Anda di halaman 1dari 15

PEMANFAATAN BUBUK MORINGA OLEIFERA

SEBAGAI OBAT TRADISIONAL UNTUK


MENGATASI KETOMBE

Diajukan untuk mengikuti Orientasi dan Survey Lapangan Kelompok


Ilmiah Remaja SMA Negeri 1 Cilacap Tahun 2022

Disusun oleh :

Alya Adhinda Wardhiani NIS. 19325


Asni Rosiana Revalin NIS. 19359
Umu Salma NIS. 19684

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
SMA NEGERI 1 CILACAP
Jl. MT Haryono 730, Cilacap Telp (0282) 533765 Faks (0282) 535863
2022
ABSTRAK

Alya Adhinda Wardhiani, Umu Salma, Asni Rosiana Revalin, Nofita Anis
Widarti, S.Pd., Fajar Adi Purnomo, S.Si. SMA N 1 Cilacap

Kelor (Moringa oleifera) adalah tanaman yang sering tumbuh di daerah


tropis seperti Indonesia. Tanaman kelor terutama daunnya mengandung
banyak nutrisi. Daun kelor mengandung senyawa flavonoid dan
pterigospermin sebagai anti-jamur sehingga dapat mengatasi ketombe.
Manfaat daun kelor bisa didapatkan dari daunnya yang dijadikan bubuk.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas bubuk
daun kelor mengatasi masalah ketombe pada rambut.
Metode penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang terdiri
dari 2 tahap penelitian yaitu tahap pertama pembuatan bubuk daun kelor
dan tahap kedua pengujian terhadap objek penelitian. Tahap pertama
pembuatan bubuk daun kelor dengan dikeringkan terlebih dahulu di
bawah sinar matahari. Tahap kedua pengujian terhadap objek penelitian.
Pada saat ini, belum dilakukan pengujian secara lebih lanjut terhadap
objek penelitian sehingga belum ada hasil pengujian secara nyata. Namun
inovasi ini dipengaruhi oleh suatu hal yang mendukung seperti kandungan
flavonoid dalam daun kelor. Kandungan flavonoid yang ada dalam daun
kelor dapat mengakibatkan pertumbuhan jamur penyebab ketombe
menjadi terhambat. Daun kelor dibuat menjadi bubuk supaya lebih mudah
dalam mengaplikasikannya pada rambut. Berdasarkan hal tersebut, bubuk
daun kelor diyakini efektif dalam menghambat pertumbuhan jamur
ketombe yang artinya dapat mengatasi masalah ketombe secara pasti dan
perlahan.

Kata kunci: bubuk daun kelor, senyawa flavonoid, ketombe.


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Infeksi jamur pada kulit sering diderita oleh masyarakat yang


tinggal di negara tropis, Indonesia. Gangguan ketombe pada kulit kepala
terjadi hampir pada semua orang selama dan setelah masa pubertas.
Ketombe merupakan gangguan kulit kepala yang disebabkan oleh jamur
Pityrosporum ovale , yang merupakan jamur dari genus Malassezia. Selain
itu, jenis jamur lain yang juga dapat menyebabkan ketombe adalah
Candida sp. Kelainan kulit kepala ini merupakan penyatuan korneosit yang
tidak sesuai, yang menyatu secara luas antara satu dengan yang lain serta
menempel pada permukaan stratum korneum. Ketombe dapat berupa
skuama halus sampai kasar berwarna abu-abu atau putih yang biasa
ditemukan pada kulit kepala.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan ketombe muncul pada


kulit kepala, salah satunya adalah kolonisasi pertumbuhan jamur
Malassezia. Faktor pemicu pertumbuhan jamur Malassezia yaitu
lingkungan yang lembab dan panas. Cara untuk mengatasi masalah
ketombe adalah dengan memberikan zat-zat baik yang diperlukan oleh
kulit kepala pada rambut, selain itu jaga kelembaban rambut serta
membersihkan rambut secara rutin.

Salah satu tanaman tropis yang tumbuh di Indonesia adalah


tanaman kelor (Moringa oleifera). Tanaman ini dapat bertahan hidup
dalam kondisi iklim yang keras termasuk tanah miskin air tanpa banyak
dipengaruhi oleh kekeringan. Daun kelor mengandung senyawa metabolit
sekunder flavonoid, alkaloid, fenol yang dapat menghambat aktivitas
bakteri (Pandey, dkk, 2012). Menurut Ribinson (1995), mekanisme kerja
alkaloid sebagai aktivitas anti- jamur yaitu dengan merusak komponen
penyusun peptidoglikon pada sel jamur, sehingga lapisan sel pada sel
jamur tidak berbentuk secara utuh serta mengakibatkan kematian pada
sel jamur. Flavonoid adalah golongan terbesar senyawa fenol, dimana
senyawa fenol mempunyai sifat yang sangat efektif untuk menghambat
pertumbuhan virus, bakteri, sera jamur (Rahayu, 2013).

Pada penelitian ini, kami bermaksud memanfaatkan daun kelor sebagai


media alternatif untuk mengatasi ketombe.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan hal di atas dapat ditarik rumusan masalah :
1. Bagaimana efektivitas bubuk daun kelor tersebut untuk mengatasi
masalah ketombe pada rambut?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini :
1. Mengetahui efektivitas bubuk daun kelor tersebut untuk mengatasi
masalah ketombe pada rambut.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dalam penelitian ini :
1. Bagi ilmu pengetahuan yaitu memberikan informasi tentang
kandungan dari daun kelor yang dapat dimanfaatkan untuk
kesehatan rambut.
2. Bagi masyarakat yaitu menghasilkan alternatif cara mengatasi
masalah ketombe pada rambut, meningkatkan nilai guna dan nilai
ekonomi dari daun kelor.
3. Bagi peneliti yaitu memperoleh pengalaman langsung cara
membuat bubuk daun kelor, menambah wawasan dalam bidang
biologi khususnya pemanfaatan daun kelor untuk ketombe.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ketombe (Pityriasis capitis)

Ketombe (Pityriasis capitis) adalah kondisi kelainan atau penyakit


pada kulit kepala yang ditandai dengan munculnya serpihan kulit mati
berwarna putih atau keabuan yang disertai dengan rasa gatal pada bagian
kulit kepala. Kulit kepala memiliki lingkungan yang berbeda dengan
bagian-bagian tubuh lainnya, dengan rambut yang tebal, kelenjar keringat
sebacea dalam jumlah banyak, serta kelembaban yang relatif tinggi
sehingga membuat kepala menjadi habitat yang baik untuk pertumbuhan
kolonisasi mikroba. Sel epitel yang menyusun kulit kepala merupakan
epitel skuamus berlapis yang secara terus menerus tumbuh, sehingga
mendorong sel epitel yang lama di atasnya ke permukaan yang kemudian
akan mati dan akhirnya terkelupas (Korneosit).

Ketombe disebabkan oleh jamur Pityrosporum ovale dari genus


Malassezia, ketombe juga disebabkan oleh kondisi kulit kepala yang kering
dan berminyak. Ketombe juga dapat timbul akibat pertumbuhan
mikroorganisme pada kulit kepala yang disebabkan tertinggalnya zat kimia
pada saat penggunaan shampo atau minyak rambut. Infeksi ketombe
sering diderita oleh masyarakat yang tinggal di negara tropis seperti
Indonesia karena memiliki lingkungan yang lembab dan panas.

Hingga saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan


ketombe secara menyeluruh, ketombe hanya dapat dikendalikan.
Ketombe yang ringan dapat diatasi, biasanya dengan menggunakan
sampo anti-ketombe untuk mengurangi kadar minyak dan sel kulit mati.
Namun, penggunaan sampo anti-ketombe harus dilakukan secara teratur
dan sesuai saran dari dokter supaya mampu mengendalikan ketombe
dengan lebih efektif.

2.2 Kelor (Moringa oleifera)

Kelor (Moringa oleifera) merupakan jenis tanaman perdu yang


banyak dijumpai di daerah tropis seperti Indonesia. Menurut Bezzera et
al., pohon kelor merupakan tanaman asli dari daerah Timur Laut India.
Tanaman kelor dikenal sebagai tanaman ajaib ( miracle plant) atau
tanaman kehidupan (the tree of life) karena memiliki banyak manfaat.
Kelor memiliki batang lunak dan rapuh, daun sebesar ujung jari berbentuk
bulat telur dan tersusun majemuk (Krisnadi, 2012). Tanaman kelor dapat
tumbuh hinga 10-12 meter saat dewasa, dan dapat hidup hingga 20
tahun. Setiap bagian dari tanaman kelor memiliki khasiat yang penting
untuk dimanfaatkan. Salah satu bagian tumbuhan kelor yang sering
dimanfaatkan sebagai produk kesehatan atau obat adalah daun kelor.
Daun kelor segar dapat dimasak seperti bayam atau sayuran hijau lainnya.
Daun kelor dapat dijadikan bedak dengan cara menumbuknya hingga
menjadi halus seperti bubuk.

Daun kelor kaya akan nutrisi, kandungan nutrisi pada daun kelor
jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kandungan nutrisi yang ada
pada wortel, jeruk, dan susu. Daun kelor juga kaya akan vitamin yaitu
vitamin A, vitamin C, vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin B3. Berdasarkan
penelitian sebelumnya telah dilaporkan bahwa daun kelor mengandung
senyawa metabolit sekunder flavonoid, alkaloid, fenol yang dapat
menghambat aktivitas bakteri (Pandey dkk., 2012). Flavonoid sendiri
merupakan golongan terbesar dari senyawa fenol, senyawa fenol memiliki
sifat efektif menghambat pertumbuhan virus, bakteri, dan jamur.
Mekanisme kerja flavonoid dalam menghambat jamur yaitu dengan cara
denaturasi protein sehingga meningkatkan permeabilitas membran sel. Hal
ini menyebabkan kerusakan pada sel jamur hingga kerusakan tersebut
membuat sel jamur mati (Rahayu, 2013). Melansir Times of India, daun
kelor juga mengandung pterigospermin yang bertindak sebagai anti-
bakteri dan anti-jamur yang membantu dalam pencegahan ketombe dan
kulit kepala gatal.

2.3 Hipotesis

Bubuk daun kelor memberikan pengaruh mencegah ketombe pada


rambut. Mengandung zat zat seperti ptregospermin dan flavonoid yang
dapat menghambat pertumbuhan jamur atau bakteri pada kulit kepala.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 November sampai 15
Desember 2022, bertempat di rumah peneliti.

3.2 Jenis Penelitian


Penelitian ini berjenis eksperimen. Penelitian ini merupakan
kelompok inovasi untuk menciptakan inovasi produk obat tradisional
kecantikan yang baru dan berkualitas.

3.3 Alat dan Bahan Penelitian


1. Alat Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian, yaitu:
a. Nampan
b. Blender
c. Sendok
d. Mangkok
2. Bahan Penelitian
Bahan yang diperlukan pada penelitian ini, yaitu:
a. Daun kelor

3.4 Tahapan Penelitian


Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu tahap pertama pembuatan
bubuk daun kelor dan tahap kedua pengujian terhadap objek penelitian.
1. Pembuatan bubuk daun kelor
a. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
b. Membersihkan daun kelor dengan mencucinya sampai
bersih menggunakan air mengalir
c. Memisahkan daun kelor dari tangkainya
d. Menaruh daun kelor pada nampan secara merata
e. Mengeringkan daun kelor di bawah sinar matahari hingga
benar benar kering
f. Menghaluskan daun kelor menggunakan blender sampai
benar benar halus

2. Pengujian bubuk daun kelor terhadap objek penelitian


Cara pemakaian bubuk daun kelor
1. Ambil bubuk daun kelor secukupnya
2. Letakkan pada mangkok lalu tambahkan air secukupnya
3. Oleskan pada bagian kulit kepala yang berketombe
4. Tunggu sampai kering
5. Bilas rambut sampai bersih

3.5 Analisis data

Data yang telah didapatkan selanjutnya dianalisis dengan analisis


deskripsi kualitatif. Analisis deskripsi kualitatif artinya peneliti
mendeskripsikan penemuan-penemuan yang diperoleh pada saat
pengambilan data berupa penjelasan atau deskripsi singkat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Rambut merupakan salah satu aset berharga yang dimiliki oleh


tubuh kita, dengan rambut yang indah, penampilan kita akan terlihat lebih
menarik. Berbagai cara dilakukan setiap orang untuk memperindah
rambut mereka. Dari mulai mencoba memakai produk shampo dan
conditionare dari merk yang berbeda-beda. Namun tanpa disadari bahan-
bahan kimia yang ada didalam produk tersebut ternyata menyebabkan
beberapa masalah rambut salah satunya adalah ketombe. Ketombe ini
dapat diatasi oleh kandungan senyawa flavonoid dan pterigospermin pada
daun kelor yang bersifat efektif menghambat pertumbuhan jamur
ketombe.

Saat ini penulis belum sempat melakukan pengujian secara


maksimal dikarenakan waktu yang cukup terbatas serta cuaca yang tidak
menentu. Untuk mendapatkan hasil pengujian yang bagus diperlukan
beberapa tahapan waktu agar terlihat perbedaan yang jelas antara
sebelum dan sesudah pengujian terhadap sample objek penelitian. Namun
dengan teori pendukung dan jurnal yang telah penulis baca, penulis
meyakini bahwa inovasi ini dapat diwujudkan apabila dikembangkan
secara lebih lanjut.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Bubuk daun kelor diyakini cukup efektif dalam mengatasi masalah
ketombe pada rambut. Bubuk daun kelor memberikan efek
penghambatan pertumbuhan ketombe pada kulit kepala.
B. Saran
Perlu adanya penelitian dan pengujian lebih lanjut untuk
memperbaiki kekurangan pada bubuk daun kelor dalam mengatasi
masalah ketombe.
DAFTAR PUSTAKA

Rani, Karina Citra dkk. 2019. Modul Pelatihan Kandungan Nutrisi Tanaman
Kelor. Modul Pelatihan Fakultas Farmasi Universitas Surabaya. Diambil dari
http://repository.ubaya.ac.id/38511/. Pada tanggal 14 November 2022.

Maulana, Yati. 2022. 9 Manfaat Kesehatan Kelor untuk Rambut. Diambil


dari https://www.katakini.com/artikel/59224/9-manfaat-kesehatan-kelor-
untuk-rambut/ . Pada tanggal 14 November 2022.

Cnnindonesia.com. (2022, 12 Agusus). Cara Buat Bedak Kelor, Hempas


Ketombe di Rambut. Diambil dari https://www.cnnindonesia.com/gaya-
hidup/20220812131100-277-833837/cara-buat-bedak-kelor-hempas-
ketombe-di-rambut . Pada tanggal 14 November 2022.

Kompas.com. (2022, 23 September). Apa Saja Kandungan Daun Kelor


yang Dijuluki Superfood Ini? Diambil dari
https://amp.kompas.com/sains/read/2022/09/23/090200523/apa-saja-
kandungan-daun-kelor-yang-dijuluki-superfood-ini- . Pada tanggal 14
November 2022.

Hamzah, Hasty dan Nur Rahmah Yusuf. 2018. Analisis Kandungan Zat
Besi (Fe) Pada Daun Kelor (Moringa oleifera) yang Tumbuh Dengan
Ketinggian Berbeda Di Daerah Kota Baubau. Diambil dari
https://core.ac.uk/download/pdf/230617817.pdf. Pada tanggal 14
November 2022.

Nurbaya, Siti dan Yossy C.E. Silalahi. 2018. Penggunaan Daun Kelor
(Moringa oleifera) Sebagai Sediaan Hair Tonic. Jurnal Farmanesia Fakultas
Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia. Vol
4, No. 1 (2017). Diambil dari
http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/2/article/view/260 . Pada
tanggal 15 November 2022.

Fadli, Rizal. 2022. Ketombe- Gejala, Penyebab, dan Pengobatan. Diambil


dari https://www.halodoc.com/kesehatan/ketombe . Pada tanggal 15
November 2022.

Utami, Aria Rizky dkk. 2018. Pengaruh Penggunaan Pomade Terhadap


Kejadian Ketombe Pada Remaja Pria. Jurnal Kedokteran Universitas
Lampung. Vol 7, No. 2 (2018). Diambil dari
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/55479/ . Pada tanggal 15 November
2022.

Fadhila, Noor dkk. 2017. Prevalensi dan Faktor Risiko Terjadinya Ketombe
Pada Wanita Berjilbab. Diambil dari http://eprints.undip.ac.id/55479/ .
Pada tanggal 15 November 2022.

Yankes.kemkes.go.id. (13 Juli 2022). Apa Itu Ketombe ? Diambil dari


https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/265/apa-itu-ketombe. Pada
tanggal 15 November 2022

Makarim, Fadhli Rizal. 2020. Mitos atau Fakta Berhijab Lebih Mudah
Berketombe. Diambil dari https://www.halodoc.com/artikel/mitos-atau-
fakta-berhijab-lebih-mudah-berketombe . Pada tanggal 16 November
2022.

Miranti, Ayu. 2016. Ternyata Inilah Penyebab Ketombe Makin Membandel.


Diambil dari https://m.merdeka.com/gaya/ternyata-inilah-penyebab-
ketombe-makin-membandel . Padatanggal 16 November 2022.

Nuryanti, Siti dkk. 2016. Uji Daya Hambat Ekstrak Buah Kelor ( Moringa
oleifera) Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida albicans. Diambil dari
https://media.neliti.com/media/publications/224151-uji-daya-hambat-
ekstrak-buah-kelor-morin . Pada tanggal 18 November 2022.

Fernando, Billy Austin dan Vista Adhi Pratama. 2016. Moliver ( Moringa
oleifera) Sereal Tulangku, Studi Formulasi Dan Organoleptik Sereal Daun
Kelor Sebagai Suplemen Pencegah Osteoporosis. Diambil dari hasil karya
ilmiah OPSI Nasional Tingkat SMA siswa SMAN 1 Cilacap . Pada tanggal 14
Desember 2022.

Imtiyaz, Hasna dan Rezi Aulia Putri. 2013. Selai Daun Kelor Moringa
oleifera. Diambil dari hasil karya ilmiah siswa SMAN 1 Cilacap. Pada
tanggal 14 Desember 2022.

Sanjaya, Dani Bekti dkk. 2012. Pemanfaatan Nothopanax Scutellarium,


Pandanus Amaryllifolius, Cocos Nucifera Sebagai Bahan Dasar Pembuatan
Danco Conditionare Untuk Mengurangi Kerontokan Rambut. Diambil dari
hasil karya ilmiah siswa SMAN 1 Cilacap dalam rangka Lomba Karya
Inovatif Siswa. Pada tanggal 14 Desember 2022.
LAMPIRAN 1

1. DOKUMENTASI KEGIATAN

a) Pengeringan daun kelor di bawah sinar matahari

b) Bubuk daun kelor yang sudah jadi

Anda mungkin juga menyukai