Oleh
Kelompok 1 (Energy):
1. Erina Khalisah Nurindiyani (200810301163)
2. Muhammad Hasyim (200810301168)
3. Siti Nur Lisa Umami (200810301171)
Indonesia memiliki potensi sumber daya energi yang beragam, baik dari sumber fosil hingga
non-fosil. Indonesia juga merupakan negara dengan penduduk terbanyak keempat di dunia dan
salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi di grup negara berpendapatan tingkat
menengah. Konsumsi energi Indonesia semakin meningkat dan diprediksi peningkatannya akan
semakin tinggi di masa depan. Selain itu, Kebutuhan energi dunia terus mengalami peningkatan.
Menurut proyeksi Badan Energi Dunia (International Energy Agency-IEA), hingga tahun 2030
permintaan energi dunia meningkat sebesar 45% atau rata-rata mengalami peningkatan sebesar
1,6% per tahun. Sebagaian besar atau sekitar 80% kebutuhan energi dunia tersebut dipasok dari
bahan bakar fosil. Peningkatan permintaan energi dunia tersebut terutama didorong oleh laju
pertumbuhan penduduk dan GDP. Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia memberikan kontribusi
penting bagi pertumbuhan ekonomi dunia sangat mempengaruhi permintaan energi dunia.
Sektor energi sendiri mencakup perusahaan yang menjual produk dan jasa terkait dengan
ekstraksi energi yang mencakup energi tidak terbarukan (fossil fuels) sehingga pendapatannya
secara langsung dipengaruhi oleh harga komoditas energi dunia, seperti perusahaan Pertambangan
Minyak Bumi, Gas Alam, Batu Bara, dan perusahaan-perusahaan yang menyediakan jasa yang
mendukung industri tersebut. Selain itu sektor ini juga mencakup perusahaan yang menjual produk
dan jasa energi alternatif.
Dari hasil analisis current ratio pada lima periode (2016-2020), nilai current ratio dari PT
Adaro Energy Tbk terus mengalami penurunan hingga tahun 2020. Besarnya tingkat current ratio
tersebut menggambarkan tingkat kemampuan perusahaan untuk melunasi utang jangka pendeknya.
Selanjutnya, PT Harum Energy Tbk ternyata pada kurun waktu 5 tahun yakni (2016-2020) juga
terus mengalami perubahan yang naik turun pada nilai current rationya. Penurunan yang paling
tinggi tercatat terjadi pada tahun 2018 yakni sebesar 4.55 dan nilai current ratio tertinggi terjadi
pada tahun 2020, yakni sebesar 10.07. Dan yang terakhir pada PT Indah Prakarsa Sentosa,
berdasarkan data diatas juga mengalami fluktuasi terkait nilai current rationya, dimana tingkat
current ratio tertinggi terjadi pada tahun 2019 sebesar 0,37 dan yang terendah terjadi pada tahun
2020 sebesar 0,24.
Besarnya nilai dari current ratio tergantung atau sangat dipengaruhi oleh besarnya aset
lancar dan juga liabilitas lancar yang dimiliki perusahaan. Semakin banyak nilai aset lancar yang
dimiliki perusahaan sedangkan liabilitas lancarnya dalam kondisi tetap atau bahkan menurun, maka
nilai current ratio perusahaan dapat dipastikan tinggi pula atau meningkat. Begitu pula sebaliknya,
apabila nilai aset lancar perusahaan tetap atau menurun, sedangkan liabilitas perusahaan tetap atau
naik maka sangat dimungkinkan akan mengakibatkan nilai current ratio perusahaan akan menurun
pula.
2. Analisis Aktivitas Pendanaan
● Analisis utang usaha & utang pajak
2.a PT Adaro Energy Tbk