Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH PENGANGKATAN GURU HONORER MENJADI GURU PNS

DI SDI AL-ISHLAH KECAMATAN GENTENG BANYUWANGI


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pada 3 April 2018, Wapres Jusuf Kalla (JK) memberikan angin segar soal rencana pemerintah
mengangkat guru honorer menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Mereka diharapkan akan menggantikan
posisi 5 ribu guru yang pensiun setiap tahunnya. Jika janji tersebut direalisasikan, maka ini akan menjadi
kenyataan yang indah untuk para guru honorer. Selama ini, para guru honorer kerap tidak mendapatkan
penghargaan yang layak dari pemerintah untuk setiap pengabdiannya. Bagaimana sebenarnya guru
honorer bekerja selama ini? Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 tentang
Pengangkatan Tenaga Honorer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil dalam Peraturan Pemerintah Nomor
56 Tahun 2012, tenaga honorer adalah seseorang yang diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian atau
pejabat lain dalam pemerintahan untuk melaksanakan tugas tertentu pada instansi pemerintah atau yang
penghasilannya menjadi beban APBN atau APBD. Setelah lahirnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), Tenaga Honorer diganti dengan istilah Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PPPK, seperti yang dimaksud dalam UU No. 5 Tahun 2014 Pasal 1
Nomor 4, yaitu warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan
perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada tahun pelajaran 2017/2018, jumlah
guru honorer daerah sebesar 155.096 orang atau sekitar 1/8 dibandingkan guru dengan status PNS.
Jumlah guru tetap dengan status PNS sendiri sebesar 1.276.220 orang. Pengangkatan guru honorer
menjadi PNS sangat perlu dilakukan. Hal ini disebabkan rasio guru per murid di Indonesia masih banyak
yang berada di bawah rata-rata nasional, baik di jenjang SD, SMP, maupun SMA. Secara keseluruhan,
ada 11 provinsi di Indonesia dengan rasio guru per siswa di bawah rata-rata nasional. Guru honorer
daerah paling besar berada di tingkat Sekolah Dasar. Jumlahnya mencapai 99.978 orang pada periode
2017/2018. Sedangkan, pada tingkat SMP dan SMA jumlahnya masing-masing sebesar 37.077 dan
18.041. Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, guru honorer tersebar di
beberapa kota di Indonesia. Pada jenjang SD misalnya, Jawa Timur memiliki paling banyak guru honorer
dengan 9.318 dari total 99.978 guru.
Pengangkatan guru honorer menjadi PNS memang tidak terelakkan. Dengan perubahan status ini,
guru honorer yang awalnya tidak mendapat kejelasan mengenai pendapatan dan tunjangan, selanjutnya
akan memiliki kepastian. Selain itu, pemerintah pun perlu melakukan penataan dan pemerataan guru
honorer. Redistribusi perlu dilakukan agar mereka dapat berkontribusi dan membantu kebutuhan guru di
daerah tertinggal, terluar, dan terdepan. Dengan demikian, guru honorer yang nantinya diangkat menjadi
PNS dapat menjadi jawaban dalam upaya menekan kekurangan guru secara nasional. Untuk
pelaksanaanya serentak terlaksana pada tahun 2022 ini. Penghapusan tenaga kerja honorer disemua
lingkungan instansi pemerintah sebagian sudah terealisasi. Pasalnya pemerintah juga telah
mengajukan skema pengangkatan tenaga kerja honorer menjadi PNS dan PPK ditahun 2022 ini,
hal tersebut diketahui dari surrat edaran KemenPaRB yang membahas mengenai pendataan
tenaga ASN. Didalam isi SE Nomor B/1551/M.SM.01.00/2022, yang diterbitkan pada tanggal 22
Juli 2022, dijelaskan bahwasanya status kepegawaian dilingkungan in stansi pemerintahan hanya
ada dua jenis, yakni PNS dan PPK.
Hal ini berdampak pada salah satu sekolah dasar dikabupaten banyuwangi, semenjak
beredarnya pemberitahuan tentang pengangkatan guru honorer menjadi guru PNS, rata-rata guru
yang mengajar di SDI AL-ISHLAH sudah memenuhi persyaratan pengangkatan, dari sini dapat
terlihat bahwa aka nada beberapa guru yang akan dipindah tugaskan disekolah tertentu. Yang
pastinya akan lebih difasilitasi oleh pemerintah setempat. Dikarenakan pemindahan penugasan
mengajar ini, SDI AL-ISHLAH mengalami kekurangan pada tenaga pengajar, sehingga
berdampak pada jam belajar siswa yang kurang efektif dan kewalahannya guru yang mengampu
tugas mengajar yang dirangkap.

2.1 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana kondisi SDI AL-ISHLAH pada saat ini ?
2. Bagaimana kendala pengajaran pada SDI AL-ISHLAH ?
3. Bagaimana upaya pengajaran pada siswa di SDI AL-ISHLAH ?

3.1 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui kondisi SDI AL-ISHLAH pasca pengangkatan terealisasi
2. Untuk mengetahui berbagai kendala pengajaran di SDI AL-ISHLAH
3. Untuk mengetahui penanggulangan dampak yang terjadi pada SDI AL-ISHLAH
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONDISI SDI AL-ISHLAH


Setelah pemerintah mengeluarkan surat edaran mengegnai pengangkatan PNS, tak sedikit
sekolah swasta yang mengalami kendala kekurangan tenaga pengajar, salah satunya pada
SDI AL-ISHLAH yang bertempat dikecamatan Genteng kabupaten Banyuwangi tepatnya
didesa Kaliputih, terkait dengan berkurangnya guru yang mengajar, kini siswa-siswi yang
bersekolah di SDI AL-ISHLAH mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar mengajar,
pelajaran yang seharusnya diajarkanpun terkadang telat disampaikan karena adanya kendala
pengajar, sehingga membuat pembelajaran tidak efektif
B. DAMPAK YANG TERJADI PADA SDI AL-ISHLAH
Dengan adanya kondisi seperti sekarang ini, SDI AL-ISHLAH memiliki kendala-kendala
sebagai berikut.
1. Kekurangan pengajar
Hal ini pastinya sudah menjadi dampak utama, kekurangan pengajar yang
disebabkan dipindah tugaskannya guru lama tanpa adanya guru pengganti, dan
beberapa guru yang tidak sedikit, untuk SDI AL-ISHLAH sendiri memliki 7 guru
yang memasuki persyaratan pengangkatan dan sudah dipindahkan.

2. Jam kosong
Hal ini juga berpengaruh pada prestasi siswa karena penyampaian yang kurang,
siswa-siswi akan cenderung lebih malas belajar dari biasanya, menganggap bahwa
guru sudah jarang masuk dan membiarkan tugas yang diberikan guru pengganti
karna merasa tugas tidak akan dibahas ataupun dikoreksi.
3. Ketidakpercayaan wali murid kepada pihak sekolah
Dikarenakan pengajaran tidak target banyak sekali wali murid yang merasa
kurang percaya lagi pada pembelajaran SDI AL-ISHLAH ini, pasalnya banyak
orang tua yang juga tidak paham mengenai pengangkatan ini, sebagian mengira
bahwa guru tidak mengajar lagi dikarenakan sekolah yang tidak baik disisi lain
orang tua juga takut anak mereka tidak mampu mengikuti pembelajaran teman-
teman yang bersekolah dilain tempat hingga ini menyebabkan banyaknya siswa-
siswi yang pindah sekolah.
4. Ujian yang tidak terkondisi
Ujian adalah babak penguji bagi pelajaran yang sudah disampaikan, tidak
terkondisinya ujian adalah dengan lokasi ujian yang berbeda-beda sedangkan guru
pengawas tidak mencukupi dan beberapa nilai siswa-siswi merosot jauh dari nilai
kkm, ini juga menjadi pertimbangan yang berat bagi para guru karna tidak dapat
terkondisinya secara penuh penilaian karakter siswa disekolah.
C. PENANGGULANGAN YANG DILAKUKAN DI SDI AL-ISHLAH
1. Kekurangan pelajar diatasi dengan pembukaan lowongan pengajar bahkan
mahasiswa sekitar diminta sebagai guru pengampudan digaji layaknya guru
honorer dan dapat menyelesaikan kuliah dengan mengajar.
2. Pada jam kosong saat pelajaran akan diisi oleh tugas-tugas yang mendidik dan
tetap diawasi
3. Untuk kepercayaan wali murid ini dapat dialihkan dengan adanya biaya yang
murah untuk bersekolah, sehingga wali murid lainnya tidak keberatan meskipun
pelajaran yang disampaikan lambat namun anak masih tetap bisa bersekolah.
4. Untuk ujian yang dilaksanakan SDI AL-ISHLAH menggunakan sistem
gelombang, sehingga pengawasan tetap terealisasi dan ujian berjaan dengan
semestinya

Anda mungkin juga menyukai