Anda di halaman 1dari 11

KASUS ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA NEGARA (APBD) DAN

PEMBENAHAN FUNGSI-FUNGSI PARTAI POLITIK (PARPOL)

Fhiki Purnomo

Universitas Singaperbangsa Karawang

Abstrak : Kasus korupsi di Indonesia sangat meningkat dari tahun ke tahun hal ini dilihat dari banyaknya berita

yang beredar di media sosial kasus korupsi APBD yang dilakukan oleh para pejabat pemerintah, hal ini juga

berkaitan dengan fungsi-fungsi yang dilukan oleh partai politik karena bagaimanapun para pemangku jabatan ini

merupakan kader dari para partai politik. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, teknik

pengumpulan data peneliti menggunakan studi literatur. Kesimpulan yang di dapat terdapat empat modus yang

bisa dilakukan selaku anggota DPRD ketika ingin melakukan korupsi. Alasan dibalik melakukan tidak korupsi

tidak lain adalah untuk mengembalikan uang ketika mereka mengikuti pencalonan atau pemilu. Fungsi-fungsi

dari partai politik juga meluntur karena saat ini para partai politik hanya berfokus kepada kader-kader yang

memiliki elektabilitas yang tinggi tanpa melihat kualiatas dari kader tersebut.

Kata Kunci : Korupsi, APBD, Partai Politik.

PENDAHULUAN assanation) bagi elit yang terindikasi

korupsi dibanding pada proses hukum yang


Korupsi di Indonesia benar-benar
fair dan adil. Law enforcement bagi
sangat sistemik, bahkan korupsi yang
koruptor juga menjadi angin lalu, padahal
terjadi sudah berubah menjadi Vampir state
tindak korupsi yang dilakukan koruptor
karena hampir semua infra dan supra
sangatlah merugikan rakyat, Masduki
struktural politik dan sistem ketatanegaraan
(2002) dalam Klitgaard, dkk (2002).
sudah terkena penyakitkorupsi. Agenda
Bentuk tindak pidana korupsi pada level
pemberantasan korupsi samapai detik ini
legislatif adalah korupsi APBD untuk pos
hanyalah dijadikan komoditas politik bagi
keuangan DPRD yang terjadi akhir-akhir
elit politik, lebih banyak pada
ini kebanyakan melanggar PP 110/2000
penghancuran karakter (character
walaupun sekarang telah diganti dengan PP

1|Page
24/2004 tentang kedudukan keuangan Umum Kepala Daerah) diduga menjadi

DPRD. faktor penyebab korupsi itu. “Mayoritas

yang dikorupsi itu adalah dana APBD,”


Banyaknya kasus yang beredar
kata Ketua KPK, Busryo Muqoddas saat
misalnya, Setya Novanto pada November
menjadi pembicara di acara seminar
2016 politikus Golkar ini kembali menjadi
bertajuk “Menjawab Ancaman Kegagalan
ketua DPR divonis 15 tahun penjara dan
Demokrasi” di Kantor Lembaga Bantuan
denda Rp 500 juta dengan subsider tiga
Hukum (LBH), Jakarta, Senin (28/3).
bulan kurungan penjara karena terbukti
Wakil Ketua KPK Bidang Pencegahan,
mengintervensi proses penganggaran,
Haryono Umar menambahkan, penyebab
pengadaan barang dan jasa dalam proyek e-
dari maraknya korupsi APBD yang
KTP yang mengakibatkan kerugian negara
melibatkan kepala daerah tingkat provinsi
senilai Rp 2,3 triliun. Taufik Kurniawan
maupun kabupaten/kota diduga karena
merupakan Wakil Ketua DPR periode
mahalnya biaya politik pada saat
2014-2019 terbukti bersalah melanggar
Pemilukada (Pemilihan Umum Kepala
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001
Daerah). Setelah mereka terpilih, berbagai
tentang pemberantasan tindak pidana
macam cara dilakukan untuk
korupsi karena menerima imbalan Rp 4.85
meyalahgunakan APBD untuk
miliar atas pengurusan DAK
mengambalikan modal mereka
(Tempo,27/09/2021).
(Republika/28/03/2011).
Komisi Pemberantasan Korupsi
Demokrasi Indonesia yang telah
(KPK) menyatakan mayoritas kasus
berlangsung lebih satu dekade, yang telah
korupsi di Indonesia adalah
membuka kebebasan politik dan telah
penyalahgunaan APBD (Anggaran
berhasil mendorong lahirnya perubahan di
Pendapatan Belanja Daerah). Biaya politik
beberapa aspek kehidupan bangsa serta
yang tinggi dalam Pemilukada (Pemilihan

2|Page
awal dari berkembangnya demokrasi di Posisi partai politik disinilah yang

Indonesia. Dalam hal ini Gaffar, (2006: 44) diharapkan dapat membantu dalam

memaparkan bahwa “keberhasilan penyelenggaraan pendidikan politik

Indonesia dalam menghadapi transisi terhadap masyarakat, karena partai politik

politik sangat bergantung bagaimana merupakan lembaga infrastruktur negara

antisipasi pemerintah dan masyarakat yang bertujuan untuk menyampaikan

menyangkut dua hal utama, yaitu pertama, aspirasi masyarakat untuk mempengaruhi

masalah kesenjangan sosial antara kebijakan pemerintah. Keberadaan partai

golongan. Kedua, menyangkut monopoli politik sangat diperlukan dalam

dan praktis bisnis yang seringkali dianggap menjalankan fungsinya dengan baik, partai

kurang tepat dalam suatu masyarakat yang pada dasarnya memiliki fungsi dalam

selalu berbicara tentang keadilan sosial”. memberikan pendidikan terhadap

masyarakat yang bertujuan untuk


Dalam hal ini praktek demokrasi
menyampaikan aspirasi masyarakat dalam
dalam berbagai pranata dijadikan sebagai
mempengaruhi kebijakan pemerintah
tiang demokrasi. Salah satu pranata ini ialah
sehingga mencerminkan keberlangsungan
Partai Politik. Sehubungan dengan hal ini
negara demokrasi yang ideal.
Budiardjo (2008: 404) mengemukakan

bahwa “partai politik adalah suatu Bertolak dari latar belakang yang

kelompok yang terorganisir yang anggota- telah dipaparkan, maka peneliti tertarik

anggotanya mempunyai orientasi, nilai- untuk melakukan penelitian yang lebih

nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan-tujuan mendalam terkait kasus permasalahan

tersebut adalah untuk memperoleh APBD yang terjadi di Indonesia dan juga

kekuasaan politik dan merebut kedudukan mengenai fungsi-fungsi partai politik yang

politik untuk melaksanakan kebijakan baik dan benar.

mereka”.
METODE PENELITIAN

3|Page
Berdasarkan pendapat Creswell (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber

(dalam Djam’an satori & Aan komariah, lainnya yang sesuai (internet, koran dll).

2017, hlm. 24) yang menyatakan bahwa


HASIL DAN PEMBAHASAN
definisi metode penelitian kualitatif adalah
Berdasarakan penelitian Indonesia
suatu proses inkuiri
Corruption Watch (ICW) ada beberapa
(pertanyaan/investigasi) mengenai
modus kejahatan korupsi di APBD.
pemahaman suatu hal untuk mendapatkan
Pertama, penipuan terhadap anggaran
data, informasi, teks pandangan-pandangan
dengan mengambil pos anggaran lain
responden yang menggunakan beragam
dengan maksud “menyembunyikan“ nama
metodologi dalam suatu masalah atau
pos yang mungkin dianggap terlalu
fenomena sosial atau kemanusiaan. Teknik
mencolok atau mengada-ada. Modus
pengumpulan data peneliti menggunakan
kedua, menciptakan anggaran baru yang
studi literatur. Menurut Nazir (1998 : 112)
sebenarnya tidak diatur dalam PP
studi kepustakaan merupakan langkah yang
110/2000. Modus ketiga, mark up anggaran
penting dimana setelah seorang peneliti
dengan melebihkan berbagai tunjangan
menetapkan topik penelitian, langkah
anggota dewan yang telah diatur dalam PP
selanjutnya adalah melakukan kajian yang
110/2000. Modus keempat, pengalokasian
berkaitan dengan teori yang berkaitan
anggaran yang sebetulnya sama dengan
dengan topik penelitian. Dalam pencarian
anggaran lain. Modus kelima, pembuat
teori, peneliti akan mengumpulkan
anggaran tanpa perincian, Modus ini
informasi sebanyak-banyaknya dari
dilakukan dengan cara membuat anggaran
kepustakaan yang berhubungan. Sumber-
dalam bentuk satuan tanpa diperinci lagi,
sumber kepustakaan dapat diperoleh dari:
Modus keenam, menghilangkan pos
buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian
anggaran. Modus ketujuh, pengalihan

anggaran yang seharusnya diberikan dalam

4|Page
bentuk jaminan asuransi menjadi dalam dewan. Modus keempat adalah korupsi

bentuk uang. Menurut penulis secara umum dalam pelaksanaan program kegiatan

terdapat 4 modus kasus korupsi DPRD dewan. Dari aspek tindakan, korupsi jenis

yang dapat ditemui hampir di semua ini adalah korupsi yang paling telanjang

kasusnya. dan nyata. Dari keempat Modus korup

tersebut, modus keempat bisa dianggap


Modus pertama adalah dengan
paling konvensional dan umum terjadi
menggelembungkan batas alokasi
diberbagai instansi pemerintahan.
penerimaan anggota dewan atau yang

sering disebut sebagai mark-up. Dikatakan Partai politik dalam melaksanakan

sebagai mark-up karena PP110/2000 kegiatan politik tentu harus sesuai dengan

tentang kedudukan keuangan DPRD peran dan fungsinya agar tercipta nuansa

sebenarnya telah membatasi secara rinci harmonis dalam penerapannya dikehidupan

penerimaan bagi anggota dewan yang dapat bermasyarakat dan bernegara. Menurut

ditoleransi sesuai dengan tingkat Budiardjo (2009: 405-409) menyebutkan

Pendapatan Asli Daerah (PAD). Modus “fungsi partai politik adalah sebagai sarana

kedua adalah menggandakan (redundant) komunikasi politik, sarana sosialisasi,

item penerimaan anggota dewan melalui sebagai rekruitmen dan sebagai sarana

berbagai strategi. Strategi yang sering pengatur konflik”.

digunakan adalah memasukan item


Pendapat di atas mengenai fungsi partai
anggaran yang berbeda-beda untuk satu
politik, dapat disimpulkan bahwa partai
fungsi. Modus ketiga adalah dengan cara
politik memiliki peran sentral dalam hal
mengada-adakan pos penerimaan anggaran
seleksi politik. Namun dalam menjalankan
yang sebenarnya tidak diatur dalam
fungsinya, tetap saja harus di iringi dengan
PP110/2000. Kasus yang paling mencuat
kerja sama antara pemimpin partai dan
adalah adanya pos purna tugas bagi anggota
anggotanya agar fungsi-fungsi tersebut

5|Page
dapat dilaksanakan dengan baik. Terdapat dengan yang diutarakan oleh

beberapa fungsi yang tampaknya selalu Budiardjo (2008: 164) bahwa

terkandung baik secara eksplisit maupun “Partai politik juga berfungsi untuk

implisit. Fungsi-fungsi tesebut adalah mencari dan mengajak orang yang

sebagai berikut: berbakat untuk turut aktif dalam

kegiatan politik sebagai anggota


1. Sebagai Sarana Rekruitmen Politik
partai (political rekruitment). Juga
Menurut Surbakti (1999:
diusahakan untuk menarik
118) mengungkapkan bahwa
golongan muda untuk di didik
“rekruitmen politik adalah seleksi
menjadi kader yang di masa
dan pemilihan atau seleksi dan
mendatang akan mengganti
pengangkatan seseorang atau
pemimpin lama (selection of
sekelompok orang untuk
leadership). Dalam praktiknya tidak
melaksanakan sejumlah peranan
semua rekruitmen politik untuk
dalam sistem politik umumnya dan
jabatan politik benar-benar terbuka.
pemerintahan pada khususnya”.
Seringkali partai politik yang
Dimana fungsi rekruitmen
memberikan kewenangan untuk
merupakan kelanjutan dari fungsi
melaksanakannya, dimana elit
mencari dan mempertahankan
partai kadangkala hanya merekrut
kekuasaan. Selain itu, fungsi
atau memprioritaskan orang-orang
rekruitmen politik sangat penting
yang dekat dengan mereka.
bagi kelangsungan sistem politik
2. Sebagai Sarana Sosialisasi Politik
sebab tanpa elit yang mampu
Dalam ilmu politik
melaksanakan perannya,
sosialisasi politik diartikan sebagai
kelangsungan sistem politik akan
suatu proses yang melaluinya
terancam. Hal tersebut senada

6|Page
seseorang memperoleh sikap dan berlangsung dalam

orientasi terhadap fenomena politik, masyarakat. Dari segi

yang umumnya berlaku dalam metode penyampaian pesan,

masyarakat di mana ia berada. sosialisasi politik dibagi dua

Dimensi lain dari sosialisasi politik yakni pendidikan politik dan

adalah sebagai proses yang indoktrinasi politik.

melaluinya masyarakat Pendidikan politik

menyampaikan “budaya politik” merupakan suatu proses

yaitu norma-norma dan nilai-nilai, dialogis diantara pemberi

dari satu generasi ke generasi dan penerima pesan.

berikutnya. Dengan demikian Melalui proses ini para

sosialisasi politik merupakan faktor anggota masyarakat

penting dalam terbentuknya budaya mengenal dan mempelajari

politik (political culture) suatu nilai-nilai, norma-norma,

bangsa. Menurut Surbakti (2010: dan simbol-simbol politik

149) yang menyatakan bahwa : negaranya dari berbagai

Sosialisasi politik adalah pihak dalam sistem politik

proses pembentukan sikap seperti sekolah, pemerintah

dan orientasi politik para dan partai politik. Yang

anggota masyarakat. dimaksud indoktrinasi

Melalui sosialisasi politik politik ialah proses sepihak

inilah masyarakat ketika penguasa

memperoleh sikap dan memobilisasi dan

orientasi terhadap memanipulasi warga

kehidupan politik yang masyarakat untuk menerima

7|Page
norma, nilai dan simbol Pendapat lain dikemukakan

yang dianggap pihak oleh Surbakti (1999: 119)

penguasa sebagai ideal dan “komunikasi politik adalah proses

baik. penyampaian informasi mengenai

Disinilah letaknya partai politik dari pemerintah kepada

dalam memainkan peran sebagai masyarakat dan dari masyarakat

sarana sosialisasi politik. kepada pemerintah”. Dalam hal ini,

Pelaksanaan fungsi sosialisasinya partai politik berfungsi sebagai

dilakukan melalui berbagai cara komunikator politik yang tidak

yaitu media massa, ceramah- hanya menyampaikan segala

ceramah, penerangan, kursus kader, keputusan dan penjelasan

dan sebagainya. pemerintah kepada masyarakat

3. Sebagai Sarana Komunikasi Politik sebagaimana diperankan oleh partai

Budiardjo (2008: 406) politik juga menyampaikan aspirasi

mengatakan “Partai politik dan kepentingan berbagai

berfungsi memperbincangkan dan kelompok masyarakat kepada

menyebarluaskan rencana-rencana pemerintah.

dan kebijakan-kebijakan 4. Sebagai Sarana Pengatur Konflik

pemerintah”. Dengan demikian Potensi konflik selalu ada di

terjadinya arus informasi dan dialog setiap masyarakat, apalagi

dua arah, dari atas kebawah dan dari masyarakat yang bersifat heterogen,

bawah ke atas. Dalam hal ini partai baik dari segi etnis, sosial-ekonomi,

politik memainkan peran sebagai ataupun agama. Setiap perbedaan

penghubung antara yang tersebut menyimpan potensi

memerintah dan yang diperintah. konflik. Disini peran partai

8|Page
diperlukan untuk membantu kesedian berkompromi

mengatasinya, atau sekurang- diantara wakil yang berasal

kurangnya dapat diatur sedemikian dari partai politik. Apabila

rupa sehingga akibat negatifnya partai politik merasa

dapat ditekan seminimal mungkin. keberatan untuk

Menurut Surbakti (1999: 120) mengadakan kompromi,

mengatakan bahwa: maka partai politik

Partai politik merupakan bukannya mengendalikan

salah satu lembaga konflik, melainkan malah

demokrasi berfungsi untuk menciptakan konflik dalam

mengendalikan konflik masyarakat.

melalui cara berdialog


KESIMPULAN DAN SARAN
dengan pihak-pihak yang
Berdasarkan hasil dan pembahasan
berkonflik, menampung dan
di atas dapat disimpulkan bahwa, terdapat
memadukan berbagai
banyak modus korupsi yang terjadi di
aspirasi dan kepentingan
Indonesia terkhusus kasus-kasus korupsi
dari pihak-pihak, serta
yang terjadi di tingkat DPRD. Hal ini
membawa permasalahan
memang menjadi pekerjaan yang belum
kedalam musyawarah badan
terselsaikan sampai saat ini, para pemangku
perwakilan rakyat untuk
jabatan saat ini hanya menggembor-
mendapatkan penyelesaian
gemborkan dalam memberikan solusi
berupa keputusan politik.
terkait permasahalan kasus korupsi ini yang
Untuk mencapai
pada nyata sampai saat inipun belum ada
penyelesaian berupa
undang-undang yang secara tegas bisa
keputusan itu diperlukan
memberikan dampak bagi para pelaku

9|Page
korupsi. Terdapat empat fung-fungsi partai di putus dari jajaran paling atas

politik dari keempat fungsi terdapat sebagaimana mereka merupakan sebuah

beberapa fungsi yang memang tidak contoh dari para anak buahnya. Yang ketiga

berjalan dengan semestinya seperti para elit sebagai partai politik yang merupakan

partai kadangkala hanya merekrut atau penyambung lidah masyrakat ketika

memprioritaskan orang-orang yang dekat membuat sebuah keputusan di gedung

dengan mereka, para partai politik sudah parlemen harap bukan hanya berfokus

tidak lagi menyampaikan aspirasi kepada para kader-kader yang mempunyai

rakyatnya yang saat ini hanya perfokus elektabilitas tinggi namun fokus kepada

kepada kemenangan untuk bisa menduduki perkembangan,kemampuan seorang kader

kursi legislatif agar bisa memenuhi agar ketika sudah menduduki sebuah

kepentingan partainya bukan kepentingan jabatan bisa memberikan citra yang baik

rakyatnya. Di sisi lain hal ini memberikan kepada partai politik tersebut.

dampak yang kurang baik bagi citra partai


DAFTAR PUSTAKA
politik di Indonesia karena masih belum
JURNAL
menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik

dan benar. Bahri, S. (2008). Analisis Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Korupsi dan .


Solusi yang bisa disampaikan oleh
Widyagama Malang, 449-456.
peneliti melihat dua permasalahan tersebut

adalah yang pertama adalah di harapkan Belladonna, A. P. (2018).

adanya undang-undang yang secara tegas IMPLEMENTASI FUNGSI

mengatur para tindak pidana korupsi mau PARTAI POLITIK SEBAGAI

bagimanapun power dari sebuah media WAHANA . Jurnal Pendidikan

sosial bisa di gunakan dalam rancangan Kewarganegaraan, 31-42.

strategi ini. Yang kedua habit korupsi harus WEBSITE

10 | P a g e
Rachman, M. H. (2001, 03 28). Republika.

Retrieved from Republika.co.id:

https://republika.co.id/

Salmaa. (2021, 6 7). Deep Publish.

Retrieved from Deep Publish:

https://penerbitdeepublish.com/

Sani, A. F. (2001, 9 27). Nasional Tempo.

Retrieved from Tempo.co:

https://nasional.tempo.co/

THABRONI, G. (2022, 04 27). Serupa.

Retrieved from Serupa.id:

https://serupa.id/

11 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai