Disusun oleh :
Alya Adhinda Wardhiani, Umu Salma, Asni Rosiana Revalin, Nofita Anis
Widarti, S.Pd., Fajar Adi Purnomo, S.Si. SMA N 1 Cilacap
TINJAUAN PUSTAKA
Daun kelor kaya akan nutrisi, kandungan nutrisi pada daun kelor
jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kandungan nutrisi yang ada
pada wortel, jeruk, dan susu. Daun kelor juga kaya akan vitamin yaitu
vitamin A, vitamin C, vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin B3. Berdasarkan
penelitian sebelumnya telah dilaporkan bahwa daun kelor mengandung
senyawa metabolit sekunder flavonoid, alkaloid, fenol yang dapat
menghambat aktivitas bakteri (Pandey dkk., 2012). Flavonoid sendiri
merupakan golongan terbesar dari senyawa fenol, senyawa fenol memiliki
sifat efektif menghambat pertumbuhan virus, bakteri, dan jamur.
Mekanisme kerja flavonoid dalam menghambat jamur yaitu dengan cara
denaturasi protein sehingga meningkatkan permeabilitas membran sel. Hal
ini menyebabkan kerusakan pada sel jamur hingga kerusakan tersebut
membuat sel jamur mati (Rahayu, 2013). Melansir Times of India, daun
kelor juga mengandung pterigospermin yang bertindak sebagai anti-
bakteri dan anti-jamur yang membantu dalam pencegahan ketombe dan
kulit kepala gatal.
2.3 Hipotesis
A. Kesimpulan
1. Bubuk daun kelor diyakini cukup efektif dalam mengatasi masalah
ketombe pada rambut. Bubuk daun kelor memberikan efek
penghambatan pertumbuhan ketombe pada kulit kepala.
B. Saran
Perlu adanya penelitian dan pengujian lebih lanjut untuk
memperbaiki kekurangan pada bubuk daun kelor dalam mengatasi
masalah ketombe.
DAFTAR PUSTAKA
Rani, Karina Citra dkk. 2019. Modul Pelatihan Kandungan Nutrisi Tanaman
Kelor. Modul Pelatihan Fakultas Farmasi Universitas Surabaya. Diambil dari
http://repository.ubaya.ac.id/38511/. Pada tanggal 14 November 2022.
Hamzah, Hasty dan Nur Rahmah Yusuf. 2018. Analisis Kandungan Zat
Besi (Fe) Pada Daun Kelor (Moringa oleifera) yang Tumbuh Dengan
Ketinggian Berbeda Di Daerah Kota Baubau. Diambil dari
https://core.ac.uk/download/pdf/230617817.pdf. Pada tanggal 14
November 2022.
Nurbaya, Siti dan Yossy C.E. Silalahi. 2018. Penggunaan Daun Kelor
(Moringa oleifera) Sebagai Sediaan Hair Tonic. Jurnal Farmanesia Fakultas
Farmasi dan Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Indonesia. Vol
4, No. 1 (2017). Diambil dari
http://e-journal.sari-mutiara.ac.id/index.php/2/article/view/260 . Pada
tanggal 15 November 2022.
Fadhila, Noor dkk. 2017. Prevalensi dan Faktor Risiko Terjadinya Ketombe
Pada Wanita Berjilbab. Diambil dari http://eprints.undip.ac.id/55479/ .
Pada tanggal 15 November 2022.
Makarim, Fadhli Rizal. 2020. Mitos atau Fakta Berhijab Lebih Mudah
Berketombe. Diambil dari https://www.halodoc.com/artikel/mitos-atau-
fakta-berhijab-lebih-mudah-berketombe . Pada tanggal 16 November
2022.
Nuryanti, Siti dkk. 2016. Uji Daya Hambat Ekstrak Buah Kelor ( Moringa
oleifera) Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida albicans. Diambil dari
https://media.neliti.com/media/publications/224151-uji-daya-hambat-
ekstrak-buah-kelor-morin . Pada tanggal 18 November 2022.
Fernando, Billy Austin dan Vista Adhi Pratama. 2016. Moliver ( Moringa
oleifera) Sereal Tulangku, Studi Formulasi Dan Organoleptik Sereal Daun
Kelor Sebagai Suplemen Pencegah Osteoporosis. Diambil dari hasil karya
ilmiah OPSI Nasional Tingkat SMA siswa SMAN 1 Cilacap . Pada tanggal 14
Desember 2022.
Imtiyaz, Hasna dan Rezi Aulia Putri. 2013. Selai Daun Kelor Moringa
oleifera. Diambil dari hasil karya ilmiah siswa SMAN 1 Cilacap. Pada
tanggal 14 Desember 2022.
1. DOKUMENTASI KEGIATAN