Anda di halaman 1dari 17

Perancangan Tata letak Fasilitas

Dosen pengampu:
Oleh: Satrio Utomo

TEKNIK
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang maha pengasih dan penyayang atas
segala rahmat dan bimbingan-Nya. Penyusun dapat menyelesaikan laporan praktikum
Statistik ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Penyusun sepenuhnya menyadari bahwa laporan ini tidak mungkin


terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak.Untuk itu, pada kesempatan ini
penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada yang terhormat.

1. Dr. Nurfa Anisa, ST.,MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas
Wisnuwardhana Malang.
2. Sudarto ST.,MT. selaku Dosen Pengampuh Mata Kuliah Kesehan dan
Keselamatan Kerja Universitas Wisnuwardhana Malang.
3. Pihak – pihak lain yang telah banyak membantu terselesaikannya Makalah
Perancangan Tata Letak Fasilitas ini.

Setelah melaksanakan dan menyelesaikan Laporan ini penyusun merasa masih


banyak kekurangan.Oleh karena itu penyusun membutuhkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun guna kesempurnaan penyusunan Laporan Praktikum
selanjutnya.

Malang, 24 Desember 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB 1......................................................................................................................................5
PENDAHULUAN..................................................................................................................5
A.Latar Belakang...................................................................................................................5
B.Rumusan Masalah..............................................................................................................5
C.Tujuan.................................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................................6
A.  Desain produk..................................................................................................................6
B. Ergonomi...........................................................................................................................6
D.Riset dibidang desain produk ergonomi yang efektif dan sederhana............................7
BAB III...................................................................................................................................2
PENUTUPAN.........................................................................................................................2
A.KESIMPULAN..................................................................................................................2
DAFTAR RUJUKAN............................................................................................................3

ii
5

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Definisi Tata letak pabrik adalah suatu rancangan fasilitas, menganalisis, membentuk
konsep, dan mewujudkan sistem pembuatan barang atau jasa. Rancangan ini pada umumnya
digambarakan sebagai rancangan lantai, yaitu satu susunan fasilitas fisik (perlengkapan, tanah,
bangunan dan sarana lain) untuk mengoptimalkan hubungan antara petugas pelaksana, aliran
barang, aliran informasi dan tata cara yang diperlukan untuk mecapai tujuan secara ekonomis
dan aman (Apple, 1990, p2)

Perancangan tata letak meliputi pengaturan tata letak fasilitasfasilitas operasi dengan
memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan mesin-mesin, bahan-bahan perlengkapan
untuk operasi, dan semua peralatan yang digunakan dalam proses operasi. Salah satu tujuan dari
perancangan tata letak fasilitas produksi adalah penggunaan ruangan yang lebih efektif.
Penggunaan ruangan akan efektif jika mesin-mesin atau fasilitas pabrik lainnya disusun atau
diatur sedemikian rupa dengan mempertimbangkan jarak minimal antar mesin atau fasilitas
produksi, dan aliran perpindahan material. Tata letak fasilitas produksi yang baik sangat
berperan dalam kegiatan proses produksi karena berpengaruh langsung kepada kelancaran
jalannya proses produksi, dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, dapat
memberikan kenyamanan dan keleluasaan gerak kepada para pekerja.

Perusahaan Umum Daerah Tirta Kanjuruhan merupakan suatu perusahaan skala besar
yang bergerak di bidang industri air minum yang berlokasi di kabupaten Malang, Jawa Timur.
Kekurangan dari tata letak Perusahaan Umum Daerah Tirta Kanjuruhan untuk unit kerja Dampit
yang sekarang adalah pengaturan tata letak tiap stasiun kerja yang belum sesuai, karena belum
memperhitungkan derajat tingkat kedekatan antar stasiun kerja. Hal ini terlihat pada perlunya
penambahan stasiun kerja baru untuk menambah kapasitas produksi air serta penambahan debit
air dengan penambahan stasiun baru berupa tandon air penampung. Untuk itu dibutuhkan
perencanaan tata letak fasilitas yang baik untuk memperpendek jarak antar stasiun produksi
tanpa mengabaikan faktor kenyamanan pekerja. Apabila masalah itu dapat terpenuhi maka
perusahaan dapat meningkatkan debit air produksi serta dapat mengoptimalisasi pelayanan serta
debit sisa dapat dimaksimalkan untuk penambahan konsumen baru.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah ini adalah
bagaimana usulan perencangan tata letak fasilitas di Perusahaan Umum Daerah Tirta
Kanjuruhan unit kerja Dampit.

C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulis ini adalah usulan pernacangan ulang tata letak
fasilitas di Perusahaan Umum Daerah Tirta Kanjuruhan unit kerja Dampit.

5
6

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 PERUMDA TIRTA KANJURUHAN
Perumda Tirta Kanjuruhan adalah Perusahaan milik Pemerintah Daerah yang merupakan
suatu alat Otonomi Daerah, dan Perumda Tirta Kanjuruhan didirikan berdasarkan Peraturan
Daerah Nomor : 6 Tahun 1981 dengan modal pertama melayani 3 (tiga) Kecamatan dengan 4.
823 pelanggan dan jumlah pegawai sebanyak 48 orang.
Setelah mendapat bantuan Paket LOAN IBRD 2275 IND pada tahun 1985 berupa 9 Unit
IKK dan 4 Unit BNA, pelayanan Perumda Tirta Kanjuruhan berkembang pada saat ini dengan
jumlah pelanggan mencapai 68.584 SR yang tersebar di 25 Unit Pelayanan dari total 33
Kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Malang.
Sebagai kesatuan Ekonomi, Perumda Tirta Kanjuruhan mempunyai dua Misi yaitu
Kemanfaatan Umum (Sosial) dan Kemanfaatan Khusus (Mencari Laba) dan tidak semata-mata
menetapkan tarip air minum berdasarkan pertimbangan keuntungan saja.
Perusahaan Umum Daerah Tirta Kanjuruhan adalah Badan Usaha Milik Daerah
Kabupaten Malang yang bergerak dalam bidang pelayanan air minum dan modal dasar
seluruhnya merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan.
Perusahaan Umum Daerah Tirta Kanjuruhan dahulu bernama PDAM Kabupaten
Malang, berdiri pada tahun 1981, melalui Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I
Jawa Timur Nomor 289/1981 yang memisahkan PDAM Kabupaten Malang  dari Perusahaan
Daerah Jasa Yasa.
Perubahan bentuk badan hukum dari Perusahaan Daerah menjadi Perusahaan Umum
Daerah ditetapkan pada tanggal 31 Desember 2018, melalui Peraturan Daerah Kabupaten
Malang Nomor 17 Tahun 2018 tentang Perusahaan Umum Daerah Tirta Kanjuruhan.
Perumda Tirta Kanjuruhan ini telah berusaha menempatkan karyawan pada tugas yang
benar (the right man on the right job) dan masih ditemukan juga karyawan yang kurang
disiplin mengikuti peraturan perusahaan, kurang teliti dan kurang serius dalam bekerja serta
kurang dapat memberikan contoh yang baik.
Budaya kerja dan disiplin kerja yang diberikan oleh Perumda Tirta Kanjuruhan sangat
besar manfaatnya dalam mendorong timbulnya usaha karyawan untuk meningkatkan
kemampuan dan karyawan yang bersangkutan mampu mengemban tugas menurut bidangnya
masing-masing agar dapat mencapai efektivitas kerja yang tinggi.

2.2 Definisi Perancangan Tata Letak Fasilitas

Pengertian perencanaan fasilitas dapat dikemukakan sebagai proses perancangan fasilitas,


termasuk didalamnya analisis, perencanaan, desain dan susunan fasifitas, peralatan phisik,
dan manusia yang ditujukan untuk meningkatkan efisensi produksi dan sistem pelayanan.
(Purnomo, 2004). Sedangkan (Wignjosoebroto, 1992) mengemukakan bahwa tata letak fasilitas
merupakan tata cara pengaturan fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses
produksi.

Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas area untuk penempatan mesin atau fasilitas
penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan perpindahan material, penyimpanan material baik
yang bersifat temporer maupun permanen, personel pekerja dan sebagainya. Pada umumnya
6
7

tata letak pabrik yang terencana dengan baik ikut menentukan efisiensi dan menjaga kelangsungan
hidup atau kesuksesan kerja suatu industri.

Secara skematis perencanaan fasilitas pabrik dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Sistematika Perencanaan Fasilitas

Pabrik (Tompkins, J.A., 1996)

2.3 Tujuan Perancangan Tata Letak Fasilitas

Secara garis besar tujuan perancangan fasilitas, yaitu untuk menentukan bagaimana
aktivitas-aktivitas dan fasililtas-fasilitas produksi dapat diatur sedemikian rupa sehingga
mampu menunjang upaya pencapaian tujuan pokok produksi secara efektif dan efisien. Selain
itu terdapat tujuan perencanaan tata letak pabrik yaitu untuk mendapatkan keuntungan-
keuntungan antara lain :

1. Memudahkan proses manufaktur.


Penyusunan mesin, peralatan, dan ruang kerja yang baik menghasilkan kemudahan
proses produksi
2. Meminimumkan pemindahan barang.
Pengaruh jarak terhadap material handling akan mempengaruhi biaya yang
dikeluarkan. Selain itu pemindahan barang yang semakin dekat akan berdampak pada
pengurangan waktu produksi.
3. Menjaga fleksibilitas (keluwesan)

7
8

Ada kalanya suatu pabrik menuntut adanya perubahan tata letak akibat adanya
perubahan (penambahan/pengurangan fasilitas. Keadaan ini menuntut adanya
fleksibilitas dalam melakukan proses produksi.
4. Memelihara perputaran barang setengah jadi yang tinggi
Kelancaran aktivitas material handling mengurangi terjadinya penumpukan barang di
stasiun kerja. Waktu peredaran total yang kecil akan mengurangi jumlah barang
setengah jadi yang berakibat pula menurunnya biaya produksi.
5. Menurunkan cost of capital
Suatu penggunaan fasilitas produksi yang tepat akan mengurangi biaya
pemakaian fasilitas yang kurang perlu serta menghindarkan adanya
duplikasi peralatan.
6. Menghemat pemakaian ruang
Ketepatan dalam hal tata letak peralatan yang digunakan akan menghemat
(efisisensi) ruangan yang dipakai
7. Memudahkan pengawasan Dengan tata letak yang baik akan memudahkan dalam
hal pengawasan terhadap aktivitas produksi yang dilakukan.
8. Meningkatkan safety bagi produk maupun karyawan
Mesin dan peralatan yang diletakkan pada tempat yang tepat akan mengurangi
terjadinya kecelakaan kerja maupun keru

2.4 Prinsip-Prinsip Dasar dalam Perencanaan Tata Letak

Berdasarkan aspek dasar, tujuan dan keuntungan-keuntungan yang didapat dari tata
letak yang terencana dengan baik, maka dapat disimpulkan enam tujuan dasar dalam tata letak
pabrik, sebagai berikut:

1. Integrasi secara menyeluruh dari semua faktor yang mempengaruhi proses produksi
2. Perpindahan jarak yang minimal
3. Aliran kerja yang berlangsung secara normal melalui pabrik
4. Semua areal yang ada dimanfaatkan secara efektif dan efisien
5. Kepuasan kerja dan rasa aman dari pekerja terpelihara
6. Pengaturan tata letak harus cukup fleksibel. Tujuan tersebut dapat dinyatakan sebagai
prinsip dasar dari proses perencanaan tata letak pabrik.

2.5 Manfaat Perencanaan Tata Letak Pabrik

Tata letak pabrik berhubungan erat dengan segala proses perencanaan dan pengaturan letak mesin,
peralatan, aliran bahan dan orang-orang yang bekerja di masing-masing stasiun kerja. Tata letak yang
baik dari segala fasilitas produksi dalam suatu pabrik adalah dasar untuk membuat operasi kerja
menjadi lebih efektif dan efisien. Secara umum pengaturan semua fasilitas produksi yang terencana
akan memberikan :

1. Minimisasi transportasi dari proses pemindahan bahan


2. Minimisasi gerakan balik yang tidak perlu
3. Minimisasi pemakaian area tanah
4. Pola aliran produksi yang terbaik
8
9

5. Keseimbangan penggunaan area tanah


6. Keseimbangan di dalam lintasan Fleksibilitas dalam menghadapi ekspansi dimasa yang
akan datang.

2.6 Tipe-tipe Tata Letak

Salah satu keputusan penting yang perlu dibuat adalah keputusan menentukan Tipe tata
letak yang sesuai akan menjadikan efisiensi proses manufakturing untuk jangka waktu yang
cukup panjang. Tipe-tipe tata letak secara umum adalah Product Layout, Process Layout dan
Group Technology Layout (Purnomo, 2004).

2.6.1 Tata Letak Berdasarkan Aliran Produksi (Product Layout)

Jika suatu pabrik secara khusus akan memproduksi satu macam produk atau kelompok
produk dalam jumlah/volume yang besar dan waktu produksi yang lama, maka segala
fasilitas–fasilitas produksi dari pabrik tersebut haruslah diatur sedemikian rupa sehingga proses
produksi dapat berlangsung seefisien mungkin. Dengan layout berdasarkan aliran produk,
maka mesin dan fasilitas produksi lainnya akan dapat diatur menurut prinsip “machine after
machine” tidak perduli macam mesin yang digunakan. Dengan memakai tata letak tipe aliran
produk (product layout), maka segala fasilitas–fasilitas untuk proses produksi (baik pabrikasi
maupun perakitan) akan diletakkan berdasarkan garis aliran

(flow line) dari produk tersebut. Adapun tipe–tipe garis aliran produk

(product flow line) yang mungkin diaplikasikan yaitu :

a. Straight Line

Pola aliran berdasarkan garis lurus atau straight line umum dipakai
bilamana proses produksi berlangsung singkat, relatif sederhana dan umum
terdiri dari beberapa komponen–komponen atau beberapa macam production
equipment.

Gambar 2.2 Straight Line

Pola aliran bahan berdasarkan garis lurus ini akan memberikan :

1. Jarak yang terpendek antara dua titik.


2. Proses atau aktivitas produksi berlangsung sepanjang garis lurus yaitu dari
mesin nomor satu sampai ke mesin yang
terakhir.
3. Jarak perpindahan bahan (handling distance) secara total akan kecil karena
jarak antara masing–masing mesin adalah sependek-pendeknya

9
10

b. Serpentine atau zig zag (S-Shaped).

Pola aliran berdasarkan garis–garis patah ini sangat baik diterapkan bilamana
aliran proses produksi lebih panjang dibandingkan dengan luasan area yang
tersedia. Untuk itu aliran bahan akan dibelokkan untuk menambah panjangnya
garis aliran yang ada dan secara ekonomis hal ini akan dapat mengatasi segala
keterbatasan dari area, dan ukuran dari bangunan pabrik yang ada.

Gambar 2.3 Serpentine/Zig Zag

c. U-Shaped

Pola aliran menurut U-Shaped ini akan dipakai bilamana dikehendaki


bahwa akhir dari proses produksi akan berada pada lokasi yang sama dengan
awal proses produksinya. Hal ini akan mempermudah pemanfaatan
fasilitas transportasi dan juga sangat mempermudah pengawasan untuk
keluar masuknya material dari dan menuju pabrik. Aplikasi garis bahan relatif
panjang, maka U-Shaped ini akan tidak efisien dan untuk ini lebih baik
digunakan pola aliran bahan tipe zig zag.

Gambar 2.4 U-Shaped

10
11

d. Circular.

Pola aliran berdasarkan bentuk lingkaran (circular) sangat baik dipergunakan


bilamana dikehendaki untuk mengembalikan material atau produk pada titik awal aliran
produksi berlangsung. Hal ini juga baik apabila departemen penerimaan dan pengiriman
material atau produk jadi direncanakan untuk berada pada lokasi yang sama dalam pabrik
yang bersangkutan.

Gambar 2.5 Circular

e. Odd angle.

Pola aliran berdasarkan odd-angle ini tidaklah begitu dikenal


dibandingkan dengan pola–pola aliran yang lain. Pada dasarnya pola ini sangat
umum dan baik digunakan untuk kondisi–kondisi

seperti :

1. Bilamana tujuan utamanya adalah untuk memperoleh garis aliran yang


produk diantara suatu kelompok kerja dari area yang saling berkaitan.
2. Bilamana proses handling dilaksanakan secara mekanis.
3. Bilamana keterbatasan ruangan menyebabkan pola aliran yang lain terpaksa
tidak dapat diterapkan.
4. Bilamana dikehendaki adanya pola aliran yang tetap dari fasilitas–fasilitas
produksi yang ada.
Odd-angle ini akan memberikan lintasan yang pendek dan terutama akan merasa
kemanfaatannya untuk area yang kecil.

11
12

Gambar 2.6 Odd-Angle

2.6.2 Tata Letak Berdasarkan Fungsi/macam Proses

Tata letak ini merupakan metode penempatan mesin dan peralatan produksi yang
memiliki tipe sama ke dalam satu departemen.

Karakteristik tipe tata letak ini atara lain:

a. Perbandingan antara jumlah (Q) dan jenis produk (P) kecil


b. Produksi berdasarkan job order
c. Mesin produksi dan perlengkapan yang sama ditempatkan pada satu departemen

Keuntungan dari jenis tata lerak ini adalah mampu mengerjakan berbagai macam jenis
dan model produk serta spesialisasi kerja. Sedangkan kerugiannya berupa kesulitan
menyeimbangkan lintasan kerja dalam departemen sehingga memerlukan area untuk
work in process storage.

2.6.3 Tata Letak Berdasarkan Lokasi Material Tetap (fix position layout)

Untuk jenis layout ini material atau komponen produk utama tetap pada lokasinya
sedangkan fasilitas produksi seperti mesin, manusia dan komponen pendukung lainnya yang
bergerak menuju lokasi komponen utama. Keuntungan dari jenis tata letak ini adalah
perpindahan material dapat dikurangi, sedangkan kelemahannya adalah memerlukan operator
dengan keterampilan yang tinggi dan pengawasan yang ketat.

2.6.4 Tata Letak Berdasarkan Kelompok Produk (group technology layout)

Tipe tata letak ini, komponen yang sama dikelompokkan ke dalam satu kelompok
berdasarkan kesarnaan bentuk kornponen. mesin atau peralatan yang dipakai. Mesin-rnesin
12
13

dikelompokkan dalam satu kelornpok dan ditempatkan dalam sebuah ‘manufacturing cell”.
Kelebihan tata letak ini adalah dengan adanya penge1ompokan produk sesuai dengan
proses pembuatannya maka akan dapat diperoleh pendayagunaan mesin yang maksmal.
Juga lintasan aliran kerja menjadi lebih lancar dan jarak perpindahan material akan
lebih pendek. Sedangkan kekurangan dari tipe layout ini yaitu diperlukan tenaga yang
memiliki kemampuan dan keterampilan yang tinggi untuk mengoperasikan sernua faau
produksl yang ada. Kelancaran keja sangat tergantung pada kegiatan peigendalian
produksl khususnya dalam menjaga keseimbangan kerja yang bergerak.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan Tata Letak Awal


Adapun pengaturan tataletak awal yang dilakukan oleh perusahaan sekarang ini adalah
dengan alur proses mulai dari sumber mata air yang di tampung pada sebuah penampungan awal
atau Broncaptering kemudian melalui proses kimia dengan penampahan kaporit lalu dilanjutkan
menuju transmisi distribusi ke masing masing pelanggan. Dari uraian diatas ada suatu
permasalahan dimana debit 38 L/d air produksi tidak bisa ditingkatkan dengan acuan semakin
banyak masyarakat yang membutuhkan air bersih untuk kebutuhan sehari hari.

Gambar Layout Perumda Tirtakanjuruhan unit kerja Dampit

13
14

3.2 Pembahasan Tata Letak Awal


Dengan semakin berkembangnya pertumbuhan di daerah dampit tentuntnya dengan
perkembang masyarakat dan perekonomian maka tentunya akan semakin banyak masyarakat yang
membutuhkan air bersih tentunya dari latar belakang masalah tersebut kami
merencanakan/menawarkan sebuah solusi yaitu penambahan atau pembangunan stasiun baru
berupa tandon air pada masihng masing pipa distribusi bertujuan untuk peningkatan kapasitas
prosduksi dan penambahan debit sehingga debit sisa dapat dimaksimalkan untuk penambahan
jumlah pelanggan baru adapun layout usulan baru sebagai berikut

Gambar Layout Sesudah

14
15

BAB IV
KESIMPULAN

4.1 KESIMPULAN

Dari hasil pembuatan layout baru dengan penambahan stasiun unit kerja baru berupa
penambahan bangunan tandon pada masing masing jaringan pipa distribusi diharapkan
mampun menambah kapasitas produksi air dengan penambahan debit pada masing masing
jaringan pipa distribusi tentunya dengan acuan elevasi yang maksimal dapat menambahkan
debit air berupa penambahan tekanan pada masing masing pipa.dengan adanya penambahan
debit diharapkan dapat menambah pelayanan air Perumda Tirta Kanjuruhan serta debit sisa
dapat dialokasikan untuk penambahan jumlah pelanggan baru.

a) Kelebihan Pembuatan Layout Baru


1. Pemaksimalan Jalur Pipa Transmisi - Ditribusi
2. Penambahan Debit Air
3. Penambahan jumlah pelanggan baru
b) Kekurangan Pembuatan Layout Baru
1. Pengeluaran modal pembuatan tandon
2. Perubahan jalur pipa transmisi - distribusi

15
16

DAFTAR PUSTAKA

Apple, J.M. Tataletak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga. ITB :

Bandung. 1990.

Francis, R.L. Facility Layout and Location. Second Edition. Prentice-Hall, Inc :

New Jersey. 1992.

Hari Purnomo. Perencanaan dan Perancangan Fasilitas. Graha Ilmu :

Yogyakarta. 2004.

Heragu S. Sunderesh. Facilities Design, Second Edition. iUniverse Inc : Lincoln.

2006.

Moore, J.M. Plant Layout and Design. Edisi Pertama. The Macmillan Company :

New York. 1962.

Muther, Richard. Practical Plant Layout, First Edition. Mc. Grow Hill Company :

New York. 1995.

Narbuko, Cholid. Metodologi Penelitian. Bumi Aksara : Jakarta. 2003.

Sritomo Wignjosoebroto. Tataletak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga.

Guna Widya : Surabaya. 2003.

16
1

DAFTAR PUSTAKA

Enest J, Mc Cormic, 1986, Human Factors Engineering, Prentive Hall: New


York
Mudijana, A.M. 1996, Analisa Perancangan Kerja dan Ergonomi,
Universitas Atmajaya: Yogyakarta
Reid Gary B, Potter Scott S. Bresster Jeine, 1989, Subjective Workload
Assessment Torque (SWATT) : A User’s Guide, Amstrong Aerospace Medical
Research Laboratory, Ohio.

Nurmianto, Eko Ir. Msc., Edisi Pertama, 1996. “ Ergonomi Konsep Dasar dan
aplikasinya” Guna Widya, Institut Teknologi sepuluh November, Surabaya

Mize J.H., Fabricky W.J., Second Edition, 2001. “Ergonomic How to Desain
for Ease and Eficiency” Prentice Hall

Anda mungkin juga menyukai