Anda di halaman 1dari 3

SOMI DAN RORO

Oleh : Urfatul Maudlu’ah


Pesan moral : Jangan Berburuk Sangka
Di suatu padang gandum yang sudah mulai menguning,
hidup seekor semut kecil dengan tubuh yang imut. Dia hanya tinggal
berdua dengan ibunya. Setiap hari dia menghabiskan waktunya di
padang gandum yang hampir panen ini. Namun, Ibu Somi selalu
melarangnya untuk bermain dengan teman-temannya.
“Hai, Somi," sapa Roro. Roro adalah seekor belalang yang
tidak pernah bosan mengajak bermain Somi meskipun berulang kali
diusir oleh Ibu Somi.
“Ayo ikut aku bermain," ajak Roro.
“Tidak mau. Aku takut ibuku marah lagi dan mengusirmu,"
tolak Somi seakan dia sudah kapok akan dimarahi ibunya.
“Kali ini pasti aman. Percayalah denganku," timpal Roro
“Tidak, Ro. Kamu tahu kan ibukku kalau marah seperti apa?”
Somi masih menolak ajakan Roro.
“Iya aku tahu. Tapi percayalah denganku sekali ini saja. Kali
ini kita akan aman. Ibumu sedang pergi jauh untuk mencari makan.
Kelihatannya dia tidak akan kembali dalam 3 jam. Lumayan kan
daripada kamu di sini sendirian," Roro masih berusaha meyakinkan
Somi.
“Baiklah Ro. Aku ikut kamu kali ini. Semoga hari ini Ibu tidak
tahu," akhirnya Somi terkena rayuan Roro. Merekapun pergi
bermain dengan berlari-lari menyusuri padang gandum. Namun,
tiba-tiba Ibu Somi datang dari belakang.
“Somiiiiiii," Ibu Somi memanggil Somi sambil berteriak
dengan wajah yang amat marah.
“Apa yang kamu lakukan di sini? Sudah Ibu beritahu berkali-
kali. Jangan bermain dengan orang asing!”
“Tapi Roro bukan orang asing, Bu,” bela Somi.
“Siapapun itu, mereka semua adalah orang jahat. Bisa saja
suatu saat Roro akan menghancurkan rumah kita dengan kakinya
yang kuat. Siapa yang akan membantu kita apabila hal itu terjadi.
Semua saudara kita sudah meninggalkan kita. Kamu ingat itu kan?
Ayo sekarang kita pulaaaang!” Ibu Somi langsung menarik tangan
Somi dan mengajaknya pulang. Roro hanya bisa terdiam melihat
Somi yang menangis sesenggukan.
Sejak kejadian hari itu, Roro tidak lagi melihat Somi keluar
rumah. Hari demi hari Roro menunggu Somi untuk meminta maaf.
Namun, sampai 10 hari berlalu Somi tidak juga keluar dari
sarangnya. Begitu pula dengan Ibu Somi. Akhirnya Roro
memutuskan untuk melihat Somi ke rumahnya.
Sesampainya di rumah Somi, Roro sangat terkejut. Ternyata,
rumah Somi tertimpa batang gandum yang amat besar sehingga
pintu rumah Somi tertutup. Dengan sekuat tenaga Roro
memindahkan batang gandum tersebut dan bergegas mencari Somi
serta Ibunya.
“Somi. Somi," panggil Roro yang tidak bisa masuk ke ruma
Somi karena lubangnya sangat kecil. Setelah beberapa kali dipanggil
barulah Somi dan Ibunya keluar dengan langkah kaki yang begitu
lemas.
“Kalian baik-baik saja? Sudah berapa lama rumah kalian
tertimpa batang gandum?” tanya Roro, khawatir.
“Terimakasih, Ro. Kamu sudah meyelamatkan kami.
Maafkan aku, karena selama ini aku sudah berburuk sangka
kepadamu, selalu menganggapmu sebagai belalang yang jahat,"
kata Ibu Roro dengan suara yang lirih dan nafas terengah-engah.
Sejak hari itu, Ibu Somi sadar bahwa tidak semua hewan di
sekitanya jahat. Dan dia sadar bahwa dia masih membutuhkan
bantuan hewan lain untuk menjaga Somi. Dan kini Somi sudah
diberi kebebasan untuk bermain dengan teman-temannya.

BIODATA SINGKAT
Namaku Urfatul Maudlu’ah. Aku seorang guru Sekolah Dasar di
Kabupaten Malang. Ini adalah tulisan ke-tigaku bersama WIN dan
akan terus bersemangat untuk belajar menulis. Silahkan kunjungi
aku di Instagram @urfatutul untuk lebih mengenalku.

Anda mungkin juga menyukai