Anda di halaman 1dari 2

1.

sebutkan komponen cairan dalam tubuh


2. definisi dari edema
3. organ organ yang berperan dalam terjadinya edema
4. etiologi edema
5. klasifikasi edema
6. patomekanisme edema
7. hubungan edema dengan albuminuria
8. mekansisme albuminuria
9. perspektif islam

JAWABB
1. total cairan dalam tubuh sekitar 60% pada tubuh orang normal, semua cairan ini didistribusika
menjadi dua kompartmen yaitu cairan ekstraseluler dan intraseluler,
 cairan interseluler, cairan di dalam sel, komposisi cairan ini mengandung campurannya
tersendiri dengan berbagai zat, namun konsentrasi zat-zat ini mirip antara satu sel
dengan sel lainnya. Sekitar 28 dari 42 L cairan tubuh ada di dalam 100 triliun sel dan
secara keseluruhan disebut cairan intraselular. Jadi, cairan intraselular merupakan 40
persen dari berat badan total pada "rata-rata" orang.
 Cairan ekstraseluler, semua cairan di luar sel secara keseluruhan disebut cairan
ekstraselular. Keseluruhan dari cairan ini merupakan 20 persen dari berat badan. Cairan
ektraseluler dibagi menjadi dua:
a) Cairan interstisial cairan yang mengelilingi dan merendam sel. cairan interstisial
merupakan 15% daru cairan ekstraseluler.
b) Dan cairan plasma, plasma adalah bagian darah yang tak mengandung sel. cairan
plasma merupakan 5% dari cairan ekstraseluler

2. Edema menunjukkan adanya cairan berlebihan di jaringan tubuh (penimbunan cairan


interstitium)
3. Organ yang terlibat dalam terjadinya edema antara lain:
a) Sistem limfatik
System lomfatik akan mengusir cairan dan protein dari interstitium, dan sistem limfatik
menyediakan jaringan saluran ke seluruh tubuh melalui kelenjar getah bening ke saluran
toraks.
b) Dinamika kapiler
Dinamika kapiler sangat berbeda dalam pembuluh darah berbagai organ. Sebagai
contoh, sinusoid hati permeabel terhadap protein, akibatnya tekanan onkotik kapiler
dan interstisial kira-kira sama Kapiler alveolar juga lebih permeabel daripada otot rangka
terhadap protein, menghasilkan gradien tekanan hidrolik dan onkotik transkapiler yang
lebih kecil.
c) Ginjal
Retensi natrium dan air, meningkatkan aliran balik vena ke jantung, sehingga
memungkinkan stabilitas hemodinamik.

Lent-Schochet D, Jialal I. Physiology, Edema. [Updated 2022 May 8]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537065/

4. etiologi edema
a) Berkurangnya konsentrasi protein plasma menurunkan tekanan osmotik koloid plasma.
Penurunan tekanan masuk utama ini menyebabkan kelebihan cairan yang keluar
sementara cairan yang direabsorpsi lebih sedikit daripada normal; karena itu, kelebihan
cairan tersebut tetap berada di ruang interstisium. 
b) Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler memungkinkan lebih banyak protein plasma
yang keluar dari plasma ke dalam cairan interstisium sekitar.Penurunan tekanan osmotik
koloid plasma yang terjadi menurunkan tekanan masuk efektif, sementara peningkatan
tekanan osmotik koloid cairan interstisium yang terjadi akibat peningkatan protein di
cairan interstisium meningkatkan tekanan keluar efektif. Ketidak seimbangan ini ikut
berperan menyebabkan edema lokal yang berkaitan dengan cedera (misalnya, lepuh)
dan reaksi alergik (misalnya biduran).
c) Meningkatnya tekanan vena, seperti ketika darah terbendung di vena, menyebabkan
peningkatan tekanan darah kapiler. Karena kapiler mengalirkan isinya ke dalam vena,
pembendungan darah di vena mengarah pada "back log" darah di dalam kapiler karena
lebih sedikit darah yang keluar dari kapiler menuju vena yang kelebihan muatan
daripada yang masuk ke arteriol. Peningkatan tekanan hidrostatik keluar melewati
dinding kapiler ini berperan besar menyebabkan edema pada gagal jantung kongestif.
d) Sumbatan pembuluh limfe menyebabkan edema karena kelebihan cairan filtrasi
tertahan di cairan interstisium dan tidak dapat dikembalikan ke darah melalui pembuluh
limfe. Akumulasi protein di cairan interstisium memperparah masalah melalui efek
osmotiknya.
5. Klasifikasi edema
berdar

Anda mungkin juga menyukai