Anda di halaman 1dari 24

RANCANGAN PROPOSAL PENYUSUNAN TINDAKAN PENELITIAN

MADRASAH
NAMA JUSMAN_PTM
NO. ABSEN 18
INSTANSI MAN KOTAWARINGIN TIMUR_KALTENG
MATA PELATIHAN PENYUSUNAN TINDAKAN PENELITIAN MADRASAH

JUDUL
MENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN
SOAL HOTS DI MAN KOTAWARINGIN TIMUR MELALUI WORKSHOP

BAB I.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar dan membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Undang-Undang No 4 Tahun
2005 tentang guru dan dosen pasal 1). Dalam menyusun soal HOTS disajikan
berbagai informasi bagi siswa dalam bentuk stimulus. Stimulus dapat berupa
teks, gambar, grafik, tabel, dan lain sebagainya yang berisi informasi-informasi
dari kehidupan nyata (Kemendibud, 2017:42). Guru merupakan kunci penting
dalam keberhasilan memperbaiki mutu pendidikan. Salah satu ciri dari mutu
pendidikan yang baik adalah terciptanya proses pembelajaran yang baik pula,
yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi.
Pembelajaran HOTS mulai mengemuka sejalan dengan adanya
penyempurnaan yang diarahkan pada pencapaian kompetensi abad ke-21 yang
terdiri dari kemampuan untuk berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan
komunikatif. Kompetensi ini bisa tercapai apabila proses pembelajaran dan

1
penilaian mengarah pada terwujudnya keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Belajar berpikir kritis sebagai ciri dari HOTS tidak seperti belajar tentang
materi secara langsung, tetapi berpikir kritis berkaitan dengan bagaimana
memecahkan masalah yang saling berkaitan satu dengan lainnya.
Namun fakta dilapangan seperti di MAN Kotawaringin Timur sebagian
besar guru mengalami kesulitan dalam menyusun dan merancang alat ukur
soal yang berlevel HOTS, guru menyusun soal banyak yang mencopy paste
dari grup whatsapp sesuai dengan Grup mata pelajaran se Indonesia, sehingga
soal yang disajikan dalam ujian bukan hasil karya sendiri dan tidak sesuai
dengan karakter daerah. Bahkan ada guru yang membuat soal asal jadi dan
tidak memperhatikan kaidah penyusunan soal.
Oleh karena itu untuk meningkatkan pemahaman guru dalam penyusunan
soal HOTS di MAN Kotawaringin Timur, perlu diadakan workshop dengan
harapan guru mampu menyusun soal HOTS dengan baik dan sesuai dengan
kaidah penyusunan.
B. Identifikasi Masalah
1. Guru di MAN Kotawaringin Timur mengalami kesulitan dalam
menyusun soal HOTS
2. Guru menyusun Soal dari hasil copy paste dari grup whatsapp
3. Guru menyusun soal tidak mengikuti kaidah penulisan
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi guna mengatasi kesulitan penyusunan soal-soal
HOTS di MAN Kotawaringin Timur yang belum maksimal sehingga
diperlukan peningkatan kemampuan guru dalam menyusun soal Hots.
D. Perumusan Masalah dan Rencana pemecahannya
1. Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah dalam penelitian ini,
maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana cara meningkatkan kemampuan menyusun soal Hots pada
guru di MAN Kotawaringin Timur melalui workshop ?
b. Apakah metode workshop dapat meningkatkan kemampuan menyusun
soal HOTS pada guru di MAN Kotawaringin Timur ?

2
2. Rencana pencapaian
Langkah Metode Workshop Rencana Tindakan
1.Perencanaan :
a. menentukan nama dan jumlah
peserta
b. daftar hadir peserta
1. Penentuan peserta dan materi
2. Menentukan materi workshop
a.menyusun materi ajar
b.LK
c. Bahan tayang
a. Pelaksanaan
1. Menyiapkan Aula (meja,kursi,LCD)
2. Menyiapkan sound system
3. Menyiapkan laptop/komputer
4. Membuat spanduk kegiatan
5. Peserta dibagi 6 kelompok kecil
2. Pengkodisian Kelas dan 6. Peserta menerima materi tentang
penyampaian materi pengertian penilaian berbasis Hots,
memahami indikator Hots,
memahami karakteristik instrumen
penilaian Hots, memahami langkah-
langkah menyusun soal Hots, dan
praktek menyusun soal Hots.
7. Dokumentasi kegiatan
a. Kesesuaian antara materi dengan
penyampaian materi
b. Kemampuan guru menyusun soal
3. Pengamatan
c. Keaktifan peserta mengikuti
workshop
d. Penerapan materi workshop
4. Refleksi 1. Mencermati hasil pelaksanaan

3
workshop
2. Menentukan tindak lanjut hasil
penyusunan soal Hots

E. Tujuan Penelitian
1. Meningkatkan kemampuan menyusun soal Hots pada guru di MAN
Kotawaringin Timur
2. Memantapkan kemampuan dan keterampilan guru dalam menyusun kisi-
kisi soal;
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru dalam menyusun
butir soal sesuai dengan kaidah penulisan butir soal;
4. Memantapkan kemampuan dan keterampilan guru dalam menelaah butir
soal atau analisis butir soal
5. Mempersiapkan kompetensi peserta didik menyongsong abad 21
6. Meningkatkan mutu penilaian.
F. Manfaat Penelitian
Dalam rancangan penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat
kepada semua pihak sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
. (1) Memberikan pengetahuan bagi guru akan pembuatan soal HOTS.
(2) Memberikan konsep-konsep pengembangan pembelajaran yang
berkaitan dengan soal HOTS
(3) Memberikan konsep tentang berpikir abad 21 yaitu kemampuan
berpikir kritis, Kreativitas, Komuniaksi, dan Kolaborasi.
2. Manfaat Praktis
(1) Memberikan masukan kelembaga-lembaga yang mempunyai
kepentingan seperti lembaga MGMP/KKG.
(3) Memberikan masukan bagi guru-guru MAN Kotawaringin Timur
dalam membuat dan mempraktekan penyusunan soal HOTS didalam
pembelajaran.
(2) Peserta didik terbiasa untuk menyelesaikan soal-soal yang HOTS dan

4
memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah,keterampilan
berpikir kritis, berpikir kreatif, kemampuan berargumen, dan
kemampuan mengambil keputusan.

BAB II

5
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Konseptual /Landasan Teori


1. Kemampuan Guru
Pengertian Kemampuan Guru
Menurut Hoetomo (2005: 332), kemampuan berasal dari kata “mampu”
yang berarti kuasa, sanggup melakukan, atau dapat.
Kunandar (2008: 52) menjelaskan tentang pengertian kemampuan
yaitu suatu yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan tugas dan
pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Guru merupakan pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar, dan menengah.
Menurut Nurdin (2010: 128), guru dalam pandangan Islam adalah orang
yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan
mengupayakan seluruh potensi kognitif maupun psikomotorik.
Berdasarkan definisi tersebut dapat peneliti ambil kesimpulan bahwa
kemampuan guru merupakan kecakapan atau kesanggupan yang dikuasai
oleh guru yang digunakan untuk melakukan suatu aktifitas atau kegiatan.

2. Pembuatan Soal Higher Order Thinking Skill (HOTS)


a. Pengertian HOTS
HOTS merupakan suatu proses berpikir peserta didik dalam level kognitif
dan taksonomi pembelajaran seperti metode problem solving, taksonomi
bloom, dan taksonomi pembelajaran, pengajaran, dan penilaian (Saputra,
2016: 91).
HOTS ini meliputi kemampuan pemecahan masalah, kemampuan berpikir
kritis dan kreatif, kemampuan berargumen dan kemampuan mengambil
keputusan.

Menurut Newman dan Wehlage dalam Widodo (2013: 162) dengan HOTS

6
peserta didik akan dapat membedakan ide atau gagasan secara jelas,
berargumen dengan baik, mampu memecahkan masalah, mampu
mengkonstruksi penjelasan, mampu berhipotesis dan memahami hal-hal
kompleks menjadi lebih jelas.
Tujuan utama dari HOTS adalah bagaimana meningkatkan
kemampuan berpikir peserta didik pada level yang lebih tinggi, terutama
yang berkaitan dengan kemampuan untuk berpikir secara kritis dalam
menerima berbagai jenis informasi, berpikir kreatif dalam memecahkan
suatu masalah menggunakan pengetahuan yang dimiliki serta membuat
keputusan dalam situasi-situasi yang kompleks (Saputra, 2016: 91-92).
Soal HOTS merupakan instrumen pengukuran yang digunakan untuk
mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu kemampuan berpikir
yang tidak sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau
merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite) (Kemendikbud, 2018: 10).
Pembuatan soal HOTS mengukur kemampuan, seperti transfer satu konsep
ke konsep lainnya, memproses dan menerapkan informasi, mencari kaitan
dari berbagai informasi yang berbeda-beda, menggunakan informasi untuk
menyelesaikan masalah, dan menelaah ide dan informasi secara kritis.
Berdasarkan pendapat yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan
bahwa HOTS merupakan kemampuan berpikir yang bukan sekedar
mengingat dan menyatakan kembali, tetapi kemampuan berpikir untuk
menelaah informasi secara kritis, kreatif, berkreasi serta mampu
memecahkan masalah
b. Karakteristik Soal HOTS
Menurut Widana (2017: 3-6) karakteristik soal HOTS sangat direkomendasi
kan untuk digunakan pada berbagai bentuk penilaian
kelas, sebagai berikut:
1. Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi Kemampuan berpikir
tingkat tinggi termasuk kemampuan untuk memecahkan masalah
(problem solving) keterampilan berpikir kritis (critical thinking), berpikir
kreatif (creative thinking), kemampuan berargumen (reasoning) dan

7
kemampuan mengambil keputusan (decision making). Kemampuan
berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu kompetensi penting dalam
dunia modern, sehingga wajib dimiliki oleh setiap peserta didik.
Kreativitas menyelesaikan permasalahan dalam HOTS, terdiri atas:
a) Kemampuan menyelesaikan permasalahan yang tidak familiar.
b) Kemampuan mengevaluasi strategi yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
c) Menemukan model-model penyelesaian baru yang berbeda dengan
cara-cara sebelumnya.
Tingkat kesukaran dalam butir soal tidak sama dengan kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Sebagai contoh, untuk mengetahui arti sebuah
kata yang tidak umum mungkin memiliki tingkat kesukaran yang sangat
tinggi, tetapi kemampuan untuk menjawab permasalahan tersebut tidak
termasuk HOTS. Dengan demikian, soal-soal HOTS belum tentu soal-
soal yang memiliki tingkat kesukaran yang tinggi.
2. Berbasis permasalahan kontekstual
Soal-soal HOTS merupakan asesmen yang berbasis situasi nyata dalam
kehidupan sehari-hari, dimana peserta didik diharapkan dapat
menerapkan konsep-konsep pembelajaran di kelas untuk
3. Berbasis permasalahan kontekstual
Soal-soal HOTS merupakan asesmen yang berbasis situasi nyata dalam
kehidupan sehari-hari, dimana peserta didik diharapkan dapat
menerapkan konsep-konsep pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan
masalah. Berikut ini diuraikan lima karakteristik asesmen kontekstual
yang disingkat REACT.
a) Relating, asesmen terkait langsung dengan kontesk pengalaman
kehidupan nyata.
b)Experencing, asesmen yang ditentukan kepada penggalian
(exploration), penemuan (discovery) dan penciptaan (creation).

8
c) Applying, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas untuk
menyelesaikan masalah-masalah nyata.
d)Communicating, asesmen yang menuntut kemampuan peserta
didikuntuk mampu mengomunikasikan kesimpulan model pada
kesimpulan konteks masalah.
e) Transfering, asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk
mentransformasi konsep-konsep pengetahuan dalam kelas ke dalam
situasi atau konteks baru.
3) Membangun bentuk soal beragam
Bentuk soal yang dapat digunakan untuk menulis butir soal HOTS
(yang digunakan pada model pengujian PISA), sebagai berikut :
a) Pilihan ganda
Pada umumnya soal-soal HOTS menggunakan stimulus yang
bersumber pada situasi nyata. Soal pilihan ganda terdiri dari pokok
soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri atas
jawaban dan pengecoh (distractor).
b) Pilihan ganda kompleks (benar/salah, atau ya/tidak) Soal bentuk
pilihan ganda kompleks bertujuan untuk menguji pemahaman
peserta didik terhadap suatu masalah secara komperhensif yang
terkait antara pernyataan satu dengan yang lainnya. Sebagaimana
soal pilihan ganda biasa, soal-soal HOTS yang berbentuk pilihan
ganda kompleks juga memuat stimulus yang bersumber pada situasi
kontekstual.
c) Isian singkatan atau melengkapi
Soal isian singkatan atau melengkapi adalah soal yang menuntut
peserta tes untuk mengisi jawaban singkat dengan cara mengisi kata,
frase, angka atau symbol, karakteristik soal isian singkatan atau
melengkapi adalah sebagai berikut:
(1) Bagian kalimat yang harus dilengkapi sebaiknya hanya satu
bagian dalam ratio butir soal, dan paling banyak dua bagian

9
supaya tidak membingungkan siswa.
(2)Jawaban yang dituntut oleh soal harus singkat dan pasti yaitu
berupa frase, kata, angka, simbol, tempat atau waktu.
d) Jawaban singkat atau pendek
Soal dengan bentuk jawaban singkat atau pendek adalah soal yang
jawabannya berupa kata, kalimat pendek, atau frase terhadap
suatu pertanyaan. Karakteristik soal jawaban singkat adalah
sebagai berikut:
(1) Menggunakan kalimat pertanyaan langsung atau kalimat
perintah.
(2) Pertanyaan atau perintah harus jelas, agar mendapat jawaban
yang singkat.
(3) Panjang kata atau kalimat yang harus dijawab oleh siswa pada
semua soal diusahakan relatif sama.
(4) Hindari penggunaan kata, kalimat atau frase yang diambil
langsung dari buku teks, sebab akan mendorong siswa untuk
sekedar mengingat atau menghafal apa yang ditulis di buku.
e) Uraian
Soal bentuk uraian adalah suatu soal yang jawabannya menuntut
siswa untuk mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah
dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan
gagasan tersebut menggunakan kalimatnya sendiri dalam bentuk
tertulis.
3. MAN Kotawaringin Timur
MAN Kotawaringin Timur adalah salah satu Sekolah Menengah atas berciri
khas Islam yang terletak di jalan H.M. Arsyad No. 68 Sampit kabupaten
Kotawaringin Timur provinsi kalimantan Tengah.

10
B. Kajian Operasional (Tindakan)
1. Pengertian Workhsop
Kata workshop berasal dari bahasa Inggris yang berarti lokakarya
yang mengandung pengertian suatu acara di mana beberapa orang berkumpul
untuk memecahkan masalah tertentu dan mencari solusinya. Sebuah lokakarya
adalah pertemuan ilmiah yang kecil. Lokakarya adalah pertemuan antara para
ahli (pakar) untuk membahas masalah praktis atau yang bersangkutan dengan
pelaksanaan dalam bidang keahliannya (Http://Bestariabadi. Blogspot. Co.Id
diakses 16 Maret 2015).
Menurut Payaman Simanjutak (2005), Workshop merupakan bagian
dari investasi SDM (human investment) untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan kerja dan dengan demikian meningkatkan kinerja pegawai.
Pelatihan biasanya dilakukan dengan kurikulum yang disesuaikan dengan
kebutuhan jabatan, diberikan dalam waktu yang relatif pendek , untuk
membekali seseorang dengan keterampilan kerja.
Definisi lokakarya dalam suprijanto (2007) adalah pertemuan orang yang
bekerja sama dalam kelompok kecil, biasanya dibatasi pada masalah yang
dihadapi sendiri. Peran peserta diharapkan untuk dapat menghasilkan produk
tertentu.
Kegiatan workshop atau lokakarya merupakan kegiatan yang sudah
sering dilakukan oleh berbagai kalangan dan meliputi berbagai bidang.
Kegiatan workshop memang sangat bermanfaat, sehingga banyak pihak yang
sering menyelenggarakan kegiatan tersebut. Kegiatan workshop tidak hanya
dilakukan dalam dunia pendidikan, bahkan sekarang kegiatan workshop sering
digunakan untuk tujuan komersial. Informasi yang didapat dari workshop akan
membantu dalam menjalani suatu kegiatan yang tentunya sesuai dengan materi
yang dibahas dari workshop tersebut. Penyelenggaraaan workshop ditentukan
oleh lembaga yang menyelenggarakan kegiatan tersebut. Workshop yang
dilakukan dalam dunia pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mengembangkan kesanggupan berfikir dan bekerja bersama-sama secara
kelompok ataupun bersifat perseorangan untuk membahas dan memecahkan

11
segala permasalahan yang ada baik mengenai masalah-masalah yang bersifat
teoritis maupun yang bersifat praktis dengan tujuan untuk dapat meningkatkan
kualitas kompetensi pedagogik dan kepribadian guru sehingga dapat
menjalankannya sesuai dengan tugas masing-masing (Piet A. Sahertian dan
Frans Mataheru, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1981), hal. 108.
Berdasarkan definisi tersebut dapat peneliti ambil kesimpulan bahwa
workshop adalah suatu pertemuan antara para ahli untuk membahas masalah
praktis atau yang bersangkutan dengan pelaksanaan dalam bidang keahliannya,
dan pertemuannya bersifat ilmiah dengan skala yang kecil.
2. Ciri-Ciri Workshop
 Kegiatan workshop harus dihadiri oleh beberapa ahli atau pakar di
bidang tertentu yang sesuai dengan topik yang akan dibahas.
 Topik atau masalah yang akan dikupas dalam workshop biasanya
sangat fokus dan berasal dari para peserta workshop itu sendiri (life
centered).
 Kegiatan workshop biasanya dilakukan dengan cara komunikasi dua
arah (musyawarah) antara pemateri dan peserta, sehingga dibutuhkan
keaktifan para peserta agar workshop tidak membosankan.
 Kegiatan workshop menggunakan metode resource materials dan
resource person sehingga para pesertanya harus berpartisipasi aktif agar
kegiatan tersebut dapat mencapai hasil yang baik bagi semua pesertanya

3. Langkah-langkah metode workshop


a. Penentuan peserta dan materi
Perencanaan meliputi : penentuan nama dan jumlah peserta, daftar
hadir peserta, membuat spanduk kegiatan dan anggaran biaya yang
diperlukan. Selain itu menentukan materi Workshop, menyusun materi
ajar, lembar kerja, dan bahan tayang.
b. Pengkodisian kelas dan penyampaian materi
Pelaksanaan meliputi : menyiapkan Ruang belajar/Aula, meja kursi ,
LCD, sound system, laptop/komputer. Peserta dibagi menjadi 6
kelompok kecil ,penyampaian materi ajar tentang Memahami
pengertian penilai berbasis HOTS, Memahami Indikator HOTS,
Memahami karakteristik intrumen penilaian HOTS, Memahami aspek-

12
aspek HOTS, dan Memahami Langkah-langkah menyususn soal HOTS,
serta peserta praktek menyusun soal Hots
c. Pengamatan
Peneliti mengamati pelaksanaan workshop seperti melihat kemampuan
guru dalam menyusun soal Hots, keaktifan peserta dalam mengikuti
materi workshop, dan peserta menerapkan materi yang diperoleh dari
workshop
d. Refleksi
Peneliti mencermati hasil pelaksanaan workshop, mengevaluasi dan
menentukan rencana tindak lanjut bagi guru yang masih memerlukan
pendampingan.
4. Karakteristik workshop
Karakteristik kunci sebuah wokshop meliputi :
 Pembelajaran yang intensif dalam waktu relatif singkat
 Interaksi dalam kelompok kecil
 Keterlibatan yang aktif
 Penerapan dari informasi/pembelaran yang diberikan
 dirancang dengan tujuan pembelajaran yang spesifik dan sempit
 Tujuan pembelajaran adalah perubahan tingkah laku terutama
keterampilan yang baru
C.Hipotesis Tindakan
Berdasarkan berbagai teori dan referensi yang ada, maka peneliti menyusun
hipotesis tindakan untuk dicari pembuktianya. Dalam penelitian ini ada dua
hipotesis tindakan yang akan dibuktikan sebagai berikut :
a. Cara Meningkatkan kemampuan menyusun soal Hots pada guru di MAN
Kotawaringin Timur.
b. Metode workshop dapat meningkatkan kemampuan menyusun soal HOTS
pada guru di MAN Kotawaringin Timur

13
D. Kerangka Berpikir
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa baik tingkat
pemahaman guru terkait instrument penilaian berdasarkan Higher Order
Thinking Skill (HOTS) dalam ranah kognitif di MAN Kotawaringin Timur.
Guru harus menerapkan soal HOTS di dalam kegiatan pembelajaran seperti
tuntutan dalam kurikulum 2013. Hal ini bertujuan agar peserta didik dapat
melatih kemampuan berfikir tingkat tinggi pada saat mengerjakan soal.
Namun guru belum menerapkakan soal berbasis HOTS di dalam pembelajaran
dikarenakan berbagai pertimbangan. Saat pembelajaran, guru masih
memberikan soal yang tergolong dalam tingkat rendah, yaitu mengingat,
memahami, dan menerapkkan. Dengan diberikannya soal tingkat rendah,
peserta didik tidak terdorong untuk melatih kemampuan berfikir tingkat tinggi.
Dalam hal itu guru harus memahami bagaimana membuat soal yang
berbasis HOTS agar dapat diterapkan dalam proses pembelajaran yang sesuai
dengan tuntutan kurikulum 2013. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik
dapat melatih kemampuan berfikir tingkat tinggi yaitu menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta.
Dengan penelitian tentang penyusunan instrumen penilaian berbasis
Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam pembelajaran PJOK guru
diharapkan agar lebih memperhatikan dan mempertimbangkan secara matang
perihal dalam menyusun maupuan menerapkan intrumen penilaian yang
berbasis HOTS sehingga peserta didik dapat melatih kemampuan berfikir
tingkat tinggi.

14
Kerangka Pikir penyusunan soal Host melalui Workshop

Permasalahan Perencanaan Pelaksanaan


Tindakan I Tindakan I

SIKLUS I Pengamatan/
Refleksi I
Pengumpulan data 1

Permasalahan baru/ Perencanaan Pelaksanaan


Hasil refleksi Tindakan II Tindakan II

Pengamatan/
SIKLUS II Refleksi II Pengumpulan data
II

Bila Permasalahan
Dilanjutkan Siklus berikutnya
Belum selesai

15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Seting Penelitian
Penelitian tindakan Madrasah bertempat di MAN Kotawaringin Timur, Jalan
H.M. Arsyad No.68 Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Propinsi
Kalimantan Tengah. Peserta yang mengikuti workshop peningkatan
kemampuan guru dalam menyusun soal Hots berjumlah 60 orang yang terdiri
dari 43 orang ASN dan 17 orang guru honorer MAN kotawaringin Timur.
Waktu penelitian dimulai dari tanggal 19 - 22 April 2021

B. Prosedur Penelitian Tindakan


Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan madrasah
ini berbentuk siklus yang akan dilaksanakan 2 siklus. Penulis menggunakan
model Kemmis yaitu siklus yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan.
Model siklus mengikuti rencana tindakan,pelaksanaan tindakan, pengamatan
dan refleksi. Hasil refleksi pada siklus I merupakan bahwa pertimbangan untuk
merencanakan tindakan pada siklus berikutnya.
Prosedur yang dilaksanakan dalam penelitiantindakan madrasah ini
berbentuk sebuah siklus. Adapun prosedur penelitian yang dipilih yaitu dengan
menggunakan model spiral.
1. Perencanaan tindakan
Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan, seperti pembuatan
rencana, pelaksanaan pembelajaran, media dan sumber pembelajaran serta
merencanakan pola, langkah-langkah dan tindakan apa yang akan
dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Dalam tahap ini
peneliti menetapkan seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun soal
Hots melalui workshop.
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan meliputi :

16
1. penentuan nama dan jumlah peserta
2. daftar hadir peserta,
3. membuat spanduk kegiatan dan anggaran biaya yang diperlukan.
4. menentukan materi Workshop, menyusun materi ajar, lembar kerja,
dan bahan tayang.
5. Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana suasana peserta
saat mengikuti kegiatan workshop
2. Pelaksanaan Tindakan
Jenis tindakan dalam penelitian tindakan madrasah hendaknya
selalu di dasarkan atas pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang
diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program adalah optimal.
Selain itu tindakan dilaksanakan sejalan dengan laju perkembangan
pelaksanaan kurikulum dan kegiatan peningkatan kemampuan guru. Dari
hasil pengamatan peneliti di MAN Kotawaringin Timur dari 60 orang guru
yang telah membuat soal ujian 6 di antaranya sudah memahami cara
penyusunan soal Hots dan 54 orang guru belum memahami cara menyusun
soal Hots.
Pelaksanan tindakan pada dasarnya adalah guru yang
bersangkutan. Tindakan yang telah dirancang dilaksanakan oleh peneliti.
Pelaksanaan tindakan terdiri dari 2 siklus, yaitu :
Kegiatan tindakan siklus I
Pada kegiatan siklus I akan dilaksanakan pembagian Peserta dibagi
menjadi 6 kelompok kecil. Memberikan materi tentang pengertian
penilaian berbasis Hots, memahami indikator penyusunan soal Hots, dan
memahami karakteristik instrumen penilaian soal Hots. Siklus I
dilaksanakan pada hari pertama dan kedua
Kegiatan tindakan siklus II
Pada kegiatan siklus II menyajikan materi : memahami aspek-
aspek penyusunan soal Hots, dan memahami langka-langkah menyusun
soal Hots. Yang dilaksanakan pada hari ketiga dan ke empat.

17
Untuk mencapai hasil yang optimal, maka pelaksanaan tindakan
dalam penelitian ini dilakukan dalam beberapa siklus sehingga apa yang
menjadi tujuan workshop dapat tercapai. Pelaksaaan siklus I yaitu untuk
menjawab permasalahan-permasalahan yang didapat sebelum workshop
yaitu pada perolehan data awal. Pelaksanaan siklus selanjutnya yang
mengacu pada rencana workshop yang telah dibuat yang mengacu kepada
hasil yang diperoleh pada siklus sebelumnya. Siklus akan selesai apabila
tujuan dan target yang telah dirumuskan telah tercapai.

3. Pengamatan
Tahap pengamatan adalah tahap untuk mengamati peserta saat
kegiatan workshop berlangsung. Mengamati keaktifan guru dalam
mengikuti workshop, termasuk mengamati kemampuan guru dalam
memahami penyusunan soal Hots. Selain itu peneliti melakukan
pengamatan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman guru dalam
penyusunan soal Hots
4. Refleksi
Refleksi adalah pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan
terhadap pencapaian berbagai tujuan untuk menentukan perlu atau
tidaknya tindak lanjut dalam rangka mencapai tujuan akhir.
Hasil yang diperoleh pada tahap pengamatan dianalisis. Kelemahan
atau kekurangan yang terjadi pada setiap siklus akan diperbaiki pada siklus
berikutnya. Tahap ini adah kegiatan terakhir penelitian. Pada tahap ini data
yang diperoleh dari hasil pengamatan dikumpulkan, dianalisis, dan
diinterpretasikan untuk dijadikan penyusunan rencana tindak lanjut
sebagai perbaikan terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan.

C. Metode Pengumpulan Data


Adapun prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Observasi
Menurut Moleong (2009: 174), metode observasi digunakan untuk

18
mengetahui situasi dan kondisi lingkungan sekolah serta para guru yang ada.
Pengamatan disini termasuk juga didalamnya penelitian mencatat peristiwa
dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun
langsung diperoleh dari data. Alasan peneliti melakukan observasi ini
adalah untuk menyajikan gambaran realistik perilaku atau kejadian, untuk
menjawab pertanyaan, memperoleh data-data yang diperlukan dan
membantu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu serta melakukan
umpan balik terhadap pengukuran tersebut. Oleh karena itu, dengan
pengamatan langsung di lapangan, peneliti dapat mengetahui tentang
kemampuan guru dalam pembuatan soal HOTS di MAN Kotawaringin
Timur
2. Wawancara
Menurut Suprayogo (2001: 172), wawancara merupakan percakapan
langsung dan tatap muka (face to face) dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)
yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu, yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu
3. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006: 158), dokumentasi adalah mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.
Menurut Sugiyono (2011: 240), dokumentasi merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu. Dokumentasi bias berbentuk tulisan, gambar, atau
karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan
misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan,
kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya karya seni, yang
dapat berupa gambar, patung, dan film. Studi dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif.

19
Metode dokumentasi ini dimaksudkan untuk memperoleh data
berdasarkan sumber data yang ada di Madrasah Aliyah Negeri
Kotawaringin timur, seperti gambaran umum mengenai sekolah, profil
sekolah, sejarah sekolah, bangunan fisik, struktur organisasi, jumlah guru
dan peserta didik dan juga hal yang terkait dengan pembuatan soal HOTS
pada pembelajaran tematik muatan IPS. Oleh karena itu, dengan metode
dokumentasi ini akan tercipta data yang otentik mengenai gambaran nyata
di Madrasah Aliyah Negeri Kotawaringin Timur.

D. Teknik Analisis Data


Untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan maka
teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
teknik analisis data secara deskriptif dimana langkah yang dilakukan adalah
mengumpulkan data melalui catatan lapangan baik itu berupa pengamatan,
rekaman maupun video, atau bentuk-bentuk lain untuk menggambarkan
adanya peningkatan pencapaian indikator keberhasilan tiap siklus dan
untuk menggambarkan keberhasilan pelaksanaan workshop.
Analisis Data keaktifan dan Kemampuan guru menyusun soal Hots
pada kegiatan workshop ditentukan seperti pada tabel berikut:
Tabel : keaktifan guru dalam mengikuti workshop pada tindakan siklus I
Rentang nilai Kategori kualitas Jumlah presentase
Peserta
91 - 100 Sangat Aktif 30 50 %
81 - 90 Aktif 25 41,6 %
71 - 80 Cukup Aktif 5 8,3 %
61 – 70 Kurang Aktif 0
51 - 60 Sangat kurang Aktif 0

Berdasarkan hasil penilaian keaktifan guru pada tabel diatas dapat


diketahui bahwa sebenarnya sebagian besar guru sudah tergolong sangat
aktif dalam mengikuti workshop sebanyak 30 orang, dan terdapat 25

20
orang guru dalam kategori Aktif, namun masih terdapat 5 orang guru yang
tergolong cukup aktif dalam mengikuti kegiatan workshop.

Tabel : Kemampuan guru dalam menyusun soal Hots pada tindakan


Siklus I
Rentang nilai Kategori kualitas Jumlah Peserta Persentase
91 - 100 Sangat Baik 15 25 %
81 - 90 Baik 30 50 %
71 - 80 Cukup Baik 10 16,6 %
61 – 70 Kurang Baik 5 8,3 %
51 - 60 Sangat kurang 0
Baik

Siklus II
Siklus II merupakan perbaiakan dari siklus I. Penelitian
menggunakan model workshop dengan melakukan pendekatan pada guru
yang masih dalam kategori cukup aktif dalam mengikuti workshop. Dalam
kemampuan menyusun soal Hots masih ada 10 orang yang masih dalam
kategori cukup baik dan 5 orang yang kurang baik ( guru Sepuh). Hasil
penilaian keaktifan guru di MAN Kotawaringin timur dalam mengikuti
workshop pada tindakan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah :
Tabel : keaktifan guru dalam mengikuti workshop pada tindakan siklus II
Rentang nilai Kategori kualitas Jumlah Peserta Persentase
91 - 100 Sangat Aktif 45 75 %
81 - 90 Aktif 15 25 %
71 - 80 Cukup Aktif 0
61 – 70 Kurang Aktif 0
51 - 60 Sangat kurang Aktif 0

21
Berdasarkan hasil penilaian keaktifan guru pada tabel siklus II
diatas dapat diketahui bahwa sebenarnya sebagian besar guru sudah
tergolong sangat aktif dalam mengikuti workshop yaitu sebanyak 45 orang
guru dan 15 orang guru tergolong aktif dalam mengikuti workshop. Dari
hasil di atas pencapaian keberhasilan yaitu 45 peserta mengikuti workshop
sangat aktif sudah berhasil. Keaktifan peserta workshop sudah sesuai
kriteria pencapaian.
Sedangkan hasil penilaian kemampuan guru MAN Kotawaringin
Timur dalam menyusun soal Hots pada tindakan siklus II dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel : Kemampuan guru dalam menyusun soal Hots pada tindakan
Siklus II
Rentang nilai Kategori kualitas Jumlah Peserta Persentase
91 - 100 Sangat Baik 35 58,3 %
81 - 90 Baik 23 38,3 %
71 - 80 Cukup Baik 1 1,6 %
61 – 70 Kurang Baik 0
51 - 60 Sangat kurang 0
Baik

Dari tabel diatas terlihat kemampuan guru dalam membuat soal


Hots melalui workshop mengalami peningkatan secara signifikan.
Kemampuan peserta workshop sudah sesuai kriteria pencapaian.
E. Kisi-kisi Instrumen
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk
menjawab sesuai dengan keadaan masing-masing responden. Cara yang
digunakan dalam pengumpulan data yaitu dengan kuisioner berbentuk tes
(benar/salah). Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah
berbentuk tes (benar salah). Tes terdapat dua pilihan jawaban “benar” dan
“salah”, dimana skor untuk jawaban yang tepat diberi yaitu 1 (satu) dan

22
jawaban tidak tepat diberi skor 0. Kisikisi intrumen yang digunakan
sebagai berikut:
Tabel . Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Bentuk Soal
Variabel Indikator
Positif Negatif
Memahami pengertian
penilai berbasis HOTS
Tingkat pemahaman
Memahami Indikator
guru MAN
HOTS
Kotawaringin Timur
Memahami karakteristik
terhadap instrumen
intrumen penilaian HOTS
penilaian berdasarkan
Memahami aspek-aspek
Higher Order Thinking
HOTS
Skill (HOTS) dalam
Memahami
ranah kognitif
langkahlangkah
menyususn soal HOTS

F. Jadwal Penelitian
Guna melengkapi informasi saat berbagi, kami sajikan Jadwal Kegiatan
Workshop Penyusunan Soal HOTS sebagai berikut:
NO WAKTU URAIAN KETERANGAN
Senin, 19 April 2021 , Hari Pertama / Siklus I
1 13.00 - 13.45 Pembukaan Panitia
2 13.45 - 15.15 Konsep Dasar Soal HOTS Drs. Rohmad, M. Hum
15.15 - 15.30 ISHOMA Panitia
3 15.30 - 17.00 Analisis KD Drs. Rohmad, M. Hum
Senin, 20 April 2021 , Hari Kedua/ Siklus I
1 07.15 - 08.45 Kaidah Penulisan Soal Drs. Rohmad, M. Hum
2 08.45 - 10.15 Penyusunan Kisi-Kisi Soal HOTS Drs. Rohmad, M. Hum
10.15 - 10.30 Istirahat Panitia
3 10.30 - 12.00 Penyusunan Soal HOTS Drs. Rohmad, M. Hum
12.00 - 13.00 ISHOMA Panitia
4 13.00 - 15.15 Penyusunan Soal HOTS Drs. Rohmad, M. Hum
15.15 - 15.30 Istirahat Panitia

23
5 15.30 - 16.15 Analisis Butir Soal Drs. Rohmad, M. Hum
16.15 - 17.00 Penutupan Panitia
Senin, 21 April 2021 , Hari Ketiga/ Sikluis II
07.15 - 08.45 Kaidah Penulisan Soal Drs. Rohmad, M. Hum
08.45 - 10.15 Penyusunan Kisi-Kisi Soal HOTS Drs. Rohmad, M. Hum
10.15 - 10.30 Istirahat Panitia
10.30 - 12.00 Penyusunan Soal HOTS Drs. Rohmad, M. Hum
12.00 - 13.00 ISHOMA Panitia
13.00 - 15.15 Penyusunan Soal HOTS Drs. Rohmad, M. Hum
15.15 - 15.30 Istirahat Panitia
15.30 - 16.15 Analisis Butir Soal Drs. Rohmad, M. Hum
Senin, 22 April 2021 , Hari Keempat / Siklus II
07.15 - 08.45 Kaidah Penulisan Soal Drs. Rohmad, M. Hum
08.45 - 10.15 Penyusunan Kisi-Kisi Soal HOTS Drs. Rohmad, M. Hum
10.15 - 10.30 Istirahat Panitia
10.30 - 12.00 Penyusunan Soal HOTS Drs. Rohmad, M. Hum
12.00 - 13.00 ISHOMA Panitia
13.00 - 15.15 Penyusunan Soal HOTS Drs. Rohmad, M. Hum
15.15 - 15.30 Istirahat Panitia
15.30 - 16.15 Analisis Butir Soal Drs. Rohmad, M. Hum
16.15 - 17.00 Penutupan Panitia

G. Daftar Pustaka

24

Anda mungkin juga menyukai