Pada hari Senin Ibu Jasmaniar dan guru piket ingin mengecek kehadiran siswa saat upacara namun
mendapati salah satu murid kelas 6 yaitu Jovan berada di dalam kelas 5 saat upacara sedang
berlangsung. Murid tersebut tidak mengikuti upacara dan kedapatan menggeledah tas milik kelas
lain. Saat Ibu Jasmaniar menanyakan perihal tindakan yang dia lakukan, dia berdalih sedang disuruh
oleh wali kelas 6 dan murid pemilik tas untuk mengambil pulpen. Selesai upacara Ibu Jasmaniar
mengajak Jovan ke ruang guru untuk dimintai keterangan lebih lanjut, Ibu Jasmaniar juga memanggil
wali kelas 6 dan murid pemilik tas untuk dimintai keterangan atas pernyataan Jovan tadi. Namun
dalam diskusi tersebut wali kelas dan murid kelas 5 pemilik tas tidak membenarkan pernyataan
Jovan sehingga dapat disimpulkan Jovan berbohong. Ibu Jasmaniar dan guru piket tidak menemukan
titik terang sebab Jovan tetap tidak mau mengakui apa motif sebenarnya dia melakukan
penggeledahan. Sementara pada hari yang sama ada murid lain kelas 5 yang kehilangan uang saat
upacara dan menurut pengakuan salah seorang murid dia melihat Jovan seorang berada di sekitar
kelas namun murid 5 tersebut tidak berani menuduh tanpa ada bukti.
Keesokan harinya Ibu Jasmaniar memanggil Jovan kembali berbicara dari hati ke hati dibantu oleh
guru piket. Dari diskusi mereka akhirnya Jovan mau mengakui kesalahannya dan berjanji akan
bertanggung jawab mengganti uang temannya yang hilang dengan menyisihkan separuh uang yang
dia peroleh saat bekerja sebagai manol jagung karena ayahnya sedang sakit. Jovan memohon
kepada Ibu Jasmaniar untuk menjaga nama baiknya tanpa memberi tahu murid yang kecurian uang
bahwa sosok pencurinya adalah Jovan sebab dia merasa malu jika kelak menjadi bahan pergunjingan
satu sekolah. Jovan juga memohon agar pelanggarannya tidak dituliskan dalam buku pelanggaran
murid sebab jika peringatan sudah mencapai batas maka Jovan terancam akan dikeluarkan dari
sekolah. Akhirnya Ibu Jasmaniar memutuskan untuk memberi kesempatan kepada Jovan sebab
Jovan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya dan berniat bertanggung jawab.
Uji legal:
Ada pelanggaran hukum
Uji regualsi :
Peraturan atau etika
Uji intuisi :
Ada yang salah
Uji publikasi :
Jika dipublikasikan, maka murid tersebut merasa tidak nyaman karena nama baiknya tercoreng dan
guru melanggar rasa kemanusiaan
Uji panutan :
Keputusan yang akan diambil oleh panutan atau ayah jovan, ayah jovan marah dan kecewa
mendengar perbuatan anaknya tersebut
Pengujian paradigma :
Keadilan melawan rasa kemanusiaan
Buat keputusan :
Memutuskan jovan telah melakukan kesalahan dan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya
tanpa mempermalukan jovan didepan murid lain
Kesimpulan :
Dalam mengambil keputusan, ada sembilan langkah yang dapat dilakukan yakni mengenali nilai-nilai
yang bertentangan, menentukan yang terlibat, mengumpulkan fakta yang relevan, menguji benar
atau salah, menguji paradigma, melakukan prinsip resolusi, membuat keputusan, dan melihat lagi
keputusan dan merefleksikannya