Untitled
Untitled
i
PERSETUJUAN
Hari/tanggal :
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan “ Asuhan Kebidanan pada Nn. S
Penulis menyadari bahwa keberhasilan menyusun laporan ini tidak lepas dari
bimbingan dan dukungan berbagai pihak yang diberikan kepada penulis. Untuk itu
penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca demi kesempurnaan laporan ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan
pahala atas segala amal baik yang telah diberikan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul......................................................................................................... i
Lembar Pengesahan............................................................................................... ii
Kata Pengantar...................................................................................................... iii
Daftar Isi............................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Praktik....................................................................................................2
1.3 Manfaat..............................................................................................................3
BAB 4 PEMBAHASAN........................................................................................25
BAB 5 PENUTUPAN............................................................................................28
5.1 Kesimpulan......................................................................................................28
5.2 Saran.................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 30
iv
BAB I
PENDAHULUAN
5
mengalami dismenorea atau nyeri menstruasi. Angka kejadian nyeri menstruasi
(Dismenorea) di dunia sangat besar.Rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara
mengalami Dismenorea. Di Amerika angka presentasenya sekitar 90%, 10 % sampai
15% tidak bisa beraktifitas dan di Swedia sekitar 72%. Sementara di Indonesia angkanya
diperkirakan 55% perempuan produktif yang mengalami Dismenorea. Angka kejadian
(prevalensi) Dismenorea berkisar 45-95% di kalangan wanita usia produktif (Misaroh,
2009).Adapun pendapat lain tentang nyeri menstruasi yang terjadi di Indonesia 60-70%
dengan 15% diantaranya mengeluh bahwa aktifitas mereka menjadi terbatas akibat nyeri
pada menstruasi(glasier, 2005). Di Indonesia angka kejadian dismenorhea sebesar
64.25% yang terdiri dari 54.89% dismenorhea primer dan 9.36% dismenorhea sekunder.
Peran bidan salah satunya untuk masalah gangguan reproduksi terutama pada dismenorea
primer dalam upaya pencegahan dan penanganan gangguan reproduksi bidan merupakan
fasilitator dalam mempromosikan kesehatan misalnya adanya penyuluhan mengenai
menstruasi pada remaja dan nyeri yang timbul saat menstruasi atau disebut juga
Dismenorhea. Bidan memberikan pelayanan yang berkesinambungan dan paripurna ,
berfokus pada aspek pencegahan, penanganan dan promosi kesehatan dengan
berlandasan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga
kesehatan lainnya untuk senantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkan
pertolongan kapanpun dan dimanapun dia berada. Berdasarkan data di Klinik Sahabat
Sehat pada bulan April – Mei ada 5 remaja yang mengalami Disminorhea dengan
berbagai tingkat klasifikasi mulai dengan disminorhe ringan sampai sedang.
1.2 Tujuan Penelitian
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk menerapkan asuhan kebidanan pada remaja dengan dismenorea primer
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengumpulan data dasar secara subjektif dan objektif pada
kasus gangguan reproduksi pada remaja dengan Dismenorea Primer
b. Menginterpretasi data klien meliputi diagnosa, masalah, dan kebutuhan kasus
gangguan reproduksi padaremaja dengan Dismenorea Primer
c. Merumuskan diagnosa potensial dan antisipasi yang harus dilakukan bidan dari
kasus gangguan reproduksi pada remaja dengan Dismenorea Primer.
d. Mengidentifikasi rencana tindakan segera untuk gangguan reproduksi pada
remaja dengan Dismenorea Primer
6
e. Menyusun rencana tindakan untuk kasus gangguan reproduksipada remaja
dengan Dismenorea Primer.
f. Melaksanakan tindakan terhadap kebidanan terkait dengan gangguan reproduksi
pada remaja dengan Dismenorea Primer.
g. Melakukan evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dan memperbaiki
tindakan yang dipandang perlu.
h. Mengetahui kesenjangan antara teori dan praktek pada asuhan kebidanan pada
remaja dengan Dismenorea Primer.
i. Memberikan alternatif pemecahan masalah terhadap kesenjangan antara teori
dan praktek pada asuhan kebidanan pada remaja dengan Dismenorea Primer.
a.3 Manfaat
a.3.1 Bagi institusi
1. Klinik Sahabat Sehat ini dapat sebagai masukan dalam melaksanakan asuhan
kebidanan di Klinik Sahabat Sehat dalam memberikan asuhan pada
Dismenorea Primer secara tepat.
2. IIK Surya Mitra Husada dapat menjadi bahan acuan dan bacaan untuk
meningkatkan pengetahuan, sebagai bahan masukan dan penambahan
sumber-sumber bagi instansi pendidikan mengenai kasus Dismenorea
Primer.
1.3.2 Bagi pengguna (customer)
Mahasiswa IIK Surya Mitra Husada dapat menjadi bahan acuan dan bacaan untuk
menambah informasi serta meningkatkan pengetahuan bagi mahasiswa maupun
pembaca lainnya tentang kasus Dismenorea Primer.
1.3.3 Bagi Profesi Bidan
diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan panduan bagi tenaga kesehatan bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan serta meningkatkan profesionalisme tenaga
kesehatan dalam melakukan tindakan.
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Remaja
2.1.1 Definisi
Remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak- kanak dan masa
dewasa yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11
atau 12 sampai dengan 20 tahun yaitu menjelang masa dewasa muda
(Soetjiningsih, 2010 )
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke
dewasa. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19
tahun, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun
2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-
24 tahun dan belum menikah. Batasan remaja menurut WHO . Remaja adalah
suatu masa dimana:
1. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda – tanda
seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
2. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak
– kaank menjadi dewasa.
3. Terjadi peralihan ketergantungan sosial ekonomi yang penuh dengan keadaan
yang relatif lebih mandiri.
Remaja adalah masa transisi antara masa anak dan masa dewasa diaman
terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya fertilitas dan
terjadinya perubahn-perubahan psikologik serta kognitif. Remaja tidak mempunyai
tempat yang jelas yaitu bahwa mereka tidaktermasuk golongan anak –anak tetapi
juga tidak termasuk golongan orang dewasa (Soetjiningsih, 2010).
2.1.2 Tahap-Tahap Perkembangan Remaja
Perkembangan dalam segi rohani atau kejiwaan juga melewati tahapan-
tahapan yang dalam hal ini dimungkinkan dengan adanya kontak terhadap
lingkungan atau sekitarnya. Masa remaja dibedakan menjadi:
1. Masa remaja awal (10-13 tahun)
a. Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya
b. Tampak dan merasa ingin bebas
8
c. Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan
mulai berfikir khayal (abstrak)
2. Masa remaja tengah (14-16 tahun)
a. Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri
b. Ada keinginan untuk berkencan atau tertarik pada lawan jenis
c. Timbul perasaan cinta yang mendalam
d. Kemampuan berfikir abstrak (berkhayal) makin berkembang
e. Berkhayal mengenai hal-hal yang bekaitan dengan seksual
3. Masa remaja akhir (17-19 tahun)
a. Menampakkan pengungkapan kebebasan diri
b. Dalam mencari teman sebaya lebih selektif
c. Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya
d. Dapat mewujudkan perasaan cinta
e. Memiliki kemampuan berfikir khayal atau abstrak
2.1.3 Perubahan pada remaja
1. Perubahan Fisik
Perubahan yang cukup menyolok terjadi ketika remaja baik perempuan
dan laki-kali memasuki usia antara 9 – 15 tahun, pada saat itu mereka tidak
hanya tubuh menjadi lebih tinggi dan lebih besar saja, tetapi terjadi juga
perubahan-perubahan di dalam tubuh yg memungkinkan untuk bereproduksi
atau berketurunan. Perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa
atau sering dikenal dengan istilah masa pubertas ditandai dengan datangnya
menstruasi pada perempuan atau mimpi basah pada laki-laki.
a. Tanda-tanda perubahan seks primer : Mimpi basah (laki-laki), terjadinya
menstruasi (perempuan)
b. Tanda-tanda perubahan seks sekunder
Pada masa pubertas ditandai dengan kematangan organ-organ reproduksi,
termasuk pertumbuhan seks sekunder. Pada masa ini juga remaja
mengalami pertumbuhan fisik yang sangat cepat (BKKBN, 2010). Tanda-
tanda seks sekunder pada remaja laki-laki terjadi perubahan suara,
timbulnya jakun, penis dan buah zakar bertambah besar, terjadinya ereksi
dan ejakulasi, dada lebih besar, badan berotot, tumbuhnya kumis, jambang
dan rambut di sekitar kemaluan dan ketiak. Ciri-ciri seksual pada remaja
putri seperti pinggul menjadi tambah lebar dan bulat, kulit lebih halus dan
9
pori-pori bertambah besar. Selanjutnya ciri sekunder lainnya ditandai oleh
kelenjar lemak dan keringat menjadi lebih aktif, dan sumbatan kelenjar
lemak dapat menyebabkan jerawat (Al-Mighwar, 2006).
2. Perkembangan Psikis Masa Remaja
Widyastuti dkk (2009) menjelaskan tentang perubahan kejiwaan pada
masa remaja. Perubahan-perubahan yang berkaitan dengan kejiwaan pada
remaja adalah:
a. Perubahan emosi. Perubahan tersebut berupa kondisi:
- Sensitif atau peka misalnya mudah menangis, cemas, frustasi, dan
sebaliknya bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Utamanya sering terjadi
pada remaja putri, lebih-lebih sebelum menstruasi.
- Mudah bereaksi bahkan agresif terhadap gangguan atau rangsangan luar
yang mempengaruhinya. Itulah sebabnya mudah terjadi perkelahian.
Suka mencari perhatian dan bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu.
- Ada kecenderungan tidak patuh pada orang tua, dan lebih senang pergi
bersama dengan temannya daripada tinggal di rumah.
b. Perkembangan intelegensia. Pada perkembangan ini menyebabkan remaja:
- Cenderung mengembangkan cara berpikir abstrak, suka memberikan
kritik.
- Cenderung ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku
ingin mencoba-coba. Tetapi dari semua itu, proses perubahan kejiwaan
tersebut berlangsung lebih lambat dibandingkan perubahan fisiknya.
2.1.4 Faktor-faktor terjadinya masalah remaja
Faktor-faktor yang diduga menjadi sebab terjadinya masalah remaja adalah :
1. Adanya perubahan-perubahan biologik dan psikologik yang akan memberikan
dorongan-dorongan tertentu, yang seringkali tidak diketahui.
2. Instistusi pendidik langsung, yaitu orang tua dan guru sekolah kurang siap
untuk memberikan informasi yang benar dan tepat waktu.
3. Perbaikan gizi yang menyebabkan umur haid pertama menjadi lebih dini. Di
daerah pedesaan yang masih berpola tradisional kejadian kawin muda masih
banyak. Sebaliknya, di daerah perkotaan dimana kesempatan sekolah dan
bekerja semakin terbuka bagi perempuan, amka usia kawin cenderung
bertambah. Kesenjangan antara umur haid pertama dan umur perkawinan
10
dalam suasana pergaulan yang lebih bebas seringkali menimbulkan akses
dalam masalah seskual.
4. Semakin majunya teknologi dan membaiknya sarana komunikasi
mengakibatkan membanjirnya arus informasi dari luar yang sulit sekali
diseleksi.
5. Kemajuan pembangunan, pertumbuhan penduduk dan transisi ke daerah
industrialisasi memberi dampak pada meningkatnya urbanisasi, berkurangnya
sumber daya alam dan perubahan tata nilai. Ketimpangan sosial dan
individualisme seringkali memicu timbulnya konflik perorangan maupun
kelompok. Depresi dan frustasi remaja kibat menyempitnya lapangan kerja
menyebabkan remaja mengambil jalan pintas, terjerumus dalam kenakalan,
tindak kriminal, narkotik dan penggunaan zat/obat berbahaya.
6. Salah satu peluang yang dapat berfungsi sunstistusi untuk menyalurkan
gejolak remaja belum sepenuhnya dimanfaatkan, yaitu upaya terarah untuk
meningkatkan kebugaran jasmani .
7. Kurangnya pengetahuan seks dan kehidupan rumah tangga serta adanya adat
istiadat yang meras malu kawin tua /“cap perawan tua” menyebabkan
meningkatnya perkawinan dan kehamilan usia remaja. Adanya UU
Perkawinan No. 1 1974 dengan usia kawin perempuan 16 tahun menyebabkan
perkawinan usia remaja semakin meningkat. (Soetjiningsih, 2010).
2.1.5 Gejala yang sering menimbulkan masalah pada remaja
Gejala yang sering dilihat dan kemudian menimbulkan masalah adalah :
1. Hubungan seks pranikah
2. Ketidaksiapan remaja mengatasi kehamilan yang diakibatkannya,telah memicu
masalah yang luas, diantaranya ; aborsi, kekejaman terhadap bayi baru lahir,
atau masalah dalam perawatan anak. Dampak sosial lain adalah adopsi oleh
orang tua remaja dengan konsekuensi sosial dan tambahan beban ekonomi.
3. Ketakutan yang tidak wajar.
4. Gangguan kesehatan akibat ketidaktahuan disertai kurangnya pengendalian
diri dan kurangnya bimbingan.
5. Tingkat kebugaran yang rendah.
6. Lambatnya perkembangan prestasi olahraga merupakan salah satu indikasi
dari derajat kesegaran jasmani kelompok remaja.
11
2.1.6 Jenis Masalah Remaja
Dari gejala yang tampak, masalah remaja dapat dikelompokkan menjadi tiga
kategori, yaitu :
1. Masalah reproduksi dan penyakit yang berkaitan dengan reproduksi.
2. Masalah psikososial.
3. Masalah kebugaran.
2.2 Konsep Dasar Disminorhea
2.2.1 Definisi Disminorhea
Dismenorea merupakan keadaan nyeri yang hebat dan dapat mengganggu
aktivitas sehari-hari, sifat dan tingkat rasa nyeri bervariasi, mulai dari yang ringan
hingga yang berat meliputi nyeri abdomen, kram, dan sakit punggung (Kusmiran,
2014). Dismenorea berasal dari bahasa Yunani (Greek) dys, yang berarti sulit,
nyeri, abnormal; meno yang berarti bulan; dan rhea yang berarti aliran atau arus.
Sehingga dismenorea didefinisikan sebagai aliran menstruasi yang sulit atau
menstruasi yang nyeri. Nyeri menstruasi merupakan suatu gejala dan bukan suatu
penyakit (Setyowati, 2018)
2.2.2 Etiologi
Sebagian dokter beranggapan bahwa nyeri menstruasi terjadi karena
prostaglandin, yaitu zat yang menyebabkan otot rahim berkontraksi. Rasa nyeri ini
dapat disebebkan oleh kontraksi otot perut yang terjadi secara terus-menerus saat
mengeluarkan darah. Kontraksi yang sangat sering ini kemudian menyebabkan otot
menegang. Ketegangan otot ini juga terjadi pada otot-otot penunjang otot perut
bagian punggung bawah, pinggang, panggul, dan paha hingga betis (Laila, 2011).
Penyebab dismenorea bermacam-macam, bisa karena penyakit (radang panggul),
endometritis, tumor atau kelainan uterus, selaput dara atau vagina tidak berlubang,
stress atau cemas berlebihan. Penyebab lain dari dismenorea diduga terjadinya
ketidakseimbangan hormonal dan tidak ada hubungannya dengan organ reproduksi
(Judha, 2012).
2.2.3 Klasifikasi Dismenorhea
Berdasarkan ada tidaknya kelainan atau sebab yang dapat diamati, dismenorea
dapat dibagi atas 2 bagian berdasarkan kelainan ginekologi, antara lain :
a. Dismenorea primer
Merupakan nyeri menstruasi yang dirasakan tanpa adanya kelainan pada
alat reproduksi. Dengan kata lain, ini adalah rasa nyeri yang biasa dirasakan
12
oleh perempuan saat mengalami haid (Laila, 2011). Dismenorea primer tidak
terdapat hubungan dengan kelainan ginekologi. Derajat nyeri dismenorea yang
dirasakan mempunyai hubungan dengan usia menarche normalnya pada usia 10-
16 tahun, lamanya menstruasi, merokok dan adanya peningkatan Index Masa
Tubuh (IMT) normalnya 18,5-25. Namun jika seorang perempuan telah
melahirkan maka kejadian ini akan berkurang dan bahkan menghilang. Adanya
penyakit yang menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri misalnya anemia
akibat kehilangan darah yang cukup banyak yang menyebabkan remaja tersebut
mengalami 5 L seperti (Lemah, Lelah, Letih, Lesu, Lunglai) diakibatkan
kurangnya sel darah merah (Pramardika, 2019).
Dismenorea primer dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :
1) Stress
Stress menyebabkan perubahan sistemik dalam tubuh, khususnya sistem
persyarafan dalam hipotalamus melalui perubahan prolaktin atau
endogenous opiat yang dapat memengaruhi elevasi kortisol basal dan
menurunkan hormon lutein (LH) (Kusmiran, 2014).
2) Faktor konstitusi
Faktor ini erat kaitannya dengan faktor kejiwaan yang dapat pula
menurunkan ketahanan tubuh terhadap rasa nyeri. Adapun faktor konstitusi
ini bentuknya seperti anemia atau penyakit menahun yang dapat
mempengaruhi timbulnya nyeri saat menstruasi.
3) Faktor endokrim atau hormon
Faktor ini dikarenakan endometrium memproduksi hormon prostaglandin
yang menyebabkan pergerakan otot-otot polos. Jika jumlah prostaglandin
yang berlebihan dilepaskan ke dalam peredaran darah, maka akan
menimbulkan nyeri saat menstruasi.
(Laila, 2011)
b.Dismenorea sekunder
Nyeri haid ini biasanya baru muncul kemudian jika ada penyakit atau
kelainan yang menetap seperti infeksi rahim, kista, atau polip, tumor sekitar
kandungan, serta kelainan kedudukan rahim yang mengganggu prgan dan
jaringan di sekitarnya (Kusmiran, 2011). Nyeri haid yang dapat menganggu
aktivitas kehidupan sehari-hari dan dapat terasa sebelum, selama dan sesudah
13
haid. Nyeri haid ini terjadi karena terdapat kelainan pada alat reproduksi
(Manuaba dkk, 2010).
Penyebab terjadinya dismenorea sekunder bisa diakibatkan oleh
salpingitis kronis, yaitu infeksi yang lama pada saluran penghubung rahim
(uterus) dengan kandug telur (ovarium). Kondisi ini paling sering ditemukan
pada wanita berusia 30-45 tahun. Untuk penanganannya perlu dilakukan
konsultasi dokter serta pengobatan dengan antibiotika dan antiradang (Laila,
2011). Gejala dismenorea sekunder ini dapat ditemukan pada wanita dengan
endometriosis, adenomiosis, obstruksi pada saluran genitalian, dan lain-lain.
Sehingga pada wanita dengan dismenorea sekunder ini juga dapat ditemukan
dengan komplikasi lain seperti dyspareunia, dysuria, perdarahan uterus
abnormal, infertilitas dan lain-lain (Pramadika, 2019).
Menurut Sari (2012) gejala dismenorea sekunder yaitu darah keluar dalam
jumlah banyak dan tidak beraturan, nyeri perut bagian bawah yang mucul diluar
nyeri haid, nyeri tekan pada panggul, adanya cairan yang keluar dari vagina,
teraba adanya bonjolan pada rahim/rongga panggul (Yunitasari, 2017).
14
a. Kompres dengan botol panas (hangat) pada bagian yang terasa kram (bisa
diperut atau pinggang bagian belakang)
b. Mandi air hangat, boleh juga menggunakan aroma terapi untuk menenangkan
diri
c. Mengkonsumsi minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi
d. Menggosok-gosok perut atau pinggang yang sakit
e. Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah. Hal tersebut
dapat membantu relaksasi
f. Tarik nafas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi
g. Obat-obatan yang digunakan harus berdasarkan pengawasan dokter. Boleh
minum analgesic (penghilang rasa sakit) yang banyak dijual di toko obat, tetapi
dosisnya tidak lebih dari tiga kali sehari
(Kusmiran, 2014)
h. Pengobatan dengan pemanasan, latihan/olahraga dan psikoterapi bahwa
keluhannya tidak membahayakan dan akan berkurang ketika darah haid keluar
lancar
i. Obat-obatan antisakit (analgesik) sebaiknya bukan dari golongan narkotik seperti
morphin dan codein
j. Obat-obatan tocolitic yaitu obat-obatan untuk mengurangi kontraksi otot rahim dan
memperlancar aliran darah ke dalam rongga panggul khususnya rahim
(Setyowati, 2018)
15
2.3 Pathway Disminorhea
ovulasi
Posisi rahim
Kerusakan
Kontraksi miometrium dan
pembuluh darah meningkat
Disminorhea
primer proliferasi endometrium dan
jaringan
tidak normal
Ukuran rahim
peningkatan progesteron peningkatan prostaglandin nyeri
meluruh pada siklus
terlalu kecil
Hipoksia meningkat
Disminorhea
menstruasi
Tumor
Penyakit
Disminorhea lain(TBC,
Nyeri
sekunder anemia)
Keluhan pada Udara terlalu
Intoleransi aktivitas seluruh tubuh dingin
Cemas dan
Nyeri haid tegang
anxietas
16
2.4 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
2.4.1 Pengkajian
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama : Harus jelas dan lengkap, bila perlu ditanyakan nama panggilan
untuk menjalin hubungan yang akrab dan tidak keliru bila ada kesamaan
nama dengan klien lain (Christina I, 2011).
Umur : Ditanyakan dalam tahun, untuk mengetahui apakah klien masuk
dalam kategori remaja 10-18 tahun (Prawirohardjo S, 2010).
Alamat : Ditanyakan untuk mempermudah hubungan bila diperlukan dalam
keadaan mendesak dan dapat mengetahui lingkungan (Christina I, 2011)
Pekerjaan : Mengkaji pengaruh pekerjaan dan penyakitnya, bagaimana taraf
hidup dan sosial ekonominya (Christina I, 2011).
Agama : Mengetahui kemungkinan pengaruh terhadap kebiasaan kesehatan
dan mempermudah pendekatan Asuhan Kebidanan (Depkes RI, 2012).
Pendidikan : Mengetahui tingkat pengatahuan dan metode komunikasi yang
akan disampaikan oleh tenaga kesehatan. Tingkat pendidikan sangat
berperan dalam kualitas perawatan. Dalam memberikan health education
kepada klien tentunya bidan harus mengetahui tingkat pendidikannya
sehingga bidan dapat memberikan konseling yang sesuai dengan tingkat
pendidikan baik pada klien maupun keluarga (Wheeler, 2004).
2. Alasan Kedatangan
Alasan kedatangan ditanyakan sebelum menanyakan atau melakukan
anamnesa lebih lanjut mengenai keluhan yang dirasakan. Pada kasus
dismenorhea umumnya klien datang untuk memeriksakan keluhan atau
bertanya seputar keluhan kesehatan reproduksinya (Aimul, 2009)
3. Keluhan Utama
Pada kasus dismenorhea umumnya klien mengalami menstruasi yang
disertai nyeri perut bagian bawah. Keadaan umum klien tergantung pada
seberapa banyak darah menstruasi yang keluar dan rasa nyeri yang di
rasakan (Ainul, 2009).
4. Riwayat Menstruasi
Menarche untuk mengetahui apakah keluhan yang di alami termasuk keluhan
17
penyerta menarche termasuk keluhan yang sering muncul pada 2
tahun post menarche sehingga gangguan menstruasi yang di alami
termasuk normal.
Siklus Untuk mengetahui siklus menstruasi yang dialami klien apakah
siklusnya teratur atau tidak dan berapa hari siklus menstruasi klien,
mengetahui adakah gangguan tidak pada siklus menstruasi klien
yang dapat mempengaruhi terjadinya gangguan reproduksi, normal
yaitu berkisar antara 21-35 hari. Pada remaja yang mengalami masa
perimenarche dapat dijumpai siklus haid tidak teratur.
Lama haid Untuk mengetahui lamanya menstruasi klien, perkiraan jumlah
biasanya perdarahan yang dialami klien (dihitung melalui jumlah pembalut
yang digunakan klien dalam 1 hari ketika menstruasi),
mengidentifikasi apakah ada kelainan lamanya menstruasi pada klien
atau tidak. Normal 3-8 hari
Banyak darah Banyak darah di kaji untuk membantu menegakkan diagnosis apakah
klien termasuk menorrhagia atau lainnya seperti abortus. Selain itu
untuk membantu mencari rantai etiologi dengan komplikasi anemia.
Banyak darah dapat dihitung dengan jumlah ganti pembalut tiap
harinya.
Nyeri haid Untuk mengkaji nyeri haid antara lain waktu munculnya, skala nyeri,
tempat nyeri, faktor yang menimbulkan nyeri, faktor yang
mengurangi nyeri dan dikaji keluhan penyerta seperti lemas, pucat
dan pusing
HPHT Untuk mengetahui haid terakhir yang dialami oleh klien sehingga
dapat mengetahui siklus dan keteraturan haid
Keputihan Untuk mengkaji kemungkinan adanya infeksi pada organ reproduksi
seperti pada infeksi menular seksual, infeksi radang panggul atau
gangguan pada alat reproduksi seperti kanker atau tumor
18
b. Pola Eliminasi : Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan
buang air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta
kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah.
19
d. Leher : ukuran fisik leher proposional dengan panjang badan klien,
Adakah pembesaran kelenjar tiroid, adakah bendungan vena jugularis,
adakah pembesaran kelenjar limfe untuk mengetahui apakah ada infeksi.
Dalam beberapa kasus disfungsi kelenjar tiroid (hipotiroid dan
hipertiroid) dapat berperan sebagai etiologi haid yang tidak teratur
(Varney, 2008)
e. Dada : Kesimetrisan kedua payudara, kebersihan kedua payudara, puting
susu menonjol atau tidak. Palpasi : adakah massa atau pembesaran massa
atau kelenjar limfe, adakah cairan/rabas yang keluar dari puting.
Auskultasi : bunyi nafas normal/tidak, intensitas reguler/tidak, bunyi
jantung normal/tidak, intensitas reguler/tidak. Umumnya tidak sesak,
payudara simetris dan tidak ada benjolan abnormal (Manuaba, 2010)
f. Abdomen : Untuk mengkaji adakah bekas luka operasi, nyeri tekan dan
penapisan tanda-tanda kehamilan seperti pembesaran uterus dan
pembesaran uterus abnormal (Manuaba, 2010)
g. Genetalia : mengetahui apakah ada tanda-tanda IMS seperti lesi atau
kondiloma
h. Ekstremitas : warna kuku dan Capillary Refill Time dengan batas normal
< 2 detik, perabaan suhu akral
3. Pemeriksaan antopometri
a. BB : untuk mengetahui berat klien. Apakah termasuk
normal,obesitas,atau kurang dari normal.
b. TB : untuk mengetahui tinggi badan klien. Apakah termasuk
normal, atau kurang dari normal
c. LILA : untuk mengetahui lingkar lengan klien. Apakah
termasuk normal, atau kurang dari normal.
4. Pemeriksaan penunjang laboratorium
Pemeriksaan ini dilakukan jika perlu atau jika terdapat kelainan
saat pemeriksaan.
C. Interpretasi Data
Mengidentifikasi masalah dari data yang ada untuk menentukan diagnosis
yang akurat, yang terdiri dari diagnosis, masalah dan kebutuhan. Langkah ini
diambil berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada klien.
(Varney, 2008)
20
D. Intervensi
Dikembangkan berdasarkan intervensi saat sekarang dan antisipasi diagnosa
dan masalah serta meliputi data - data tambahan setelah data dasar. Rencana
tindakan harus disetujui oleh klien, karena itu harus didiskusikan dengan klien.
Semua tindakan yang diambil harus berdasarkan rasional dan diakui
kebenarannya serta harus dianalisa secara teoritis. Merencanakan asuhan
secara menyeluruh yang akan diberikan kepada klien sesuai dengan
diagnosa/masalah.
E. Pelaksanaan
F. Evaluasi
Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambungan
untuk melihat keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, sesuai dengan
perubahan perkembangan kondisi klien. Evaluasi atau penilaian dilakukan
segera setelah selesai melaksanakan asuhan sesuai kondisi klien. Hasil
evaluasi segera dicatat.
21
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA DAN PRANIKAH
1. PENGKAJIAN
1.1 DATA SUBJEKTIF
Anamnesa dilakukan oleh :Nur Mariani Rohmatin Di : Klinik Sahabat Sehat
Tanggal : 3 Mei 2022 Pukul : 08.00 WIB
1.1.1 IDENTITAS KLIEN
Nama Klien : Nn. S Nama wali/orangtua: Tn. P
Umur : 14 tahun Umur : 39 tahun
Suku/ Bangsa : Jawa / Indonesia Suku/ Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : ±1-2 juta/bln
Alamat : Codo 13/3 Wajak, Malang Alamat : Codo 13/3 Wajak
22
1.1.6 Riwayat kesehatan yang lalu
a. Penyakit menahun : Ya Tidak
b. Penyakit menurun : Ya Tidak
c. Penyakit menular : Ya Tidak
23
Kebersihan : Bersih Kotor
b. Muka :
Conjungtiva : Anemis Normal
Sklera : Ikterus Normal
c. Mulut dan gigi : Bibir : Kering Pucat Normal
Lidah : Bersih Kotor
Gigi : Karies Tidak
d. Hidung : Simetris : Ya Tidak
Sekret : Ada Tidak Ada
Kebersihan : Ya Tidak
e. Leher : Pembesaran vena jugularis : Ya Tidak
Pembesaran kelenjar thyroid: Ya Tidak
Pembesaran kelenjar getah bening : Ya Tdk
f. Dada : pembesaran/benjolan : Ya Tidak
Ronchi Wheezing tidak ada
g. Perut : Pembesaran : Ya Tidak
Riwat bedah : Ya Tidak
Meteorismus (tidak)
2. ANALISA DATA/DIAGNOSA:
Hari: Selasa Tanggal : 3 Mei 2022 Jam: 08.00 WIB
Data Objektif
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tanda vital
TD :110/80mmHg
R : 20 x/menit
BB : 45 kg
24
Suhu :36,5 ºC
Nadi : 80 x/menit
TB :142 cm
25
6. PENATALAKSANAAN
Diagnosa Penatalaksanaan
Nn. S usia 14 1. Menjelaskan proses menstruasi kepada klien, bahwa menstruasi
tahun dengan merupakan suatu proses yang normal yanga akan dialami setiap
Disminorhea
Primer wanita subur. Hal ini biasanya diikuti oleh ketidaknyamanan yang
timbul akibat perubahan kadar hormonal dalam tubuh
2. Memberitahu klien tentang cara mengurangi rasa nyeri dan
ketegangan selama proses menstruasi berlangsung, yaitu:
a. Istirahat yang cukup, dengan tidur siang 2 jam dan tidur
malam 7_8 jam serta perbanyak minum air putih.
b. Menggunakan heating pad (bantal pemanas), kompres handuk
atau botol berisi air panas diperut dan punggung bawah, serta
minum minuman yang hangat. Atau dengan mandi air hangat.
c. Mengurangi rasa nyeri dengan aroma terapi dan pemijatan juga
dapat mengurangi rasa tidak nyaman. Pijatan yang ringan dan
melingkar dengan mengguankan telunjuk pada perut bagian
akan membantui mengurangi nyeri haid.
d. Memberitahu klien tentang kebutuhan nutrisi yang butuhkan
dengan cara meningkatkan pola makan, memakan makanan
yang bergizi dan seimbang, seperti: nasi, sayur, lauk, buah jika
perlu ditambah dengan susu serta perbanyak konsumsi
makanan tinggi protein selama menstruasi.
3. Memberikan support mental dan dukungan pada klien, agar lebih
percaya diri dan tidak merasa takut dalam menghadapi masa
mentruasi.
4. Memberikan obat tambah darah yang mengandung Fe, asam folat,
B12 1x/hari
5. Memberikan obat analgetik (asam mefenamad tablet diminum 3
kali sehari per-oral, atau jika sakit saja.
6. Menganjurkan klien istirahat dan tidur yang cukup, serta olahraga
dengan teratur (dengan memperbanyak jalan kaki). Beberapa
wanita mencapai keringanan melalui olahraga, yang tidak hanya
mengurangi stres tapi juga meningkatkan produksi endorfin otak,
penawar sakit alami tubuh. Tidak ada pembatasan aktivitas selama
haid.
7. Mendokumentasikan semua tindakan yang sudah di lakukan pada
buku register, dan pada askeb.
26
7. EVALUASI
Tanggal 3 mei 2022 jam 08.30 WIB
27
(asam
mefenamad) dan
klien bersedia
meminumnya 3
kali sehari per-
oral atau jika
sakit saja.
7. Nn. S bersedia
untuk istirahat
yang cukup
8. Semua tindakan
sudah
didokumentasika
28
BAB 4
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Dari asuhan kebidanan yang dilakukan terhadap Nn. S dapat diambil beberapa
pembahasan sebagai berikut: Pasien berusia 14 tahun. Hal ini sesuai dengan definisi
remaja yang dikemukakan oleh Soetjiningsih, yang menyatakan bahwa remaja secara
umum dapat dibagi dalam tiga tahap, remaja awal 11-13 tahun, remaja tengah 14-16
tahun, dan remaja akhir 17-20 tahun (Soetjiningsih, 2010). Dengan demikian Nn. S
1. Data Subjektif
Berdasarkan dari data subjektif didapatkan keluhan Remaja mengeluh merasakan nyeri
saat awal menstruasi hal ini terjadi mulai beberapa bulan terakhir, dan semakin parah jika
sedang stress. Nyeri dirasakan remaja pada perut bagian bawah serta daerah punggung.
Menurut setyowati (2018) Nyeri menstruasi merupakan suatu gejala dan bukan suatu
penyakit, Rasa nyeri ini dapat disebebkan oleh kontraksi otot perut yang terjadi secara
terus-menerus saat mengeluarkan darah. Kontraksi yang sangat sering ini kemudian
menyebabkan otot menegang. Ketegangan otot ini juga terjadi pada otot-otot penunjang
otot perut bagian punggung bawah, pinggang, panggul, dan paha hingga betis (Laila,
2011).
2. Data Objektif
Menurut teori data yang diperoleh melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi,
dan perkusi yang dilakukan secara berurutan data tersebut meliputi : Pemeriksaan Fisik,
Pada langkah ini dikumpulakan semua informasi yang akurat dari pemeriksaan yang
dilakukan langsung kepada pasien dan semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
29
Dalam prakteknya pengkajian sudah dilakukan sesuai dengan teori, meliputi pengkajian
data objektif, sehingga dalam melakukan pengkajian data objektif sudah dilakukan sesuai
dengan teori yang ada dan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang telah
masalah atau diagnose spesifik. Dilahan prektek interpretasi data sudah dilakukan sesuai
dengan teori yang ada dan tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek.
4. Intervensi / Perencanaan
Menurut teori jenis rencana manajemen disesuaikan dengan interprestasi data yang
berhubungan dengan interpretasi data dasar yang sudah ada. Pada kasus ini perencanaan
sudah dibuat sesuai dengan teori dan interpretasi data yang ada, sehingga dalam kasus ini
composmentis, TTV dan pemeriksaan fisik dalam batas normal, pemeriksaan antopometri
Setelah dilakukan pengkajian data subyektif dan data obyektif, diagnosa pada Nn. S
adalah Nn. S usia 14 tahun dengan dismenore primer. Dismenore primer pada remaja
tersebut dapat disebabkan oleh karena faktor stress, faktor konstitusi seperti anemia, serta
faktor endokrin atau hormon (Pramardika, 2019). Dismenore primer pada remaja dapat
Cara meringankan dismenorhe, yaitu, Istirahat yang cukup, dengan tidur siang 2 jam dan
tidur malam 7_8 jam serta perbanyak minum air putih., Menggunakan heating pad (bantal
pemanas), kompres handuk atau botol berisi air panas diperut dan punggung bawah, serta
30
minum minuman yang hangat. Atau dengan mandi air hangat., Mengurangi rasa nyeri
dengan aroma terapi dan pemijatan juga dapat mengurangi rasa tidak nyaman. Pijatan
yang ringan dan melingkar dengan mengguankan telunjuk pada perut bagian akan
membantui mengurangi nyeri haid, Memberitahu klien tentang kebutuhan nutrisi yang
butuhkan dengan cara meningkatkan pola makan, memakan makanan yang bergizi dan
seimbang, seperti: nasi, sayur, lauk, buah jika perlu ditambah dengan susu serta
5. Penatalaksanaan
dibuat, demi kelancaran dalam penatalaksanaan. Pada kasus diatas pelaksanaan sudah
dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Sehingga pada kasus ini tidak
6. Evaluasi
Menurut teori evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi keaktifan asuhan yang sudah
diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan diagnosanya. Pada kasus
ini evaluasi sudah dibuat sesuai dengan teori dan perencanaan serta pelaksanaan yang ada,
sehingga dalam kasus ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik.
Pada kasus Nn.S evaluasi sudah dilakukan dengan teori. Evaluasi pada kasus ini
adalah hasil pemeriksaan telah disampaikan, pendidikan kesehatan tentang cara mengatasi
keputihan Nn.S bersedia melakukan apa yang telah dianjurkan bidan, Nn.S dapat
menjelaskan kembali informasi yang telah disampaikan bidan dengan baik. Bidan juga
Memberikan penjelasan kepada orang tua Nn. S tentang hasil test yang dilakukan kepada
putrinya sehingga Nn. S dan orang tua telah mengetahui hasil pemeriksaan dan mengerti
apa yang telah dijelaskan dan bisa mengurangi masalah yang terjadi.
31
BAB 5
PENUTUPAN
5.1 Kesimpulan
Dalam melakukan asuhan kebidanan pada Nn. S usia 14 tahun dengan dismenore
Remaja mengeluh merasakan nyeri saat awal menstruasi hal ini terjadi mulai beberapa
bulan terakhir, nyeri dirasakan remaja pada perut bagian bawah serta daerah
punggung. Hal ini termasuk ciri-ciri dismenorhe primer karena tidak disertai dengan
Dari hasil pemeriksaan fisik dan skrining yg dilakukan didapatkan hasil bahwa
penyebab dari dismenorhe yang dialami Nn. L dikarenakan stress yang dialami remaja
selama pandemi covid-19 ini, remaja memiliki tugas yang sangat banyak dan waktu
dilakukan dengan cara melakukan kegiatan yang remaja sukai. Selain itu dukungan
orang tua berperan penting dalam mengurangi stress yang dialami Nn.S. Sedangkan
untuk mengurangi nyeri dapat dilakukan dengan cara mengkompres dengan botol
panas (hangat) pada bagian yang terasa kram (bisa diperut atau pinggang bagian
belakang), melakukan teknik relaksasi seperti nafas dalam, yoga, serta mendengarkan
musik
5.2 Saran
1. Bagi Penulis
32
yang disebabkan oleh stress serta meningkatkan mutu asuhan kebidanan dengan
asuhan pelayanan kebidanan secara komprehensif. Untuk tenaga kesehatan agar dapat
dapat lebih terampil dalam memberikan asuhan kebidanan terutama kepada pasien
3. Bagi Pembaca
Diharapkan laporan asuhan kebidanan ini dapat menambah pengetahuan
33
DAFTAR PUSTAKA
Fitri, Imelda. 2017. Lebih Dekat dengan Sistem Reproduksi Wanita. Gosyen Publishing.
Yogyakarta
Judha, Mohamad, dkk. 2012. Teori Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Yogyakarta :
Nuha Medika
Kusmiran, Eny. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta : Salemba Medika
Manuaba, Ida Ayu, dkk. 2010. Buku Ajar Penuntun Kuliah Ginekologi. Jakarta : TIM
Pramadika, Dhito Dwi dan Fitriana. 2019. Panduan Penanganan Dismenore. Jogjakarta :
Deepublish
Setyowati, Heni. 2018. Akupresur Untuk Kesehatan Wanita Berbasis Penelitian. Magelang :
Unimma Press
Sotjiningsih, 2010. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung Set
34