Anda di halaman 1dari 13

Kebidanan dalam Islam

AYAT – AYAT SEBAGAI INTERKONEKSI ILMU


PENGETAHUAN KEBIDANAN

Dosen Pengampu : Mufdlilah, S.Pd., S.Si.T., M.Sc

Disusun oleh :
Ratna Prahesti ( 090104041 )
Tri Budi Rahayu ( 090104042 )
Lina Kurniawati ( 090104043 )
Renny Meydisari ( 090104044 )
Yitnaning Riyanti ( 090104045 )

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN `AISYIYAH
YOGYAKARTA
2010
AYAT – AYAT AL QUR’AN SEBAGAI INTERKONEKSI ILMU
PENGETAHUAN

Manusia merupakan ciptaan Allah yang paling mulia dari makhluk


lainnya, karena manusia diberi akal. Dengan menggunakan akalnya manusia
berpikir tentang kehidupan ( baik tentang manusia maupun alam semesta ) sebagai
ilmu dasar, kemudian mengembangkan ilmu – ilmu dasar tersebut menjadi ilmu –
ilmu pengetahuan dan teknologi yang lengkap.
Pendidikan kebidanan berorientasi kepada ilmu, bermakna bahwa institusi
pendidikan kebidanan selalu mengikuti perkembangan ilmu khususnya ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan. Melalui kurikulum pendidikan,
khususnya materi pendidikan dan berbagai bentuk pengalaman belajar yang
dilaksanakan di dalam suatu lingkungan belajar yang dilengkapi dengan sumber
daya pendidikan yang diperlukan, memungkinkan mahasiswa mengikuti dan
menguasai perkembangan ilmu, ilmu pengetahuan dan teknologi
kebidanan/kesehatan dengan baik sehingga dapat ditumbuhkan dan dibina menuju
akhlakul karimah dan kemampuan akademik professional.
Firman Allah dalam QS. Al-Israa ayat 36 :

Ÿw u r ß #ø )s ? $ t B }§øŠs9 y 7 s9 ¾ Ï m Î / í O ù =Ïæ 4 ¨b Î) yì ô J ¡ ¡ 9$ # uŽ|Ç t7 ø9$#ur yŠ#x s à ÿ ø9$#ur


‘@ ä . y7Í ´¯»s9' ré & tb%x. ç m÷Y tã Z wq ä«ó ¡tB ÇÌÏÈ
Artinya : “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”

Islam menekankan pentingnya profesionalisme dalam menyelesaikan


berbagai permasalahan termasuk dalam memberikan pelayanan atau asuhan
kebidanan yang ditujukan bagi masyarakat. Seorang yang professional harus
mempertanggungjawabkan segala yang dikerjakan sebagai perwujudan dari
akhlak muslim sejati.

2
Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

ù&tø%$# É Oó™$$Î/ y7În /u‘ “Ï%© !$# t,n =y{ ÇÊÈ t,n=y{ z `»|¡S M }$# ô`ÏB @ ,n=tã ÇËÈ ù&tø
%$# y7š/u‘ur ã P tø.F {$# ÇÌÈ “Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9
÷L s>÷è tƒ ÇÎÈ
Artinya :
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
(QS. Al-Alaq : 1 - 5)

è %ur Éb >§‘ ’ÎT ÷ŠÎ— $V Jù=Ïã ÇÊÊÍÈ@ ………(

Artinya : “…….Dan Katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu


pengetahuan." (QS. Thaha : 114)

ur Ÿ@ŠÏ% (#r⠓à±S$# (#râ“à±S$$sù Æ ìsùö tƒ ª !$# tûï Ï%©!$# (#qãZ tB#uä öN ä3Z ÏB)sŒÎ# (.……
tûïÏ%©!$#ur (#qè?ré& zOù=Ïèø9$# ;M »y_ u‘yŠ 4 ª!$#ur $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès? ׎Î7yz ÇÊÊÈ
Artinya : “……..Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadillah : 11)

ª!$#ur Nä3y_t÷zr & .`Ïi B È bqäÜ ç/ öNä3ÏF »yg ¨Bé& Ÿw šcq ßJn=÷ès? $\ «ø‹x© Ÿ@yèy_ur ãNä3s9
yìôJ¡¡9$# t»|Á ö/F{$#ur no y‰Ï«øùF{$#ur   öNä3ª =yès9 šcrãä3ô±s? ÇÐÑÈ
Artinya : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl : 78)

3
Oßg÷YÏBur `¨B ãAq à)tƒ !$o Y/u‘ $oYÏ?#uä ’Îû $u‹÷R ‘‰9$# Zp uZ|¡ym ’Îûur ÍotÅ zFy $# ZpuZ|¡ym $oYÏ
%ur z>#x‹tã ͑$¨Z9$# ÇËÉÊÈ
Artinya : “Dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah
Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa
neraka". (QS. Al-Baqarah : 201)

Untuk menyelesaikan berbagai masalah diperlukan penguasaan ilmu


pengetahuan dan mengaplikasikannya dalam setiap praktik professional serta
senantiasa memohon kepada Allah SWT sebagai satu – satunya pemecah masalah
agar kebaikan senantiasa dilimpahkan baik di dunia maupun di akhirat.
Penyelesaian masalah akan dapat berjalan dengan baik jika dilakukan oleh
yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dibidangnya, dengan tetap
mendasarkan pada sumber kebenaran yang hakiki serta senantiasa memohon
petunjuk kepada Allah SWT.
Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut dapat dicapai melalui
rangkaian proses pendidikan yang mencakup isi dan berbagai bentuk pengalaman
belajar yang ditata dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga memungkinkan
mahasiswa dengan pengetahuan dan teknologi yang telah dipahami dan
dikuasainya dengan segenap hati dan perasaannya dapat menjadi landasan utama
dalam melaksanakan pelayanan dan/atau asuhan kebidanan kepada klien secara
efektif dan efisien serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
kebidanan.

Menyelesaikan Masalah Secara Ilmiah

bÎ) tûïÏ%©!$# tbqßJçFõ 3tƒ !$tB $uZø9t“Rr& z`ÏB ÏM»uZÉit7ø9$# 3 “y‰çl ù;$#ur .`ÏB ω÷èt/ $tB ¨
çm»¨Y¨t/ Ä ¨$¨Z=Ï9 ’Îû É=»tG Å3ø9$#   y7Í´¯»s9'ré& ãNå k ß]yèù=tƒ ª!$# ãNåkß]yèù=tƒur
šcqãZÏ軯=9$# ÇÊÎÒÈ
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang Menyembunyikan apa yang telah
Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah
Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila'nati Allah
4
dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat melaknat,” (QS. Al-Baqarah :
159)

óOçGYä. Ÿw tbqçH s>÷ès? ÇÍÌÈ )þ qè=t«ó¡sù Ÿ@÷d r& Ì ø.Ïe %!$# bÎ#( ..………

Artinya : “…….Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan


jika kamu tidak mengetahui,” (QS. An-Nahl : 43)

öNè dãøBr&ur 3“u‘qä© öNæ h uZ÷t/ $£ JÏBur öNßg»uZø%y—u‘ tbqà)ÏÿZムÇÌÑÈ ………

Artinya : “……..Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara


mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada
mereka.” (QS. Asy-Syuura : 38)

ß#ôã$$sù öNåk÷]tã öÏÿøó tGó™$#ur öNçlm ; öNèdö‘Ír$x©ur ’Îû ͐öD F{$# ( 4 (..........
Artinya : “……..Dan maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu…….” (QS. Ali-Imran : 159)

Kemampuan menyelesaikan masalah secara ilmiah mengacu pada sumber


– sumber kebenaran, memperhatikan nilai – nilai keadilan, diperoleh melalui
berbagai bentuk pengalaman belajar secara komprehensif dan integral, yang
ditanamkan sejak dini, sehingga bermanfaat dan tidak merugikan masyarakat dan
lingkungan sekitarnya.
Proses kebidanan merupakan metode pendekatan dan penyelesaian
masalah kebidanan secara ilmiah, dimulai dari pengkajian, menetapkan diagnose
kebidanan, merencanakan asuhan, melaksanakan asuhan kebidanan, sampai
dengan evaluasi dan menetapkan tindak lanjut.
Hasil dari penyelesaian masalah secara ilmiah dengan menggunakan
pendekatan proses kebidanan ini mempunyai berbagai kemungkinan antara lain
berhasil atau gagal dalam menyelesaikan masalah. Keberhasilan tersebut adalah
sesuatu yang kepastiannya berada di luar kemampuan manusia, karena manusia
5
dalam hal tersebut hanya dapat berusaha sedangkan yang menentukan
keberhasilan dari usaha tersebut hanya Allah SWT.
Oleh karena itu mahasiswa wajib meyakini hal tersebut dan
mendakwahkan kepada klien baik individu, keluarga, kelompok, maupun
masyarakat, dengan tetap disertai berbagai sebab ketidakberhasilan tersebut
melalui musyawarah dengan klien dan tim yang terkait guna penyelesaian
masalah selanjutnya disertai tawakal kepada Allah SWT.

AYAT – AYAT YANG BERKAITAN DENGAN ILMU KEBIDANAN


1. Kehamilan
Dalam rahim tubuh ibunya ovum yang telah dibuahi berkembang
menjadi beberapa sel kemudian ia didorong ke dalam rahim dalam bentuk
morula dan dalam bentuk blastula. Sesampainya di dalam rongga rahim
makhluk kecil ini menghujamkan dirinya ke dalam dinding rahim. Peristiwa
ini dinamakan nidasi. Dengan memperoleh makanan melalui darah ibunya
dia berkembang sampai menjadi bayi yang lengkap sebagai manusia
Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh ke dalam makhluk
kecil ini 3 x 40 hari setelah konsepsi, dan terjadilah integrasi antara ruh
dengan tubuh fisik sampai dilahirkan.
Firman Allah dalam QS. Al-Mu’minun ayat 12 – 14 :

ô‰s)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 7 ' s#»n=ߙ `ÏiB &ûü ÏÛ ÇÊËÈ §NèO çm»oYù=yèy_ ZpxÿôÜçR ’Îû
9 ‘#ts% &ûüÅ3¨B ÇÊÌÈ ¢OèO $uZø)n=yz spxÿôܑZ9$# Zps)n=tæ $uZø)n=y‚sù sps)n=yèø9$# ZptóôÒ ãB
$uZø)n=y‚sù sptóôÒßJø9$# $VJ»sà Ïã $tRöq|¡s3sù zO»sàÏèø9$# $VJøt m: ¢OèO çm»tRù' t±Sr& $¸ )ù=yz
tyz#uä 4 x8 u‘$t7tFsù ª!$# ß`|¡ômr& tûüÉ)Î=»sƒø:$# ÇÊÍÈ
Artinya :
12. Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah.
13. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim).

6
14. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah
itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. (QS. Al-Mu’minun : 12 – 14)

Firman Allah dalam QS. Ali Imran ayat 6 :

uqèd “Ï%©!$# óOà2 â‘Èh q|Áム’Îû ÏQ %tn ö‘F{$# y#ø‹x. âä!$t±o„ 4 I w tm»s9Î) žwÎ) uqèd Ⓝ͕yèø9$#
Þ OŠÅ3ys ø9$# ÇÏÈ
Artinya : “Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana
dikehendaki-Nya. tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia,
yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali Imran : 6)

2. Persalinan
Firman Allah SWT :

yg•ƒr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# bÎ) óOçFZä. ’Îû 5 =÷ƒu‘ z`ÏiB Ï]÷èt7ø9$# $¯RÎ*sù /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 5>#tè? $
§NèO `ÏB 7pxÿõܜR §NèO ô`ÏB 7ps)n=tæ ¢OèO `ÏB 7ptóôҕB 7ps)¯=sƒ’C Ύöxî ur 7ps)¯=sƒèC
tûÎiüt7ãYÏj 9 öNä3s9 4 ”É)çRur ’Îû ÏQ%tnö‘F{$# $tB âä!$t±nS #’n<Î) 9@y_r& ‘w K |¡•B §NèO
öNä3ã_̍øƒéU W x øÿÏÛ ¢OèO (#þqäóè=ö7tFÏ9 öNà2£‰ä©r& ( Nà6Z ÏBur `¨B 4 †¯ûuqtGムNà6ZÏBur `¨B –Štãƒ
#’n<Î) ÉAsŒö‘r& ̍ßJãèø9$# Ÿxø‹x6Ï9 zNn=÷ètƒ .`ÏB ω÷èt/ 8 Nù=Ïæ $\«ø‹x© 4 “ts?ur šß ö‘F{$#
Zoy‰ÏB$yd !#sŒÎ*sù $uZø9t“Rr& $ygøŠn=tæ uä!$yJø9$# ôN ¨”tI ÷d$# ôMt/u‘ur ôMtFt6 /Rr&ur `ÏB Èe@à2
£ l ÷ry— 8k ŠÎgt/ ÇÎÈ
Artinya : “Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari
kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari
tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian
dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna,
agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang
Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami
keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu
7
sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan
(adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya
Dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya.
dan kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air
di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai
macam tumbuh-tumbuhan yang indah.” (QS. Al-hajj : 5)

3. Nifas
Berkaitan dengan nifas, Al-Qur’an telah menjelaskan tentang hal
tersebut. Allah berfirman :

uZøŠ¢¹ urur z`»|¡SM}$# Ïm÷ƒy‰Ï 9º uqÎ/ çm÷Fn=uHxq ¼ çm•Bé& $·Z÷dur 4’n? tã 9`÷dur ¼çmè=»|$
ÁÏùur ’Îû Èû÷ütB%tæ Èbr& öà6ô©$# ’Í< y7÷ƒy‰Ï9ºuqÎ9ur ¥’n<Î) 玍ÅÁyJø9$# ÇÊÍÈ
Artinya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua
orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah
yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah
kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.” (QS. Luqman : 14)

4. Keluarga Berencana (KB)


Diantara dalil- dalil yang digunakan para ulama yang membolehkan
KB adalah:
a. Ayat yang menekankan agar meninggalkan generasi yang kuat, bukan
yang lemah:

‚u‹ø9ur šúï Ï%©!$# öqs9 (#qä.ts? ô`ÏB óOÎgÏÿù=yz ZpƒÍh‘èŒ $¸ÿ»yèÅÊ (#qèù%s{ öNÎgøŠn=tæ÷·|
(#qà)Gu‹ù=sù © !$# (#qä9qà)u‹ø9ur Zwöqs% #´‰ƒÏ‰y™ ÇÒÈ
Artinya : “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah,
8
yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan Perkataan yang benar.” (QS. An-Nisa : 9)

b. Ayat Al-Quran menekankan agar merencanakan keluarga dengan


menjaga kesehatan ibu dan anak baik selama hamil, melahirkan,
menyusui, dan memeliharanya. Seperti dinyatakan dalam ayat:

uZøŠ¢¹ urur z`»|¡SM}$# Ïm÷ƒy‰Ï 9º uqÎ/ $·Z»|¡ômÎ) ( çm÷Fn=uHxq ¼çm•Bé& $\döä. çm÷Gyè|Êurur $\$
döä. ( ¼çmè=÷Hxqur ¼çmè=»|ÁÏùur tbqèW »n=rO #·öky 4 #Ó ¨L ym #sŒÎ) x÷n=t/ ¼çn £‰ä©r&
x÷n=t/ur z`ŠÏèt/ö‘r& ZpuZy™ tA$s% Éb>u‘ û ÓÍ_ ôãΗ÷rr& ÷br& tä3ô©r& y7tFyJ÷èÏR ûÓÉL©9$# |
MôJyè÷Rr& ¥’n?tã 4’n?tãur £“t$ Î!ºur ÷br&ur Ÿ@uHùå r& $[sÎ=»|¹ çm9 |Êös? ôx Î=ô¹r&ur ’Í< ’Îû
ûÓÉLƒÍh‘èŒ ( ’Îo TÎ) àMö6è? y7ø‹s9Î) ’ÎoTÎ)ur z`ÏB tûüÏHÍ>ó¡ßJø9$# ÇÊÎÈ
Artinya : “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik
kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah
payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya
sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila Dia telah
dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku,
tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau
berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat
amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan
(memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat
kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang
berserah diri". (QS. Al-Ahqaf : 15)

5. Bayi dan Balita


Al Qur’an telah menegaskan keharusan seorang ibu untuk menyusui
anaknya. Dalam beberapa ayat Al Qur’an, Allah telah berfirman :

ßNºt$Î!ºuqø9$#ur z`÷èÅÊöãƒ £`èdy‰»s9÷rr& Èû÷,s!öqym Èû÷ün=ÏB%x. ( ô`yJÏ9 yŠ#u‘r& br& *


¨LÉê ムsptã$|ʧ9$# 4 ’n?tã ur ϊqä9öqp R ùQ $# ¼ã&s! £`ßgè%ø—Í‘ £`åkèE uqó¡Ï.ur Å$r ã÷èpRùQ$$Î/ 4

9
Ÿw ß#¯=s3è? ë §øÿtR žwÎ) $ygyèó™ãr 4 Ÿw §‘!$ŸÒè? 8 ot$Î!ºur $ydÏ$s!uqÎ/ Ÿwur ׊qä9öqtB ¼çm©9 ¾ÍnÏ$s!
uqÎ/ 4 ’n?tãur Ï^͑#uqø9$# ã@÷V ÏB y7Ï9ºsŒ 3 ÷bÎ*sù #yŠ#u‘r& »w$|ÁÏù `tã <Ú#ts? $uKåk÷]ÏiB
9‘ãr$t±s?ur Ÿxsù yy$ oYã_ $yJÍköŽn=tã 3 ÷bÎ)ur öN›?Šu‘r& br& (#þqãèÅÊ÷ŽtIó¡n@ ö/ä.y‰»s9÷rr&
Ÿxsù yy$uZã_ ö/ä3ø‹n=tæ #sŒÎ) NçFôJ¯=y™ !$¨B Läêø‹s?#uä Å$rá ÷èpRùQ$$Î/ 3 (#qà)¨?$#ur ©!$#
(#þqßJn=ôã$#ur ¨br& ©!$# $oÿ Ï3 tbqè=uK÷ès? ׎ÅÁt/ ÇËÌÌÈ
Artinya : “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun
penuh, Yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. dan kewajiban
ayah memberi Makan dan pakaian kepada Para ibu dengan cara ma'ruf.
seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya.
janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang
ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. apabila
keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya
dan permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya. dan jika kamu
ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka tidak ada dosa bagimu
apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. bertakwalah
kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat apa yang
kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah : 233)

6. Anak
Manusia adalah mahluk yang sempurna yang dapat berubah menjadi
manusia, binatang, tumbuhan, bahkan bisa melebihi sifat setan dan malaikat.
Komponen yang dapat membuat perubahan tersebut adalah Ruh. Manusia
terdiri dari tiga unsur yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Pertama, ruh tumbuhan yang mempunyai sifat makan, minum dan
berkembang biak, kedua, ruh binatang yang bersifat mengamati dengan
panca indra dan bergerak ,Ketiga, ruh manusia yang bersifat berfikir
(manusia dianugrahkan akal fikiran dan budi pekerti).
Dalam proses terciptanya suatu makhuk kecil yang baru diawali
dengan adanya pernikahan yang kemudian dari pernikahan tersebut
bertemulah antara sperma dengan ovum di dalam rahim seorang wanita.

10
Dalam Al-Quran dijelaskan pada surat Al-Mu’minun ayat 12, 13 dan
14 dimana manusia itu diciptakan dari suatu saripati tanah yang diubahnya
menjadi air mani yang disimpan didalam rahim, kemudian air mani tersebut
dijadikan segumpal darah kemudian dijadikan segumpal daging yang pada
akhirnya nanti menjadi makhluk Tuhan dengan berbentuk lain-lain.

7. Kesehatan Reproduksi
Islam sebagai agama universal yang dianut oleh sebagian besar
rakyat Indonesia, member pedoman hidup kepada umat manusia dalam
segala aspeknya. Islam mengatur dan member arah kepada manusia dalam
melaksanakan fungsi reproduksinya, kearah tujuan yang benar dan baik,
sesuai dengan kedudukan manusia sebagai makhluk yang beradab dan
terhormat. Oleh karena itu dalam Al-quran dan Al- Hadist termaktub
pedoman yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi baik dalam tingkat
konseptual maupun operasional.
Dalam hal ini, agama Islam juga mempunyai pandangan tersendiri
mengenai kesehatan reproduksi dari masa konsepsi sampai masa menopouse,
misalnya pada proses penciptaannya manusia, manusia diciptakan untuk
berpasang-pasangan, adanya pernikahan dan hubungan seksual, terjadi
kehamilan, persalianan, nifas, sampai anaknya tumbuh menjadi dewasa dan
bisa untuk hidup mandiri.
a. Pandangan islam mengenai penciptaan manusia
Allah menciptakan manusia terdiri dari dua unsure yaitu unsure
rohani / jiwa dan unsure jasmani, yang dalam kehidupannya mereka
saling berkaitan satu sama yang lainnya.
Dalam surat Al-Araf ayat 172 tertulis bahwa sebelum Allah
SWT meniupkan janin di dalam rahim maka diadakan perjanjian
dengan ruh di Lauh-Mahfuzh akan beriman kepada Allah SWT dan
mengakui keesaan-Nya.
Sedangkan dalam surat Al-Mu’minun ayat 12-14 tertuang
bagaimana proses manusia itu diciptakan dari suatu saripati tanah
11
yang diubahnya menjadi air mani yang disimpan didalam rahim,
kemudian air mani tersebut dijadikan segumpal darah kemudian
dijadikan segumpal daging yang pada akhirnya nanti dijadikannya
makhluk Tuhan dengan berbentuk lain-lain.
Dari kedua ayat tersebut disimpulkan bahwa dalam Al-Quran
pun telah diuraikan sebelumnya mengenai proses dimana manusia itu
diciptakan sebelum adanya ilmu pengetahuan dan teknologi.
b. Manusia diciptakan untuk berpasang-pasangan
Setelah manusia diciptakan, maka untuk melangsungkan
kehidupan manusia, Allah SWT menciptakan Laki-laki dan
perempuan untuk berpasang-pasangan seperti halnya yang tercantum
pada surat Adz-Dzariat ayat 49.
Supaya manusia itu dapat saling berpasang-pasangan maka
manusia itu harus dibekali suatu ilmu pengetahuan, misalnya ilmu
agama sehingga agar meningkatkan ibadahnya, pengenalan mengenai
alat-alat reproduksi baik itu perempuan maupun laki-laki, menjaga
pandangan agar terhindar dari pergaulan bebas / kumpul kebo yang
pada akhirnya terjadi kehamilan yang tidak dikehendaki sehingga
dapat berakhir juga dengan aborsi dimana antara laki-laki dan
perempuan belum siap untuk menjadi orang tua bagi anak yang
dikandungnya.
c. Pernikahan
Salah satu fitrah manusia yang telah diberikan oleh Allah SWT
adalah fitrah berupa dorongan seksual, yang antara lain bertujuan agar
kehidupan manusia dapat berlanjut hingga akhir kiamat. Oleh karena
itu penyalurannya harus ada aturan dan dapat dipertanggung
jawabkan.
Dalam pernikahan hubungan seksual antara suami dan istri itu
memiliki nilai ibadah yang mendatangkan pahala, namun jika
dilakukan diluar nikah atau berzina maka hukumnya dosa dan
menerima siksa serta bencana dikemudian harinya.
12
d. Kehamilan, persalinan dan nifas
Mengingat proses kehamilan dan persalinan yang begitu berat
baik dari segi fisik, mental dan spiritual maka perempuan yang hamil
hendaknya :
a) Memiliki kesiapan mental yang cukup menghadapi kehamilan
dan persalinan
b) Memiliki kesiapan mental menghadapi persoalan rumah tangga
dan mendidik anak
c) Kesehatan jasmani yang memadai
d) Usia yang cukup
e) Berada dalam bingkai pernikahan
Kesemuanya itu dengan sendirinya harus diimabangi secara
sepadan oleh suami, dalam bentuk tanggung jawab sebagai kepala
rumah tangga, yaitu mencukupi kebutuhan sehari-hari serta
melindungi dan mengayominya secara fisik, mental, dan spiritual.
Dari pernyataan diatas dapat simpulkan bahwa dalam ilmu
kesehatan reproduksi yang mempelajari siklus kehidupan manusia dari
masa konsepsi sampai masa menopause tidaknya dapat kita lihat di
sekolah kesehatan tetapi dalam Al-quran pun telah dijelaskan dan
diuraikan secara jelas bahkan sebelum ilmu pengetahuan dan
teknologi maju seperti sekarang ini.

13

Anda mungkin juga menyukai