Logika Dan Cara Berpikir
Logika Dan Cara Berpikir
PENGANTAR
PEMBAHASAN LOGIKA
(INTRODUCTION LOGIC DISCUSSION)
Dosen Pengampu :
Sopyan Resmana Adiarsa, S.IP., M.A.
Pembahasan
(Discussion)
1 Pengertian Logika
Understanding Logic
2 Sejarah Logika
History of Logic
❑ Logika merupakan bahasa Latin yang berasal dari kata logos. Logos
memiliki arti perkataan atau sabda.
❑ Istilah yang sepadan adalah Mantiq yang berasal dari bahasa Arab.
Mantiq diambil dari kata kerja nataqa yang berarti berkata atau berucap.
❑ Istilah logis pengertiannya adalah masuk akal.
“Logic is the science that studies the methods and laws used to distinguish correct reasoning from wrong reasoning”
(Irving M Copi quoted Mundiri, 2008:2)
A Brief History of Logic
1. Yunani Kuno
Theoprostus dan Kaum Stoa. Kaum Stoa the Stoics. The Stoics developed forms of
systematic thinking while Theoprostus developed
mengembangkan bentuk-bentuk berfikir
Aristotle's logic.
sistematis sementara Theoprostus
mengembangkan logika Aristoteles.
A Brief History of Logic
2. Arab
• Ibnu Salih dan Imam Nawawi menghukumi ha Ibn Salih and Imam Nawawi ruled that it was
ram mempelajari Mantiq (istilah yang digunak forbidden to study Mantiq (a term used for the
an untuk ilmu logika) sampai mendalam. Al-G science of logic) to a great extent. Al-Ghazali
hazali menganjurkan dan menganggap baik, s recommended and considered it good, whereas
edangkan menurut Jumhur (kesepakatan umu according to Jumhur (general agreement) Ulama
m) Ulama membolehkan bagi orang-orang ya allow it for people who are sufficiently intelligent and
Perkembangan logika dari Yunani lebih jauh diselidiki lebih lanjut oleh filosof Al-kindi dan studi
mendalam dilakukan oleh Al-Farabi. Al-Farabi melakukan sesuatu yang belum dilakukan
sebelumnya yakni melakukan kajian lebih mendalam atas lafal dan menguji kidah-kaidah
Mantiq dalam proposisi-proposisi kehidupan sehari-hari untuk membuktikan benar/salahnya.
( The development of logic from the Greeks was further investigated by the philosopher Al-Kindi and an in-depth study
was carried out by Al-Farabi. Al-Farabi did something that had not been done before, namely conducting a
morein-depth study of pronunciation and testing the Mantiq canons in the propositions of everyday life to prove their
truth/falseness. )
A Brief History of Logic
2. Masa Dekandensi Logika.
Setelah logika mengalami perkembangan oleh para pemikir Islam di jazirah Arab, logika
masuk ke zaman dekandensinya. Terjadi pendangkalan dan terlalu sederhana pada Logika.
Buku-buku yang dipelajari pada masa itu diantaranya : Isagoge dari Porphirius, Fons
Scientie dari John Dmascenus, buku-buku komentar logika dari Bothius, buku sistematisasi
logika dari Thomas Aquinas, yang mana kesemuanya itu mengembangkan logika Artistoteles.
5. XIX century
In this era Logic was seen as merely a psychological and methodical event as developed by W. Wund,
John Dewey and M. Baldwin. In modern life, many figures have contributed to developing modern logic
including George Boole, Bertrand Russell and G. Frege.
Definition of Science
Pengetahuan (Knowledge) adalah hasil aktivitas mengetahui, yakni tersingkapnya suatu kenyataan ke dalam jiwa
hingga tidak ada keraguan terhadapnya (Mundiri, 2008:5).
❑ Knowledge (Knowledge) is the result of knowing activity, namely the disclosure of a reality into the
soul so that there is no doubt about it (Mundiri, 2008: 5). Science (Science) is distinguished from
Knowledge (knowledge). The absolute condition for the soul to be said to "know" is "no doubt".
Knowledge is satisfied with apprehending without doubt the reality of something, whereas science
demands further explanation than merely what knowledge demands.
Definition of Science
❑ Pernyataan-pernyataan keilmuan berkaitan satu sama lain dan kesemuanya merupakan suatu
informasi utuh. (Scientific statements are related to one another and all of them constitute complete
information.)
❑ Pernyataan seperti : 1) manusia memiliki rasio, 2) manusia seringkali dihadapkan pada berbagai
pilihan yang dilematis, 3) manusia bertindak secara rasional. (Statements such as: 1) humans have
ratios, 2) humans are often faced with various dilemmatic choices, 3) humans act rationally.)
❑ Bila pernyataan-pernyataan tersebut dirangkai ditambah dengan informasi yang lain sehingga
menjadi satu kesatuan informasi yang menerangkan tentang tindakan rasional manusia maka
pernyataan itu menjadi informasi keilmuan. (If these statements are assembled together with other
information so that they become a single unit of information that explains human rational action, the
n the statement becomes scientific information.)
Definition of Science
❑ Pernyataan-pernyataan keilmuan berkaitan satu sama lain dan kesemuanya merupakan suatu
informasi utuh. (Scientific statements are related to one another and all of them constitute complete
information.)
❑ Pernyataan seperti : 1) manusia memiliki rasio, 2) manusia seringkali dihadapkan pada berbagai
pilihan yang dilematis, 3) manusia bertindak secara rasional. (Statements such as: 1) humans have
ratios, 2) humans are often faced with various dilemmatic choices, 3) humans act rationally.)
❑ Bila pernyataan-pernyataan tersebut dirangkai ditambah dengan informasi yang lain sehingga
menjadi satu kesatuan informasi yang menerangkan tentang tindakan rasional manusia maka
pernyataan itu menjadi informasi keilmuan. (If these statements are assembled together with other
information so that they become a single unit of information that explains human rational action, the
n the statement becomes scientific information.)
Classification of Science:
Ilmu berdasarkan fungsi dan tujuan:
Science based on function and purpose:
A. Ilmu teoritis:
1. Deskriptif (ideografi) : Sejarah, Sosiolografi, Etnografi
2. Nomothetical (penjelasan) : kimia, ekonomi dan sosiologi. “Pragmatic is the criterion of functional truth in practical truth.
Pragmatists do not question the nature of knowledge,
B. Ilmu terapan:
but what knowledge is for humans.”
1. Logika normatif, etika, hukum
2. Positif (pragmatis).
3. Ilmu Teknik, kedokteran, pertanian dan kesehatan masyarakat.
A. Theoretical science:
1. Descriptive (ideography): History, Sociolography, Ethnography
2. Nomothetical (explanation): chemistry, economics and sociology.
B. Applied science:
1. Normative logic, ethics, law
2. Positive (pragmatic).
3. Engineering, medicine, agriculture and public health.
Classification of Science:
Ilmu berdasarkan fungsi dan tujuan:
Science based on function and purpose:
❖Ilmu a posteriori adalah ilmu pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman inderawi seperti ilmu
kimia, ilmu Alam, Ilmu Hayati, ilmu kedokteran sederhananya semua ilmu yang bersumber pada
pengalaman dan eksperimen.
❖Ilmu a priori adalah ilmu yang tidak diperoleh dari pengalaman dan percobaan, tetapi bersumber
pada akal itu sendiri. Kebenaran ilmu ini tidak dapat ditemukan dan dikembalikan kepada akal,
semua ilmu yang tidak tergantung kepada pengalaman dan eksperimen maka masuk dalam
kategori ini, contohnya matematika.
❑ A posteriori science is knowledge that is obtained from sensory experience such as chemistry, natural sciences, life sciences,
medical science in simple terms all knowledge that originates from experience and experimentation.
❑ A priori knowledge is knowledge that is not obtained from experience and experiment, but originates from reason itself.
The truth of this science cannot be found and returned to reason, all sciences that do not depend on experience and
experimentation fall into this category, for example mathematics.
Pengertian Pikiran
(Understanding Mind)
❑ Logic studies laws, standards and thinking formulas.
❑ Psychology also examines the mind and its work, but it does not mention anything about right or wrong.
This matter of right or wrong is the main problem of Logic.
❑ Logic does not study ways of thinking of all its varieties, but thinking in its most sound
and practical form. Logic investigates, filters and evaluates thoughts in a serious and
educated way and aims to find the truth, regardless of all individual interests and desires.
❑ Logic formulates and applies laws and standards that must be adhered to so that humans can think
correctly, efficiently and in an orderly manner.
• Angan-angan, khayalan, pikiran yang berkecamuk dalam dada dan kepala tidak lain adalah perkataan yang amat
lembut. Kata-kata yang mewakili pikiran ini bukan sekadar coretan pena yang dituliskan atau suara gaduh yang
diucapkan, tetapi merupakan susunan kata yang mewakili maksud tertentu secara lengkap.
• Susunan kata yang memuat pemikiran disebut proposisi.
• Pengetahuan tidak lain adalah informasi proposisi-proposisi. Dalam aktivitas berfikir kita selalu membanding,
menganalisis serta menghubungkan proposisi satu sama lain.
• Dengan demikian penyelidikan Matiq (logika) dalam mencari kebenaran dalam pemikiran selalu berurusan
dengan struktur dan relasi proposisi.
Pengertian Benar
(Understanding Thruth)
“Benar pada dasarnya adalah persesuaian antara pikiran dan kenyataan” ["True is basically the
correspondence between thought and reality] (Randall & Buchler, 1964 dalam Mundiri, 2008:10).
Kita akan berkata bahwa proposisi berikut ini adalah salah [We would say that the following
proposition is false] :
1. Pesawat adalah kendaraan transportasi darat . [An airplane is a ground transportation vehicle.]
Sebaliknya kita mengakui kebenaran dari proposisi berikut [. Instead we admit the truth of the
following proposition] :
1. Pesawat adalah kendaraan transportasi udara. [An airplane is an air transportation vehicle.]
“Dasar kita menentukan benar atau tidaknya proposisi tersebut adalah sesuai atau tidakny
a proposisi itu dengan kenyataan sesungguhnya” ["Our basis for determining whether or not t
he proposition is true is whether or not the proposition corresponds to actual reality“ ]
Pengertian Benar
(Understanding Thruth)
❑ Ukuran kebenaran kedua adalah adanya persesuaian atau tidak adanya pertentanga
n dalam dirinya” [The second measure of truth is the existence of conformity or the
absence of contradiction within him] (Randall & Buchler, 1964 dalam Mundiri, 2008:10).
❑ Suatu pernyataan dikatakan benar ketika ia tidak mengandung pertentangan dari
awal hingga akhir. [A statement is said to be true when it does not contain contradictions
from beginning to end. ]
❑ Pernyataan seperti [Statements like ]:
❑ 1. Budi adalah seorang jujur yang suka menipu. [Budi is an honest person who likes to
cheat. ]
❑ 2. Doni adalah seorang bisu yang pandai berdebat. [ Doni is a mute who is good at
arguing. ]
❑ Penyataan-pernyataan tersebut adalah pernyataan yang memperkosa prinsip yang
disebut pertama oleh yang kemudian (prinsip : jujur oleh menipu, bisu oleh pandai
berdebat). [2These statements are statements that violate the principles mentioned first by
the latter (principles: being honest by deceiving, mute by being good at arguing).]
Pengertian Benar
(Understanding Thruth)
❖ Cara berfikir berikut juga salah [This way of thinking is also wrong] :
1. Semua mahasiswa di kelas ini menyukai bakso [All students in this class like meatballs].
2. Budi adalah mahasiswa kelas ini [Budi is a student of this class ],
3. maka budi suka soto. [so Budi likes soup]
❖ “Pertentangan dalam pemikiran tidak saja terdapat dalam pernyataan yang pendek
seperti terlihat adanya dua kata yang bertentangan atau dalam pengambilan
kesimpulan yang keliru tetapi juga dalam uraian yang panjang.” [Contradiction in thoug
ht is not only found in short statements as seen by the presence of two contradicting words
or in making the wrong conclusion, but also in long descriptions.“]
❖ -Meskipun berpuluh-puluh halaman panjangnya suatu isi pembelaan si tertuduh
seorang hakim yang cerdas akan bisa melihat tidak adanya persesuaian di dalamnya.
[Even if the content of the accused's defense is tens of pages long, an intelligent judge will be
able to see that there is no correspondence in it.]
Pengertian Benar
(Understanding Thruth)
• Pertentangan dalam pemikiran juga terdapat dalam pernyataan yang tidak dapat
ditangkap pengertiannya. [Contradictions in thought also exist in statements that cannot be
understood.]
• Contoh [Example ]:
• “Tuhan dapat mencipta makhluk yang tidak mempunyai sifat-sifat kemahklukan” ["God
can create beings who do not have the attributes of creatures" ]
• Pernyataan semacam itu sering menjadi permasalahan dalam ilmu kalam,
sesungguhnya tidak perlu dirisaukan seadainya kita menengok sejenak kepada logika.
Bagi logika pernyataan tersebut adalah salah karena ia tidak menghadirkan maksud ya
ng bulat (utuh). [Statements like this often become a problem in theology, in fact there is no n
eed to worry about it if we look at logic for a moment. For the logic of the statement is wrong b
ecause it does not present a unanimous (intact) purpose.]
Azas-Azas Pemikiran
(Principles of Thought)
❑ Asas Pemikiran dibedakan menjadi [The principle of thought is divided into ]:
❑ Asas Identitas adalah dasar dari semua pemikiran dan bahkan asas pemikiran
yang lain. Kita tidak mungkin dapat berfikir tanpa asas ini. Prinsip ini mengatakan
bahwa sesuatu itu adalah dia sendiri bukan yang lain. Jika kita mengakui bahwa
sesuatu itu Z maka ia adalah Z dan bukan A,B, atau C. Bila kita beri perumusan
akan berbunyi : “Bila proposisi itu benar maka benarlah ia”. [The principle of
identity is the basis of all thoughts and even the principles of other thoughts. We cannot
possibly think without this principle. This principle says that something is itself and not a
nything else. If we admit that something is Z, then it is Z and not A, B, or C. If we give it,
the formulation will read: "If the proposition is true, then it is true.”]
Azas-Azas Pemikiran
(Principles of Thought)
2. Asas Kontradiksi (principium contradictoris= qanun tanaqud) [The principle of contradiction ]
❑ Prinsip ini mengatakan bahwa pengingkaran sesuatu tidak mungkin sama dengan
pengakuannya. Jika kita mengakui bahwa sesuatu itu bukan A maka tidak mungkin pada
saat itu ia adalah A, sebab realitas ini hanya satu sebagaimana disebut oleh asas identitas.
Dengan kata lain: Dua kenyataan yang kontradiktoris tidak mungkin bersama-sama secara
simultan. Jika hendak kita rumuskan, akan berbunyi: “tidak ada proposisi yang sekaligus
benar dan salah”. [This principle says that denying something cannot be the same as confessing it.
If we admit that something is not A, then it is impossible at that time for it to be A, because this realit
y is only one as referred to by the principle of identity. In other words: Two contradictory realities can
not coexist simultaneously. If we were to formulate it, it would read: "no proposition is both true and
false“.]
Azas-Azas Pemikiran
(Principles of Thought)
3. Asas Penolakan Kemungkinan Ketiga (Principium exclusi tertii = qanun imtina) [Principle of Rejecti
on of the Third Possibility ]
❑ Asas ini mengatakan bahwa antara pengakuan dan pengingkaran kebenarannya terletak pada
salah satunya. Pengakuan dan pengingkaran merupakan pertentangan mutlak, karena itu
disamping tidak mungkin benar keduanya juga tidak mungkin salah keduanya. Mengapa tidak
mungkin salah kedua-duanya? Bila pernyataan dalam bentuk positifnya salah berarti ia
memungkiri realitasnya, atau dengan kata lain realitas ini bertentangan dengan pernyataanya.
Dengan begitu maka pernyataan berbentuk ingkarlah yang benar, karena inilah yang sesuai
dengan realitas. Juga sebaliknya, jika pernyataan ingkarnya salah, berarti ia mengingkari realita
snya, maka pernyataan positifnya yang benar, karena ia sesuai dengan realitasnya. Pernyataan
kontradiktoris kebenarannya terdapat pada salah satunya (tidak memerlukan kemungkinan
ketiga). Jika kita rumuskan, akan berbunyi ‘Suatu proposisi selalu dalam keadaan benar atau
salah”.
Azas-Azas Pemikiran
(Principles of Thought)
3. Asas Penolakan Kemungkinan Ketiga (Principium exclusi tertii = qanun imtina) [Principle of Rejecti
on of the Third Possibility ]
❑ [This principle says that between confession and denial the truth lies in one of them. Confession and
denial are absolute opposites, therefore, besides being both impossible to be right, both are also
impossible to be wrong. Why can't both be wrong? If the statement in its positive form is false, it means
that it denies its reality, or in other words, this reality contradicts its statement. In this way, the
statement in the form of denial is correct, because this is what corresponds to reality. Also vice versa, if
the denial statement is false, it means that he denies the reality, then the positive statement is true,
because it is in accordance with the reality. Contradictory statements are true in one of them (no need
for a third possibility). If we formulate it, it will read 'A proposition is always true or false’.]
Cara Mendapatkan Kebenaran
(How to Get to the Truth )
❑ Ada dua cara berfikir untuk mendapatkan pengetahuan, yaitu cara berfikir induktif dan cara
berfikir deduktif. [There are two ways of thinking to gain knowledge, namely inductive thinking
and deductive thinking.]
❑ Cara berfikir induktif / Induksi adalah cara berfikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat
umum dari kasus-kasus yang bersifat individual. Penalaran dimulai dari hal yang bersifat
khusus dan diakhiri oleh pernyataan yang bersifat umum [Inductive way of thinking / Induction is
a way of thinking to draw general conclusions from individual cases. Reasoning starts from
things that are specific and ends with statements that are general in nature ] (Irving, et.al, 1971
dalam Mundiri,1994:13).
❑ Contoh [Example] :
❑ Besi dipanaskan memuai; Seng dipanaskan memuai; Emas dipanaskan memuai; Jadi semua
logam jika dipanaskan memuai. [Hot iron expands; Zinc is heated; expands Gold heats up;
So: all metals expand when heated.]
Cara Mendapatkan Kebenaran
(How to Get to the Truth )
❑ Cara berfikir deduktif / deduksi adalah cara berfikir dari pernyataan yang bersifat
umum menuju kepada kesimpulan yang bersifat khusus. [Deductive/deductive way of
thinking is a way of thinking from general statements to specific conclusions.] (Irving, et.al
, 1971 dalam Mundiri,1994:14).
❑ Contoh [Example] :
❑ Semua logam bila dipanaskan, memuai; Emas adalah logam; Jadi emas bila
dipanaskan, memuai [All metals, when heated, expand; Gold is metal; So gold when heat
ed, expands.]
Pembagian Logika
(Logic Sharing)
Dari segi kualitas, logika dibedakan menjadi :
1. Logika Naturalis (Mantiq Al-Fitri) : Kecakapan logika berdasarkan kemampuan akal bawaan
manusia. Akal manusia normal dapat bekerja secara spontan sesuai hukum-hukum logika dasar.
Bagaimanapun rendahnya tingkat intelegnsi seseorang ia dapat membedakan bahwa sesuatu itu
adalah berbeda dengan sesuatu yang lain, dan bahwa dua kenyataan yang bertentangan tidaklah
sama. Kemampuan berlogika naturalis tiap-tiap orang berbeda-beda tergantung dari tingkatan
pengetahuan.
2. Logika Artifisial / Logika Ilmiah ( Mantiq As-Suri) : bertugas membantu logika naturalis. Logika ini
memperhalus, mempertajam serta menunjukkan jalan pemikiran agar akal dapat bekerja lebih teliti,
efisien, mudah dan aman. Ketika menghadapi masalah yang rumit dan dalam berfikir manusia
banyak dipengaruhi oleh kecenderungan pribadi disamping bahwa pengetahuan manusia terbatas
mengakibatkan tidak mungkin terhindar dari kesalahan. Untuk mengatasi kenyataan yang tidak
dapat ditanggulangi oleh logika naturalis maka manusia menyusun hukum-hukum patokan-patokan,
rumus-rumus berfikir lurus yang kemudian disebut dengan logika artifisial/ilmiah.
Pembagian Logika
(Logic Sharing)
In terms of quality, logic is divided into:
1. Naturalist Logic (Mantiq Al-Fitri): Logic skills based on innate human reasoning abilities.
Normal human reason can work spontaneously according to the laws of basic logic.
However low a person's level of intelligence is, he can discern that something is different
from something else, and that two contradictory realities are not the same. The ability of
naturalist logic for each person varies depending on the level of knowledge.
2. Artificial Logic / Scientific Logic (Mantiq As-Suri): tasked with helping naturalist logic. This
logic refines, sharpens and shows the way of thinking so that reason can work more
thoroughly, efficiently, easily and safely. When dealing with complex problems and in
thinking humans are much influenced by personal tendencies besides that limited human
knowledge makes it impossible to avoid mistakes. To overcome the reality that cannot be
handled by naturalist logic, humans compile standard laws, formulas for straight thinking
which are then called artificial/scientific logic.
Pembagian Logika
(Logic Sharing)
Dari segi Metode, logika dibedakan menjadi :
❑ 1. Logika Tradisional : Sistem Logika yang dibangun oleh Aristoteles dan logikus setelahnya
yang masih mengikuti sistem logika Aristoteles.
❑ 2. Logika Modern : Sistem logika yang tumbuh dimulai pada abad XIII. Mulai abad ini ditemukan
sistem baru, metode baru yang berlainan dengan sistem logika Aristoteles. Waktunya dimulai
sejak Raymundus Lullus menemukan metode baru logika yang disebut Ars magna.
❑ Logic helps humans to think straight, efficiently, precisely and orderly to find the truth and
avoid mistakes. In all activities of thinking and acting, humans base themselves on this
principle.
❑ logic conveys to right thinking, free from various prejudices of one's emotions and beliefs;
because of that he educates people to be objective, firm and courageous, an attitude that is
needed in all situations and places.
Reference
H. Mundiri. 2008. Logika. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.
Thank you