Sindrom Kardiak
Sindrom Kardiak
Hingga baru-baru ini, kontribusi dari penyakit metabolik yang diwariskan pada
kondisi yang muncul terutama dengan gejala penyakit jantung hanya dipertimbangkan
sebagai hal kecil, dan mengabadikan seluruh bab dari sebuah buku teks seperti ini
dipertimbangkan sebagai suatu hal yang tidak biasa. Namun, selama 15 tahun terakhir,
presentasi sebagai penyakit jantung serius telah terkait khususnya dengan dua jenis
gangguan metabolik yang diwariskan, kelainan bawaan dari oksidasi asam lemak dan
defek rantai transport elektron (ETC) mitokondria. Keterlibatan jantung yang
bermakna secara klinis sekarang juga diakui sebagai komplikasi serius, jika tidak,
masalah saat ini pada pasien dengan beberapa penyakit metabolik yang diwariskan
sebelumnya tidak diketahui, jarang, atau diremehkan.
Kardiomiopati
Banyak dari penyakit metabolik yang diwariskan dimana penyakit jantung
khususnya merupakan presentasi yang menonjol sebagai kardiomiopati (Tabel 5.1).
Karakteristik klinis dari kardiomiopati itu sendiri seringkali tidak banyak membantu
dalam menentukan apakah itu merupakan hasil dari sebuah kelainan bawaan
metabolisme atau beberapa kondisi nonmetabolik, seperti sebagai infeksi atau
intoksikasi. Selain itu, bahkan di antara penyakit metabolik yang diwariskan,
karakteristik klinis keterlibatan jantung biasanya tidak cukup khas untuk mengarahkan
pada sebuah diagnosa spesifik tanpa pemeriksaan lebih lanjut.
Pada sebagian besar penyakit metabolik yang diwariskan dengan
kardiomiopati, ekokardiografi menunjukkan beberapa penebalan dinding ventrikel kiri.
Namun, pada beberapa pasien, terutama dengan defisiensi karnitin sistemik,
pembesaran jantung yang terlihat pada radiografi thoraks pada prinsipnya merupakan
hasil dari dilatasi. Pembesaran dan dilatasi jantung umumnya disertai dengan aritmia.
Gangguan irama jantung yang parah dan intraktabel, seperti ventrikel takikardi,
khususnya menonjol pada beberapa gangguan oksidasi asam lemak, khususnya pada
defisiensi translocase karnitin-asilkarnitin. Kelainan katup, seperti insufisiensi mitral
dan prolaps katup mitral, sering terjadi sebagai konsekuensi dari kardiomiopati,
terlepas dari penyebab dasar.
Tabel 5.1 Penyakit metabolik yang diwariskan dimana kardiomiopati menonjol
Penyakit Fitur Klinis Lainnya
Gangguan metabolisme glikogen dan glikolisis
Penyakit Pompe (GSD II) * Myopati otot rangka yang sangat dalam muncul pada awal masa bayi; kematian dini
GSD III (defisiensi enzim Hepatomegali, hipoglikemia bervariasi, disfungsi hepatoseluler ringan
debrancher)
GSD IV defisiensi enzim Keterlibatan hepar mungkin awalnya ringan pada varian dengan keterlibatan kardiak mayor
brancher)*
Defisiensi fosforilase b kinase * Kardiomyopati mungkin menjadi masalah tunggal
Defisiensi triosefosfat isomerase Anemia hemolitik kronis, dystonia progresif, spastisitas; kematian dini
Gangguan metabolisme asam lemak
Defisiensi karnitin sistemik * Myopati rangka, ensefalopati akut, hipoglikemia hipoketotik, disfungsi hepatoseluler,
hepatomegali, hipotonia
Defisiensi LCAD * Myopati rangka, intoleransi latihan dengan myoglobinuria, ensefalopati akut, hipoglikemia
hipoketotik, disfungsi hepatoseluler, hepatomegali, hipotonia
Defisiensi VLCAD * Myopati rangka, ensefalopati akut, hipoglikemia hipoketotik, hiperamonemia, hepatomegali,
hipotonia, intoleransi latihan dengan myoglobinuria
Defisiensi protein trifungsional * Myopati rangka, disfungsi hepatoseluler, neuropati perifer, retinitis pigmentosa
atau LCHAD *
Defisiensi rantai pendek L-3- Myopati rangka onset lambat, myoglobinuria yang diinduksi oleh penyakit atau latihan
hidroksiasil-CoA dehidrogenase
Defisinesi karnitin-asilkarnitin Ensefalopati akut onset dini, hipotonia, hiperamonemia, kejang, hepatomegali dan disfungsi
translocase hepatoseluler, aritmia kordis
Asidopati organik
Asidemia propionate * Asidosis metabolik intermiten akut, ketosis, hiperamonemia, neutropenia
Asidemia metilmalonat Asidosis metabolik intermiten akut, ketosis, hiperamonemia, neutropenia
Defisiensi HMG-CoA liase Asidosis metabolik intermiten akut, ketosis, hiperamonemia, neutropenia
Defisiensi asetoasetil-CoA Asidosis metabolik intermiten akut, ketosis, hiperamonemia
thiolase (β-keothiolase)
mitokondria
Asiduria glutarat tipe II (defisiensi Wajah dismorfik, malformasi kongenital, hipotonia, hepatomegali, hipoglikemia hipoketotik,
multiple asil-CoA dehydrogenase) asidosis metabolik, hiperamonemia
Asidopati amino
Tirosinemia hepatorenal Disfungsi hepatoseluler akut, hipoglikemia, asidosis tubular renal, porfiria
Alkaptonuria ǂ Urin gelap, kalsifikasi kartilago, arthritis
Homosistinuria ǂ Habitus marfanoid, retardasi psikomotor, dislokasi lensa, fenomena tromboemboli
Kardiomiopati mitokondria
Sindrom Kearns-Sayre * PEO, degenerasi retina, ataksia serebelum, gagal tumbuh, gangguan pendengaran sensorineural,
blok jantung
Kardiomiopati infantile lethal * Disritmia kordis (mis. Sindrom WPW); kematian dini
Penyakit Leigh (ensefalomyelopati Retardasi psikomotor, hipotonia, gagal tumbuh, abnormalitas pernapasan, gangguan oculomotor,
nekrotikans subakut) kejang, asidosis laktat (lihat Bab 2)
Kardiomyopati hipertrofik dan Myopati rangka, diabetes melitus, katarak, disritmia kordis (mis. Sindrom WPW)
myopati *
Sindrom Barth * Myopati rangka, neutropenia kronis, asiduria 3-metilglutakonat
Kardiomyopati dan myopati Kelemahan, hipotonia, gagal napas, asidosis laktat berat, kardiomyopati, perjalanan penyakit
mitokondria infantile jinak bervariasi
MELAS Retardasi psikomotor, gagal tumbuh, kejang, episode menyerupai stroke, asidosis laktat (lihat Bab
2)
MERRF Ataksia serebelum, myopati rangka, retardasi psikomotor, myoclonus, kejang
Glikosfingolipidosis, mukopolisakaridosis, dan glikoproteinosis
Penyakit Fabry * Nyeri neuritik pada tangan dan kaki yang kronik dan berulang, lesi kulit yang khas
(angiokeratoma), opasitas kornea, gagal ginjal progresif, disritmia kordis, penyakit serebrovaskuler
premature
Penyakit Hurler (MPS IH)* Wajah dismorfik, hepatosplenomegali, multipleks dysostosis, retardasi psikomotor progresif,
kekeruhan kornea, MPSuria (lihat Bab 6)
Penyakit Hunter (MPS II) Wajah dismorfik, hepatosplenomegali, multipleks dysostosis, retardasi psikomotor progresif,
MPSuria (lihat Bab 6)
Penyakit Maroteaux-Lamy (MPS Perawakan pendek, multipleks dysostosis, kekeruhan kornea, inteligensi normal, MPSuria
VI)
Gangliosidosis GM1* Wajah dismorfik, hepatosplenomegali ± multipleks dysostosis, oligosakriduria
Gangliosidosis GM2* Ensefalopati kronik progresif, kejang, bintik merah ceri pada retina, kebutaan
Penyakit Gaucher Hepatosplenomegali, anemia, trombositopenia, krisis tulang (lihat Bab 6)
Penyakit Niemann-Pick Hepatosplenomegali, ensefalopati kronik progresif
Penyakit sel I Penampilan menyerupai Hurler, hepatosplenomegali, multipleks dysostosis
Lipofusinosis seroid neuronal Regresi psikomotor, kejang, gangguan visual progresif (lihat Bab 2)
juvenile
Sindrom CDG Retardasi psikomotor, puting terbalik, bantanal lemak subkutaneus abnormal (menghilang seiring
usia), strabismus, ataksia dengan atrofi serebelum, kontraktur sendi, hiporefleksia
Singkatan:MPS, mukopolisakaridosis; MPSuria, mukopolisakariduria; GSD, penyakit penyimpanan glikogen; LCAD, asil-CoA
dehidrogenase rantai panjang; LCHAD, VLCAD, dehidrogenase asil-CoA rantai sangat panjang; 3-hidroksiasil-CoA dehidrogenase rantai
panjang; HMG-CoA, 3-hidroksi-3-metilglutaril-KoA; WPW, Wolff-Parkinson-White; MELAS, mitokondria ensefalomiopati, asidosis
laktat, dan episode mirip stroke; MERRF, epilepsi mioklonik, dan penyakit serat merah kasar; CDG, kelainan bawaan glikosilasi.
∗ Kardiomiopati mungkin dominan atau hanya masalah klinis.
ǂ Kardiomiopati mungkin akibat penyakit jantung iskemik kronis.
Dari sudut pandang penegakkan diagnosis klinis spesifik dari kardiomiopati
metabolisme yang diwariskan, terlepas dari defek yang mendasarinya, fitur yang paling
penting dari berbagai kondisi adalah terkait dengan temuan non-kardiak. Miokardium
adalah otot, dan sebagian besar kondisi metabolisme yang diwariskan yang
mempengaruhi kardiosit juga memengaruhi otot rangka, setidaknya sampai batas
tertentu. Adanya miopati yang signifikan secara klinis, oleh karena itu, merupakan
petunjuk penting untuk sifat alamiah metabolisme dari defek yang mendasarinya. Pada
beberapa kasus, seperti penyakit penyimpanan glikogen tipe II (GSD II atau penyakit
Pompe), miopati otot rangka sangat dalam; sedangkan yang lainnya, seperti defisiensi
rantai panjang 3-hidroksiasil-CoA dehidrogenase (LCHAD), miopati otot rangka
mungkin relatif tak kentara dan sulit untuk dibedakan dari kelemahan dan hipotonia
tidak spesifik untuk mengarahkan pada derajat keparahan penyakit jantung. Biopsi otot
rangka sering bermanfaat walaupun bukan diagnostik, pada banyak dari gangguan ini,
khususnya untuk miopati mitokondria (lihat Bab 2).
Gambar 5.3 EKG dari bayi dengan penyakit Pompe. Batang mewakili 2µv .
Deplesi karnitin sekunder yang parah juga merupakan ciri khas banyak kelainan
bawaan dari metabolisme asam organik (lihat Bab 3), beberapa di antaranya mungkin
muncul sebagai kardiomiopati. Oleh karena itu, pemeriksaan terhadap bayi atau anak
yang muncul dengan manifestasi ini juga harus mencakup analisis asam organik urin.
Pada anak-anak dengan defisiensi karnitin sistemik primer, profil asam organik pada
urin umumnya normal.
Penyakit Fabry
Keterlibatan jantung pada pasien dengan penyakit Fabry biasanya terkait dengan
tanda-tanda nonkardiak yang penting secara diagnostik, seperti lesi kulit yang khas
(Gambar 5.4), nyeri neuritis berat di tangan dan kaki serta proteinuria mendominasi
presentasi klinis penyakit. Namun, dalam beberapa kasus, temuan jantung merupakan
satu-satunya manifestasi penyakit yang signifikan secara klinis. Hipertrofi ventrikel kiri
dan insufisiensi mitral, akibat akumulasi globotriaosilseramida (GL-3) di miokardium
dan katup mitral adalah temuan umum pada remaja dan dewasa muda pria dengan
gangguan metabolisme glikolipid terkait-X. Abnormalitas konduksi (pemendekan PR
interval progresif) dan aritmia (supraventrikular takikardia intermiten) juga sering
terjadi, meskipun jarang bersifat berat.
Gambar 5.4 Angiokeratomata tipikal pada penis dari seorang pria dengan penyakit
Fabry.
Kardiomiopati Mitokondria
Bahkan dengan tidak adanya miopati rangka yang tampak secara klinis, biopsi
otot rangka sering menunjukkan bukti dari proliferasi mitokondria, yaitu, serat merah
yang kasar.
Aritmia
Aritmia adalah sebuah komplikasi umum yang relatif tidak spesifik dari
kardiomiopati pada pasien dengan penyakit metabolik yang diwariskan tanpa
memedulikan gangguan metabolisme yang mendasarinya. Berbagai tingkat blok jantung
atau defek konduksi lainnya dan terkait disritmia, seperti sindrom pra-eksitasi Wolff-
Parkinson-White, terjadi dalam berbagai kardiomiopati metabolik bawaan. Sindrom
Kearns-Sayre (sebuah sitopati mitokondria), penyakit Fabry (penyakit penyimpanan
lisosomal), defisiensi karnitin-asilkarnitin translokase (CACT) (defek oksidasi asam
lemak), dan beberapa asidemia propionat (asidopati organik). Namun, pada beberapa
kondisi, gangguan pada irama jantung khususnya menonjol, bahkan fatal. Blok jantung
khususnya umum pada pasien dengan sindrom Kearns-Sayre, dan ini mungkin
mengembangkan fitur karakteristik non-kardiak sebelum penyakit dikenali.
Defek ETC Hipertrofi atau +++ 0-++ ++-+++ 0-++ Asidosis laktat
mitokondria dilatasi Disfungsi
tubular renal
Singkatan: FAOD, defek oksidasi asam lemak; ETC, rantai pengangkut elektron; CDG, gangguan glikosilasi kongenital
Tabel 5.4 Lipoprotein plasma
Kilomikron Apo B-48, C-I, C-II 1 90 5 4 Mengangkut trigliserida yang diserap oleh usus
Apo A-I, A-IV, C-III, E Trigliserid dihidrolisis oleh LPL yang terikat di
endothelium pada jaringan adiposa dan otot;
Apo A dan Apo C ditransfer ke LDL.
VLDL Apo B-100, C-I, C-II 8 55 19 20 Mengangkut trigliserid yang disintesis di hepar
& C-III ke jaringan adiposa dan otot; Apo C ditransfer
Gambar 5.5 Xantoma tuberous pada tangan dari seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun dengan hiperkolesterolemia familial.
FH adalah satu dari penyakit genetik mendelian yang paling umum,
mempengaruhi sekitar satu dari setiap 500 individu di negara Barat seperti Amerika
Serikat. Ini diwariskan sebagai kondisi autosomal dominan. Heterozigot umumnya
muncul di akhir usia dua puluhan atau tiga puluhan dengan penyakit arteri koroner,
seringkali berupa infark miokard yang fatal. Homozigot dengan hiperkolesterolemia
berat dan sering hadir di awal masa kanak-kanak, atau bahkan saat bayi, dengan
penyakit jantung iskemik, termasuk infark miokard, dan bukti akumulasi kolesterol di
jaringan lain, terutama di kulit. Infark miokard pada bayi dimanifestasikan berupa
takipnea, berkeringat, pucat, dan tampak ketakutan. Pada anak yang lebih besar,
kolesterol di kulit dan jaringan lainnya menghasilkan xantoma tuberous khas pada
permukaan ekstremitas ekstensor (Gambar 5.5), arcus senilis, xantelasma, nodul
subkutan, dan penebalan tendon Achilles. Pasien dengan kondisi ini biasanya memiliki
riwayat keluarga dengan penyakit jantung iskemik premature yang kuat. Pengukuran
lipid plasma puasa biasanya menunjukkan kadar kolesterol total lebih dari 6,5 mmol/L
dalam heterozigot dan > 15 mmol/L pada homozigot. Kelebihan kolesterol dapat
dihitung dengan peningkatan kadar LDL; kadar VLDL (very low-density lipoprotein)
umumnya hanya sedikit meningkat, dan kadar high-density lipoprotein (HDL) seringkali
menurun.
Kelainan lipid plasma adalah fitur dari sejumlah gangguan primer metabolisme
lipoprotein, beberapa berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit arteri koroner
prematur (Tabel 5.5). Pemeriksaan penunjang hiperlipidemia membutuhkan perhatian
yang cermat terhadap keadaan saat pemeriksaan dan pertimbangan dari sejumlah besar
kondisi dimana hiperlipidemia sekunder terjadi. Umumnya, hiperlipidemia sekunder
lagi umum dibandingkan gangguan primer metabolisme lipoprotein plasma. Analisis
lipid plasma sebaiknya dilakukan pada darah yang diperoleh setelah puasa semalam dan
setelah pada paling sedikit tiga hari tidak mengkonsumsi alkohol. Analisis lipid harus
mencakup pengukuran trigliserida total, kolesterol total, kolesterol LDL, dan kolesterol
HDL (lihat Bab 9). Catatan harus dibuat dari obat apa pun yang dikonsumsi, asupan diet
lemak, obesitas, dan riwayat kondisi medis, seperti seperti diabetes, penyakit ginjal, dan
hipotiroidisme. Pengujian harus secara rutin mencakup tes fungsi tiroid, hepar, dan
ginjal.
Penyakit arteri koroner prematur adalah ciri utama penyakit Fabry dimana
terdapat akumulasi globotriaosilseramida (GL-3) di dinding arteri kecil dan arteriol
yang merupakan predisposisi aterosklerosis koroner, iskemia miokard, dan infark
miokard. Stroke juga dapat terjadi sebagai akibat dari keterlibatan serebrovaskular.
Deposit yang sama di pembuluh darah kulit dan membran mukosa menyebabkan lesi
kulit patognomonik dari penyakit angiokeratoma corporis difusi.
Tabel 5.5 Hiperlipidemia Familial
Abnormalitas Lipid Tipe Defek primer Fitur klinis terkait Kelainan sekunder
Hiperlipidemia eksogen I Defisiensi LPL Familial Xanthomatosis eruptif, lipemia retinalis, Disglobulinemia
(↑↑ kilomikron) Defisiensi Apo C-II pankreatitis akut, dyspnea, kehilangan SLE
ingatan yang baru terjadi
Hiperlipidemia endogen IV (a) Hipertrigliseridemia (a) Xanthomatosis eruptif, lipemia Berbagai kondisi, termasuk
(↑ VLDL) familial retinalis, pankreatitis akut, GSD tipe I, uremia, sindrom
dyspnea, kehilangan ingatan yang nefrotik, diabetes melitus*,
baru terjadi alkoholisme*, estrogen*,
Hiperlipidemia campuran V Hipertrigliseridemia Xanthomatosis eruptif, lipemia retinalis, Kondisi yang sama seperti
(↑ VLDL + kilomikron) familial pankreatitis akut, dyspnea, kehilangan penyebab hyperlipidemia tipe
Defisiensi LPL familial ingatan yang baru terjadi IV sekunder
Hiperlipidemia kombinasi IIb FCH Penyakit arteri koronaria prematur Sindrom nefrotik,
(↑ LDL + VLDL) hipotiroidisme,
disglobulinemia, sindrom
Cushing, glukokortikoid*,
stress*
Hiperlipidemia sisa III Disbetalipoproteinemia Xanthoma tuberous dan tuberoeruptif, Hipotiroidisme, SLE
(β-VLDL) familial planar xanthoma, Penyakit arteri
koronaria premature, penyakit vaskuler
perifer
Singkatan: VLDL, lipoprotein densitas sangat rendah; LDL, lipoprotein densitas rendah; SLE, lupus eritematosis sistemik; FCH,
hiperlipoproteinemia gabungan familial; AIP, porfiria intermiten akut; LPL, lipoprotein lipase; FH, hiperkolesterolemia familial; GSD,
penyakit penyimpanan glikogen.
∗ Kondisi yang berdiri sendiri tidak menyebabkan hiperlipidemia, tetapi sering memperberat sebuah utama hiperlipidemia.
Sumber: Data diambil dari Havel & kane (1995)