Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

“KADER SADAR STUNTING”

NAMA : NURUL FAHMI, S.Gz


NIP : 19940123 201903 2 002
NDH : 18
JABATAN : NUTRISIONIS AHLI PERTAMA
INSTANSI : UPT PUSKESMAS LIUKANG TANGAYA

PELATIHAN DASAR CPNS


PEMERINTAH KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
GOLONGAN III ANGKTAN I
KERJASAMA
PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
DAN KAJIAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
2019
AKTUALISASI “KADER SADAR STUNTING”

Nurul Fahmi, S. Gz
UPT Puskesmas Liukang Tangaya Kec. Liukang Tangaya
Kab. Pangkajene dan Kepulauan

ABSTRAK

Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal
tumbuh pada anak usia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis
dan infeksi berulang terutama periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK),
yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan. Anak tergolong stunting apabila
panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua standar deviasi
panjang atau tinggi anak seumurnya. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskedas)
2018 menunjukkan penurunan prevalensi stunting di tingkat nasional sebesar
6,4% selama periode 5 tahun, yaitu dari 37,2% (2013) menjadi 30,8% (2018).
Aktualisasi ini bertujuan tercapainya peningkatan pengetahuan kader
kesehatan mengenai stunting dan penanggulangannya di wilayah kerja
Puskesmas Liukang Tangaya Kab. Pangkep. Kegiatan yang dilakukan ada tiga
yaitu mengadakan pendataan kader posyandu, pemilihan kader sadar stunting
dan pengenalan menu seimbang.
Dari kegiatan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan
kesadaran kader tentang Stunting belum bisa diukur peningkatannya karena
waktu yang aktualisasi yang hanya satu bulan namun kader diharapkan dapat
ikut terlibat berperan aktif dalam penanggulangan kasus balita stunting bersama
petugas kesehatan di puskesmas.

Kata Kunci: Kader, Stunting

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga Rancangan Aktualisasi Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III Angkatan 1 dengan judul “Kader Sadar Stunting” dapat tersusun
dengan baik.
Rancangan aktualisasi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan Pelatihan Dasar CPNS Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Golongan III angkatan I Tahun 2019 di Makassar, yang diselenggarakan
Pemerintah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan bekerja sama dengan Pusat
Kajian dan Pelatihan dan Pendidikan Aparatur II Lembaga Administrasi Negara RI.
Kegiatan aktualisasi Pelatihan Dasar CPNS Golongan III bertujuan untuk
membentuk ASN yang berkarakter dan mampu melaksanakan tugas dan perannya
secara professional sebagai pelayan masyarakat.
Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, terutama
kepada:
1. Bupati Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
2. Panitia Penyelenggara dari Badan Kepegawaian dan Pengembangan
Sumberdaya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
3. Kepala Puslatbang KMP LAN yang telah menyediakan sarana dan prasarana
pelatihan dasar.
4. Ibu Maylitha Achmad, S. Psi., MBA yang telah bersedia membimbing dan
mengarahkan pengerjaan rancangan aktualisasi ini.
5. Bapak Zulchaidir, S. Sos, MPA selaku penguji rancangan aktualisasi atas koreksi
dan saran yang disampaikan.
6. Ibu Hj. Surianti Sattuang, AMK, selaku Kepala UPT Puskesmas Liukang Tangaya
yang telah bersedia menjadi mentor.
7. Rekan-rekan peserta Pelatihan Dasar CPNS Kab. Pangkep Golongan III
Angkatan I 2019

vi
iv
Proses penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk memperoleh hasil
yang sesuai dengan yang diharapkan.
Makassar, 1 Juli 2019

Nurul Fahmi, S. Gz

vvi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................. vi
BAB I Pendahuluan .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................................... 2
C. Manfaat ............................................................................................................. 2
BAB II Gambaran Umum .......................................................................................... 3
A. Gambaran Umum Organisasi ........................................................................... 3
B. Visi Misi Organisasi .......................................................................................... 3
C. Nilai-Nilai Organisasi ........................................................................................ 4
D. Gambaran Mata Pelatihan ................................................................................ 4
BAB III Rancangan Aktualisasi ............................................................................... 8
A. Unit Kerja .......................................................................................................... 8
B. Identifikasi Isu ................................................................................................... 8
C. Desripsi Isu ....................................................................................................... 8
D. Isu yang Diangkat ............................................................................................. 8
E. Analisis Dampak Core Issue ............................................................................. 8
F. Tujuan Aktualisasi ............................................................................................. 9
G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan .......................................................................... 9
H. Rancangan Kegiatan Aktualisasi .................................................................... 10
BAB IV Pelaksanaan Aktualisasi ......................................................................... 19
A. Pelaksanaan ................................................................................................... 19
B. Hasil Kegiatan ................................................................................................ 19
C. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ........................................................................ 38
D. Matriks Habituasi ............................................................................................ 39
BAB V Penutup ....................................................................................................... 40
A. Kendala dan Strategi dalam Pelaksanaan Aktualisasi .................................... 40
B. Kesimpulan ..................................................................................................... 40
C. Saran .............................................................................................................. 41
D. Rencana Tindak Lanjut ................................................................................... 41

vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2018 menetapkan
tiga target capaian kesehatan, yakni eliminasi TBC, peningkatan cakupan dan
mutu imunisasi, dan penurunan stunting atau kekerdilan pada anak. Maka tidak
heran Kampanye tentang tuberkulosis (TBC), imunisasi, dan stunting yang kini
kerap muncul di televisi dan media lainnya, berpangkal pada fokus Kementrian
Kesehatan pada tahun 2018.
Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal
tumbuh pada anak usia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis
dan infeksi berulang terutama periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK),
yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan. Anak tergolong stunting apabila
panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua standar deviasi
panjang atau tinggi anak seumurnya.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2018 menunjukkan penurunan
prevalensi stunting di tingkat nasional sebesar 6,4% selama periode 5 tahun,
yaitu dari 37,2% (2013) menjadi 30,8% (2018). Meski tren stunting mengalami
penurunan, hal ini masih berada di bawah rekomendasi Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO). Persentase stunting di Indonesia secara keseluruhan masih
tergolong tinggi dan harus mendapat perhatian khusus.
Untuk mencegah dan menurunkan stunting, pemerintah telah menetapkan
beberapa kebijakan dan program. Komitmen dan inisiatif pemerintah untuk
mencegah stunting diawali dengan bergabungnya Indonesia ke dalam gerakan
Scaling Up Nutrition (SUN) 2011. Gerakan ini diluncurkan tahun 2010 dengan
prinsip dasar bahwa semua warga Negara memiliki hak untuk mendapatkan
akses terhadap makanan yang memadai dan bergizi.
Berbagai program terkait pencegahan dan penanggulangan stunting telah
diselenggarakan, namun belum efektif dan belum terjadi dalam skala yang
memadai. Bahkan di daerah-daerah terpencil masih banyak wilayah yang bahkan
belum mengetahui apa yang sebenarnya dimaksud dengan stunting itu sendiri.
Hal inilah yang terjadi pada kader-kader kesehatan di wilayah kepulauan Kab.
Pangkep. Seperti yang kita ketahui kader kesehatan sangat diperlukan untuk

1
kelancaran terselenggaranya pelayanan kesehatan ke masyarakat secara baik,
karena kader adalah perantara antara masyarakat dengan tenaga kesehatan.
Kondisi geografis Kab. Pangkep yang terdiri dari daratan dan kepulauan
membuat persebaran informasi mengalami perbedaan yang signifikan. Hal ini
juga mempengaruhi persebaran informasi-informasi kesehatan di daerah
kepulauan sangat terbatas. Sehingga menyebabkan kader-kader kesehatan di
kepulauan ketinggalan informasi. Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan terdiri
dari 13 kecamatan, di mana 9 kecamatan terletak pada wilayah daratan, dan 4
kecamatan terletak di wilayah kepulauan. Kecamatan terjauh dari Ibu kota
Kabupaten adalah Kecamatan Liukang Tangaya yaitu sejauh 291,29 Km
Oleh karena itu, isu yang diangkat oleh penulis adalah masih rendahnya
pengetahuan kader kesehatan mengenai stunting dan penanggulangannya di
wilayah kerja Puskesmas Liukang Tangaya Kab. Pangkep.

B. Tujuan
Tujuan dari aktualisasi ini adalah tercapainya peningkatan pengetahuan
kader kesehatan mengenai stunting dan penanggulangannya di wilayah kerja
Puskesmas Liukang Tangaya Kab. Pangkep.

C. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari aktualisasi ini adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat bagi Kader Kesehatan adalah meningkatnya pengetahuan mengenai
stunting dan penanggulangannya.
2. Manfaat bagi Puskesmas adalah dapat meningkatkan kerja sama dengan
kader kesehatan.
3. Manfaat bagi penulis adalah terlaksananya kegiatan aktualisasi sebagai
bagian dari latihan dasar CPNS.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN DESKRIPSI NILAI-NILAI DASAR
APARATUR SIPIL NEGARA

A. Gambaran Umum Organisasi


Puskesmas Liukang Tangaya merupakan Puskesmas Kepulauan yang
berada dalam kategori Puskesmas sangat terpencil, dibangun pada tahun 1976
dan terletak di Pulau Sapuka Kelurahan Sapuka Kecamatan Liukang Tangaya
Kab. Pangkep. Wilayah kerja Puskesmas Liukang Tangaya terdiri dari 15 pulau
yang terbagi dalam 4 kelurahan/desa. Jumlah penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Liukang Tangaya yakni 11.826 jiwa yang tersebar di 4
kelurahan/desa.
Tahun 2018
No. Kelurahan/Desa
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Kelurahan Sapuka 1.929 1.955 3.884
2 Desa Sabaru 529 512 1.041
3 Desa Balo-Baloang 1.603 1.585 3.182
4 Desa Sabalana 1.798 1.917 3.715
Jumlah 5.857 5.967 11.826

Adapun batas-batas wilayah administratif Puskesmas Liukang Tangaya


sebagai berikut:
• Sebelah Utara : Kec. Kalukuan Masalima (Kalmas)
• Sebelah Selatan : Kepulauan Nusa Tenggara Barat
• Sebelah Timur : Laut Makassar
• Sebelah Barat : Pulau Tampaang (Wilayah Puskesmas Sailus)

B. Visi Misi Organisasi


➢ Visi Puskesmas Liukang Tangaya
“Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang Merata dan Terjangkau”

➢ Misi Puskesmas Liukang Tangaya


1. Memaksimalkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui sarana
yang tersedia.
2. Menjadikan Puskesmas Liukang Tangaya sebagai Pusat Kesehatan
Masyarakat.

3
3. Memberi pelayanan yang ramah dan terjangkau.
4. Meningkatkan peran serta masyarakat terhadap diri sendiri, keluarga, dan
lingkungan.

C. Nilai-Nilai Organisasi
1. Adil
➢ Memberikan pelayanan yang merata tanpa membedakan pasien.
➢ Memberikan tanggung jawab kepada staf sesuai analisis beban kerja.
2. Etis
➢ Memberikan pelayanan yang adil dengan integritas modal yang tinggi.
➢ Menerapkan standar etika setiap saat.
➢ Memahami dan menaati etika perseorangan kebijakan tata kelola
puskesmas yang baik.
3. Terbuka
➢ Mendorong informalitas dan keterbukaan dalam komunikasi di semua
tingkatan.
➢ Membangun suasana saling percaya diantara petugas dan manajemen.
➢ Saling menghormati.
➢ Berfikiran terbuka dan memiliki etika kerja yang tinggi.
4. Inovatif
➢ Membangun budaya ingin maju dengan memaksimalkan SDM yang ada di
wilayah kerja.

D. Gambaran Mata Pelatihan


Terdapat nilai-nilai dasar yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas
jabatan PNS secara professional sebagai pelayan masyarakat yang meliputi
berakuntabilitas, mengedepankan kepentingan nasional, menjujung tinggi
standar etika publik, berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas,
jabatannya, dan tidak korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan
korupsi di lingkungan instansinya. Selain itu, PNS juga wajib mengetahui
kedudukan dan perannya dalam NKRI. Oleh karena itu, kemampuan tersebut
dapat diperoleh melalui pembelajaran mata pelatihan Manajemen ASN,
Pelayanan Publik, Whole of Government.

4
➢ Nilai-Nilai Dasar PNS
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan kewajiban pertanggungjawaban yang
harus dicapai dan dibuktikan dalam bentuk laporan.Akuntabilitas merujuk
pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi
tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Akuntabilitas memiliki
Sembilan indikator nilai yaitu: Kepemimpinan, Transparansi, Integritas,
Tanggung Jawab, Keadilan, Kepercayaan, Keseimbangan, Kejelasan,
Konsistensi.
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnyayang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia
dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia
senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan
keselamatan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi atau
kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan Negara: bangga sebagai bangsa Indonesia dan
bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui
persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama
manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai
sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
3. Etika Publik
Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan public dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik. Terdapat delapan indicator nilai etika public yaitu:
Jujur dalam memberikan informasi, Terbuka, Tulus, Sopan, Bisa menjaga
informasi yang bersifat rahasia, Bersikap hormat, Bertanggung Jawab
dalm menggunakan barang milik Negara, Tidak diskriminatif dan berlaku
adil dalam memberikan pelayanan.

5
4. Komitmen Mutu
Kinerja aparatur dalam memberikan layanan publik yang bermutu
harus berlandaskan prinsip efektivitas, efisiensi, dan inovasi.
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari dari bahasa Latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan, dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya,
korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, salah satu
alasannya adalah karena dampaknya yang luar biasa menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Terdapat sembilan indicator nilai anti korupsi
yaitu: Jujur, Peduli, Mandiri, Disiplin, Tanggung Jawab, Kerja Keras,
Sederhana, Berani, dan Adil.

➢ Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
2. Pelayanan Publik
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
menyatakan bahwa pelayanan public adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk
atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara kebijakan publik. Prinsip pelayanan public yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: Partisipatif, Transparan, Responsif,
Tidak diskriminatif, Mudah dan Murah, Efektif dan Efisien, Aksesibel,
Akuntabel, dan Berkeadilan.
3. Whole of Government
Whole of Government adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan

6
dari keseluruhan sector dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas
guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen
program dan pelayanan publik.

7
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Unit Kerja
Unit kerja pada Puskesmas Liukang Tangaya Kelurahan Sapuka
Kecamatan Liukang Tangaya Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.

B. Identifikasi Isu
Melalui proses komunikasi yang dilakukan dengan Kepala Puskesmas dan
Petugas Gizi Senior Puskesmas diketahui bahwa salah satu masalah yang
dihadapi di wilayah kerja Puskesmas saat ini adalah masih rendahnya
pengetahuan kader kesehatan mengenai stunting serta penanggulangannya.

C. Deskripsi Isu
“Masih Rendahnya Pengetahuan Kader Kesehatan tentang Stunting dan
Penanggulangannya”
Stunting merupakan isu global dalam dunia kesehatan yang tengah
hangat diperbincangkan. Dalam beberapa tahun belakangan ini pemerintah
sedang gencar-gencarnya mensosialisasikan penanggulangan stunting. Namun
berbeda di wilayah kerja Puskesmas Liukang Tangaya yang bahkan kader
kesehatannya masih sangat awam dengan istilah stunting ini.

D. Isu yang Diangkat


Berdasarkan penjelasan tersebut di atas maka isu yang diangkat adalah
“Rendahnya Pengetahuan Kader Kesehatan tentang Stunting dan
Pencegahannya”.

E. Analisis Dampak Core Issue


Core Issue pada aktualisasi ini yaitu masih rendahnya pengetahuan kader
kesehatan tentang stunting dan penanggulangannya. Adapun dampak dari isu
tersebut jika tidak diatasi yaitu:
1. Angka kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Liukang Tangaya akan
terus meningkat.

8
2. Tidak adanya partisipasi kader dalam penanggulangan stunting di wilayah
kerja Puskesmas Liukang Tangaya.

F. Tujuan Aktualisasi
Tujuan saya mengangkat isu tersebut agar meningkatnya pengetahuan
kader kesehatan tentang stunting dan penanggulangannya di wilayah kerja
Puskesmas Liukang. Wujud untuk merealisasikan hal tersebut maka akan
dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut :
1. Mendata jumlah kader kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Liukang
Tangaya.
2. Melakukan Launching Program ‘Kader Sadar Stunting’ di wilayah kerja
Puskesmas Liukang Tangaya.
3. Melakukan Pengenalan Menu Seimbang sebagai salah satu upaya
penanggulangan stunting.

G. Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2019
No Kegiatan Mei Juni Juli
2 3 4 1 2 3 4 1
1 Mendata Kader Kesehatan
2 Launching Program ‘Kader
Sadar Stunting’
3 Pengenalan Menu
Seimbang
4 Evaluasi
Keterangan :
= Pelaksanaan Kegiatan

9
H. Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Unit Kerja : UPT Puskesmas Liukang Tangaya
Isu yang diangkat : Masih Rendahnya Pengetahuan Kader Kesehatan Mengenai Stunting dan Penanggulangannya
Gagasan Pemecahan Isu : Peningkatan Pengetahuan Kader Kesehatan Mengenai Stunting dan Penanggulangannya
Tujuan Pemecahan Isu : Tercapainya Peningkatan Pengetahuan Kader kesehatan Mengenai Stunting dan
Penaggulangannya
KETERKAITAN
TAHAPAN KONTRIBUSI TERHADAP PENGUATAN NILAI
OUTPUT/ HASIL SUBTANSI MATA
No. KEGIATAN VISI-MISI ORGANISASI
KEGIATAN ORGANISASI
PELATIHAN
1 2 3 4 5 6 7
1. Pendataan Kader 1. Melakukan Mendapat • Whole of Dengan melakukan • Terbuka
Posyandu konsultasi dengan persetujuan dan Government pendataan kader posyandu Dengan mendata
kepala UPT penjelasan serta • Akuntabilitas : akan mewujudkan visi kader posyandu
Puskesmas saran Kejelasan organisasi yaitu berarti membuka
Mewujudkan Pelayanan peluang yang
• Etika publik :
Sopan, Hormat Kesehatan yang Merata sama kepada
dan Terjangkau semua kader
2. Melakukan Mendapat untuk diundang
• Akuntabilitas :
konsultasi dengan penjelasan serta Kejelasan
penanggung saran
• Etika publik :
jawab program
Sopan, Hormat
gizi puskesmas

10
3. Menentukan Adanya nama- • Etika publik : Tidak
nama-nama kader nama kader Diskriminatif

kesehatan yang kesehatan • Anti Korupsi : Peduli


akan diundang

2. Launching 1. Membuat Surat 1. Adanya • Whole of Government Dengan melakukan • Terbuka


Program Undangan jadwal kegiatan ini akan Dengan adanya
• Akuntabilitas :
‘Kader Sadar kegiatan
Transparan mewujudkan misi kegiatan ini dapat
Stunting’ 2. Adanya surat organisasi yang ke 4 meningkatkan
undangan • Nasionalisme : Kerja yaitu Meningkatkan keterbukaan dalam
Sama
peran serta komunikasi di semua
• Etika Publik : Hormat masyarakat terhadap tingkatan termasuk
diri sendiri, keluarga & dengan masyarakat
2. Pembukaan 1. Berita Acara • Akuntabilitas : lingkungan serta pemerintah.
Kepemimpinan
kegiatan oleh
• Nasionalisme : Kerja
Kepala Sama
Puskesmas

11
3. Pembagian Leafleat • Etika Publik : Jujur
Leaflet dalam menyampaikan
informasi

4. Pemaparan Berita Acara • Etika Publik : Jujur


dalam menyampaikan
Materi
informasi

5. Penunjukan Berita Acara • Nasionalisme : Kerja


Sama
Kader Sadar
Stunting • Etika Publik : Tidak
diskriminatif

6. Tanya Jawab Berita Acara • Etika Publik : Tidak


diskriminatif
• Anti Korupsi : Peduli

12
3. Pengenalan 1. Menyusun Nilai Tersedianya • Pelayanan Publik Dengan melakukan • Inovatif
Menu Gizi Menu Nilai Gizi Menu kegiatan ini akan Dengan adanya
• Komitmen Mutu :
Seimbang Seimbang Seimbang mewujudkan misi kegiatan ini
Inovasi
organisasi yang ke 4 diharapkan mampu
2. Persiapan Alat dan Tersedianya • Etika publik : yaitu Meningkatkan mengoptimalkan
Bahan alat dan bahan Bertanggung jawab
peran serta SDM yang ada di
terhadap BMN
masyarakat terhadap wilayah kerja PKM.
diri sendiri, keluarga &
3. Proses
1. Berita Acara • Nasionalisme : Kerja lingkungan
pengenalan menu Sama
2. Daftar Hadir
seimbang berupa
demo masak

4. Penjelasan Nilai Berita Acara • Akuntabilitas :


Gizi Makanan Kejelasan

5. Feedback 1. Berita Acara • Anti Korupsi : Peduli


Masyarakat 2. Testimoni

13
➢ Deskripsi Keterkaitan Mata Pelatihan
1. Kegiatan 1 : Pendataan Kader Posyandu
Kegiatan ini terkait dengan Mata Pelatihan Whole of Goverment
dimana kegiatan ini merupakan dilakukan melalui konsultasi dengan
pimpinan dan pegawai senior.
➢ Tahapan 1: Melakukan konsultasi dengan kepala UPT Puskesmas
Setelah kembali ke instansi, saya segera melakukan konsultasi
dengan kepala UPT Puskesmas selaku pimpinan instansi. Konsultasi
ini bertujuan untuk menyampaikan dan meminta izin serta meminta
petunjuk dan saran tentang rancangan kegiatan yang akan saya
lakukan. Konsultasi dimulai dengan saya mendatangi ruangan beliau.
Sebelum masuk saya terlebih dahulu mengetuk pintu kemudian
setelah dipersilahkan masuk dan dipersilahkan duduk saya memulai
konsultasi dengan menyampaikan rencana kegiatan saya dengan kata-
kata yang sopan. Setelah selesai berkonsultasi saya mengucapkan
terima kasih dan meninggalkan ruangan dengan sopan.
➢ Tahapan 2 : Melakukan konsultasi dengan Penanggungjawab program
gizi Puskesmas
Setelah berkonsultasi dengan pimpinan saya kemudian
berkonsultasi dengan penanggungjawab program Gizi Puskesmas
selaku senior di tempat kerja. Konsultasi ini bertujuan untuk
menyampaikan dan meminta petunjuk serta saran tentang rancangan
kegiatan yang akan saya lakukan. Setelah tiba di ruangan gizi saya
memulai konsultasi dengan menyampaikan rencana kegiatan saya
dengan kata-kata yang sopan. Setelah selesai berkonsultasi saya
mengucapkan terima kasih.
➢ Tahapan 3 : Menentukan nama-nama kader yang akan diundang
sosialisasi
Pada saat berkonsultasi saya juga menanyakan berapa dan
siapa-siapa saja kader yang akan diundang. Karena sebagai pegawai
baru tentunya saya masih belum mengenal lingkungan di sana
sehingga membutuhkan masukan-masukan dari orang yang lebih
senior. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi diskriminasi saat pengusulan
nama-nama kader yang akan diundang.

14
2. Kegiatan 2 : Launching Program ‘Kader Sadar Stunting’
Kegiatan ini terkait dengan Mata Pelatihan Whole of Government
dimana dalam kegiatan ini terjalin kolaborasi lintas sector seperti kader,
tenaga kesehatan, dan pemerintah setempat.
➢ Tahapan 1 : Membuat surat undangan
Dalam proses pembuatan jadwal kegiatan dilakukan dengan
berkonsultasi dengan pimpinan dan unsur-unsur terkait sehingga
kegiatan ini tidak mengganggu kegiatan-kegiatan lain di puskesmas.
Hasil dari kegiatan ini adalah adanya jadwal kegiatan yang jelas
memuat kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan serta surat
undangan untuk peserta.
➢ Tahapan 2 : Pembukaan kegiatan oleh Kepala Puskesmas
Pada tahap ini sebagai pemimpin dalam sebuah instansi Kepala
Puskesmas menunjukkan sikap kepemimpinannya dengan bersedia
membuka acara sosialisasi. Selain itu, beliau juga menunjukkan kerja
sama yang baik dengan bawahannya selaku pelaksana kegiatan.
➢ Tahap 3 : Pembagian Leaflet
Pada tahap ini peserta dibagikan Leaflet berisi informasi yang
berhubungan dengan stunting.
➢ Tahap 4 : Pemaparan Materi
Pada tahap ini pemateri memaparkan materi sesuai data yang
ada di lapangan.
➢ Tahapan 5 : Pemilihan Kader Sadar Stunting
Pada tahap ini dilakukan diskusi dengan peserta untuk memilih
masing-masing satu orang kader perposyandu untuk menjadi Kader
Sadar Stunting yang akan menjadi ujung tombak komunikasi dan
pelaporan masalah stunting dari masyarakat ke tenaga kesehatan.
➢ Tahapan 6 : Tanya Jawab
Pada tahap ini peserta dipersilahkan untuk bertanya jika masih
ada materi yang dirasa masih kurang jelas.

15
3. Kegiatan 3 : Pengenalan Menu Seimbang
Kegiatan ini terkait dengan mata pelatihan Pelayanan Publik karena
disini kita sebagai pemberi layanan kepada masyarakat dalam bentuk
memberi informasi.
➢ Tahapan 1 : Menyusun nilai gizi menu seimbang
Pada tahap ini dilakukan penghitungan nilai gizi dari menu
seimbang yang akan diperkenalkan kepada kader dan masyarakat
dengan menggunakan aplikasi berbasis gizi.
➢ Tahapan 2 : Persiapan Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan bukan milik pribadi melainkan
adalah milik puskesmas maka saya bertanggung jawab terhadapnya.
➢ Tahapan 3 : Proses pengenalan menu seimbang berupa demo masak
Pengenalan menu seimbang ini dilakukan berdasarkan kerja
sama antara kader dan petugas gizi puskesmas.
➢ Tahapan 4 : Penjelasan Nilai Gizi Makanan
Pada tahap ini petugas gizi menjelaskan daftar nilai gizi yang
terkandung dalam menu seimbang yang telah dibuat.
➢ Tahapan 5 : Feedback dari Masyarakat
Setelah proses memasak selasai, peserta dipersilahkan
mencicipi masakan yang telah selesai dan memberikan feedback
berupa video pendek tentang proses dan rasa masakan tersebut.

➢ Deskripsi Kontribusi Terhadap Visi Misi


1. Kegiatan 1 : Mendata Kader Kesehatan yang akan diundang Sosialisasi
Dengan melakukan pendataan kader kesehatan akan mewujudkan
visi organisasi yaitu Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang Merata
dan Terjangkau. Maksudnya di sini adalah dengan adanya pendataan ini
diharapkan semua kader kesehatan bisa diundang untuk mengikuti
kegiatan sosialisasi yang akan dilaksanakan. Sehingga pelayanan yang
merata dan terjangkau bisa terwujud.
2. Kegiatan 2 : Launching Program ‘Kader Sadar Stunting’
Dengan melakukan kegitan ini, diharapkan pengetahuan kader
tentang masalah stunting dan semakin meningkat dan peran sertanya
semakin meningkat pula, sehingga akan mewujudkan misi organisasi

16
yang ke 4 yaitu Meningkatkan peran serta masyarakat terhadap diri
sendiri, keluarga & lingkungan.
3. Kegiatan 3 : Pengenalan Menu Seimbang
Dengan melakukan pengenalan menu seimbang kepada kader
posyandu melalui kegiatan demo masak, diharapkan peran kader sebagai
perpanjangan tangan serta penghubung antara masyarakat dan tenaga
kesehatan dapat semakin ditingkatkan, sehingga akan mewujudkan misi
organisasi ke-4 yaitu Meningkatkan peran serta masyarakat terhadap
diri sendiri, keluarga & lingkungan.

17
➢ Deskripsi Penguatan Nilai Organisasi
1. Mendata Kader Kesehatan yang akan diundang Sosialisasi
Nilai Terbuka
Dengan mendata kader kesehatan berarti membuka peluang yang sama
kepada semua kader untuk diundang.
2. Launching Program ‘Kader Sadar Stunting’
Nilai Terbuka
Dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan keterbukaan dalam
komunikasi di semua tingkatan termasuk dengan masyarakat.
3. Perkenalan Menu Seimbang
Nilai Inovatif
Dengan adanya Demo Masak ini diharapkan mampu mengoptimalkan
SDM yang ada di wilayah kerja PKM agar lebih inovatif.

18
BAB IV
PELAKSANAAN AKTUALISASI
A. Pelaksanaan
Kegiatan aktualisasi ini mulai dilaksanakan sejak tanggal 22 Mei sampai
21 Juni 2019.

B. Hasil Kegiatan
Berdasarkan rancangan aktualisasi yang telah disetujui, ada tiga kegiatan
yang akan dilaksanakan, diantaranya
1. Kegiatan 1
a. Kegiatan : Pendataan Kader Posyandu
b. Tahapan Kegiatan
1) Melakukan konsultasi dengan kepala UPT Puskesmas
Pada hari Rabu sore tanggal 22 Mei 2019 setelah pelayanan
rawat jalan di Puskesmas selesai, saya pergi menuju ruangan Kepala
Puskesmas untuk bertemu dengan ibu Hj. Surianti Sattuang, AMK
selaku Kepala Puskesmas Liukang Tangaya. Saya mengetuk pintu dan
memberi salam dengan sopan (Etika Publik) dan menunggu beliau
mempersilahkan masuk ke ruangan. Setelah dipersilahkan saya masuk
dan duduk di hadapan beliau dan menanyakan keperluan saya
menemui beliau.
Saya kemudian mengutarakan dengan jelas (Akuntabilitas)
serta dengan sopan dan santun (Etika Publik) maksud saya yaitu
untuk berkonsultasi mengenai rencana pelaksanaan kegiatan
aktualisasi saya di puskesmas. Beliau kemudian memberikan arahan-
arahan serta masukan kepada saya terkait rencana pelaksanaan
kegiatan aktualisasi saya di puskesmas. Saya dengan terbuka (Etika
Publik) menerima saran dan masukan dari beliau. Selain berkonsultasi
saya juga meminta izin kepada beliau untuk melaksanakan seluruh
kegiatan aktualisasi saya di puskesmas sebagai bentuk penghormatan
(Etika Publik) kepada pimpinan tertinggi di instansi tempat saya
bekerja. Setelah selesai berkonsultasi saya mengucapkan terima kasih
dan meninggalkan ruangan dengan sopan (Etika Publik).
• Output : Mendapat persetujuan dan penjelasan serta saran

19
• Analisis Dampak
Pada Nilai Akuntabilitas: Saya mengutarakan maksud saya
dengan jelas kepada Kepala Puskesmas saat melakukan
konsultasi. Dampak jika nilai ini tidak saya terapkan yaitu bisa
saja kepala puskesmas salah paham atau salah tangkap tentang
maksud saya datang berkonsultasi sehingga saran atau
masukan yang saya harapkan tidak dapat diberikan oleh beliau.
Pada Nilai Etika Publik: Saya melakukan konsultasi, meminta
masukan dengan bahasa yang sopan dan sikap yang santun
dan terbuka dalam menerima setiap masukan yang diberikan,
serta menghormati kepala puskesmas selaku pimpinan tertinggi
di instansi tempat bekerja. Dampak jika nilai ini tidak saya
terapkan yaitu akan ada penilaian buruk dari atasan kepada
saya dan hal ini akan berakibat pada interaksi saya sehari-hari
di lingkungan tempat kerja.
Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1 : Melakukan Konsultasi dengan Kepala Puskesmas

2) Melakukan konsultasi dengan Kepala Program Gizi Puskesmas


Pada hari Kamis sore tanggal 23 Mei 2019 saya berkonsultasi
dengan Kepala Program Gizi Puskesmas Liukang Tangaya yaitu Ibu
Wirawati Nurdin, SKM yang bertempat di ruangan pengelola gizi. Pada
saat konsultasi saya menjelaskan (Akuntabilitas) kepada beliau
mengenai kegiatan-kegiatan apa saja yang akan saya laksanakan
dalam rangka pelaksanaan aktualisasi saya di puskesmas. Saya
dengan sopan (Etika Publik) meminta saran dan masukan beliau

20
mengenai pelaksanaan kegiatan aktualisasi saya. Beliau antusias
dengan kegiatan yang akan saya laksanakan dan mendukung kegiatan
tersebut. Saya juga meminta bantuan berupa kerja sama
(Nasionalisme) dalam proses persiapan hingga pelaksanaan kegiatan
aktualisasi saya terlaksana. Beliau memberikan daftar nama kader
posyandu di wilayah kerja puskesmas untuk kemudian saya buatkan
surat undangan. Setelah selesai berkonsultasi saya mengucapkan
terima kasih.
• Output : Mendapat persetujuan dan penjelasan serta saran
• Analisis Dampak
Pada Nilai Akuntabilitas: Saya mengutarakan dengan jelas
kepada Kepala Program Gizi tentang kegiatan yang akan saya
laksanakan saat aktualisasi. Dampak jika nilai ini tidak saya
terapkan yaitu bisa saja Kepala Program Gizi salah paham atau
salah tangkap tentang maksud saya datang berkonsultasi
sehingga saran atau masukan yang saya harapkan tidak dapat
diberikan oleh beliau.
Pada Nilai Nasionalisme: Saya meminta bantuan dalam bentuk
kerja sama dengan Kepala Program Gizi dalam rangka
pelaksanaan kegiatan aktualisasi saya. Dampak jika nilai ini
tidak saya terapkan yaitu kegiatan saya tidak akan berjalan
dengan lancar jika tidak ada kerja sama dengan atasan maupun
rekan kerja.
Pada Nilai Etika Publik: Saya melakukan konsultasi, meminta
masukan dengan bahasa yang sopan dan sikap yang santun.
Dampak jika nilai ini tidak saya terapkan yaitu akan ada
penilaian buruk dari atasan kepada saya dan hal ini akan
berakibat pada interaksi saya sehari-hari di lingkungan tempat
kerja.

21
Dokumentasi Kegiatan

Gambar 2 : Melakukan Konsultasi dengan Kepala Program Gizi

3) Menentukan nama-nama kader yang akan diundang sosialisasi


Setelah selesai berkonsultasi dengan Kepala Puskesmas dan
Kepala Program Gizi saya melanjutkan tahapan kegiatan aktualisasi
saya yaitu menentukan nama-nama kader yang akan diundang untuk
mengikuti sosialisasi. Sesuai hasil konsultasi, kader akan diundang
perpulau untuk mengefektifkan (Komitmen Mutu) kegiatan ini. Hal ini
juga dilakukan agar tidak terjadi diskriminasi (Etika Publik) diantara
para kader posyandu. Dalam proses menentukan nama-nama kader
yang akan diundang saya kerjakan secara mandiri (Anti Korupsi) di
rumah saat pulang dari kantor.
• Output : Mendapat nama-nama kader posyandu yang akan
diundang.
• Analisis Dampak
Pada Nilai Etika Publik: Kader akan diundang perpulau agar
tidak terjadi diskriminasi diantara para kader. Dampak jika nilai
ini tidak diterapkan yaitu bisa saja akan ada kader yang merasa
dibeda-bedakan jika hanya pulau yang diundang.
Pada Nilai Komitmen Mutu: Kader akan diundang perpulau agar
semua kader bisa mengikuti sosialisasi sehingga kegiatan ini
lebih efektif. Dampak jika nilai ini tidak diterapkan adalah
kegiatan tidak akan efektif karena hanya beberapa kader saja
yang menghadiri kegiatan tersebut.
Pada Nilai Anti Korupsi: Tahapan kegiatan ini saya kerjakan
secara mandiri di rumah setelah selesai berkonsultasi dengan

22
Kepala Puskesmas dan Kepala Program Gizi. Dampak jika nilai
ini tidak diterapkan adalah saya akan merepotkan orang lain
untuk mengerjakan pekerjaan ini.
Dokumentasi Kegiatan

Gambar 3 : Menentukan Nama-Nama Kader yang akan Diundang

c. Keterkaitan Subtansi Mata Pelatihan : Kegiatan Pendataan Kader ini


terkait dengan Mata Pelatihan Whole of Goverment dimana kegiatan ini
dilakukan melalui konsultasi dengan pimpinan instansi dan pegawai
senior.
d. Kontribusi Terhadap Visi Misi Instansi : Dengan melakukan pendataan
kader posyandu akan mewujudkan visi organisasi yaitu Mewujudkan
Pelayanan Kesehatan yang Merata dan Terjangkau. Maksudnya di sini
adalah dengan adanya pendataan ini diharapkan semua kader kesehatan
bisa diundang untuk mengikuti kegiatan sosialisasi yang akan
dilaksanakan. Sehingga pelayanan yang merata dan terjangkau bisa
terwujud.
e. Penguatan Nilai Organisasi : Dengan mendata kader kesehatan berarti
membuka peluang yang sama kepada semua kader untuk diundang
(Terbuka).

23
2. Kegiatan 2
a. Kegiatan : Launching Kader Sadar Stunting
b. Tahapan Kegiatan
1) Membuat Surat Undangan
Dalam proses pembuatan surat undangan saya membuat
undangan dengan kata-kata yang sopan (Etika Publik) agar dapat
diterima dengan baik. Dalam surat undangan tersebut termuat dengan
jelas (Akuntabilitas) kapan dan dimana kegiatan akan dilaksanakan.
Dengan adanya surat undangan ini juga merupakan bukti bahwa
sebagai pelaksana kegiatan saya menghormati (Etika Publik) peserta
dengan mengirimkan surat undangan. Hal ini juga bisa menjadi bukti
bahwa saya transparan (Akuntabilitas) dalam melaksanakan kegiatan
aktualisasi.
• Output : Adanya Surat Undangan
• Analisis Dampak
Pada Nilai Akuntabilitas: Dalam surat undangan yang dibuat
termuat dengan jelas jadwal pelaksanaan kegiatan serta surat
undangan juga merupakan bukti bahwa pelaksanaan kegiatan
aktualisasi ini dilaksanakan dengan transparan. Dampak jika nilai
ini tidak diterapkan adalah peserta tidak akan tahu kapan dan
dimana kegiatan dilaksanakan serta bisa saja rekan kerja merasa
kegiatan dilakukan dengan sembunyi-sembunyi.
Pada Nilai Etika Publik: Surat undangan yang dibuat menggunakan
kata-kata yang sopan serta bentuk penghormatan kepada peserta
yang diundang. Dampak jika nilai ini tidak diterapkan adalah
peserta akan tersinggung atau merasa canggung karena
penggunaan kata-kata yang tidak sopan.

24
Dokumentasi Kegiatan

Gambar 4 : Surat Undangan

2) Pembukaan Kegiatan Launching Kader Sadar Stunting


Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 31 Mei 2019,
sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat sebelumnya (Akuntabilitas).
Pembukaan acara yang semestinya dibuka oleh Kepala Puskesmas
selaku pimpinan instansi, namun karena pada hari itu beliau sedang
tugas luar sehingga beliau melimpahkan wewenangnya
(Akuntabilitas) kepada Nurfaidah, AMK salah seorang staf senior di
Puskesmas. Acara dibuka oleh ibu Nurfaidah, AMK dengan
menggunakan bahasa yang sopan (Etika Publik). Setelah selesai
membuka acara beliau pamit karena harus melakukan pelayanan ke
pasien poli dan menyerahkan jalannya acara kepada saya dan saya
mengucapkan terima kasih karena sudah bersedia bekerja sama
(Nasionalisme) untuk membuka acara.
• Output : Kegiatan resmi dibuka
• Analisis Dampak
Pada Nilai Akuntabilitas: Kegiatan dilaksanakan berdasarkan jadwal
yang sudah dibuat sebelumnya menunjukkan adanya
kekonsistenan dari pihak pelaksana. Dalam hal pembukaan acara
dimana Kepala Puskesmas melimpahkannya kepada staf senior
dikarenakan beliau berhalangan mencerminkan sikap
kepemimpinan oleh seorang pemimpin yang bertanggung jawab.
Dampak jika nilai ini tidak diterapkan yaitu kegiatan tidak akan
terlaksana sesuai jadwal yang telah dibuat sebelumnya serta

25
Kepala Puskesmas tidak akan dihormati karena tidak memiliki jiwa
kepemimpinan dan tanggung jawab terhadap jabatan yang
diembannya.
Pada Nilai Nasionalisme: Kegiatan ini dapat terlaksana berkat kerja
sama dengan rekan kerja di puskesmas. Dampak jika nilai ini tidak
diterapkan yaitu acara tidak akan berjalan dengan baik karena tidak
ada kerja sama yang terjalin.
Pada Nilai Etika Publik: Acara dibuka oleh staf puskesmas dengan
bahasa yang sopan dan dan setelah selesai membuka acara beliau
pamit dengan sopan untuk melanjutkan pekerjaan. Dampak jika
nilai ini tidak diterapkan yaitu peserta bisa saja merasa tersinggung
jika orang yang membuka acara menggunakan bahasa yang tidak
sopan.
Dokumentasi Kegiatan

Gambar 5 : Pembukaan Acara

3) Pembagian Leaflet
Setelah pembukaan acara dilanjutkan dengan pembagian leaflet
kepada peserta. Peserta dibagikan Leaflet berisi informasi yang
berhubungan dengan stunting. Leaflet digunakan sebagai salah satu
media sosialisasi mengingat kondisi di Pulau yang tidak memiliki listrik
sehingga untuk menggunakan LCD Proyektor tidak memungkinkan
(Komitmen Mutu). Sehingga media Leaflet ini merupakan inovasi
(Komitmen Mutu). dari power point yang biasa digunakan diubah
menjadi leaflet. Leaflet yang dibagikan menggunakan bahasa yang
jelas dan lugas (Akuntabilitas) sehingga mudah untuk dipahami oleh
peserta. Selain itu leaflet juga berisi informasi yang benar dan tidak

26
dibuat-buat (Etika Publik) sehingga dapat dipertanggung jawabkan
(Akuntabilitas).
• Output : Terdapat Leaflet yang memuat informasi tentang stunting.
• Analisis Dampak
Pada Nilai Akuntabilitas: Leaflet yang dibagikan memuat informasi
yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya serta
menggunakan bahasa yang jelas sehingga mudah dipahami.
Dampak jika nilai ini tidak diterapkan yaitu bisa saja informasi yang
dimasukkan adalah informasi palsu dan akan sulit dipahami.
Pada Nilai Etika Publik: Informasi yang dimuat dalam leaflet
merupakan yang sebenar-benarnya dan tidak dibuat-buat. Dampak
jika nilai ini tidak diterapkan yaitu saya akan membagikan informasi
palsu dan tidak jujur.
Pada Nilai Komitmen Mutu: Saat mengetahui kondisi di pulau yang
tidak memiliki listrik maka saya segera mengubah dan menginovasi
media sosialisasi dari power point menjadi leaflet. Dampak jika nilai
ini tidak diterapkan yaitu saya tidak dapat merespon dengan cepat
situasi di lapangan sehingga kegiatan tidak akan berjalan sesuai
lancar.
Dokumentasi Kegiatan

Gambar 6 : Pembagian Leaflet

4) Pemaparan Materi
Setelah selesai membagikan leaflet kegiatan dilanjutkan dengan
pemaparan materi yang dibawakan oleh saya sendiri selaku
penanggung jawab (Akuntabilitas) kegiatan. Materi yang disampaikan

27
berupa penjelasan lebih detail (Komitmen Mutu) dari isi leaflet yang
telah dibagikan kepada peserta. Penyampaian materi menggunakan
bahasa yang sopan (Etika Publik) dan jelas (Akuntabilitas) sehingga
mudah dipahami oleh peserta. Materi yang disampaikan yakni Apa itu
Stunting, Apa Bahayanya, Kapan Terjadinya, Bagaimana
Mencegahnya, serta Bagaimana Bentuk Intervensinya.
• Output : Penyampaian materi dari pemateri kepada peserta
• Analisis Dampak
Pada Nilai Akuntabilitas: Sebagai penanggung jawab kegiatan saya
bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan agar dapat berjalan
dengan lancar serta penyampaian materi yang jelas kepada
peserta. Dampak jika nilai ini tidak diterapkan yaitu saya akan
dianggap tidak memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaan saya
sehingga tidak akan dipercaya untuk lagi untuk melaksanakan
kegiatan, serta jika materi yang saya sampaikan tidak jelas peserta
tidak akan memahami informasi yang saya sampaikan.
Pada Nilai Etika Publik: Dalam memaparkan materi saya
menggunakan bahasa yang sopan sehingga peserta juga nyaman
dan tidak canggung. Dampak jika nilai ini tidak diterapkan yaitu
peserta akan menganggap saya tidak sopan sehingga terjadi
kecanggungan antara pemateri dan peserta.
Pada Nilai Komitmen Mutu: Pemaparan materi merupakan
penjelasan lebih detail dari isi leaflet yang telah dibagikan. Dampak
jika nilai ini tidak diterapkan yaitu pemahaman peserta
kemungkinan masih mengawang karena hanya membaca leaflet
dan tidak mendapat penjelasan yang lebih detail.

28
Dokumentasi Kegiatan

Gambar 7 : Pemaparan Materi

5) Penunjukan Kader Sadar Stunting


Pada tahap ini dilakukan diskusi terbuka (Akuntabilitas)
dengan peserta untuk memilih masing-masing satu orang kader
perposyandu untuk dipercaya (Akuntabilitas) menjadi Kader Sadar
Stunting yang akan bekerja sama (Nasionalisme) dan menjadi ujung
tombak komunikasi dan pelaporan masalah stunting dari masyarakat
ke tenaga kesehatan. Pemilihan ini dilakukan melalui diskusi agar tidak
terjadi diskriminasi (Etika Publik) diantara peserta. Adapaun kader
yang terpilih yaitu Ibu Nurlaela dari Posyandu Seroja, Ibu St. Syariah
dari Posyandu Teratai dan Ibu Hasna dari Posyandu Melati.
• Output : Terpilihnya perwakilan masing-masing kader posyandu
sebagai Kader Sadar Stunting.
• Analisis Dampak
Pada Nilai Akuntabilitas: Penunjukan kader dilakukan melalui
diskusi terbuka serta kader yang terpilih akan dipercaya menjadi
penghubung antara masyarakat dan petugas kesehatan. Dampak
jika nilai ini tidak diterapkan yaitu peserta akan merasa tidak adil
jika pemilihan langsung ditunjuk.
Pada Nilai Nasionalisme: Dengan terpilihnya kader sadar stunting
ini diharapkan dapat meningkatkan kerja sama antara kader dan
petugas kesehatan dalam menanggulangi masalah stunting di
wilayah kerjanya masing-masing. Dampak jika nilai ini tidak
diterapkan yaitu tidak adanya kerja sama antara kader posyandu
dan petugas kesehatan.

29
Pada Nilai Etika Publik: pemilihan ini dilakukan melalui diskusi agar
tidak terjadi diskriminasi diantara kader posyandu. Dampak jika nilai
ini tidak diterapkan yaitu kader akan merasa tidak adil dan tidak
memiliki kepercayaan terhadapa petugas kesehatan.
Dokumentasi Kegiatan

Gambar 8 : Pemilihan Kader Sadar Stunting

6) Tanya Jawab
Pada tahap ini peserta diberi kesempatan (Anti Korupsi) untuk
bertanya jika memang masih ada materi yang dirasa belum jelas.
Terdapat salah seorang kader yang mempertanyakan kapan
sebenarnya stunting ini terjadi pada anak bayi/balita. Saya selaku
pemateri langsung menjawab (Komitmen Mutu) pertanyaan tersebut
dengan jawaban yang sopan dan jujur sesuai dengan faktanya (Etika
Publik).
• Output : Terjadi komunikasi dua arah antara pemateri dan peserta.
• Analisis Dampak
Pada Nilai Etika Publik: saya mencoba menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh peserta dengan sopan dan jujur. Dampak jika nilai ini
tidak diterapkan yaitu peserta akan menganggap bahwa saya
kurang ajar dan informasi yang sampai kepada mereka adalah
informasi yang tidak benar adanya.
Pada Nilai Komitmen Mutu: Setelah peserta selesai bertanya maka
saya harus segera merespon pertanyaan tersebut. Dampak jika

30
nilai ini tidak diterapkan yaitu peserta akan menganggap bahwa
saya tidak kompeten dalam bidang saya.
Pada Nilai Anti Korupsi: Proses tanya jawab merupakan bentuk
kepedulian dari pemateri kepada peserta apakah mereka benar-
benar memahami materi yang telah diberikan atau mungkin masih
ada yang perlu diperjelas. Dampak jika nilai ini tidak diterapkan
yaitu peserta bisa saja merasa aspirasinya tidak tersampaikan
karena tidak diberi kesempatan untuk bertanya.
Dokumentasi Kegiatan

Gambar 9 : Tanya Jawab

c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan : Kegiatan ini terkait dengan Mata


Pelatihan Whole of Government dimana dalam kegiatan ini terjalin
kolaborasi lintas sector seperti kader, tenaga kesehatan, dan pemerintah
setempat.
d. Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi : Dengan melakukan kegitan ini,
diharapkan pengetahuan kader tentang masalah stunting dan semakin
meningkat dan peran sertanya semakin meningkat pula, sehingga akan
mewujudkan misi organisasi yang ke 4 yaitu Meningkatkan peran serta
masyarakat terhadap diri sendiri, keluarga & lingkungan.
e. Penguatan Nilai Organisasi : Dengan adanya kegiatan ini dapat
meningkatkan keterbukaan dalam komunikasi di semua tingkatan
termasuk dengan masyarakat (Terbuka).

31
3. Kegiatan 3
a. Kegiatan : Pengenalan Menu Seimbang
b. Tahapan Kegiatan
1) Menyusun Nilai Gizi Menu Seimbang
Sebelum melaksanakan kegiatan pengenalan menu seimbang
saya terlebih dahulu melakukan penghitungan nilai gizi dari menu
seimbang yang akan diperkenalkan kepada kader dan masyarakat
dengan menggunakan aplikasi berbasis gizi (Anti Korupsi).
Penghitungan nilai gizi saya lakukan di rumah setelah pulang dari
puskesmas.
• Output : Tersedianya nilai gizi menu seimbang
• Analisis Dampak
Pada Nilai Anti Korupsi: Proses penghitungan nilai gizi ini saya
lakukan secara mandiri di rumah dengan menggunakan aplikasi
gizi. Dampak jika nilai ini tidak diterapkan yaitu menu seimbang
yang akan diperkenalkan tidak memiliki nilai gizi.
Dokumentasi Kegiatan

Gambar 10 : Menghitung Nilai Gizi Menu Seimbang

2) Persiapan Alat dan Bahan


Sebelum memulai proses pengenalan menu seimbang, sebagai
penanggung jawab (Akuntabilitas) kegiatan terlebih dahulu saya
menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Dalam proses persiapan
alat dan bahan saya bekerja sama (Nasionalisme) dengan kader di
posyandu tersebut serta beberapa rekan di puskesmas. Adapun alat
yang dibutuhkan yaitu kompor dan panci sedangkan bahan yang
dibutuhkan berupa papaya mengkal, gula pasir, dan air.

32
• Output : Tersedianya alat dan bahan yang akan digunakan.
• Analisis Dampak
Pada Nilai Akuntabilitas: Sebagai penanggung jawab kegiatan saya
berkewajiban menyiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan.
Dampak jika nilai ini tidak diterapkan yaitualat dan bahan tidak akan
tersedia sehingga proses pengenalan menu seimbang tidak dapat
terlaksana.
Pada Nilai Nasionalisme: pada proses persiapan alat dan bahan
saya bekerja sama dengan kader posyandu serta rekan puskesmas
sehingga alat dan bahan mudah disiapkan. Dampak jika nilai ini
tidak diterapkan yaitu saya akan mengalami kesulitan untuk
menyiapkan alat dan bahan.
Dokumentasi Kegiatan

Gambar 11 : Persiapan alat dan bahan

3) Pengenalan Menu Seimbang


Pengenalan menu seimbang ini berupa demo masak sederhana
(Anti Korupsi). Pada awalnya kegiatan pengenalan menu seimbang
ini rencananya dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Launching
Kader Sadar Stunting tapi karena waktu pelaksanaan launching
bertepatan dengan bulan Ramadhan sehingga kegiatan Pengenalan
menu seimbang ini diundur setelah lebaran dikarenakan peserta akan
diberikan kesempatan untuk mencicipi hasil menu demo masak
(Komitmen Mutu). Adapun menu yang didemokan adalah setup
papaya yang mana merupakan makanan tambahan yang mudah untuk
dibuat. Dalam proses kegiatan ini karena alat yang digunakan bukan
merupakan milik pribadi jadi saya harus berhati-hati dan bertanggung
jawab terhadap pemakaiannya (Akuntabilitas). Selama proses demo

33
masak berlangsung saya di bantu oleh Kepala Puskesmas dalam
menjelaskan tahapan-tahapan kegiatannya (Nasionalisme).
• Output : Masyarakat mengerti dan dapat membuat menu seimbang
• Analisis Dampak
Pada Nilai Akuntabilias: Saya harus bertanggung jawab terhadapa
alat yang yang saya gunakan dalam proses demo masak ini.
Dampak jika nilai ini tidak diterapkan yaitu saya tidak akan
dipercaya oleh orang untuk diberi tanggung jawab untuk kegiatan-
kegiatan berikutnya.
Pada Nilai Nasionalisme: Pada proses demo masak ini saya
bekerja sama dengan Kepala Puskesmas yang membantu saya
dalam menjelaskan tahapan kegiatannya. Dampak jika nilai ini tidak
diterapkan yaitu saya akan kewalahan karena harus bekerja
sendiri.
Pada Nilai Komitmen Mutu: Karena pelaksanaan kegiatan ini sedikit
melenceng dari jadwal yang direncanakan dikarenakan waktu yang
tidak memungkinkan sehingga saya harus responsif dengan
mengatur ulang jadwal kegiatan. Dampak jika nilai ini tidak
diterapkan yaitu bisa jadi kegiatan ini tidak akan terlaksana.
Pada Nilai Anti Korupsi: Menu seimbang yang dipilih merupakan
contoh menu yang sederhana dan mudah di dapat sehingga idak
menyusahkan masyarakat untuk mencoba mempraktekkan di
rumah masing-masing. Dampak jika nilai ini tidak diterapkan yaitu
alat dan bahan akan sulit didapat dan masyarakat akan malas
untuk mencoba membuatnya di rumah.

34
Dokumentasi Kegiatan

Gambar 12 : Proses Demo Masak

4) Penjelasan Nilai Gizi


Pada tahap ini petugas gizi menjelaskan (Akuntabilitas) daftar
nilai gizi yang terkandung dalam menu seimbang yang telah dibuat.
Dalam menjelaskan nilai gizi ke masyarakat saya menggunakan
bahasa yang sopan (Etika Publik) dan mudah dimengerti. Hal ini bisa
menjadi inovasi (Komitmen Mutu) dan menjadi daya tarik bagi
masyarakat karena tidak hanya menyaksikan demo masak tapi juga
bisa mengetahui kandungan nilai gizi makanan yang dikonsumsinya.
Pengenalan menu seimbang ini merupakan bentuk kekonsistenan
(Akuntabilitas) dari petugas gizi puskesmas dalam upaya
penanggulangan stunting di wilayah kerja Puskesmas Liukang
Tangaya
• Output : Masyarakat memahami nilai gizi menu makanan yang
dibuat.
• Analisis Dampak
Pada Nilai Akuntabilitas: Pada tahap ini petugas gizi menjelaskan
daftar nilai gizi yang terkandung dalam menu seimbang yang telah
dibuat. Kegiatan ini juga merupakan bentuk kekonsistenan dari
petugas gizi puskesmas dalam upaya penanggulangan stunting.
Dampak jika nilai ini tidak diterapkan yaitu masyarakat tidak akan
mengetahui nilai gizi makanan yang didemokan.
Pada Nilai Etika Publik: Dalam menjelaskan Nilai gizi saya
menggunakan bahasa yang sopan dan mudah dimengerti oleh
masyarakat. Dampak jika nilai ini tidak diterapkan yaitu masyarakat

35
akan menganggap saya kurang ajar dan kurang memahami hal
yang saya sampaikan.
Pada Nilai Komitmen Mutu: Penjelaskan nilai gizi makanan ke
masyarakat dapat menjadi inovasi yang menarik perhatian
masyarakat untuk dating dan berpartisipasi. Dampak jika nilai ini
tidak diterapkan yaitu masyarakat akan kurang antusias dengan
kegiatan yang diadakan.
Dokumentasi Kegiatan

Gambar 13 : Penjelasan Nilai Gizi

5) Feedback Masyarakat
Setelah proses memasak selesai, peserta dipersilahkan
mencicipi masakan yang telah selesai dan memberikan feedback yang
jelas (Akuntabilitas) berupa video pendek tentang proses dan rasa
masakan tersebut. Feedback ini juga merupakan bentuk kepedulian
(Anti Korupsi) dari masyarakat terhadap kinerja petugas gizi
puskesmas.
• Output : Masyarakat dapat mencicipi dan menilai makanan yang
telah dibuat.
• Analisis Dampak
Pada Nilai Akuntabilitas: Masyarakat diharapkan memberikan
feedback yang jelas agar menjadi bahan evaluasi untuk petugas
gizi puskesmas. Dampak jika nilai ini tidak diterapkan yaitu tidak
ada kejelasan tentang timbal balik kegiatan ini dari peserta dengan
pelaksana.

36
Pada Nilai Anti Korupsi: Feedback ini juga merupakan bentuk
kepedulian dari masyarakat terhadap kinerja petugas gizi
puskesmas. Dampak jika nilai ini tidak diterapkan yaitu saya selaku
petugas gizi tidak bisa mengembangkan kinerja kea rah yang lebih
baik.
Dokumentasi Kegiatan

Gambar 14 : Proses Mencicipi Makanan

c. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan


Kegiatan ini terkait dengan mata pelatihan Pelayanan Publik karena disini
kita sebagai pemberi layanan kepada masyarakat dalam bentuk memberi
informasi.
d. Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi
Dengan melakukan pengenalan menu seimbang kepada kader posyandu
melalui kegiatan demo masak, diharapkan peran kader sebagai
perpanjangan tangan serta penghubung antara masyarakat dan tenaga
kesehatan dapat semakin ditingkatkan, sehingga akan mewujudkan misi
organisasi ke-4 yaitu Meningkatkan peran serta masyarakat terhadap
diri sendiri, keluarga & lingkungan.
e. Penguatan Nilai Organisasi
Dengan adanya kegiatan pengenalan menu seimbang ini diharapkan
mampu mengoptimalkan SDM yang ada di wilayah kerja PKM agar lebih
inovatif.

37
C. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan Kegiatan Tahun 2019
No Kegiatan Mei Juni Juli
2 3 4 1 2 3 4 1
1 Mendata Kader Kesehatan
2 Launching Program ‘Kader
Sadar Stunting’
3 Pengenalan Menu
Seimbang
4 Evaluasi
Keterangan :
= Pelaksanaan Kegiatan

38
D. Matriks Habituasi

Nilai Kegiatan 1 Kegiatan II Kegiatan III


Indikator Nilai Jumlah
Dasar I II III I II III IV V VI I II III IV V
Kejelasan 7
Transparansi 1
Kepemimpinan 1
A Kepercayaan 1
Konsisten 2
Tanggung
5
Jawab
N Kerja Sama 5
Jujur 2
Terbuka 1
Sopan 5
E
Hormat 2
Tidak
2
Diskriminatif
Efektif 1
Inovatif 2
K
Mutu 1
Responsif 3
Peduli 2
A Mandiri 2
Sederhana 1

39
BAB V
PENUTUP

A. Kendala dan Strategi dalam Pelaksanaan Aktualisasi


Dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi yang telah dirancang
sebelumnya, ada beberapa hal yang menjadi kendala atau hambatan pada saat
perealisasian kegiatan – kegiatan diantaranya:
1. Lokasi tempat kerja yang menjadi lokasi tempat aktualisasi merupakan
daerah kepulauan terluar yang mana akses untuk mencapai lokasi sangat
sulit, sehingga setelah selesai Latsar on Campus kami tidak bisa langsung
menuju lokasi karena harus menunggu jadwal kapal menuju pulau. Namun
hal ini dapat diatasi dengan mencari tumpangan kepada pemilik kapal kayu
yang akan berangkat ke pulau.
2. Waktu pelaksanaan aktualisasi yang bertepatan dengan bulan ramadhan
sehingga menyebabkan salah satu kegiatan aktualisasi yaitu pengenalan
menu seimbang harus diundur dikarenakan dalam tahapannya terdapat
proses demo masak yang mengharuskan peserta untuk mencicipi makanan
yang didemokan. Namun hal ini dapat diatasi dengan melaksanakan
kegiatan pengenalan menu seimbang setelah bulan ramadhan dan
dilaksanakan di salah satu posyandu.

B. Kesimpulan
Setelah melaksanakan kegiatan aktualisasi yang terdiri dari 3 kegiatan
yang telah dilaksankan di UPT Puskesmas Liukang Tangaya selama kurang
lebih satu bulan dengan menerapkan nilai-nilai dasar PNS yakni, ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi).
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan sebagai wujud pelaksanaan “Kader Sadar
Stunting” dapat disimpulkan bahwa setelah dilaksanakan kegiatan aktualisasi
pengetahuan dan kesadaran kader tentang Stunting belum bisa diukur
peningkatan namun kader diharapkan dapat ikut terlibat berperan aktif dalam
penanggulangan kasus balita stunting bersama petugas kesehatan di
puskesmas.

40
C. Saran
Setiap pelaksanaan kegiatan aktualisasi sebaiknya selalu menerapkan
nilai-nilai dasar ANEKA agar nilai-nilai tersebut bisa meresap dengan baik ke
jiwa ASN maupun kader dalam melakukan kegiatan sehari-hari dalam
lingkungan puskesmas dan sekitarnya.

D. RENCANA TINDAK LANJUT KEGIATAN


No Kegiatan Tindak Lanjut Waktu Pelaksanaan
Melanjutkan
penunjukan kader
Dilaksanakan saat
Penunjukan Kader sadar stunting di
1 kunjungan rutin ke
Sadar Stunting posyandu-posyandu
posyandu
lain di wilayah kerja
puskesmas
Menyusun kriteria Dilaksanakan
kader sadar stunting sebelum melakukan
2 Penunjukan Kader agar bisa menjadi penunjukan kader
Sadar Stunting percontohan untuk sadar stunting
puskesmas lain berikutnya.

41
DAFTAR NAMA-NAMA KADER POSYANDU KELURAHAN SAPUKA

NO. NAMA KADER POSYANDU


1. Hardiati Posyandu Mawar
2. Dayanti Posyandu Mawar
3. Suharni Posyandu Mawar
4. Nirwana Posyandu Mawar
5. Irna Posyandu Mawar
6. Hj. Norma Posyandu Melati
7. Hasna Posyandu Melati
8. Nur Qalbi Posyandu Melati
9. Nur Hajra Posyandu Melati
10. Arliah Posyandu Melati
11. Rapiah Posyandu Anggrek
12. Ratna Posyandu Anggrek
13. Hasbianti Posyandu Anggrek
14. Hanisa Posyandu Anggrek
15. Ernawati Posyandu Anggrek
16. Nursyamsiah Posyandu Teratai
17. Hamdani Posyandu Teratai
18. Nurnia Posyandu Teratai
19. St. Syariah Posyandu Teratai
20. Hajra Posyandu Teratai
21. Nurlaela Posyandu Seroja
22. Maemuna Posyandu Seroja
23. Riska Amalia Posyandu Seroja
24. Rita Andriani Posyandu Seroja
25. Darnawati Posyandu Seroja
26. Risnawati Posyandu Mekar
27. Nurbaeti Posyandu Mekar
28. Nurjannah Posyandu Mekar
29. Nurlaeli Posyandu Mekar
30. Marwati Posyandu Mekar

Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Liukang Tangaya

Hj. Surianti Sattuang, AMK


NIP. 19770318 200212 2 004

Anda mungkin juga menyukai