Anda di halaman 1dari 4

Kajian Orang Tua TK Sahabat: “Tidak Ada Anak Nakal”, oleh Ibu Ir.

Saptawati.

Dirangkum oleh: Syima (Ummu Zayden)

Keterangan: Menit 0-19 ada gangguan audio sehingga kajian tidak terdengar. Rangkuman dimulai
dari menit setelahnya.

Bismillaah.

Suami harus turut serta mengurus anak dari awal kehidupan sampai nanti anak dewasa.

Kemudahan dalam mengurus anak adalah semata karena izin dan campur tangan Allaah. Bukan
hanya karena idealisme, teori parenting, pendidikan tinggi, semangat dan tekad yang kuat.

Anak usia TK masi punya harapan besar untuk diperbaiki apabila ada hal pengasuhan yang perlu
diperbaiki.

Anak adalah cerminan kita.

“TIDAK ADA ANAK NAKAL” harus jadi mindset di pikiran kita, agar muncul persepsi POSITIF
terhadap anak kita.

Pelabelan negatif pada anak tanpa disadari akan berperan besar.


Penilaian anak terhadap orang tua akan menjadi penilaian anak, karena anak belum bisa
membuat penilaian sendiri. (Suara kita akan menjadi suara anak). Penilaian baik positif maupun
negatif adalah penanaman. Diterima tanpa disaring, di usia perkembangan pesat 0-7 tahun,
bagaikan spons.

“Mama bilang aku begitu, maka aku percaya bahwa itulah aku”.

Selalu ada alasan dibalik sikap mereka yang berkesan negatif.

Banyak orang tua yang tidak tahu, atau bahkan Tidak MAU tahu kenapa atau apa yang anak
sedang rasakan di balik perilaku tersebut.

Ini bisa dilihat dari 2 sudut pandang:


1. Sudut pandang Islam
2. Sudut pandang psikologi

Dalam sudut pandang islam:


A. Anak lahir dalam keadaan fitrah.
Apa itu fitrah? Ar ruum : 30

Ki hajar dewantoro berkata: “pendidikan harus sesuai kodrat (karakter, minat, kemampuan) anak.”

Ini sesuai dengan konsep “fitrah” dalam islam.

Fitrah seharusnya tidak berubah.

Hadist: setiap anak terlahir dalam fitrah, tapi orang tuanya lah yang merubahnya menjadi majusi
yahudi nasrani.

Ini bukan sekedar tentang “agama” nya, tapi juga akhlak / karakter mereka yang seperti itu.

Jadi intinya, anak itu lahirnya sudah BAGUS, orang tua tinggal merawat menyiram menjaga
membantu berkembang.

Bukan kita yang “membentuk dari awal”.

Proses parenting sudah dimulai dari sebelum menikah. Memperbaiki diri adalah bagian dari
proses menjadi orang tua yang baik.

Coba baca buku: “Fitrah Based-Education”.

Karena sesuai fitrah ini lah, maka mendidik anak tidak bisa sama. Mereka membawa karakteristik
masing-masing yang unik.

Riwayat mengandung / kehamilan anak penting untuk menganalisa karakter anak.

Coba evaluasi kondisi kehamilan dari kesehatan dan komunikasi dengan orang sekitar terutama
dengan suami, karena dari saat itu anak sudah merasa dan mendengar.

Surat Ibrahim : 24
Pengibaratan manusia dengan tumbuhan.
Fitrah keimanan: 0-7 tahun.
Kalau ini berhasil, In Shaaallaah fitrah lainnya mudah.
Semua aktifitas disambungkan pada Allaah. Anak 0-7 tahun jangan dilepas. TALQIN terus.
Bukan doktrin, tapi DIALOG IMAN. Menanamkan aqidah dan akhlak melalui dialog sehari-hari.

Sebab anak berulah:


– butuh perhatian : bukan hanya fisik, tapi juga hati, sentuhan, waktu, komunikasi. Dialog
iman tidak akan terjadi jika terlalu terburu-buru tidak banyak waktu dengan anak.
– Pola asuh kurang tepat. Helikopter, overprotektif, komando, otoriter, permisif, etc.
– Penasaran
– Mencontoh perilaku orang lain
– Belum bisa koordinasi diri dengan baik, mengungkapkan keinginan / mewujudkan
kebutuhan
– Punya masalah kesehatan mental tertentu
– Ingin bebas tanpa diatur
– Memperlihatkan kekuasaan

Istri sangat berperan dalam rumah tangga.


Istri baik besar kemungkinan satu keluarga akan menjadi baik.

Menerima —> introspeksi hubungan dengan Allaah dan anak —> peluk anak dan memaafkan —>
dialog —> Perbaiki.

Tapi ingat, senjata paling utama adalah DOA.

Perbaiki terus hubungan dengan Allaah.


Tujuan kita adalah mendidik anak yang soleh dan muslim.

Soleh saja tidak cukup. Butuh menjadi muslim yaitu orang yang mau melakukan perbaikan dan
perubahan , menjadi pemimpin baik bagi umat islam.

Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrota a’yunin waj’alnaa lilmuttaqiina


imaamaa…

Alhamdu Lillaahi robbil ‘aalamiin.

Jazaakunnallaah khayraan,
Ibunda Saptawati, dan Para Ibu Guru TK Sahabat, yang semoga dirahmati Allaah.

Minggu, 19 Maret, 2023.

Anda mungkin juga menyukai