Dalam mewujudkan tiga poin tersebut, maka diperlukan sebuah strategi yang berorientasi
pada empat komponen, yaitu pemerataan, keberagaman, integrasi, dan perspektif jangka
panjang (Jamaludin, 2016). Adapun komponen pertama ini mengharuskan sebuah
pembangunan dilandasi hal-hal, seperti meratanya distribusi sumber lahan dan faktor
produksi, peran dan kesempatan perempuan, ekonomi yang dicapai dengan keseimbangan
distribusi kesejahteraan. Kemudian, komponen kedua ini mengharuskan pemeliharaan
keragaman hayati, tujuannya agar sumber daya alam selalu tersedia secara berkelanjutan
untuk masa kini dan masa datang. Kemudian, komponen ketiga ini harus memprioritaskan
integrasi antara manusia dan lingkungan. Dengan adanya rasa integrasi, pelaksanaan
pembangunan akan menghadirkan kebermanfaatan secara menyeluruh. Poin ini menjadi
tantangan utama dalam kelembagaan. Terakhir, komponen keempat ini mengharuskan para
pemangku kepentingan pembangunan memiliki perspektif jangka panjang agar akibat dan
implikasi pembangunan dapat diperhitungkan hingga generasi mendatang.
Adapun dalam Peraturan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif Nomor 9 Tahun 2021
bahwa kriteria destinasi pariwisata berkelajutan secara garis besar terbagi menjadi empat
bagian yang masing-masing bagiannya terdiri dari dua atau tiga sub-bagian sebagai berikut:
Dari 4 bagian tersebut, dapat diketahui bahwa indikator pariwisata keberlanjutan yang dapat
ditinjau pada kawasan pariwisata yaitu pengelolaan berkelanjutannya, keberlajutan sosial
ekonominya, keberlanjutan budayanya, dan keberlanjutan lingkungannya.
IAD Framework
Terdapat konsep IAD Framework yang mampu mengidentifikasi serta menggambarkan
pemetaan konseptual untuk menguji variabel-variabel utama yang dihadapi para pelaku
wisata dalam mengembangkan pariwisata berkelanjutan dan berkualitas (Maru dan
LaFlamme, 2008). Adapun variabel-variabel mendasarnya termasuk karakteristik fisik, atribut
komunitas, dan rules in use. Berdasarkan hal tersebut, maka variabel yang didapatkan ialah
kelembagaan, tata kelola, konteks kawasan, pelaku wisata, situasi persaingan, peforma
ekonomi, performa sosial budaya, dan peforma lingkungan hidup. Variabel tersebut nantinya
mampu menggambarkan fakta empiris terkait kualitas pariwisata pada kawasan yang ingin
ditentukan.
IAD Framework pada dasarnya merupakan suatu perangkat analisis yang memfokuskan pada
bagian konseptual yang disebut arena aksi. Dalam arena aksi tersebut melibatkan interaksi
antar aktor yang menghasilkan sebuah outcome. Dengan kata lain, para pelaku dan situasi
sosial ini menentukan arena aksi dan interaksi para actor di dalamnya hingga menghasilkan
sebuah outcome berupa kesepakatan kelembagaan. Adapun terdapat faktor-faktor eksternal
yang memengaruhi arena aksi termasuk kondisi lingkungan fisik, peraturan yang berlaku, dan
struktur masyarakat (Ostrom dan Hess, 2007).
Panduan Pertanyaan Focus Group Discussion
Waktu Pelaksanaan :
Tempat :
Pelaksanaan ke :
Pertanyaan penelitian
Kelembagaan Aturan apa saja yang dijadikan rujukan dalam pengembangan
kawasan pariwisata?
Apakah aturan tersebut berpengaruh terhadap
pengembangan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan?
Tata kelola Berapa banyak pihak stakeholders yang terlibat dalam
pengembangan kawasan pariwisata?
Bagaimana relasi kuasa antar stakeholders yang terlibat
dalam kawasan pariwisata?
Apakah kuantitas stakeholders mempengaruhi
pengembangan pariwisata berkualitas?
Konteks kawasan Apakah pembangunan pariwisata pada kawasan ini sudah
sesuai dengan aturan yang berlaku?
Bagaimana dampak kesesuaian kawasan yg diperuntukkan
berpengaruh terhadap pengembangan pariwisata?
Apakah aksesbilitas berpengaruh terhadap pengembanga
pariwisata?
Bagaimana daya tarik wisata pada kawasan pariwisata?
Apakah daya tarik berpengaruh terhadap pengembangan
kualitas pariwisata?
Bagaimana pemasaran wisata digital pada kawasan ini?
Apakah pemasaran digital berpengaruh terhadap
pengembangan pariwisata?
Apakah kondisi sinyal berpengaruh terhadap pengembangan
pariwisata?
Pelaku wisata Bagaimana pengaruh peran pelaku wisata dalam
pengembangan kawasan pariwisata?
Situasi persaingan Bagaimana persaingan pangsa pasar destinasi wisata pada
kawasan?
Apakah persaingan mempengaruhi terhadap pengembangan
kawasan pariwisata?
Peforma ekonomi
Peforma sosial budaya
Peforma lingkungan
hidup
Referensi:
Streimikiene, D., Svagzdiene, B., Jasinskas, E., & Simanavicius, A. (2021). Sustainable tourism
development and competitiveness: The systematic literature review. Sustainable Development,
29(1), 259–271. https://doi.org/10.1002/sd.213 3
Maru, Y. T., & LaFlamme, M. (2007). Institutions for allocating water resources in desert towns: The
Alice Springs water resource strategy. Desert Knowledge Cooperative Research Centre.
Hess, C., & Ostrom, E. (2007). A framework for analyzing the knowledge commons.London: The
MIT Press.p. 41-81.