Anda di halaman 1dari 4

SEJARAH REBANA

Alat musik ini terbuat dari kayu, kulit


hewan, dan rotan. Aliran sufisme yang
berkembang pada abad ke-9 M meyakini
bahwa musik memiliki kekuatan
tersendiri sebagai proses penyatuan
antara manusia dan Tuhan. Salah satu
alat yang biasa digunakan oleh kaum
Sufi yaitu rebana dan terbang.
Alat musik ini masuk dan berkembang di
Maluku pada abad 14, bersamaan
dengan penyebaran agama Islam di wilayah ini.Modifikasi rebana disesuaikan dengan
kondisi alam masyarakat setempat. Rebana juga dapat dikolaborasikan dengan alat musik
tradisional lainnya dalam irama musik Sawat, seperti suling, gong, dan tifa.

Sejak zaman leluhur, seni telah berkembang sebagai bagian dari kegiatan ritual manusia
untuk berhubungan dengan kekuatan-kekuatan supranatural. Kegiatan itu pada hakikatnya
merupakan wujud dari ungkapan rasa syukur, misalnya menyambut panen, kelahiran,
pernikahan atau rasa duka karena menghadapi bencana alam atau kematian, sukacita
menyambut kemenangan perang dan sebagainya. Wujudnya berupa tarian, nyanyian, musik,
gambar, patung, pahatan dan lain-lain. Pada perkembangan selanjutnya, ungkapan yang
dikenal sebagai karya seni tersebut disajikan untuk memperkuat kepercayaan dan konsepsi
religi mengenai kehidupan manusia. Di samping sebagai hiburan dan kesenangan, kehadiran
kesenian juga dikelompokan sebagai bentuk pemujaan yang berkaitan dengan religi atau
kepercayaan seperti tari dalam ritual agama, seni yang berhubungan dengan religi atau
kepercayaan bersifat sakral atau suci. Kesenian rebana sering dikaitkan dengan kesenian
tradisional Islam. Kesenian tradisional bersumber dan berakar, serta telah dirasakan sebagai
milik masyarakat lingkungannya. Kesenian tradisional selalu berkaitan dengan adat istiadat
yang berbeda antara satu kelompok dengan kelompok lain.

Konon, kata rebana berasal dari kata Arbaa (bahasa Arab) yang bermakna empat. Bilangan
empat ini mengandung prinsip-prinsip dasar agama Islam, yaitu melakukan kewajiban
terhadap Allah SWT, masyarakat, kepada alam dan melakukan kewajiban pada diri sendiri.
Rebana merupakan alat musik yang cukup popular di masyarakat Muslim. Rebana memiliki
sebutan yang luas seperti robana, rabana, terbana, terebang atau terbang. Berdasarkan
literatur sejarah kesenian yang diterbitkan oleh Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional tahun
1990, instrument musik rebana masuk ke Indonesia sekitar abad 15 masehi, kemudian
perkembangan agama Islam di Indonesia memberikan pengaruh terhadap perkembangan seni
rebana. Hal ini terjadi sejak 1945 hingga saat ini. Perkembangan ini ditandai dengan
banyaknya kegiatan festival-festival seni rebana yang dimulai dari tingkat desa hingga
sampai pada tingkat nasional, serta banyaknya pergelaran-pergelaran seni rebana, baik di
panggung hiburan yang sifatnya resmi, maupun yang tidak resmi.
FUNGSI REBANA
1. sebagai sarana komunikasi kepada Allah SWT.
2. sebagai sarana hiburan untuk pemain dan pendengar.
3. sebagai media dakwah.
4. sebagai fungsi pelestari budaya.
5. sebagai sarana ekonomi.
SEJARAH TIFA

Tifa berbentuk menyerupai kendang yang terbuat dari kayu atau rotan. Alat ini memiliki
selaput pukul berbentuk anyaman yang dibuat dari kulit binatang. Cara memainkan Tifa yaitu
dengan dipukul. Berdasarkan ukuran, suara, dan bentuknya, Tifa dibagi menjadi 5, yaitu tifa
dasar, tifa potong, tifa jekir, tifa jekir potong, dan tifa bas. Penggunaannya kerap ditemukan
dalam pertandingan perahu belang arumbai, khususnya berfungsi sebagai pemberi semangat
bagi para pendayung.

Penabuh tifa serta alat musik lainnya dalam upacara adat sendiri hanya boleh dilakukan oleh
para laki-laki dewasa. Hal ini dikarenakan mereka dianggap sebagai sosok pemimpin yang
kuat serta pantas memainkan musik ritual. Tak semua orang boleh memainkan tifa di dalam
ritual, terdapat serangkaian prosedur yang harus dilakukan untuk memperoleh izin dari tetua
adat ataupun masyarakat sekitar.
Hingga kini, para perempuan adat masih dilarang memainkan alat musik ini. Aturan
memainkan tifa di dalam ritual juga sudah berlaku secara turun temurun serta terus dijaga.
Selain itu, alat musik tifa merupakan alat musik yang wajib dimainkan saat seseorang hamil,
melahirkan, serta saat seorang anak beranjak dewasa, juga saat seorang meninggal dunia.
Oleh sebab itu, hingga kini, alat musik tifa masih banyak digunakan untuk mengiringi
berbagai upacara adat.

FUNGSI TIFA
Alat musik tifa biasanya dikenal oleh banyak orang sebagai musik pengiring saja. Dengan
tambahan alat musik ini, maka suara yang dihasilkan bisa menjadi lebih terdengar oleh
banyak orang. Selain itu, tifa juga bisa dikatakan sebagai salah satu alat musik wajib yang
digunakan dalam suatu pelaksanaan upacara adat terutama upacara adat yang diselenggarakan
oleh masyarakat Papua serta Maluku. Tifa sebagai alat musik ritmis yang sangat menentukan
untuk dapat menghasilkan bunyi tetabuhan yang akan membuat suasana ritual menjadi lebih
hikmat. Tidak hanya itu, jenis tifa yang digunakan juga harus disesuaikan dengan tarian serta
lagu di dalam ritual, sebab bunyi yang dihasilkan akan mempengaruhi gerakan tariannya.
Selain sebagai alat musik pukul, tifa juga kerap digunakan dalam pertandingan perahu belang
arumbai untuk memberikan semangat para pendayung.

Anda mungkin juga menyukai