e-ISSN/p-ISSN: 2615-7977/2477-118X
DOI: 10.32697/integritas.v7i2.799
©Komisi Pemberantasan Korupsi
imamfatkuroji@gmail.com, selvi.meilinda@fisip.unila.ac.id
Abstract
This paper examines the public choice approach in the case of regional head’s corruption in
Lampung Tengah (Mustafa) and the political process of the regional budget. The public choice
study was executed due to the political limitations of the traditional development model. The
meaning of the public choice approach in regional budget’s politic impacted to corruption slot
for regional heads. The Mustafa's corruption case forced many actors to be investigated and also
opened other cases. Findings show his corruption’s act linked to the private sector. A strong
democratic environment is recommended to support increased action against corruption in the
regions.
Abstrak
Tulisan ini melakukan telaah pendekatan pilihan publik dalam kasus korupsi kepala daerah
di Lampung Tengah (Mustafa) dan proses politik anggaran daerahnya. Telaah pilihan publik
dilakukan karena keterbatasan politik model pembangunan tradisional. Pemaknaan
pendekatan pilihan publik dalam politik anggaran daerah berimplikasi pada terbukanya
ruang korupsi bagi kepala daerah. Kasus korupsi Mustafa memaksa banyak aktor untuk
diperiksa serta membuka kasus lainnya. Interaksi Mustafa sebagai kepala daerah yang
memiliki kekuasaan besar dengan swasta ketika menjabat dan mencalonkan diri sebagai
Gubernur Lampung. Lingkungan demokrasi yang kuat direkomendasikan untuk mendukung
peningkatan tindakan melawan korupsi di daerah.
Kata Kunci: Pendekatan Pilihan Publik, Politik Anggaran, Korupsi Kepala Daerah.
345
Pilihan Publik dalam Kasus Korupsi APBD dan Kepala Daerah
346
Imam Fatkuroji, Selvi Diana Meilinda
siasi diantara pemain anggaran berimpli- masa itu dan kepala daerah yang terjaring
kasi pada peningkatan fenomena korupsi operasi tangkap tangan (OTT) KPK pada
kepala daerah. tahun 2019, Agung Ilmu Mangkunegara
Komisi Pemberantasan Korupsi me- (Bupati Lampung Utara) (Kurniawan et al.,
nyatakan bahwa sebanyak 361 kepala 2020). Tabel 1 merupakan data korupsi
daerah di Indonesia terlibat kasus tindak kepala daerah di Lampung.
pidana korupsi, dengan rincian 18 guber- Sepanjang dinamika pemerintahan
nur dan 343 bupati dan walikota. Yang 50 daerah di Lampung, kecenderungan men-
kasus di antaranya ditangani KPK. Semen- cari keuntungan dan memegang kekuasa-
tara, sisanya 293 kasus ditangani oleh an tertinggi memunculkan keinginan ko-
aparat penegak hukum yakni kejaksaan rupsi. Sampai saat ini, kasus korupsi yang
dan kepolisian. Kemudian, dari 18 kasus sedang bergulir menjadi jilid II (Jaya,
yang menjerat gubernur, 16 kasus ditang- 2021) dan berpotensi menyeret banyak
ani oleh KPK dan 2 kasus tersisa ditangani nama yaitu fenomena kasus Mustafa (Bu-
oleh kejaksaan. Korupsi yang melibatkan pati Lampung Tengah). Saksi yang sudah
kepala daerah umumnya terkait anggaran diperiksa ada 180 orang, terdiri dari unsur
keuangan daerah, gratifi-kasi, professional pejabat aktif dan nonaktif, dewan legislatif,
fee, dan praktik suap dalam hal perizinan. swasta, ASN dan sejumlah pihak terkait.
Korupsi merugikan kabupaten/kota, pro- Dalam kasus suap Lampung Tengah Jilid II
vinsi dan negara (Suyatna, 2020). Di ini, Mustafa tersangkut perkara gratifikasi
Lampung, fenomena korupsi kepala dan didakwa Pasal 12 A, Pasal 11, dan
daerah mulai terungkap tahun 2010 dalam Pasal 12 B Undang-Undang tentang Pem-
kasus Satono, Bupati Lampung Timur pada berantasan Tindak Pidana Korupsi.
Tabel 1. Korupsi kepala daerah di Lampung
Nama Kepala
No. Kasus Hukuman Denda
Daerah
1. Satono Korupsi APBD (APBD) Lampung 15 tahun Buron
(Lampung Timur) Timur dengan pidana penjara 111
miliar Rupiah
2. Wendy Melfa Menjadi tersangka sejak 1 Mei 2012, 10 tahun denda 500 juta, 14,3
(Lampung Selatan) korupsi pengadaan tanah PLN hukuman miliar Rupiah
Sabalang senilai 26,6 miliar Rupiah penjara kompensasi
3. Andy Ahmad Ditangkap pada 24 Maret 2011, 12 tahun denda 500 juta, 20,5
(Lampung Tengah) Korupsi APBD 2008, Rp 28 miliar hukuman miliar Rupiah
penjara kompensasi
4. Bambang OTT pada 21 Oktober 2016, suap 2 tahun denda 250 juta
Kurniawan kepada DPRD Tanggamus untuk hukuman
(Tanggamus) pengesahan APBD 2016 penjara
5. Zainudin Hasan OTT KPK pada 27 Juli 2018, Korupsi 12 tahun denda 500 juta, 66,7
(Lampung Selatan) dan uang pencucian hukuman miliar Rupiah
penjara kompensasi
6. Mustofa OTT KPK pada 15 Februari 2018, 3 tahun denda 100 juta
(Lampung Tengah) Suap kepada DPRD Lamteng 9,6, re-
miliar
7. Khamamik OTT KPK pada 23 Januari 2019, 8 tahun denda 300 juta
(Mesuji) Kasus suap untuk biaya proyek hukuman
infrastruktur di Mesuji penjara
8. Agung Ilmu OTT KPK pada 7 Oktober 2019, 7 tahun 750 juta denda, 74
Mangkunegara Kasus suap untuk biaya proyek hukuman miliar Rupiah
(Lampung Utara) (Lampung Utara) infrastruktur di penjara Kompensasi.
Lampung Utara
Sumber: (Kurniawan et al., 2020)
347
Pilihan Publik dalam Kasus Korupsi APBD dan Kepala Daerah
348
Imam Fatkuroji, Selvi Diana Meilinda
penganggaran: reformisme, negosiasi in- is, inkrementalis, pilihan publik dan agen
kremental, peran kelompok kepentingan, utama. Tiga perspektif yang paling relevan
proses anggaran itu sendiri, dan debat dari lima perspektif ini untuk kasus
kebijakan. Dalam nada yang sama, Fozzard Mustafa dibahas pada Tabel 2.. Perspektif
(2001) dalam (Farhan, 2018) menjelaskan tersebut adalah pendekatan teknokratis,
lima perspektif utama pada proses alokasi pendekatan inkrementalis dan pendekat-
sumber daya, yaitu administratif, rasional- an pilihan publik.
Tabel 2. Pendekatan Studi Pembuatan Anggaran
Pendekatan Pendekatan
Dimensi Pendekatan Pilihan Publik
teknokratis Inkrementalis
Siapa Birokrat, Pembuat kebijakan, Politisi berusaha untuk
Kementerian legislator, formal pelaku mencapai tujuan individu
Keuangan (terbatas anggaran mereka khususnya untuk re-
kekuatan dari badan pemilihan
legislatif)
Bagaimana Kepatuhan pada Lanjutan dari anggaran Individu datang bersama-sama
peran formal dan sebelumnya dengan dalam proses anggaran untuk
struktur anggaran- keputusan tambahan keuntungan bersama mereka
proses pembuatan sebagai hasil dari sendiri dan mengejar insentif
negosiasi berulang antara pribadi melalui lembaga
pendukung dan penjaga anggaran yang mengatur
interaksi
Asumsi/ Asumsikan bahwa Asumsikan bahwa Asumsikan bahwa setiap
implikasi kebutuhan program sebelumnya pemain sudah cukup informasi
masyarakat dapat adalah sah dan itu ada untuk mengidentifikasi apa
diketahui dan diukur minimal kemungkinan yang menjadi kepentingan
melalui pengambilan radikal perubahan terbaik mereka
keputusan rasional anggaran alokasi
Sumber: Fozzard (2001) dalam Farhan (2018)
349
Pilihan Publik dalam Kasus Korupsi APBD dan Kepala Daerah
untuk memahami suatu masalah sosial gap lebih sebagai utopia. Orang-orang
berdasarkan gambaran utuh yang diben- belajar dengan cepat untuk menggunakan
tuk oleh kata-kata dan mencari informasi hak atau kekuasaan apa pun yang mereka
dari informan secara rinci berdasarkan peroleh atau dapat mereka ambil dengan
kenyataan yang sebenarnya (Creswell & minat. Uang publik dan kebebasan publik
Creswell, 2018). Metode deskriptif adalah akan segera diidentifikasi sebagai sumber
suatu kondisi untuk menemukan suatu kekayaan dan dominasi bagi mereka yang
situasi, kondisi, keadaan, dan banyak hal memilikinya (Dincă et al., 2021). Meng-
lain yang perlu dicatat dalam suatu hasilkan apa yang dikenal sebagai masalah
laporan tertulis (Sugiyono, 2015). Pada kelompok bersama (Ricciuti et al., 2019),
dasarnya, ide untuk penelitian ini dihasil- masalah kelompok bersama muncul ketika
kan melalui tinjauan sistematis literatur kelompok tertentu, dan politisi yang me-
yang ada tentang teori pilihan publik. wakili mereka, terlibat dalam perilaku
Tulisan ini bersifat konseptual, di mana mencari rente, dan tuntutan mereka untuk
sumber data sekunder dianggap sebagai alokasi sumber daya yang lebih tinggi
masukan untuk hasil penelitian. Tulisan ini menyebabkan peningkatan pengeluaran,
mengikuti jenis metode penelitian kuali- defisit, dan utang. Untuk mengatasi masa-
tatif dan analisis isi sebagai desain pene- lah rent-seeking dan masalah bersama,
litian. Jadi, sumber data sekunder telah pendekatan pilihan publik berusaha untuk
diterapkan untuk penelitian ini. Data memusatkan proses anggaran di level
sekunder mencakup informasi yang diper- pusat. Beberapa sumber juga menyebut-
oleh terutama dari berbagai sumber, se- kan bahwa perhatian utama pendekatan
perti karya penelitian, buku referensi, Pilihan Publik adalah alokasi sumber daya
termasuk artikel dari majalah, jurnal, yang langka dalam perekonomian (Aligica,
tinjauan pustaka, situs web, dan makalah 2015). Bidang ekonomi terutama tertarik
konferensi. untuk memecahkan masalah ekonomi
dasar, yaitu tentang kelangkaan dan pilih-
Pembahasan an. Masalah ekonomi dasar menegaskan
Analisis Teori bahwa sementara keinginan orang tidak
Pendekatan teori pilihan publik ada habisnya, sumber daya kita terbatas
mengadopsi konsep manfaat terkonsen- atau langka dan karena kelangkaan sum-
trasi dan biaya tersebar, di mana manfaat ber daya, pilihan harus dibuat oleh konsu-
dari alokasi sumber daya tertentu terkon- men, sektor swasta, dan sektor publik.
sentrasi di tangan sejumlah kecil kelom- Intinya, teori pilihan publik dengan tepat
pok tertentu atau lokasi geografis tertentu, menunjukkan bahwa anggaran adalah
sedangkan biaya alokasi tersebut disebar- produk negosiasi di antara para pemain
kan melalui perpajakan. politik yang bertindak sesuai dengan
Teori ini berfokus pada perilaku insentif yang mereka hadapi dan institusi
pengambil keputusan sektor publik, yang, yang mengatur interaksi mereka.
seperti halnya individu di sector swasta, Implementasi Teori dan Konteks
memiliki kepentingan utama memaksi- Korupsi Mustafa
malkan utilitas individu mereka, yang Dalam konteks kasus Mustafa, ber-
memotivasi mereka untuk bertindak demi dasarkan data riset (Alvionita, 2019),
kebaikan pribadi mereka sendiri. Menurut Mustafa terjerat kasus dugaan suap ter-
pendapat kaum neoliberal, para pendu- hadap DPRD Lampung Tengah terkait pin-
kung teori ini, kebaikan bersama, atau jaman daerah untuk APBD tahun anggaran
yang disebut kepentingan bersama, diang- 2018. Sebelum dirinya ditangkap, pada
350
Imam Fatkuroji, Selvi Diana Meilinda
tanggal 15 Februari pihak KPK telah meng- garan 2018 serta penerimaan-penerimaan
amankan ajudan Mustafa. Lalu pada pukul lainnya (gratifikasi). Berdasarkan feno-
6 petang, Mustafa pun ikut diamankan. mena ini, ada dugaan bahwa gratifikasi
Mereka berdua diantar ke kantor KPK di memang telah menjadi hal biasa bagi
Jakarta lewat jalur udara. Setelah melaku- masyarakat. Praktiknya dianggap tidak
kan pemeriksaan secara mendalam, maka melanggar hukum namun sebatas hadiah
pada 16 Februari Mustafa ditetapkan se- yang diberikan tanpa paksa selayaknya
bagai tersangka dan ditahan selama 20 hadiah dalam lingkaran persahabatan
hari. Ia juga mundur dari jabatannya (Mapuasari & Mahmudah, 2018).
sebagai Ketua DPW NasDem Lampung. Ti- Nasib Mustafa terancam dalam pemi-
dak hanya itu, statusnya sebagai tersangka lihan gubernur Lampung pada Juni 2018.
juga membuat Mustafa menjalani persi- Awal kasus ini muncul melalui operasi
dangan hingga menghadapi putusan yang tangkap tangan (OTT) KPK pada Februari
dibacakan pada Juli 2018. 2018. Saat itu KPK menangkap anggota
Mustafa terbukti bersalah menyuap DPRD Kabupaten Lampung Tengah yang
anggota DPRD dan dijebloskan ke bui kemudian berkembang dengan menjerat
dengan hukuman pidana penjara selama 3 Mustafa sebagai pemberi suap. Mustafa
tahun dan denda Rp 100 juta subsider 3 menyuap para wakil rakyat untuk menye-
bulan serta pencabutan hak politik selama tujui pinjaman daerah pada PT Sarana
2 tahun. Waktu bergulir. Mustafa lagi-lagi Multi Infrastruktur (SMI). Pinjaman yang
menjadi tersangka KPK meski belum direncanakan Rp.300 miliar untuk pem-
tuntas menjalani hukumannya itu. Kali ini bangunan proyek infrastruktur yang akan
KPK menduga Mustafa menerima fee dari dikerjakan Dinas PUPR Kabupaten
ijon proyek di Dinas Bina Marga Pemkab Lampung Tengah. Perkembangan temuan
Lampung Tengah dengan kisaran fee 10- serupa dengan model jaringan korupsi
20 persen dari nilai proyek dan yang lapis pertama terkait suap dengan alasan
bersangkutan tidak melaporkannya kepa- “balas jasa” serta menuju pada jejaring
da kepada Direktorat Gratifikasi KPK. korupsi (cabal) lapis kedua yaitu melibat-
Total gratifikasi yang diterima Mustafa kan birokrat, politisi, aparat dan perusaha-
setidaknya Rp 95 miliar. Berdasarkan ca- an (Rahman et al., 2018). Hubungan antara
tatan penerimaan dan pengeluaran, uang motif politisi untuk tetap menjabat dan
senilai Rp 95 miliar tersebut diperoleh pembuatan anggaran dapat diselidiki de-
pada kurun waktu Mei 2017 hingga ngan memeriksa perubahan pola alokasi
Februari 2018 dan dipergunakan untuk sumber daya pada tahun-tahun pemilu,
kepentingan MUS (Mustafa). Sebagian dari atau yang dikenal sebagai siklus anggaran
uang itu atau setidaknya menurut KPK politik. Sudah diterima secara luas bahwa
sebesar Rp 12,5 miliar dialirkan Mustafa petahana berusaha menggunakan anggar-
ke anggota DPRD Kabupaten Lampung an publik sebagai instrumen kampanye
Tengah. Uang yang disebut KPK diberikan untuk membantu mereka tetap menjabat.
untuk pengesahan APBD-P hingga APBD Studi empiris tentang fenomena ini mena-
Kabupaten Lampung Tengah. KPK mene- warkan cara untuk menguji pola perubah-
tapkan Bupati Lamteng periode 2016- an yang dibuat dalam alokasi anggaran
2021, Mustafa, sebagai tersangka karena selama tahun-tahun pemilu yang dapat
diduga menerima suap terkait sejumlah dikaitkan dengan aturan pemilu dan
pengadaan barang dan jasa atau proyek di pengalaman negara demokrasi. Beberapa
lingkungan Dinas Bina Marga Pemerintah ahli meneliti fenomena ini di negara maju
Kabupaten Lampung Tengah tahun ang- dan berkembang (Alesina & Paradisi,
351
Pilihan Publik dalam Kasus Korupsi APBD dan Kepala Daerah
2017; Klomp & de Haan, 2013) dan dalam Secara bersama-sama, pendekatan
sistem politik yang berbeda (Bonfatti & pilihan publik dalam literatur tentang
Forni, 2019). politik penganggaran ini memberikan titik
Mustafa menjalani persidangan hing- awal yang berguna dalam analisis bagai-
ga menghadapi putusan yang dibacakan mana hubungan kekuasaan dimainkan
pada Juli 2018. Mustafa terbukti bersalah dalam alokasi sumber daya melalui ang-
menyuap anggota DPRD dan dijebloskan garan daerah di Lampung Tengah berda-
ke bui dengan hukuman pidana penjara sarkan konteks korupsi Mustafa, seperti
selama 3 tahun dan denda Rp 100 juta yang dirangkum dalam Tabel 3. Singkat-
subsider 3 bulan serta pencabutan hak nya, pendekatan pilihan publik mengakui
politik selama 2 tahun. Waktu bergulir. pentingnya lingkungan politik dalam
Mustafa lagi-lagi menjadi tersangka KPK membentuk hasil fiskal. Mereka yang
meski belum tuntas menjalani hukuman- menggunakan pendekatan pilihan publik
nya itu. Kali ini KPK menduga Mustafa telah mengidentifikasi pengaruh institusi
menerima fee dari ijon proyek di Dinas politik maupun teknokratis. Namun, pen-
Bina Marga Pemkab Lampung Tengah dekatan pilihan publik tidak berfokus pada
dengan kisaran fee 10-20 persen dari nilai lembaga informal dalam proses
proyek. Total gratifikasi yang diterima penganggaran.
Mustafa setidaknya Rp 95 miliar. Berda- Seperti yang dikatakan beberapa pe-
sarkan catatan penerimaan dan penge- nulis, politik penganggaran publik tidak
luaran, uang sekitar Rp95 miliar tersebut hanya melibatkan aturan perilaku dan
diterima dalam rentang waktu bulan Mei interaksi formal seperti undang-undang
2017 hingga Februari 2018 dan dipergu- yang mengatur tenggat waktu dan aturan
nakan untuk kepentingan tersangka yang mengatur, dan menetapkan batasan,
Mustafa. Adapun rincian penerimaan distribusi kekuasaan antara eksekutif dan
Mustafa yakni sebesar Rp58,6 miliar legislatif, tetapi juga politik informal
dengan kode IN BM berasal dari 179 calon (Scartascini et al., 2014) institusi dan
rekanan dan Rp36,4 miliar dengan kode IN praktik interaksi di dalam dan antara
BP berasal dari 56 calon rekanan. Uang cabang eksekutif dan legislatif di Lampung
sekitar Rp95 miliar di antaranya Rp12,5 Tengah.
miliar dari pemilik PT Sorento Nusantara, Pendekatan pilihan publik memberi-
Budi Winarto alias Awi dan dari pemilik PT kan gambaran bagaimana hubungan ko-
Purna Arena Yudha, Simon Susilo. Uang itu rupsi kepala daerah dengan politik ang-
kemudian diberikan Mustafa kepada garan tidak hanya ditentukan oleh proses
Anggota DPRD Kabupaten Lamteng. KPK anggaran dan strategi individu tetapi juga
menetapkan Budi Winarto (BW) dan oleh lingkungan. Seperti yang dijelaskan
Simon Susilo (SS) sebagai tersangka kasus oleh studi ini, untuk memahami politik
dugaan suap terhadap Bupati Lampung pengambilan keputusan anggaran, perlu
Tengah (Lamteng) periode 2016-2021, untuk menganalisis faktor lingkungan
Mustafa (MUS) (Alvionita, 2019). Baru- informal seperti jaringan kekuasaan, aktor
baru ini, studi yang menggunakan pende- informal, insentif tidak resmi, diskresi
katan pilihan publik lebih memperhatikan pelaku anggaran, serta norma dan nilai
hubungan antara lembaga politik dan yang dominan di dalamnya.
kebijakan anggaran (Farhan, 2018).
352
Imam Fatkuroji, Selvi Diana Meilinda
353
Pilihan Publik dalam Kasus Korupsi APBD dan Kepala Daerah
354
Imam Fatkuroji, Selvi Diana Meilinda
355
Pilihan Publik dalam Kasus Korupsi APBD dan Kepala Daerah
356
Imam Fatkuroji, Selvi Diana Meilinda
2019.06.001 v36i2.5866
Creswell, W. J., & Creswell, J. D. (2018). Labolo, M. (2017). Menutup celah korupsi
Research design: Qualitative, pemerintahan daerah. Jurnal Ilmu
quantitative and mixed methods Pemerintahan Widya Praja, 43(2).
approaches. Sage Publications. https://doi.org/10.33701/jipwp.v4
3i2.50
Dincă, G., Dincă, M. S., Negri, C., & Bărbuță,
M. (2021). The impact of corruption Mapuasari, S. A., & Mahmudah, H. (2018).
and rent-seeking behavior upon Korupsi berjamaah: Konsensus
economic wealth in the European sosial atas gratifikasi dan suap.
Union from a public choice INTEGRITAS: Jurnal Antikorupsi,
approach. Sustainability, 13(12), 4(2), 18.
6870. https://doi.org/10.32697/integrita
https://doi.org/10.3390/su131268 s.v4i2.279
70
Mbaku, J. M. (2008). Corruption cleanups
Ellis, S. (1996). Africa and international in Africa: Lessons from public choice
corruption: The strange case of theory. Journal of Asian and African
South Africa and Seychelles. African Studies, 43(4).
Affairs, 95(379). https://doi.org/10.1177/00219096
https://doi.org/10.1093/oxfordjou 08091975
rnals.afraf.a007716
Mengiste, B. W. (2020). Public choice
Farhan, Y. (2018). The politics of budgeting theory: Its application and
in Indonesia [University of Sydney]. challenges in public-sector.
http://hdl.handle.net/2123/18624 International Journal of African and
Asian Studies, 66, 9–16.
Fernandez, M. N. (2020). Kasus suap
https://doi.org/10.7176/JAAS/66-
Lampung Tengah, gaduh setelah
02
Mustafa bernyanyi.
Kabar24.Bisnis.Com. Norton, A., & Elson, D. (2002). What’s
https://kabar24.bisnis.com/read/2 behind the budget?: Politics, rights
0200116/16/1190988/kasus-suap- and accountability in the budget
lampung-tengah-gaduh-setelah- process. Overseas Development
mustafa-bernyanyi Institute.
Jaya, T. P. (2021). Kasus korupsi jilid II Permatasari, A., Pasinringi, S. A., & Kadir, A.
Mantan Bupati Lampung Tengah, R. (2019). Pengaruh public service
KPK periksa 180 saksi. Kompas.Com. motivation terhadap kepuasan kerja
https://regional.kompas.com/read perawat RSUD Haji Makassar. Jurnal
/2021/01/12/12180191/kasus- Kesehatan Masyarakat Maritim,
korupsi-jilid-ii-mantan-bupati- 1(1).
lampung-tengah-kpk-periksa-180- https://doi.org/10.30597/jkmm.v1
saksi?page=all i1.8694
Klomp, J., & de Haan, J. (2013). Political Rahman, F., Baidhowi, A., & Sembiring, R.
budget cycles and election A. (2018). Pola jaringan korupsi di
outcomes. Public Choice, 157(1–2). tingkat pemerintah desa (Studi
https://doi.org/10.1007/s11127- kasus korupsi DD dan ADD tahun
012-9943-y 2014-2015 di Jawa Timur).
Integritas: Jurnal Antikorupsi, 4(1),
Kurniawan, R. C., Warganegara, A.,
28.
Kurniawan, B., & Indrajat, H. (2020).
https://doi.org/10.32697/integrita
Corruption in Lampung Local
s.v4i1.198
Election. MIMBAR : Jurnal Sosial Dan
Pembangunan, 36(2). Ricciuti, R., Savoia, A., & Sen, K. (2019).
https://doi.org/10.29313/mimbar. How do political institutions affect
357
Pilihan Publik dalam Kasus Korupsi APBD dan Kepala Daerah
358