tebal pemakanan 0,5 mm untuk satu sisi jadi TMB = 0,20 x 2 = 0,40
menit. Jadi waktu total untuk pengurangan lebar dari 535 menjadi 530 adalah:
TM = TMK + TMF
= 0,68 + 0,40
= 1,80 menit
Material = ST 60
Panjang = 335 mm
l.B.x
Tma =
Vx1000 xs
Vc = 20 – 25 m/s
A = 30 mm
b = 157 mm
Sr = 0,05 mm ( kasar) dan 0,01 (finishing)
a = 50 mm
Dimana :
Vc = Kecepatan Potong ( mm/menit )
Tm = Waktu Pengerjaan ( menit )
L = panjang benda kerja ( mm )
Sr = kedalaman pemakanan ( mm )
X = Jumlah pemakanan ( kali )
a = lebar mata gerinda (mm)
A . Pemakanan kasar
S = 1/2 . a
= 1/2 . 50
= 25 mm
KetebalanPemakanan
X =
kedalamanPemakanan
0,25
=
0,05
= 5 Kali pemakanan.
L.b. X
Tmk =
1000 .VC.S
335.157.5
=
1000.22.25
= 0,42 Menit.
B . Pengerjaan halus
S = 1/3 . a
= 1/3 . 50
= 16, 66 mm
KetebalanPemakanan
X =
kedalamanPemakanan
0,05
=
0,01
= 5 Kali pemakanan.
L.b. X
Tmf =
1000 .VC.S
335.157.5
=
1000 .25.16,66
= 0,63 Menit
Jadi total pengerjaan dies pada mesin gerinda dengan ukuran 335 x 157 x 30,3
mm menjadi ukuran 335 x 157 x 30mm adalah :
TMtotal = Tmk + Tmf
= 0,47 + 0,63
= 1,10 menit.
2. PengerjaanMesin Bubut
Untuk contoh perhitungan waktu pengerjaan pada mesin bubut yaitu :
proses pengerjaan pillar. Pembubutan pillar material ST.42 Ukuran Ø42 x 162
akan dibuat menjadi ukuran sperti pada gambar di bawah ini.
2 x 45°
3 x 45°
Ø25
Ø40
10
160
Dimana :
n = Putaran mesin ( rpm )
Vc = Kecepatan Potong ( mm/menit )
d = Diameter benda kerja ( mm )
Tm = Waktu pengerjaan ( menit )
r = Jari-jari benda kerja ( mm )
Sr = Kedalaman pemakanan ( mm/put )
r
Tmf =
Srxn
21
=
0,5 x131,88
= 0,16 menit
Karena tebal kedua bagian yang akan di bubut 2 mm maka total waktu
pengerjaan permukaan adalah : Tmf = 2 x 0,16 = 0,32 menit.
L
Tm2=
Srxn
160
=
0,5 x125,6
= 1,3 menit
0,01
A B C
P Q R S
T
0,01
F
U D
K L E M N
Dimana :
N = Putaran mesin (rpm)
Tm = Waktu Pengerjaan (Menit)
L = Kedalamam Pemakanan
= 1 + 0,3.d (mm)
Sr = Ketebalan Pemakanan (mm/menit)
B. Pengeboran Ǿ 10
Vc = 20 m/menit
Sr = 0,1 mm/putaran
1000 xvc
n =
xd
1000 x20
=
3,14 x10
= 636 rpm
L = l +0,3.d
= 5 + 0,3.10
= 8 mm
L
Tm =
Srxn
8
=
0,1x636
= 0,125 menit
B. Pengeboran Ǿ5
Vc = 20 m/menit
Sr = 0,1 mm/Putaran
d = 5 mm
1000 xvc
n =
xd
1000 x20
=
3,14 x5
= 1273 mm/putaran
L = l + 0,3.d
= 5 + 0,3.5
= 6,10
L
Tm =
Srxn
6,10
=
0,1x1273
= 0,047 menit.
Tm = Tm x pemakanaan
= 0,047 x 4
= 0,188
Dimana :
W = Berat Bahan ( kg )
V = Volume Bahan ( mm³ )
= Massa jenis bahan ( kg/mm³ )
Dimana :
V = Volume Balok ( mm³ )
l = Panjang ( mm )
b = Lebar ( mm )
h = Tinggi
V = xd 2 xh
4
Dimana :
V = Volume silinder
D = Diameter ( mm )
h = Tinggi ( mm )
TH = RP.12.500 x 31,9 kg
= RP.398.871,-
B. Pillar
Bahan = ST 42
Ukuran = θ 42 x 162 mm
Harga per kg = RP.9000,-
Berat jenis = 7850.10-9 kg/mm³
W = Vxρ
= (π/4 ( 42)2 ) x 162 x 7850.10-9
= 1,7 kg
TH = RP.9000 x 1,7 kg
= RP.15,300,-
Dalam perencanaan ini pillar yang digunakan sebanyak 4 buah maka total
baiaya dalam pembelian material adalah : 4 x 15.300 = 61.200 rupiah.
Tabel Biaya Material
N Nama Bahan Ukuran Berat jlh Harga Total
O Bagian (mm) (kg) / (kg) Harga(Rp)
1 Shank ST 42 107 X Ǿ52 1,7 1 9000 15.300
2 Pelat Atas ST 60 535 X262 X 29 31,9 1 9000 287.100
3 Pelat ST 42 340 X 162 X 10 4,32 1 9000 38.880
penetrasi
4 Punch holder ST 42 340 X 162 X 20 8,64 1 9000 77.760
5 Punch 1 Amutits 95 X90 X 35 2,35 1 25000 58.750
6 Punch 2÷5 Amutits 90 X Ǿ21 0,24 4 25000 24.000
7 Punch 6 Amutits 90 X 95 X 52 3,4 1 25000 85.000
10 Pelat stripers ST42 340 X 95 X 25 10,8 1 9000 97.200
11 Dies Amutits 340 X 162 X35 15,1 1 25000 377.500
12 Pelat Bawah ST 60 535 X262 X 29 31,9 1 9000 287.100
13 Pillar ST 42 162 X Ǿ42 1,76 4 9000 63.360
14 Bush Kuningan 29 X Ǿ52 0,48 4 45000 180.000
15 Pegas Standard 6 30000 120.000
Stripper
16 Baut pengikat Standard M10 16 2500 40.000
17 Pin penepat Standar 60 X Ǿ5 4 10000 40.000
JUMLAH TOTAL HARGA MATERIAL 1.791.950,-
Jadi total biaya produksi progressive tool untuk memproduksi kotak meteran
listrik ini adalah :
= Biaya material + Biaya sewa mesin + Biaya tak terduga
= 1.791.950 + 835.150 + 394.065
= Rp. 3.021.165,00,-
Keuntungan
Dalam perencanaan ini keuntungan diambil 25 % dari biaya produksi, jadi
keuntungan yang didapat yaitu :
= 25 % x biaya produksi
= 25 % 3.021.165,00,-
= Rp. 755.291,00,-
DAFTAR PUSTAKA