Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KOMPREHNSIF

ASUHAN KEBIDANAN REMAJA PADA NN. Z USIA 17 TAHUN DENGAN


DISMENORE PRIMER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PIYUNGAN
BANTUL

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Remaja dan Perimenopause

Disusun Oleh :

Rachima Aisyah Anggia S.


2110106013

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA
TA 2022
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN REMAJA PADA NN. Z USIA 17 TAHUN


DENGAN DISMENORE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PIYUNGAN
BANTUL

Oleh :
Rachima Aisyah Anggia S.
2110106013

Yogyakarta, Juni 2022

Pembimbing Lahan Mahasiswa

Rachima Aisyah Anggia S.

Pembimbing Pendidikan

ACC 30 JUNI 2022

Menik Sri Dariyanti, S. ST., M. Kes.


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga iman dan islam tetap terjaga. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada
Nabi Muhammad SAW dan keluarganya serta para sahabatnya. Berkat rahmat dan
pertolongan Allah SWT dan bantuan semua pihak, penulis dapatmenyelesaikan laporan
komprehensif ini. Penyusunan laporan ini tidak akan terlaksana tanpa adanya dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak. Atas bantuan, bimbingan, dan arahan, penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Warsiti, S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat selaku Rektor Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
2. Muhammad Ali Imron, S.Sos.,M.Fis selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3. Nidatul Khofiyah S.Keb., Bd., MPH, Selaku Ketua Prodi Program Sarjana dan Profesi
Bidan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Aisyiyah Yogyakarta
4. Menik Sri Daryanti, S.ST., M. Kes., selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan masukan selama penyusunan laporan ini.
5. Ida Rumawat Astuti, S. ST, selaku pembimbing lahan di Puskesmas Piyungan Bantul.
Penulis menyadari segala kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan
laporan ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun darisemua pihak. Semoga Allah SWT selalu memberikan limpahan rahmat-
Nya kepada kita semua.
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakaatuh.

Yogyakarta, Juni 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................... 2


KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Tujuan ......................................................................................................................... 2
C. Manfaat ....................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN LITERATUR ....................................................................................... 4
A. Definisi ........................................................................................................................ 4
B. Patofisiologi ................................................................................................................ 4
C. Macam – Macam Dismenorea .................................................................................... 5
D. Tanda dan Gejala ........................................................................................................ 5
E. Penatalaksanaan .......................................................................................................... 5
F. Kewenangan Bidan terhadap Kasus ............................................................................ 6
G. Manajemen Kebidanan ............................................................................................... 7
BAB III TINJAUAN KASUS ............................................................................................... 9
A. Subjektif ...................................................................................................................... 9
B. Objektif ..................................................................................................................... 11
C. Analisa ...................................................................................................................... 12
D. Penatalaksanaan ........................................................................................................ 12
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................................... 14
BAB V PENUTUP .............................................................................................................. 16
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 16
B. Saran.......................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 17

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa.Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat.
Menurut WHO (World Health Organization) batasan usia remaja adalah 12 sampai
24 tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan
oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun dan
belum kawin.Menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak
Reproduksi) batasan usia remaja adalah 10 sampai 21 tahun.
Rata-rata lebih dari 50% wanita mengalami dismenore disetiap negaranya.
Beberapa perempuan yang merasakan sakit yang tidak tertahankan saat menstruasi
dapat berpengaruh terhadap 50% aktivitas harian pada perempuan usia produktif, dan
85% pada remaja putri usia belasan tahun. Menurut WHO (World Health
Organization) (2015) angka Dismenorea di dunia sangat besar, rata-rata lebih dari 50
% perempuan disetiap Negara mengalami Dismenorea. Di Swedia sekitar 72 %. Di
Amerika Serikat diperkirakan hampir 90 % wanita mengalami Dismenorea dan 10-
15 % diantaranya mengalami Dismenorea berat, yang menyebabkan mereka tidak
mampu melakukan kegiatan apapun.
Menurut Proverawati (2018) angka kejadian dismenore di Indonesia
diperkirakan 55% perempuan usia produktif yang tersiksa oleh nyeri selama
menstruasi angka kejadian (prevalensi) nyeri berkisar 45-95% dikalangan wanita
usia reproduktif. Di Yogyakarta angka kejadian dismenore yang dialami wanita usia
produktif sebanyak 52%. 30% remaja putri mengatasi dismenore dengan minum obat
pengurang rasa nyeri dan belum mengatahui tehnik pengurang rasa nyeri tanpa
menggunakan obat pengurang nyeri, serta hanya 1,07%- 1,31% dari jumlah
dismenore yang datang ke petugas kesehatan (Handika, 2010).
Kesehatan Reproduksi (kespro) adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan
sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem
reproduksi . Kesehatan Reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik,
mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam
segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya

1
2

atau suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta
mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman.
Dismenore didefinisikan sebagai kram atau nyeri pada saat menstruasi yang
menyakitkan berasal dari rahim. Ini adalah kondisi ginekologis umum yang dapat
mempengaruhi sebanyak 50% perempuan. Beberapa defini di diatas dapat
disimpulkan bahwa dismenore merupakan kondisi ginekologis barupa nyeri pada
saat menstruasi meliputi nyeri abdomen, kram, dan sakit punggung yang dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari (Shanbag dkk, 2017).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu teori, konsep, dan
prinsip kebidanan dalam memberikan asuhan kebidanan masa remaja,
khususnya pada kasus dimenore dengan menggunakan pola pikir manajemen
kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat melasanakan pengkajian data subjektif maupun objektif
pada kasus Nn. Z umur 17 tahun dengan dismenore pasa remaja di Puskesmas
Piyungan Bantul.
b. Mahasiswa dapat melakukan perencanaan tindakan pada kasus Nn. Z umur
17 tahun dengan dismenore pasa remaja di Puskesmas Piyungan Bantul.
c. Mahasiswa dapat melaksanakan tindakan atau penatalaksanaan untuk
menanganai pada kasus Nn. Z umur 17 tahun dengan dismenore pasa remaja
di Puskesmas Piyungan Bantul.
d. Mahasiswa dapat melakukan pendokumentasian pada kasus Nn. Z umur 17
tahun dengan dismenore pasa remaja di Puskesmas Piyungan Bantul.

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Dapat memahami teori, menerapkan asuhan yang akan diberikan pada
pasien Nn. Z, khususnya pada kasus dismenore pada remaja.
3

2. Bagi Bidan dan instansi kesehatan


Laporan komprehensif ini dapat menambah dan memberikan informasi
tambahan bagi bidan pelaksanan di Puskesmas Piyungan dalam penanganan
kasus dismenore pada remaja.
3. Bagi pasien Nn. Z
Laporan komprehensif ini diharapkan akan menambah pengetahuan
tentang kesehatan untuk dirinya sendiri, khususnya pada kasus dismenore yang
sering dialami oleh Nn. Z.
4

BAB II TINJAUAN LITERATUR

A. Definisi
Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama
menstruasi. Dalam jenisnya dismenore terbagi menjadi 2 yaitu dismenore primer
dan dismenore sekunder, disebut dismenore primer jika tidak ditemukan
penyebab yang mendasari dan dismenore sekunder jika penyebabnya adalah
kelainan kandungan (Shanbag dkk, 2017). Haid yang dialami para wanita remaja
dapat menimbulkan masalah, salah satunya adalah dismenore atau nyeri haid.
Dismenore merupakan masalah ginekologis yang paling umum dialami
wanita baik remaja maupun dewasa. Dismenore atau dalam bahasa kedokteran
dikenal dengan dysmenorrhea, merupakan salah satu gangguan yang dialami
wanita ketika menstruasi. Dismenorea merupakan keadaan nyeri yang hebat dan
dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Dismenorea merupakan suatu fenomena
simptomatik meliputi nyeri abdomen, kram, dan sakit punggung (Kusmiran,
2012).
Komplikasi dismenore yaitu dapat menimbulkan beberapa gejala antara lain
mual, muntah ,diare, cemas, stres, nyeri kepala, lesu sampai dengan pingan.
Mekipun dismeore primer tidak engancam nyawa apabila di biarkan dapat
berakibat buruk bagi penderita seperti depresi, infertilitas, ganguan fungsi seksual
penurunan kualtas hidup (Katwal dkk, 2016).
B. Patofisiologi
Rasa nyeri pada dismenorea kemungkinan terjadi karena peningkatan sekresi
prostaglandin dalam darah haid, yang meningkatkan intensitas kontaksi uterus
yang normal. Prostaglandin menguatkan kontraksi otot polos miometrium dan
konstriksi pembuluh darah uterus sehingga keadaan hipoksia uterus yang secara
normal menyertai haid akan bertambah berat. Kombinasi kontraksi uterus dan
hipoksia ini menimbulkan rasa nyeri yang intensif pada dismenorea.
Prostaglandin dan metabolitnya juga menyebabkan sakit kepala, serta sinkop.
Karena, dismenorea hampir selalu mengikuti siklus ovulasi, baik bentuk primer
maupun sekundernya jarang terjadi selama siklus anovulasi pada haid.
Berdasarkan patofisiologinya, dismenore dibagi menjadi primer dan
sekunder. Dismenore primer adalah nyeri saat menstruasi tanpa adanya kondisi
patologik pelvis, yang sering ditemui pada remaja, sedangkan dismenore
5

sekunder adalah nyeri saat menstruasi yang berkaitan dengan kondisi patologik
pelvis yang mendasar. Pada dismenore primer, terdapat peningkatan sekresi
prostanoid yang menimbulkan kontraksi dan iskemia uterus. Sesudah usia 20
tahun, dismenorea yang terjadi umumnya merupakan bentuk sekunder
dismenorea (Anggraini, 2022).
C. Macam – Macam Dismenorea
Menurut Runiari (2019), berdasarkan tingkatan nyeri yang dialami, dapat
dibagi menjadi tiga tingkat derajat disminorea, yaitu disminorea ringan,
disminorea sedang dan disminorea berat:
1. Disminorea ringan yaitu seseorang akan mengalami rasa nyeri beberapa saat,
nyeri dirasakan hilang timbul dan penderita masih dapat melakukan
pekerjaan sehari-harinya.
2. Disminore sedang yaitu seseorang mulai merasakan nyeri yang semakin
kuat, nyeri dirasakan menjalar hingga kepinggang dan punggung, penderita
masih dapat melakukan aktivitas tetapi terhambat.
3. Disminorea berat yaitu Seseorang mulai merasakan nyeri yang semakin kuat
sehingga penderita memerlukan waktu untuk beristirahat beberapa hari
sehingga tidak dapat melakukan aktivitas sehai-harinya, dapat disertai
dengan mual, muntah, nyeri pinggang dan sakit kepala.
D. Tanda dan Gejala
Tanda dan Gejala yang mungkin terdapat pada dismenorea meliputi rasa
nyeri yang tajam, intermiten disertai rasa kram pada abdomen bagian bawah,
yang biasanya menjalar ke bagian punggung, paha, lipat paha, serta vulva. Rasa
nyeri ini secara khas dimulai ketika keluar darah haid atau sesaat sebelum keluar
haid dan mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam. Dismenorea dapat pula
disertai tanda dan gejala yang memberi kesan kuat kearah sindrom premenstruasi,
yaiu gejala sering kencing (urinary frequency), mual dan muntah, diare, sakit
kepala, lumbagia (nyeri pada punggung), menggigil, kembung (bloating),
payudara yang terasa nyeri, depresi, iritabilitas (Kowalak, 2013).
E. Penatalaksanaan
Penanganan awal bertujuan meredakan nyeri, meliputi:
a. Pengobatan nyeri haid (dismenore) secara modern dilakukan dengan
memberikan obat antinyeri yang bekerja dengan cara menekan sintesis
prostaglandin. Nyeri haid juga dapatdiatasi dengan minum ramuan tradisional
6

yang disebut jamu, salah satunya yaitu kunyit asam. Sebagian besar
perempuan yang mengalami dismenore sering menggunakan obat merek
dagang yang berfungsi sebagai analgetik seperti asam mefenamat, ibu profen,
aspirin, paracetamol, diklofenak, dan lain-lain.
b. Inhibitor prostaglandin (seperti asam mefenamat dan ibuprofen) untuk
meredakan rasa nyeri dengan menurunkan intensitas kontraksi uterus.
c. Kompres hangat pada abdomen bagian bawah (dapat mengurangi
ketidaknyamanan pada wanita yang sudah dewasa), cara ini harus dilakukan
dengan hati-hati pada remaja putri karena apendisitis dapat menyerupai
Dismenorea. Namun, ada beberapa obat yang tidak diperbolehkan diminum
ketika menstruasi, yaitu obat antikoagulan. Obat antikoagulan adalah obat
yang bekerja untuk mencegah penggumapalan darah. Obat ini dapat
memperpanjang waktu darah untuk membeku. Macam-macam 34 obat
antikoagulan, yaitu: aspirin, warfarin, enoxaparin, nadroparin, heparin, dll.
d. Dapat digunakan obat anti inflamasi non-steroid untuk mengurangi gejala
yang ditimbulkan. Terapi farmakologis dasar dapat dengan pemberian obat
anti inflamasi non-steroid (NSAID) (Larasati, 2016).
F. Kewenangan Bidan terhadap Kasus
Sebagai bidan, memiliki kompetensi kebidanan salah satunya yaitu
melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita atau ibu dengan gangguan sistem
reproduksi. Bidan harus memiliki pengetahuan dasar, keterampilan dasar dan
keterampilan tambahan mengenai pemberian pelayanan dan pengobatan sesuai
dengan kewenangan pada gangguan sistem reproduksi dan kelainan ginekologi,
meliputi: keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid (Mufdillah dkk,
2012). Kewenangan bidan tersebut, termasuk dalam Peraturan Menteri Kesehatan
RI nomor 28 tahun 2017 yang disebutkan dalam pasal 18 bahwa dalam
penyelenggaraan Praktik Kebidanan (PERMENKES RI, 2017).
Menentukan kebutuhan klien terhadap tindakan yang segera dilakukan oleh
bidan atau untuk konsultasi, kolaborasi serta melakukan rujukan terhadap
penyimpangan abnormal. Antisipasi pertama yang dilakukan pada dismenorea
primer yaitu dengan memperbaiki nutrisi dan pola hidup sehat. Memberikan
pendidikan kesehatan berkaitan dengan sikap yang baik dan tidak baik dalam hal
masalah penanganan keputihan dengan cara memberikan pengetahuan dan
menanamkan nilai-nilai serta persepsi positif.
7

G. Manajemen Kebidanan
Manajemen dengan tujuh langkah Varney (2007), diantaranya:
1. Langkah I : Pengkajian
Yaitu data yang didapat dari klien, suami, keluarga, atau yang mengantar bila
saat itu pasien adalah rujukan dari bidan, dukun atau yang lainnya (Rukiyah, 2012).
2. Langkah 2 : Interprestasi data
Langkah interprestasi data ini dilakukan identifikasi diagnosa atau masalah
secara spesifik berdasarkan data dasar yang telah dikumpulkan.
3. Langkah 3 : Diagnosis potensial
Merupakan identifikasi secara hati-hati yang berkaitan dengan pengalaman klien
yang ditemukan dari hasil pengkajian yang menyertai diagnosis (Rukiyah, 2012).
4. Langkah 4 : Tindakan Segera
Merupakan tindakan yang harus sesuai dengan prioritas masalah, setelah bidan
merumuskan tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi diagnosis masalah
potensial sebelumnya.
5. Langkah 5 : Perencanaan
Suatu tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah atau kebutuhan pasien yang
berfungsi untuk menuntun perawatan apa saja yang diberikan kepada pasien
sehingga tercapai tujuan dan hasil yang optimal atau diharapkan.
6. Langkah 6 : Pelaksanaan Langsung Asuhan Kebidanan
Melaksanakan rencana tindakan secara efisien dan menjamin rasa aman klien.
Implementasi dapat dikerjakan seluruhnya oleh bidan.
Manajemen dalam asuhan kebidanan yang digunakan adalah pendokumentasian
dengan SOAP, yang menggunakan pola pikir tujuh langkah Varney, yaitu:
1. S = Data Subjektif
Merupakan manajemen kebidanan menurut Helen Varney langkah pertama
adalah pengkajian data, terutama data yang diperoleh melalui anamnesis. Data
subjektif ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien Ekspresi
pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan
langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis.
2. O = Data Objektif
Merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut Helen Varney
pertama adalah pengkajian data, terutama data yang diperoleh dari hasil observasi
yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan laboratorium atau
8

pemeriksaan diagnostik lain. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis pasien
dan fakta yang berhubungan dengan diagnosis.
3. A = Analisa Data
Merupakan pendokumentasian hasil analisi an interpretasi (kesimpulan) dari
data subjektif dan objektif. Dalam pendokumentasian manajemen kebidanan.
Karena keadaan pasien yang setiap saat bias mengalami perubahan, dan akan
ditemukan informasi baru dalam data subjektif maupun data objektif, maka proses
pengkajian data akan menjadi sangat dinamis. Hal ini juga menuntut bidan untuk
sering melakukan analisa data yang dinamis tersebut dalam rangka mengikuti
perkembangan pasien.
4. P = Penatalaksanaan
Penatalaksanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang akan datang.
Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data. Dengan
kata lain, P dalam metode SOAP meliputi pendokumentasian manajemen kebidanan
menurut Helen Varney langkah kelima, keenam dan ketujuh. Pendokumentasian P
dan SOAP ini, adalah pelaksanaan asuhan sesuai rencana yang telah disusun sesuai
dengan keadaan dan dalam rangka mengatasi masalah pasien (Sudarti, 2010).
9

BAB III TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN REMAJA PADA NN. Z USIA 17 TAHUN DENGAN


DISMENORE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PIYUNGAN BANTUL

Tanggal Pengkajian : 21 Mei 2022


Pukul : 12.55 WIB
Tempat Pengkajian : Rumah pasien

A. Subjektif

1. Identitas

Nama : Nn. Z
Umur : 17 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan terakhir : SMP
Pendidikan ssat ini : SMA (kelas 1)
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Nganyang, Sitimulyo
No. Hp : 0878-xxxx-xxx

2. Keluhan Utama
Nn. Z mengatakan bahwa mersakan keluhan setiap awal menstruasi (hari 1-3),
yaitu nyeri perut bagian bawah, terkadang sampai pinggang dan membuat lemas
untuk mengikuti sekolah online atau kegiatan lain.

3. Riwayat Menstruasi

a. Menarche : 13 tahun
b. Siklus : Tidak tahu, teratur, lama ±7 hari
c. Banyaknya : Ganti pembalut 3 kali/hari
d. Disminorrhae : Setiap haid
e. HPHT : 21/4/ 2022
f. Fluor Albus : kadang-kadang, bening, sebelum dan setelah
menstruasi, tidak gatal, tidak berwarna dan
tidak berbau
g. Sifat darah haid : Encer, warna merah, bau khas darah dan agak
menggumpal.

4. Riwayat Perkawinan
Nn. Z mengatakan belum menikah.

5. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas

No TGL/THN TEMPAT UMUR JENIS PENOLONG ANAK NIFAS KEADAAN


PARTUS PARTUS KEHAMILAN PARTUS ANAK
SEKARANG

- - - - - - - -

6. Riwayat penyakit sekarang


Nn. Z mengatakan saat ini mengalami sakit perut bagian bawah, pusing dan
pegal-pegal bagian pinggang sejak tadi malam. Sifat nyeri dan pusing kadang-
kadang hilang. Saat ini Nn. Z merasa lemas.

7. Riwayat Kesehatan
Nn. Z tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit jantung, hipertensi,
asma, DM, ginjal, batuk lama (TBC atau difteri), belum pernah melakukan
pemeriksaan hepatitis, IMS dan HIV/AIDS.
8. Riwayat Kesehatan
Keluarga Nn. Z tidak pernah atau tidak sedang menderita asma, alergi,
hemofillia, thalassemia, cacat bawaan, preeklampsia, hepatitis, dan TBC.
9. Pola Kebiasaan yang Memperngaruhi Kesehatan
a. Meminum alcohol : Tidak
b. Merokok : Tidak
c. Olahraga (min. 30 menit/hari) : Tidak pernah

10
11

10. Pola Fungsional Kesehatan

a. Nutrisi : Makan 3 kali sehari dengan porsi sedang, terdiri dari nasi,
ayam, telur, daging, jarang mengkonsumsi buah dan sayur
Minum air putih 8-9 gelas sehari. Tidak ada pantangan/alergi
makanan

b. Eliminasi : BAB 1 kali sekali, kadang-kadang keras, warna kuning khas, tidak
ada keluhan sakit saat BAB/ BAK 4-6 kali sehari, tidak nyeri saat berkemih

c. Istirahat : jarang tidur siang dan pada malam hari tidur 7-8 jam
d. Aktivitas : Sekolah dan membantu pekerjaan rumah
e. Hygiene : Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, ganti celana
dalam 2 kali/hari setelah mandi atau setiap kali basah.
f. Riwayat Psikososial Budaya
a. Nn. Z mengatakan rutin melaksanakan sholat 5 waktu setiap hari dan
mengaji.

b. Nn. Z mengatakan memiliki hubungan yang baik dengan orang tua, adik-
adik maupun teman-teman sebaya nya.

B. Objektif

1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Antropometri :
BB : 50.7 kg
TB : 155 cm
IMT : 21,1 kg/m2
LILA : 23,5 cm
d. Tanda-tanda Vital
TD : 100/60 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
(1) Bentuk tubuh : Normal
12

(2) Wajah : Wajah tidak pucat, tidak ada kelainan yang


Berkenaan dengan genetic seperti sindrom down
(3) Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
(4) Mulut : Bibir tidak pucat, lembab tidak kering
(5) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
(6) Dada : Tidak dilakukan pemeriksaan
(7) Abdomen : Tidak ada pembesaran, simetris
Anogenital : Tidak dilakukan pemeriksaan
3. Pemeriksaan Laboratorium (tidak dilakukan pemeriksaan)

C. Analisa
Nn. Z usia 17 tahun dengan dismenore primer pada remaja.

D. Penatalaksanaan
1. Jelaskan hasil pemeriksaan.
(Nn.Z mengetahui hasil pemeriksaan)
2. Berikan KIE tentang penjelasan mengenai diseminore, penyebab disminore dan
upaya mengatasinya
(Nn. Z paham dengan penjerlasan yang diberikan oleh bidan dan akan
menerapkan cara-cara untuk mengatasi amenore sesuai yang disampaikan oleh
bidan).
3. Memberi penjelasan pada Nn. Z bahwa disminorea yang dialaminya disminore
primer yaitu rasa sakit pada perut bagian bawah yang menyertai menstruasi
pada remaja, yang tidak disebabkan oleh kelainan pada rahim dan dapat
menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari.
(Nn Z. mengerti dengan apa yang dialaminya)
4. Menganjurkan untuk makan-makanan bergizi dan gizi seimbang,
memperbanyakmengkonsumsi protein dan sayuran hijau, olahraga teratur, serta
istirahat cukup siang 1-2 jam dan malam 8 jam.
(Nn. Z bersedia melakukan anjuran sesuai yang diberitahukan oleh bidan)
5. Menganjurkan kepada Ibu Nn. Z, untuk membantu meredakan nyeri haid atau
diseminore yang dialami oleh anaknya, misal membantu untuk menyiapkan air
kompres hangat.
(Ibu Nn. Z mengerti dan akan melakukan anjuran sesuai yang dijelaskan oleh
13

bidan)
6. Mengjarkan cara untuk mengurangi nyeri dismenore pada Nn. Z dengan
menggosok-gosok perut atau pinggang yang sakit dan tarik nafas dalam- dalam
secara perlahan agar merasa rileks, saat nyeri dismenore mulai dirasakan.
(Nn. Z bersedia melakukan anjuran sesuai yang diberitahukan oleh bidan)
7. Memberikan obat oral paracetamol 500mg sebagai pereda nyeri kepada Nn. Z
untuk diminum saat merasakan nyeri dismenore yang sangat menganggu dan
memberikan tablet tambah darah untuk diminum secara teratur 1x setiap
minggu, untuk memberikan tambahan asupan zat besi.
(Nn. Z bersedia melakukan anjuran sesuai yang diberitahukan oleh bidan)
8. Menganjurkan Nn.Z konsultasi ulang langsung ke puskesmas apabila
disminore yang dialami tidak kunjung berkurang setiap bulan nya atau masalah
kesehatan lainya atau menghubungi via WA untuk evaluasi setelah menerapkan
cara-cara mengatasi disminore)
(Nn. Z bersedia konsultasi atau menghubungi via WA atau apabila ada masalah
kesehatan lainya).
9. Dokumentasi
(Sudah dilakukan dokumentasi)
14

BAB IV PEMBAHASAN

Nn. Z berusia 17 tahun, mengatakan bahwa mengalami keluhan sakit perut


dibagian bawah saat hari 1-3 menstruasi. Sakit yang dirasakan lumayan mengganggu
aktivitas sekolah online, karena rasanya seperti kram, sehingga membuat ingin
berbaring. Saat menstruasi Nn.O mengganti pembalut sehari 3-4 kali sehari, yaitu
saat mandi pagi-sore, jika merasa pembalutnya penuh dan saat mau tidur. Nn. Z
mengalami mestruasi pertama kali saat usia 13 tahun, lama mestruasinya sekitar 7-8
hari. Aktivitas sehari hari hanya sekolah online dan membantu melakukan pekerjaan
rumah, terkadang keluar rumah bersama teman-teman perempuan untuk bermain
atau mengerjakan tugas bersama. Hubungan dengan keluarga atau orang tua sangat
baik tetapi selama mengalami hal ini Nn. Z hanya menceritakan kepada ibunya saja.
Nn.Z mengatakan bahwa ia hanya mendapatkan informasi dari internet saja dan malu
ketika ingin berkonsultasi langsung dengan petugas kesehatan. Nn. Z dan keluarga
mengatatakan sedang tidak menderita atau mempunyai riwayat penyakit menurun,
menular ataupun menahun.
Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa Nn. Z mengalami disminore
yang mengganggu aktivitas sehari-hari nya. Secara teori diagnosa potensial dari
dismenore primer dapat terjadi kista. Sebuah penelitian mengemukakan bahwa
dismenore digambarkan sebagai nyeri haid pada remaja dengan susunan organ
panggul normal, biasanya dimulai pada masa remaja. Wanita yang terkena akan
merasakan nyeri tajam dan tajam yang biasanya muncul di daerah suprabupik
merambat ke posisi belakang punggung bagian bawah. Gejala sistemik neusea
muntah, rasa sakit, kelelahan, demam karena susu dan sakit kepala atau pusing cukup
umum (Katwal dkk, 2016). Intensitas nyeri dismenore yang dirasakan Nn. Z
termasuk dalam kategori sedang. Menurut Runiari (2019), disminore sedang yaitu
seseorang mulai merasakan nyeri yang semakin kuat, nyeri dirasakan menjalar
hingga kepinggang dan punggung, penderita masih dapat melakukan aktivitas tetapi
terhambat.
Penatalaksanaan yang dilakukan oleh bidan saat kunjungan rumah salah
satunya adalah menganjurkan untuk kompres hangat, teknik relaksasi dan pemberian
obat analgetik. Hal tersebut sesuai dengan teori menurut Runiari (2019), adapun
upaya-upaya penanganan yang dapat dilakukan remaja putri ketika mengalami
disminorea yaitu dengan cara penanganan non farmakologi dan farmakologi.
15

Penanganan dengan cara non farmakologi terdiri dari pemberian kompres hangat ,
terapi musik, mengkosumsi jamu kunyit asam, melakukan pijatan, dan olah raga
senam yang teratur. Upaya penangaan disminorea dengan farmakologi yaitu
menggunakan jenis obat prostaglandin inhibitor yaitu dengan NSAID (Non Steroidal
Anti- inflammatory Drugs) dan analgetik (Sukarni, 2013).
Pemberian tablet tambah darah juga dilakukan oleh bidan dengan
menganjurkan untuk diminum satu kali setiap minggu. Hal tersebut sesuai dengan
anjuran Pemerintah Indonesia yang berupaya untuk mengatasi hal tersebut yang
tertuang dalam RPJMN 2015-2019 yaitu pada sasaran pokok yang pertama
berupa meningkatnya status kesehatan ibu dan Anak. Usaha yang dilakukan
pemerintah indonesia yaitu melalui usaha kesehatan sekolah dan remaja(5).Salah
satu program pemerintah yaitu pemberian Tabet Tambah Darah (TTD)
pada remaja puteri. Remajaputri diharuskan untuk mengkonsumsi TTD karena
mengalami menstruasi setiap bulan. TTD jugaberguna untuk mengganti zat besi
yang hilang karena menstruasi dan untuk memenuhi kebutuhan zat besi yang belum
tercukupi dari makanan. Zat besi pada remaja putri juga bermanfaat untuk
meningkatkan konsentrasi belajar, menjaga kebugaran dan mencegah terjadinya
anemia pada calon ibu di masa mendatang (Fitriana, 2019).
.
16

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan pada remaja yang diberikan pada Nn. Z diberikan berdasarkan
penatalaksanaan kasus pada remaja dan perimenopause, dengan kesimpulkan:
1. Pada anamnesa data subyektif pada kasus Nn. Z usia 17 tahun pada saat
pemeriksaan kunjungan rumah mengeluh bahwa mersakan keluhan setiap awal
menstruasi (hari 1-3), yaitu nyeri perut bagian bawah, terkadang sampai pinggang
dan membuat lemas untuk mengikuti sekolah online atau kegiatan lain.
2. Pada pengkajian data objektif didapatkan hasil pemeriksaan Nn. Z dalam
keadaan baik.
3. Hasil analisa yang dapat ditegakkan pada kasus ini adalah Nn. Z usia 17 tahun
dengan dismenore primer pada remaja.
4. Pelaksanaan asuhan kebidanan kebidanan Nn. Z usia 17 tahun, yaitu
memberikan KIE tentang dismenore, menganjurkan untuk kompres hangat,
teknik relaksasi, pemberian obat analgetik dan tablet tambah darah.

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan adanya laporan ini, mahasiswa menjadi mengerti tentang
dismenore dan upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang profesi kebidanan
mengenai dismenore khususnya pada remaja dan cara mengatasinya.
3. Bagi Remaja Putri
Diharapkan dengan adanya laporan ini, remaja putri menjadi mengerti
tentang dismenore, serta bagaimana cara mengatasinya agar tidak berlanjut, serta
tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
4. Bagi Tempat Praktik
Perlu diadakan penyuluhan dan sosialisasi mengenai kesehatan reproduksi
pada remaja tentang dismenore serta cara untuk mengatasinya.
17

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, M. A., Lasiaprillianty, I. W., & Danianto, A. (2022). Diagnosis dan Tata Laksana
Dismenore Primer. Cermin Dunia Kedokteran, 49(4), 201-206.
Atikah Proverawati, S. M. 2018. Menarche. Yogyakarta: Nuha Medika. Handika, W. 2010.
Efektivitas Jus Wortel (Daucus Carota L) Terhadap Penurunan Derajat Dismenore
pada Remaja Putri Mahasiswa Stikes Aisyiyah Yogyakarta. Skripsi. Prodi Ilmu
Keperawatan Stikes Aisyiyah. Yogyakarta
Fitriana, F., & Pramardika, D. D. (2019). Evaluasi program tablet tambah darah pada remaja
putri. Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI), 2(3), 200-207.
Katwal, P. C., Karki, N. R., Sharma, P., & Tamrakar, S. R. Dismenore and stress among the
nepalese medical students. Kathmandu University Medical Journal; 2016, 14(56),
318–321.
Kowalak. Buku Ajar Patofisiologis. Jakarta: EGC; 2013.
Kusmiran, E. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Salemba Medika: Jakarta; 2016.
Larasati, T. A., & Alatas, F. Dismenore primer dan faktor risiko Dismenore primer pada
Remaja. Jurnal Majority; 2016. 5(3), 79-84.
Rukiyah, Yulianti. 2012. Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : CV. Trans Info Media.
Runiari, N. (2019). Derajat Disminorea Dengan Upaya Penanganan Pada Remaja
Putri. Jurnal Gema Keperawatan, 12(2).
Shanbhag D, Shilpa R, D'Souza N, Perception regarding menstruation and Practices during
menstrual cycles among high school going adolescent girls in resource limited setting
around Bangalore city, Karnataka, India. International Journal of Collaborative
Research on Internal Medicine and Public Health.2012;4(7):1354 - 136.
Sudarti, dkk. 2010. Buku Ajar Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Sukarni K, Icemi & Wahyu P.2013.Buku Ajar Keperwatan Maternitas.Yogjakarta: Nuha
Medika
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC
WHO. 2015. Profil Kesehatan Dunia

Anda mungkin juga menyukai