Anda di halaman 1dari 13

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa = Fara Dina Rob’atul A’ida

Nomor Induk Mahasiswa / NIM = 041814985

Kode/Nama Mata Kuliah = EKSI4204 / Analisis Informasi

Keuangan

Kode/Nama UPBJJ = 74 / Malang

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Apa yang menyebabkan kondisi keuangan perusahaan terpuruk pada akhir tahun
2020?

1. Harga impor baja meningkat

Manajemen Krakatau Steel menyatakaan penyebab kerugiaan mereka mulai dari


banyaknya Impor baja dari Luar Negeri khususnya Tiongkok dengan harga 25–30%
lebih murah, meningkatnya harga bahan baku, utilitas mesin yang rendah, turunnya
harga besi baja. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) untuk Januari hingga Agustus
2019, impor besi dan baja naik 5,5 persen atau US$6,38 miliar setara Rp89,3 triliun
(kurs Rp14ribu).

Hal ini dapat dilihat dalam pernyataan risiko harga di Laporan Keuangan Krakatau
Stell, yaitu :

Grup terkena dampak risiko harga yang diakibatkan oleh pembelian bahan baku
utama baja impor. Harga bahan baku tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain permintaan, kapasitas produksi di seluruh dunia dan nilai tukar. Dampak
harga tersebut terutama timbul dari pembelian bijih besi dan slab impor di mana
margin laba atas penjualan baja dapat terpengaruh jika harga bijih besi dan slab impor
(yang merupakan bahan baku utama yang digunakan untuk memproduksi produk
baja) meningkat dan Grup tidak dapat mengalihkan kenaikan harga tersebut kepada
pelanggannya. Selain itu, Grup juga terkena dampak dari fluktuasi harga jual produk
baja.

2. Korupsi pembangunan proyek Blast Furnace

Pembangunan proyek Blast Furnance yang mangkrak yang di tenggarai oleh Meneg
BUMN Erick Thohir terjadi praktik korupsi.

Hal ini dapat dilihat dalam pernyataan risiko harga di Laporan Keuangan Krakatau
Stell, yaitu :

Pada tanggal 15 November 2011, Perusahaan menandatangani kontrak pembangunan


pabrik Blast Furnace termasuk pabrik COP dengan konsorsium Capital Engineering
and Research Incorporation Limited (“MCC-CERI”) dengan nilai kontrak sebesar
US$334.900 dan Rp2.215.425 merupakan porsi untuk PT KE. Proyek ini bertujuan
untuk membangun komplek pabrik Blast Furnace baru yang terdiri dari Blast Furnace,
Sintering Plant, Coke Oven Plant, Pig Iron Caster, Stockyard dan Material/Hot Metal
Handling yang memproduksi 1.200.000 metrik ton (tidak diaudit) hot metal dan pig
iron per tahun. Pada tanggal 31 Desember 2020 dan 2019, manajemen Perusahaan
memperkirakan persentase penyelesaian pabrik Blast Furnace masing-masing adalah
sebesar 99,94% dan 99,00% (tidak diaudit), sedangkan untuk pabrik COP, persentase
penyelesaian adalah sebesar 99,00% (tidak diaudit) pada tahun 2019. Berdasarkan
hasil pengujian pabrik ini, manajemen memutuskan untuk tidak mengoperasikan
pabrik Blast Furnace untuk sementara dikarenakan pabrik ini sudah tidak ekonomis
lagi dan telah melakukan pencadangan atas kerugian penurunan nilai terhadap pabrik
ini. Pada bulan April 2020, pembangunan pabrik COP telah selesai.
3. Entitas anak unsutain (rugi operasi) tidak dapat memenuhi rasio keuangan

Sehubungan dengan kondisi operasi dan keuangan Grup, pada tanggal 30 September
2019, Perusahaan, PT MJIS, PT KHIP, PT KE, dan PT KWT (“Perusahaan dan
entitas anak yang unsustain atau entitas anak yang mengalami rugi operasi”) belum
dapat memenuhi seluruh rasio-rasio keuangan yang dipersyaratkan Sehingga
penyajian saldo utang disajikan dalam bagian pinjaman jangka panjang yang jatuh
tempo dalam waktu satu tahun pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
.
4. Risiko Suku Bunga

Pada tanggal 31 Desember 2020, jika tingkat suku bunga atas pinjaman jangka
panjang 50 basis poin lebih tinggi/lebih rendah, dengan asumsi semua variabel lain
konstan, laba setelah pajak untuk tahun berjalan akan menjadi lebih rendah/tinggi
sebesar US$8.873 (2019: rugi setelah pajak untuk tahun berjalan akan menjadi lebih
tinggi/rendah sebesar US$729)

5. Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing

Pada tanggal 31 Desember 2020, jika nilai tukar Dolar AS terhadap mata uang asing
menguat/melemah sebanyak 10% dengan semua variabel konstan, laba sebelum pajak
untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut menjadi lebih tinggi US$79.189 atau
menjadi lebih rendah US$96.787 (2019: rugi sebelum pajak menjadi lebih rendah
US$84.736 atau menjadi lebih tinggi US$103.345), terutama sebagai akibat
kerugian/keuntungan translasi kas dan setara kas, piutang usaha, utang usaha dan
pinjaman dalam mata uang asing.

SUMBER :
 Laporan Keuangan Krakatau Steel Tbk tahun 2020 Halaman 114, 142, 182 – 187
 https://virtualofficeku.com/ppn/apa-yang-menyebabkan-kerugian-pada-pt-
krakatau-steel-tbk.html

2. Untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan “Musyarakah” dari BNI Syariah, PT


Krakatau Steel Tbk dituntut untuk memenuhi sejumlah kriteria terkait kinerja
keuangan mereka. Sebutkan dan jelaskan seluruh kriteria tersebut!

1. Pinjaman jangka pendek Entitas Anak - PT KDL pada BNI Syariah

PT KDL memperoleh fasilitas pembiayaan “Musyarakah” dari BNI Syariah dengan


jumlah maksimum sebesar Rp160.000. Fasilitas kredit ini digunakan untuk
pembiayaan pembelian gas dari PGN.

Syarat :
Fasilitas pinjaman ini dikenakan margin keuntungan berkisar sebesar 9,00% - 9,50%
(2019: 9,50%) pada tanggal 31 Desember 2020. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan
tanah dan piutang usaha dengan nilai pengikatan masing-masing sebesar Rp154.130
dan Rp90.000 (Catatan 6 dan 13). Fasilitas ini berakhir pada tanggal 31 Desember
2021. Saldo terutang atas fasilitas ini masing-masing sebesar Rp129.600 (setara
dengan US$9.188) dan Rp160.000 (setara dengan US$11.510) pada tanggal 31
Desember 2020 dan 2019.

PT KDL juga harus mempertahankan rasio lancar minimum 1 kali (tidak termasuk
bagian pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun), rasio
pinjaman terhadap ekuitas maksimum sebesar 2,6 kali dan debt service coverage ratio
minimum sebesar 100%

Pada tanggal 31 Desember 2020 dan 2019, PT KDL dapat memenuhi persyaratan
pemeliharaan rasio-rasio keuangan yang disyaratkan oleh BNI Syariah tersebut di
atas.

2. Pinjaman jangka panjang Entitas Anak - PT KIEC pada BNI Syariah

Pada tanggal 27 Februari 2019, PT KIEC memperoleh fasilitas pembiayaan aset


syariah (Musyarakah Mutanaqishah) dari BNI Syariah dengan jumlah sebesar
Rp90.000. Fasilitas ini akan digunakan untuk membiayai pembangunan gudang di
Kawasan Industri 2 Cilegon. Pinjaman ini dibayar dalam 60 kali angsuran bulanan
dimulai pada bulan Maret 2019 dan akan berakhir pada bulan Februari 2024.

Syarat :
Fasilitas kredit ini dikenakan nisbah bagi hasil sewa sebesar 9,75%. Fasilitas ini
dijamin dengan HGB No. 158/Randakari, HGB No. 309/Randakari, HGB No.
174/Randakari dan HGB No. 262/Tegalratudengan total area lahan seluas 92.445 dan
bangunan seluas 13.150 m2.

Selama tahun 2019, PT KIEC telah melakukan penarikan penuh atas pinjaman ini
sebesar Rp90.000 (setara dengan US$6.474). Total angsuran yang dibayar selama
tahun 2020 dan 2019 masing-masing sebesar Rp15.921 (setara dengan US$1.128) dan
Rp12.137 (setara dengan US$873).

Pada tanggal 16 Desember 2019, PT KIEC memperoleh fasilitas pembiayaan


“Musyarakah” dari BNI Syariah dengan jumlah maksimum sebesar Rp48.430.
Fasilitas kredit ini digunakan untuk pembiayaan pembangunan Pusat Perbelanjaan
Transmart di Area Perkantoran Permata Krakatau Cilegon. Pinjaman ini dibayar
dalam 60 kali angsuran bulanan dimulai pada bulan Januari 2020 dan akan berakhir
pada bulan Desember 2024

Syarat :
Fasilitas pembiayaan ini dikenakan nisbah bagi hasil masing-masing sebesar 1,50%
pada tanggal 31 Desember 2020 dan 2019. Fasilitas ini dijamin dengan marginal
deposit sebesar Rp51.000.

Selama tahun 2019, PT KIEC telah melakukan penarikan penuh atas pinjaman ini
yaitu sebesar Rp48.430 (setara dengan US$3.484).

Syarat :
PT KIEC juga diminta untuk memelihara rasio lancar minimal satu kali, rasio
pinjaman terhadap ekuitas maksimal adalah 2,5 kali dan rasio kecukupan arus kas
untuk pembayaran pinjaman dan bunganya minimal 100%.

SUMBER : Laporan Keuangan Krakatau Steel Tbk tahun 2020 Halaman 124 dan 160

3. Berapa nilai Debt to Equity Ratio perusahaan, per tanggal 31 Desember 2020?

Pada tanggal 31 Desember 2020, akun-akun Grup yang membentuk rasio utang terhadap
ekuitas adalah sebagai berikut:

Tahun 2020

Total liabilitas jangka pendek 827,496


Total liabilitas jangka panjang 2,210,130
Total liabilitas 3,037,626
Total ekuitas 448,723
Rasio liabilitas terhadap ekuitas 6.77

SUMBER : Laporan Keuangan Krakatau Steell Tbk tahun 2020 Halaman 191

4. Berdasarkan perjanjian Perjanjian Restrukturisasi Pinjaman, berapa nilai


maksimal Debt to Equity Ratio yang diperkenankan?

Pernyataan dalam laporan keuangan :


Manajemen memantau modal dengan menggunakan beberapa ukuran leverage keuangan
seperti rasio ekuitas terhadap utang. Tujuan Grup adalah mempertahankan rasio utang
terhadap ekuitas sebesar maksimum 2 pada tanggal 31 Desember 2020 berdasarkan rasio
yang diatur dalam Perjanjian Restrukturisasi Pinjaman.

Jadi Debt to Equity Ratio yang diperkenankan adalah maksimum 2

SUMBER : Laporan Keuangan Krakatau Steell Tbk tahun 2020 Halaman 191

5. PT Krakatau Steel Tbk memiliki beberapa anak perusahaan, dan beberapa


diantaranya tidak mampu memenuhi rasio-rasio keuangan yang dipersyaratkan
dalam perjanjian pinjaman dari kreditur. Apa yang dilakukan oleh manajemen PT
Krakatau Steel Tbk agar kinerja laporan keuangan konsolidasi perusahaan tetap
baik?

Pada tanggal 31 Desember 2020 dan 2019, Perusahaan dan entitas anak yang unsustain
belum dapat memenuhi seluruh rasio-rasio keuangan yang dipersyaratkan dalam
perjanjian pinjaman ini. Namun, Perusahaan dan entitas anak yang unsustain
mendapatkan surat waiver pada tanggal 23 Oktober 2020 (2019: 23 Maret 2020) dari
BNI, sebagai agen fasilitas, yang menyatakan bahwa kreditur telah melepaskan
Perusahaan dan entitas anak yang unsustain atas persyaratan untuk pemenuhan rasio
tersebut. Dengan demikian, penyajian saldo utang tahun 2019 disajikan sebagai bagian
lancar atas pinjaman jangka panjang pada laporan posisi keuangan konsolidasian.

SUMBER : Laporan Keuangan Krakatau Steell Tbk tahun 2020 Halaman 149

6. Jelaskan kebijakan perusahaan dalam penyusunan posisi keuangan konsolidasian


ketika nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan tidak dapat diukur dengan
handal?

Ketika nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan dicatat dalam laporan posisi
keuangan konsolidasian tidak dapat diukur berdasarkan harga dikutip dalam pasar aktif,
nilai wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian yang mencakup model Diskonto
Arus Kas (“DAK”). Input untuk model ini diambil dari pasar yang dapat diobservasi
dimana memungkinkan, tetapi tidak mudah dilakukan, membutuhkan tingkat
pertimbangan dalam menentukan nilai wajar tersebut. Pertimbangan mencakup
pertimbangan atas input seperti risiko likuiditas, risiko kredit dan volatilitas. Perubahan
asumsi mengenai faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi nilai wajar instrumen
keuangan yang dilaporkan.

SUMBER : Laporan Keuangan Krakatau Steell Tbk tahun 2020 Halaman 75

7. pandemi Covid-19 telah membuat perusahaan terpaksa melakukan restrukturisasi


utangnya. Jelaskan bagaimana perusahaan melakukan restrukturisasi tersebut!

Sehubungan dengan kondisi operasi dan keuangan Grup, pada tanggal 30 September
2019, Perusahaan, PT MJIS, PT KHIP, PT KE, dan PT KWT (“Perusahaan dan entitas
anak yang unsustain atau entitas anak yang mengalami rugi operasi”) telah
menandatangani Perjanjian Adendum dan Pernyataan Kembali untuk Tujuan
Restrukturisasi (“perjanjian restrukturisasi pinjaman”) dengan Bank Mandiri, BNI, BRI,
PT Bank ICBC Indonesia (“ICBC”), Indonesia Eximbank dan BCA untuk seluruh saldo
pinjaman yang masih terutang baik untuk pinjaman jangka pendek maupun jangka
panjang. Perjanjian ini telah diaktakan dengan Akta Notaris No. 41 oleh Ariani L.
Rachim, S.H., Notaris di Jakarta tertanggal 30 September 2019.

Pada bulan Desember 2019 dan Januari 2020, PT Bank DBS Indonesia (“Bank DBS”),
OCBC NISP, CIMB Niaga dan Standard Chartered Bank (“Bank SCB”) telah
menandatangani dokumen aksesi yang menyatakan penundukan diri terhadap perjanjian
restrukturisasi pinjaman tersebut di atas.

Perjanjian restrukturisasi pinjaman ini mengubah beberapa ketentuan-ketentuan dari


perjanjian pinjaman sebelumnya dari masing-masing kreditur yaitu perubahan jangka
waktu pinjaman, suku bunga dan jadwal pembayaran pokok pinjaman dan bunga.
Pinjaman ini dibagi menjadi tiga tranches yaitu Tranche A, Tranche B dan Tranche C.
Perjanjian ini mengatur pembayaran pokok pinjaman dan bunga sampai dengan tahun
2022 untuk Tranche B dan 2027 untuk Tranche A dan Tranche C dengan bentuk jadwal
pembayaran yang ditelah disepakati dan juga termasuk rencana divestasi entitas anak dan
entitas asosiasi dalam rangka pelunasan pinjaman. Dalam perjanjian ini, BNI bertindak
sebagai agen fasilitas, agen jaminan dan agen penampungan.

Berdasarkan perjanjian restrukturisasi pinjaman ini, seluruh pinjaman dikenakan suku


bunga sebesar 4% per tahun untuk pinjaman dalam Dolar AS dan 6% per tahun untuk
pinjaman dalam Rupiah.

Pada tanggal 26 Oktober 2020, beberapa ketentuan di dalam perjanjian rekstrukturisasi


pinjaman telah diubah, dimana salah satunya adalah mengenai perubahan jadwal
pembayaran sebagian pokok pinjaman untuk Tranche B.

Sehubungan dengan transaksi restrukturisasi pinjaman ini, Perusahaan dan entitas anak
yang unsustain mengakui laba dari selisih antara nilai wajar pinjaman restrukturisasi
dengan nilai tercatat pinjaman sebelum restrukturisasi pada saat pengakuan awal
pinjaman restrukturisasi sebesar US$nihil (2019: US$155.421) yang disajikan sebagai
bagian dari “Pendapatan keuangan” dalam laba rugi tahun berjalan

Pinjaman ini dijamin dengan jaminan fidusia atas seluruh rekening bank, piutang usaha,
persediaan, dan aset tetap tertentu milik Perusahaan dan entitas anak yang unsustain yang
diikat dengan fidusia sesuai dengan perjanjian awal Perusahaan dan entitas anak yang
unsustain dengan masing-masing kreditur

SUMBER : Laporan Keuangan Krakatau Steell Tbk tahun 2020 Halaman 142 - 143

8. Untuk menghindari kebangkrutan, perusahaan memutuskan untuk menjalankan


transformasi bisnis. Jelaskan bagaimana perusahaan melakukan transformasi
tersebut!

Grup sedang menjalankan transformasi bisnis yang dibagi menjadi empat poin utama,
yaitu:

a. Melakukan perbaikan internal (Operational Excellence) yang akan berdampak positif


terhadap kinerja keuangan Perusahaan, terutama di area:

1) Perbaikan pemasaran dan penjualan

Tujuan dari perbaikan pemasaran dan penjualan adalah untuk memperbaiki


volume penjualan dengan melakukan pengenalan konsumen dengan lebih baik.
Perusahaan melakukan perbaikan strategi go-to-the market untuk memahami
kebutuhan, kemampuan teknis dan keuangan serta preferensi konsumen terhadap
bauran pemasaran produk Perusahaan. Dengan pemahaman konsumen yang lebih
baik, perusahaan dapat menyusun strategi pemasaran dan penjualan yang efektif
untuk memperbaiki volume penjualan Perusahaan.
Strategi go-to-the market dibedakan menjadi beberapa teknis pendekatan sebagai
berikut:

 Penjualan langsung

Meningkatkan persentase margin keuntungan atas penjualan produk baja


lembaran panas (Hot Rolled Coils/“HRC”) dan baja lembaran dingin (Cold
Rolled Coils/“CRC”) dengan cara meningkatkan persentase Gain Share of the
Wallet yang difokuskan pada pelanggan utama. Share of walletadalah porsi
penjualan produk Perusahaan dibandingkan dengan porsi penjualan pesaing
baik produsen lokal maupun impor. Dengan pemahaman konsumen yang lebih
baik, Perusahaan mampu meningkatkan share of wallet untuk konsumen-
konsumen yang menjadi target dengan memberikan perbaikan bauran
pemasaran menjadi lebih menarik.

 Penjualan melalui distributor

Membuat program yang ditujukan untuk lebih meningkatkan efektivitas pola


hubungan Perusahaan dengan distributor, dengan memberikan reward and
recognition sesuai ukuran bisnis, loyalitas dan prestasi penjualan mereka.
Melalui program ini Perusahaan ingin membina hubungan bisnis jangka
panjang yang saling menguntungkan dengan distributor untuk memastikan
volume penjualan yang stabil dan berkelanjutan.

 Penjualan dengan project basis

Menawarkan produk secara terintegrasi untuk memenangkan tender penjualan


dengan project basis dengan cara menawarkan produk dan jasa yang
dihasilkan Grup di dalam satu paket terintegrasi sehingga meningkatkan nilai
tambah yang diberikan kepada pelanggan.

 Harga jual produk

Meminimalkan Price Leakage sehingga dapat meningkatkan margin


penjualan. Price Leakage adalah kebocoran penjualan yang diakibatkan oleh
tidak terstandarisasinya terms and conditions penjualan Perusahaan.
Perusahaan akan menetapkan standardised terms and conditions untuk kelas
atau konsumen yang berbeda.

2) Perencanaan penjualan dan operasi

 Portofolio produk

Membuat portofolio produk secara segmentasi sehingga Perusahaan dapat


lebih fokus menerapkan strategi penjualan dan layanan yang sesuai dengan
kebutuhan masing-masing pelanggan pada setiap segmennya.

 Baseload planning
Mengoptimalkan perencanaan produksi berdasarkan baseload planning.
Dengan adanya baseload planning, jumlah produksi ditetapkan berdasarkan
kebutuhan pemenuhan order dari sales forecast yang lebih akurat yang disusun
menggunakan program go-to-the market di atas, sehingga sangat andal
dipergunakan untuk penyusunan perencanaan dan operasi yang baik dan
berkelanjutan

 Production balancing

Melakukan production balancing untuk mencegah bottleneck. Melalui


perbaikan sales forecast yang lebih akurat, production balancing dapat
dilakukan lebih baik dengan meminimalkan production mismatch dan barang
jadi yang berpotensi menjadi free stock.

 Shipment planning

Melakukan pengaturan rencana penjualan agar pengiriman dapat berjalan


dengan lancar setiap hari dengan melakukan manajemen jaminan pelanggan,
ketersediaan gudang pelanggan dan kesiapan armada angkutan.

3) Operasi

 Strategi pembelian

Memperluas dan meningkatkan strategi kontrak jangka panjang baik


pembelian atas bahan baku dan bahan habis pakai untuk mendapatkan jaminan
atas kepastian pasokan dan harga. Tujuan dari kontrak jangka panjang adalah
menjamin ketersediaan material untuk operasi pabrik yang berkelanjutan serta
memungkinkan dilakukannya perencanaan pengadaan, pengapalan dan
manajemen persediaan untuk menurunkan biaya.

 Efisiensi atas pabrik-pabrik yang sudah ada

Melakukan efisiensi atas pabrik-pabrik yang sudah ada dengan


memberhentikan operasional pabrik seperti pabrik Blast Furnace, pabrik DR,
dan pabrik Wire Rod Mill, menurunkan biaya produksi melalui efisiensi
proses produksi dan optimalisasi kapasitas produksi. Program yang dilakukan
adalah meningkatkan overall equipment effectiveness/“OEE” dengan cara
memperbaiki produktivitas dan rasio hasil produksi (yield).

 Digitalisasi

Membangun kapabilitas digital untuk sistem pengambilan keputusan berbasis


data serta membangun platform digital untuk memposisikan Perusahaan
sebagai penyedia berbagai kebutuhan baja. Berikut beberapa sistem yang
sedang dibangun adalah:
o Digital control tower
o Sales force effectiveness tool
o Sistem initiative tracking
o KRASmart Connect

 Pemberdayaan organisasi

Mensentralisasi fungsi monitoring dan perbaikan kinerja entitas Grup dengan


membentuk gugus tugas khusus dalam persiapan maupun implementasi
proyek dan optimalisasi entitas anak.Sentralisasi dan pengembangan talent
pool untuk kesesuaian penempatan sumber daya manusia pada entitas di Grup.

4) Keuangan

Perbaikan likuiditas melalui inisiatif cash lab yaitu program penurunan persediaan
barang jadi dan piutang usaha yang jatuh tempo. Likuiditas yang diperoleh dari
penurunan persediaan barang jadi dan piutang usaha yang jatuh tempo
dipergunakan untuk membiayai operasi Perusahaan atau melunasi kewajiban
pinjaman yang jatuh tempo.

 Program penurunan persediaan

Menurunkan level persediaan barang jadi dengan melakukan penjualan segera


terutama untuk persediaan yang berumur lebih dari enam bulan. Beberapa
jenis produk jadi yang telah berumur lebih dari enam bulan telah dilakukan
penurunan nilai karena secara kualitas telah mengalami penurunan sehingga
dapat dijual dengan potongan harga ke konsumen.

 Penyelesaian piutang dan utang usaha

Mempercepat waktu pengumpulan piutang penjualan (collection period),


terutama untuk piutang yang telah jatuh tempo dan memperbaiki jangka waktu
dan persyaratan pembayaran utang kepada pemasok melalui kontrak jangka
panjang.

 Cash Conversion Cycle (105 hari)

Pengaturan persediaan dan accounts receivable untuk mengatur conversion


cycle maksimal 105 hari, hal ini bertujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan modal kerja Perusahaan.

b. Melakukan penataan kembali bisnis Perusahaan, terutama New Core. Pengembangan


bisnis New Core diharapkan dapat meningkatkan dan mendukung pendapatan dari
bisnis baja yang cenderung dinamis. New Core yang dimaksud adalah sebagai
berikut:

 Pengembangan kawasan industri terpadu oleh PT KIEC yang akan melibatkan


seluruh potensi bisnis Grup dalam penyediaan utilitas dan transportasi untuk
kebutuhan calon tenant di kawasan tersebut.

 Memperkuat dan mengintegrasikan bisnis jasa pelayanan kepelabuhanan


dengan transportasi sehingga dapat menjadi perusahaan logistik multimoda.
 Pengembangan usaha industri.

 Penambahan penyertaan modal melalui skema inbreng lahan.

c. Melanjutkan kerja sama dengan KP, sebagai partner strategis, dalam rencana
pengembangan klaster baja sepuluh juta ton per tahun untuk meningkatkan daya saing
jangka panjang Perusahaan.

Perusahaan dan KP telah merencanakan pengembangan kluster baja dengan target


peningkatan kapasitas produksi baja lembaran hingga mencapai sepuluh juta ton per
tahun. Dalam rencana pengembangan ini, Perusahaan dan KP akan bekerja sama
untuk melakukan perbaikan operasional dan modernisasi fasilitas yang sudah ada
serta membangun fasilitas baru yang lebih terintegrasi secara keseluruhan dengan
tujuan untuk memperoleh pengoperasian pabrik yang lebih ekonomis sehingga biaya
produksi bisa lebih kompetitif. Inisiatif jangka pendek yang akan dilakukan terkait
kerjasama Perusahaan dengan Posco yaitu inbreng HSM 2. Dalam rangka
meningkatkan kinerja KP, Perusahaan yang saat ini sedang melakukan pembangunan
HSM 2 dengan kapasitas 1,5 juta ton akan melakukan inbreng HSM 2 ke KP dimana
setelah inbreng terjadi Perusahaan akan menjadi pemegang saham mayoritas di KP.
Realisasi inbreng ini ditindaklanjuti dengan Perjanjian Ekuitas yang telah disepakati
pada 6 Agustus 2020. Atas inisiatif ini, Perusahaan juga akan melakukan transfer
hutang proyek (Commerzbank dan AKA) tersebut senilai maksimum US$260.050 ke
KP. Inbreng HSM 2, akan menaikkan kapasitas produk jadi KP menjadi 3 juta ton.
Selain itu nilai KP, sebagai salah satu perusahaan asosiasi Grup, diharapkan menjadi
lebih tinggi sehingga meningkatkan nilai Grup secara keseluruhan. Para pihak saat ini
dalam proses memenuhi Syarat Tangguh sesuai Perjanjian Ekuitas sebagai syarat
efektifnya inbreng HSM 2 ke KP. Fasilitas HSM 2 sendiri telah berhasil melakukan
produksi pertamanya pada 17 Mei 2021.

d. Kerjasama optimalisasi pabrik hulu (iron and steel making) dengan mitra strategis
untuk pembangunan bisnis long product dan peningkatan bisnis baja flat product
dengan mitra yang ada.

Mengundang investor baru untuk membentuk perusahaan patungan ISM. Inisiatif


pembentukan perusahaan patungan ISM ini dilatarbelakangi oleh fasilitas ISM yang
ada yang tidak produktif namun memiliki potensi pengoperasian kembali untuk
menjamin ketersediaan penyediaan bahan baku yang kompetitif dan kompetitif untuk
fasilitas rolling mill. Dengan kerjasama ini, selain akan dilakukan optimalisasi aset
non-produktif, diharapkan juga Grup akan dapat mengurangi beban utang. Saat ini
manajemen sedang melakukan pembicaraan dengan investor strategis untuk
memastikan rencana di atas dapat dijalankan.

Manajemen yakin langkah-langkah di atas mampu memperbaiki kinerja Grup di masa


depan.

Atas beberapa inisiatif strategis tersebut, Grup diharapkan dapat menjaga


keberlangsungan bisnisnya melalui operational excellence dan beban keuangan yang
lebih ringan, penyelesaian utang Grup serta optimalisasi aset-aset dan investasi non-
produktif, dan peningkatan produksi baja untuk memenuhi kebutuhan baja nasional serta
mengurangi ketergantungan impor.
Grup juga berperan serta dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional melalui inisiatif
pemberian relaksasi pembayaran kepada konsumen di industri hilir dan industri pengguna
dalam rangka mendukung pemulihan industri baja nasional. Untuk merealisasikan
inisiatif tersebut Perusahaan memerlukan tambahan likuiditas atau modal kerja yang
sebagian pemenuhannya adalah dalam bentuk penggunaan Investasi Pemerintah untuk
Pemulihan Ekonomi Nasional (“IP PEN”) melalui penerbitan Surat Utang (Obligasi)
Wajib Konversi senilai Rp3.000.000 yang pencairannya akan dilakukan dengan 2 tahap
sebesar Rp2.200.000 di tahun 2020 dan sisanya dilakukan pada tahun 2021 (Catatan 29).
Obligasi ini dikenakan suku bunga sebesar dengan sebesar BI Reverse Repo rate, jika
ICR Perusahaan pada periode 12 bulan sebelum jatuh tempo pembayaran bunga melebihi
1 kali. yang mana bunga ini sangat rendah dan dapat membantu kelangsungan usaha
Perusahaan. Selain itu, karena pinjaman ini akan dilunasi dalam bentuk konversi setoran
modal kepada pemegang saham, maka pinjaman ini juga nantinya dapat memperbaiki
perhitungan Debt to Equity Ratio Perusahaan yang mana pinjaman ini akan dianggap
sebagai tambahan modal Perusahaan.

Kemampuan Grup untuk menghadapi tantangan-tantangan eksternal di atas bergantung


pada kemampuan Grup untuk merealisasikan rencana-rencana di atas untuk dapat
menghasilkan arus kas yang cukup untuk membayar liabilitas secara tepat waktu dan
mematuhi persyaratan dan ketentuan perjanjian kredit, serta kemampuan Grup
memperbaiki operasi, kinerja, dan posisi keuangannya.

Setelah tanggal 31 Desember 2020, terdapat kenaikan harga baja global dan pulihnya
permintaan produk baja. Kenaikan ini akan berdampak positif terhadap kinerja Grup di
tahun 2021.

Manajemen berkeyakinan bahwa dengan tindakan dan rencana-rencana di atas akan


meningkatkan kemampuan Grup untuk membiayai operasinya dan menyelesaikan
kewajibannya pada saat jatuh tempo

SUMBER : Laporan Keuangan Krakatau Steell Tbk tahun 2020 Halaman 221 – 228

9. Untuk menutupi kebutuhan likuiditas, perusahaan melakukan beberapa aktivitas


divestasi. Jelaskan bagaimana perusahaan melakukan aktivitas divestasi tersebut!

Untuk menutupi kebutuhan pelunasan pinjaman tersebut, manajemen berencana untuk


melakukan divestasi saham Perusahaan di beberapa anak perusahaan untuk ditawarkan
bersama-sama sebagai satu perusahaan sub-holding kawasan industri kepada investor
strategis. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, inisiatif
divestasi tersebut telah berjalan, termasuk pelaksanaan kajian hukum dan perpajakan serta
rencana rinci divestasi tersebut. Manajemen menargetkan bahwa rencana divestasi
tersebut akan selesai sebelum jadwal waktu pelunasan pembayaran pinjaman yang jatuh
tempo di atas karena sumber pendanaan atas pembayaran pinjaman bergantung terhadap
penerimaan dari divestasi tersebut.

SUMBER : Laporan Keuangan Krakatau Steell Tbk tahun 2020 Halaman 220
10. Terkait pertanyaan sebelumnya, sebutkan nama anak perusahaan yang dijual
tersebut (lengkap, jangan disingkat)? Apa bidang usaha anak perusahaan tersebut?

o PT KM (PT Krakatau Medika) bergerak di bidang Jasa pelayanan kesehatan/Medical


services provider

Anda mungkin juga menyukai