Anda di halaman 1dari 14

KOMUNIKASI MELALUI TELEPON

Sebagai media komunikasi lisan, pesawat telepon paling banyak digunakan. Telepon
merupakan kebutuhan utama di dalam kegiatan komunikasi lisan di kantor atau antara satu
kantor dengan kantor yang lain. Jaringan pemasangan telepon tersebar di seluruh kota. Selain
pemasanga, sambungan telepon baru mudah dilaksanakan, kecepatan di dalam mencapai alamat
yang dituju menjadi pertimbangan penting sehingga tidaklah mengeherankan jika segala telepon
menjadi kebutuhan vital bagi seluruh kantor.
Telepon menurut Sedarmayanti 91997) merupakan alat komunikasi untuk menerima dan
menyampaikan informasi dengan cepat, dan sopan.
Telepon menurut Wursanto (2002;95) adalah media komunikasi lisan secara tidak langsung
(komunikasi yang dipisahkan oleh jarak).

Manfaat Telepon
Penyampaian informasi melalui telepon dapat disampaikan secara langsung kepada orang
yang kita ajak bicara. Efektifitas dan efisiensi penyampaian pesn kepada orang lain melalui
telepon dapat kita rasakanmanfaatnya. Kita dapat mengetahui secara langsung respon dari lawna
bicara kita. Selain itu juga kita dapat melakukankomunikasi dengan banyak orang dimanapun
dan kapanpun orang atau lawan bicara kita berada.
Menurut Sedarmayanti (1997) disimpulkan bahwa telepon mempunyai kelebihan tersendiri
sebagai alat untuk menyampaikan informasi maupun menerima informasi bahkan bisa langsung
kepada orang yang dikehendaki dan bisa dilakukan dalam jarak yang cukup jauh sekalipun.

Macam-macam Pesawat Telepon


Jaringan telepon di kantor tergantung dari besar kecilnya kantor yang bersangkutan. Untuk
kantor yang kecil, biasanya hanya mempunyai telepon tunggal, maksudnya hanya satu pesawat
telepon yang berfungsi untuk berhubungan dengan extren melalui telepon tunggal.
Menurut Rumsari Hadi Sumarto, Lukas Dwiantara (2000) macam-macam pesawat telepon
dibagi menjadi:
a. Dari segi peletakannya:
1. Telepon meja (tablephone), yaitu telepon yang diletakkan di atas meja.
2. Telepon dinding (wallphone), yaitu telepon yang diletakkan di dinding.
3. Telepon mobil, kapal, atau pesawat.
b. Dari sudut kapasitas
1. Satu jalur telepon (single line telephone), bisa dengan system tuts atau putas angka. Jenis
telepon ini banyak digunakan oleh masyarakt yang memiliki fasilitas telepon di rumah.
2. Telepon dengan banyak tuts (multi button telephone), melalui pesawat ini hubungan
telepon masuk dapat diatur penyampaiannya kepada orang yang dipanggil. Jenis telepon
ini banyak digunakan pada organisasi-organisasi.
3. Sistem Hunting, yaitu satu nomor telepon dapat digunakan secara serentak untuk
beberapa saluran.
4. Telepon dengan pengeras suara(loudspeaking telephone), yaitu telepon yang tidak perlu
dipegang sewaktu berbicara.
Menurut Sutiyoso (1994) macam-macam pesawat telepon dibagi menjadi:
1. Pesawat tunggal, yaitu pesawat telepon yang biasa digunakan di rumah-rumah kediaman atau
oleh pejabat pimpinan suatu kantor. Pesawat ini dapat menerima dan menelepon ke luar
secara langsung. Pesawat tipe demikian ada pula yang dilengkapi dengan beberapa
ekstension.
2. PMBX (Private Manual Branch Exchange). Pesawat tipe ini harus menggunakan switchboard
dan operator. Semua hubungna telepon dari luar ke dalam, dari dalam ke luar dan antar
ekstension harus melalui operator.
3. PABX (Private Automatic Branch Excharge). Dengan pesawat tipe ini, pesawat-pesawat
intern (ekstension) dapat saling mengadakan hubungan secara langsung tanpa melewati
operator. Juga untuk menelpon ke luar dapat dilakukan langsung dari masing-masing
ekstension, dengan cara memutar nomor khusus dulu untuk memperoleh “saluran ke luar”,
baru kemudian nomor yang dikehendaki. Operator dapat pula dihubungi bila diperlukan,
dengan cara memutar nomor kode yang telah ditentukan.

Telepon Switchboard
Semua telepon extension dihubungkan ke telepon tunggal melalui mesin penghubung,
dengan demikian telepon extension akan dapat berhubungan dengan pihak luar. Mesin
penghubung ini ada dua system, yaitu PABX dan PMBX. Selain ada mesin penghubung ada alat
lain lagi yang disebut papan penghubung atau Switchboard yang berfungsi sebagai telepon
tunggal kantor dan penghubung komunikasi melalui telepon di kantor. Menurut Goeffrey Mills,
dkk (1991) Switchboard dilengkapi fasililtas berikut:
1. Pemutar angka langsung
Ekstensi yang dipilih dapat menerima panggilan eksternal secara langsung.
2. Pemanggilan ulang otomatis
Ekstensi yang terpakai dapat dicatat dan bila sudah terbebas dapat berdering kembali.
3. Pemanggilan kembali secara otomatis
Pemanggilan masuk yang dioperasikan ke ekstensi yang tidak menerima jawaban dalam
jangka waktu tertentu secara otomatis kembali ke operator. Pemanggilan dari luar yang ingin
berbicara dengan lebih satu ekstensi, dapat disambungkan dengan panggilan serial oleh
operator.
4. Pemutaran angka dengan sandi singkat.
Nomor yang sering digunakan dapat diprogram agar diputar secara otomatis dengan
menggunakan sandi singkat.
5. Penghalang panggilan
Ekstensi dapat dirancag agar tidak dapat digunakan untuk mengadakan panggilan jenis
tertentu (misal: interlokal).
6. Pencatatan panggilan
Memungkinkan pemonitoran lalu lintas telepon dan panggilan yang dibuat.
7. Pembedaan dering telepon
Memungkinkan anda membedakan antara panggilan dari luar dan dari dalam.
8. Interupsi sambungan
Bunyi yang muncul pada saat bertelpon menandakan ada telepon yang akan masuk pada saat
kita sedang berbicara di telepon.
9. Penyela
Ekstensi tertentu dapat menyela percakapan dari ekstensi yang lain.
Perlu diketahui bahwa fasilitas switchboard tergantung dari merk dan spesifikasi
switchboard.

Operator Switchboard
Petugas yang bertanggung jawab terhadap Switchboard sering disebut sebagai operator atau
resepsionis telepon. Tugas utama operator adalah melayani telepon, baik yang masuk maupun
yang keluar melalui Switchboard, dalam suatu organisasi.
Seorang resepsionis telepon harus dapat menunjukkan kesn phonogenic yang digunakan
dengan 3 Ps, yaitu Patient (sabar), Pleasant (sopan) dan Precise (berbicara tepat sasaran). Selain
itu resepsionis telepon harus memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
-. Berbicara dengan kecepatan normal.
-. Berbicara seperti berhadapan dengan lawan bicara
-. Berbicara langsung pada transmitter (mouthpiece).
-. Berbicara dengan bersahabat dan penuh perhatian.
Operator tidak hanya bertugas menyambut setiap telepon yang dia terima dan
mengantarkannya sampai ke mana tujuan telepon tadi, tetapi juga mempunyai tugas-tugas lain
yang menunjang tugas utama tersebut, yang terdiri dari berikut ini:
1. Menerima dan mencatat pesan lewat telepon.
2. Menyusun jadwal kegiatan pimpinan, dengan mengetahui aktivitas semua pimpinan yang ada
di kantornya. Untuk itu operator dapat bekerja sama dengan masing-masing sekretaris
pimpinan.
3. Mengoperasikan switchboard dengan terampil.
4. Mengelola buku daftar nomor extension, oleh karena itu dia dituntut untuk mengetahui
semua nomor extension yang ada dan para pemakainya.
Untuk mempermudah tugas operator, buku atau daftar ini dapat disusun dengan cara yaitu:
berdasarkan urutan dari nomor extensionnya dan berdasarkan Alfabetis dari nama pemakainnya:
Contoh:
Susunan berdasarkan urutan nomor extension:
242 Budiarti
243 Hartono
244 Zulkifly
245 Tantowi
Susunan berdasarkan urutan alfabetis nama pemakainya:
Arman 254
Firmansyah 252
Ichsan 255
Lila 251
Muhtar 253
Apabila kantor yang bersngkutan mempunyai hubungan dengan berbagai perusahaan di
berbagai kota sebaiknya operator mempunyai semua buku teleponnya, sehingga apabila sewaktu-
waktu diminta untuk menghubungi seorang langganan akan segera dilaksanakan.

Teknik Bertelepon
Sering terjadi orang sudah melakukan pembicaraan lewat telepon, tetapi tidak mendapatkan
hasil yang diinginkan. Inti pembicaraan yang seharusnya dibicarakan terkadang lupa, karena
diselingi obrolan yang kurang penting. Seseorang menelepon kembali, karena ada topik
pembicaraan yang terlewatkan.
Menurut Sedarmayanti (1997), untuk menghindari agar tidak mengalami permasalahan-
permasalahan di atas, bahwa persiapan yang harus dilakukan bertelepon antara lain:
1. Menyiapkan formulir penerimaan telepon dan alat tulis, serta meletakkannya di dekat
pesawat telepon agar mudah dijangkau bila membutuhkannya sambil memegang telepon.
2. Membuat daftar nomor telepon yang sering dibutuhkan, dan menyediakannya di meja kerja
untuk memudahkan bila sewaktu-waktu dibutuhkan.
3. Memahami cara mengadakan atau menyambung telepon interlokal baik dalam maupun luar
negeri dan mencatat lama pembicaraan serta menyanyakan biaya ke kantor telepon.
4. Jangan banyak menggunakan telepon untuk keperluan pribadi.
5. Dalam percakapan telepon hendaknya bersikap waspada atau hati-hati usahakan jangan
menyela (mengadakan intersi). Atau memutuskan pembiacaraan dan jangan mengucapkan
kata-kata yang dapat menyinggung perasaan.
6. Bersikap seperti sedang bertatap muka, ramah, sewajarnya, pergunakan kata yang singkat,
jelas dengan nada dan volume suara yang teratur.
7. Usahakan dengan cepat memahami maksud pembicaraan dan beri kesan bahwa penelpon
diperhatikan dan dibantu.
8. Jangan menampakkan kesan sibuk, pada waktu sedang telepon.
9. jangan terlalu cepat dalam berbicara, batasi, pada masalah yang penting usahakan
pembicaraan lancar.
10. Hindari pembicaraan informasi rahasia, dan masalah yang bersifat pribadi.
Sedangkan menurut Rini Darmastuti (2006) supaya berkomunikas yang kita lakukan melalui
telepon ini bisa efektif, ada beberapa persiapan lainnya yang perlu diperhatikan ketika kita
menggunakan telepon, yaitu:
1. Persiapan kertas dan pensil. Sebaiknya anda selalu menyiapkan kertas dan alat tulis di dekat
pesawat telepon.
2. Informasi penting. Bila anda bekerja di suatu perusahaan dan anda menjadi tempat bertanya,
sebaiknya anda selalu siap dengan informasi penting seperti brosur, jadwal, daftar harga,
catalog, yang terbaru. Nomor-nomor telepon penting yang sering dihubungi juga harus
tersedia atau mudah dijangkau.
3. Pokok-pokok pembicaraan. Bila anda menelpon, sebaiknya anda telah siap dengan pokok-
pokok pembicaraa. Tulis pada secarik kertas.

Etika yang Perlu Diperhatikan


Menerima Telepon
Apabila telepon berdering dua kali, angkatlah dan segera menyapa dengan sopan dan ramah,
berikan identifikasi diri. Biasakan menyediakan alat tulis dan catatan di meja. Berbicaralah
degan suara yang jelas tapi tidak terlalu keras. Apabila kurang jelas didahului dengan
permohonan maaf jangan memakai kata-kata “hah atau apa”. Akhiri telepon dengan
menyampaikan ucapan terima kasih dan salam.
Menurut rumsari Hadi Sumarto, Lukas Dwiantara (2000) langkah-langkah dalam mnerima
telepon sebagai berikut:
1. Setiap kali telepon berdering, harus segera diangkat, jangan sampai dering telepon berbunyi
lebih dari tiga kali, sebabakan mengganggu suasana krja. Oleh karena itu, kita harus bergerak
cepat bila telepon berbunyi. Walaupun sedang sibuk sekalipun, kita dapat mengabaikannya.
2. Menyiapkan buku catatan dan alat tulis untuk mencatat hal-hal yang penting. Tangan kiri
memegang gagang telepon, tangan kanan mencatat pesan yang disampaikan.
3. Memberi salam kepada penelpon, kemudian menyebutkan identitas perusahaan tempat kita
bekerja.
4. Jika penelpon ingin berbicara dengan pimpinan dan pimpinan kita ada di tempat kerja,
penelpon dimohon untuk menunggu sebentar karena kita harus mentransfer hubungan
tersebut ke telepon pimpinan. Jika ternyata pimpinan sedang tidak mau diganggu, maka
dengan bijaksana kita dapat mengatakan bahwa pimpinan sedang tidak berada di tempat kerja
atau yang lain.
5. Jika penelpon bersedia meninggalkan pesan, kita harus mencatat pada lembar formulir
penerima telepon, bila penelepon keberatan untuk menyampaikan pesan, kita tidak perlu
mencoba memaksa penelpon untuk melakukannya. Bagaimanpun juga, kita harus
menghargai privacy si penelepon. Tetapi jika sekedar menanyakan nama penelepon agar
dapat disampaikan kepada pimpinan, tidak akan menjadi masalah.
6. Jika pembicaraan sudah selsai, jangan pernah menutup telepon tanpa mengucapkan terima
kasih. Kemudian, letakkan gagang telepon secara perlahan-lahan (jangan sampai terbanting).

Menelepon
Selain mengetahui cara-cara yang baik di dalam menerima telepon seorang operator harus
mengetahui cara-cara yang baik untuk menelepon keluar. Seorang operator harus menyediakan
buku telepon berisi daftar nomor telepon perusahaan atau relasi perusahaan. Sebelum menelepon
persiapkanlah secara tertulis apa yang hendak anda tanyakan. Sebutkanlah identitas diri setelah
telepon diterima.
Ada beberapa langkah-langkah dalam menelepon menurut Rumsari Hadi Sumarto, Lukas
Dwiantara (2000), yaitu: mempersiapkan hal-hal yang akan dipakai dalam melakukan hubungan
telepon. Hal-hal yang harus disiapkan sebagai berikut:
a. Nomor telepon yang akan dihubungi
b. Informasi yang akan disampaikan. Jangan sampai hubungan telepon sudah terima, kita
bingung dan gagap karena kesulitan merangkai kata-kata. Hal ini tidak boleh terjadi karena
akan menurunkan kredibilitas kita.
c. Catatan dan alat tulis, bila ada hal-hal yang perlu dicatat.

Kesalahpahaman Dalam Menggunakan Telepon


Dalam menggunakan telepon, kadang-kadang terjadi kesalahpahaman antara lain
1. Pesan yang disampaikan melalui telepon tidak terdengar atau kurang jelas, karena gangguan
pada pesawat telepon atau lainnya.
2. Pesan yang disampaikan melalui telepon salah, kemungkinan salah terdengar atau penerima
telepon salah menginterprestasikannya.
Untuk menghindarkan beberapa kesalahpahaman dalam bertelepon, perlu diupayakan
beberapa hal diantaranya adalah:
1. Apabila pesan yang dismpaikan tidak jelas, karena gangguan telepon maka mintalah
penelepon untuk menelepon kembali beberapa saat lagi.
2. Apabila suara penelepon tidak jelas terdengar, maka mintalah untuk mengulang
kembali apa yang telah diucapkan.
Mencatat Pesan Telepon
Sering kali seorang resepsionis telepon harus mencatat pesan telepon jika orang yang
mendapat panggilan telepon tidak ada di tempat. Mencatat pesn telepon dapat dilakukan dengna
efektif dengan teknik:
1. Kertas buram
Catat pesan telepon pada kertas buram terlebih dahulu kemudian pindahkan ke Formulir
Pesan Telepon. Salah satu format Formulir Pesan Telepon seperti di bawah ini:

FORMULIR PESAN TELEPON

Untuk :
Dari :
Alamat Kantor/Rumah :
Nomor Telepon :

ISI BERITA/PESAN

Beri tanda (x) yang dimaksud

Minta waktu/ingin bertemu Minta ditelepon kembali

Akan datang Akan ditelepon kembali

Ingin mengadakan Tidak dapat hadir rapat


Perjanjian tgl …………

Membatalkan perjanjian

Lain-lain:
……………………………………………………………………….

……………,………….,20…..
Jam: ………………….
Diterima oleh,

………………….....
2. Teknik mengeja
Untuk pesan yang sulit ditangkap melalui pembicaraan telepon mintalah penelpon untuk
mengeja, misalnya untuk istilah, nama orang dan lain sebagainya. Jika perlu gunakanlah
kepanjangan huruf untuk membedakan huruf-huruf dalam sebuah pesan khususnya untuk
huruf-huruf yang berbunyi hampir sama misalnya t untuk tango dan d untuk delta, b untuk
bravo dan p untuk papa dan sebagainya.
3. Teknik mengulang
Untuk pesan yang berbentuk nomor ataupun pesn yang tianggap sulit dan besar
kemungkinannya untuk terjadinya kesalahan mintalah penelpon atau penerima telepon untuk
mengulang sehingga pesan yang dicatat benar sesuai yang diinginkan.

Menelpon
Selain mengetahui cara-cara yang baik di dalam menerima telepon, seorang operator
harus mengetahui cara-cara yang baik untuk menelpon keluar. Seorang operator harus
menyediakan buku telepon yang berisi daftar nomor telepon perusahaan atau relasi perusahaan.
Sebelum menelpon, persiapkanlah secara tertulis apa yang hendak anda tanyakan. Sebutkanlah
identitas diri setelah telepon di terima.
Ada bebarapa langkah-langkah dalam menelpon menurut Rumsari Hadi Sumarto, Lukas
Dwiantara (2000), yaitu: mempersiapkan hal-hal yang akan di pakai dalam melakukan hubungan
telepon. Hal-hal yang harus di siapkan adala sebagai berikut:
a. Nomor telepon yang akan di hubungi
b. Informasi yang akan di sampaikan. Jangan sampai hubungan telepon sudah di terima, kita
bingung dan gagap karena kesulitan merangkai kata-kata. Hal ini tidak boleh terjadi karena
akan menurunkan kredibilitas kita.
c. Catatan dan alat tulis, bila ada hal-hal yang perlu di catat.

Kesalahpahaman Dalam Menggunakan Telepon


Dalam menggunakan telepon, kadang-kadang terjadi kesalahpahaman antara lain:
1. Pesan yang di sampaikan melalui telepon tidak terdengar atau kurang jelas karena gangguan
pada pesawat telepon atau lainnya.
2. Pesan yang di sampiakan melalui telepon salah, kemungkinan salah terdengar atau penerima
telepon salah menginterprestasikannya.
Untuk menghindarkan beberapa kesalah pahaman dalam bertelpon perlu di upayakan
beberapa hal di antaranya :
1. Apabila pesan yang di sampaikan tidak jelas karena gangguan telepon maka mintalah
penelpon untuk menelpon kembali beberapa saat lagi.
2. Apabila suara penelpon tidak jelas terdengar maka mintalah untuk mengulang kembali apa
yang telah di ucapkan.

KOMUNIKASI MELALUI TELEPON


Sebagai media komunikasi lisan, pesawat telepon paling banyak di gunakan. Telepon
merupakan kebutuhan utama di dalam kegiatan komunikasi lisan di kantor atau antara satu
kantor dengan kantor yang lain. Jaringan pemasangan telepon tersebar di seluruh kota. Selain
pemasangan sambungan telepon baru mudah di laksanakan, kecepatan di dalam mencapai
alamat yang di tuju menjadi pertimbangan penting sehingga tidaklah mengherankan jika segala
telepon menjadi kebutuhan vital bagi seluruh kantor.
Telepon menurut (1997) merupakan alat komunikasi untuk menerima dan
menyampaikan informasi dengan cepat dan sopan.
Telepon menurut Wursanto (2002:95) adalah media komunikasi lisan secara tidak
langsung (komunikasi yang di pisahkan oleh jarak).

Manfaat Telepon
Penyampaian informasi melalui telepon dapt di sampaikan secara langusng kepada
orang yang kita ajak bicara. Efektifitas dan efisiensi penyampaian pesan secara kepada orang
lain melalui telepon dapat kita rasakan manfaatnya. Kita dapat mengetahui secara langsung
respon dari lawan bicara kita. Selain itu juga kita dapat melakukan komunikasi dengan banyak
orang di manapun dan kapanpun orang atau lawan bicara kita berada.
Menurut Sedarmayanti (1997) di simpulkan bahwa telepon mempunyai kelebihan
tersendiri sebagai alat untuk menyampaikan informasi maupun menerima informasi bahkan bisa
langsung kepada orang yang di kehendaki dan bisa di lakukan dalam jarak yang cukup jauh
sekalipun.
Macam-Macam Pesawat Telepon
Jaringan telepon di kantor tergantung dari besar kecilnya kantor yang bersangkutan.
Untuk kantor yang kecil, biasanya hanya mempunyai telepon tunggal, maksudnya hanya satu
pesawat telepon yang berfungsi untuk berhubungan dengan extern melalui telepon tunggal.
Menurut Rumsari Hadi Sumarto, Lukas Dwiantara (2000) macam-macam pesawat telepon di
bagi menjadi:
a. Dari segi peletakannya:
1. Telepon meja (tablephone), yaitu telepon yang di letakkan di atas meja
2. Telepon dinding (wallphone), yaitu telepon yang di letakkan pada dinding
3. Telepon mobil, kapal atau pesawat
b. Dari segi kapasitas
1. Satu jalur telepon (single line telephone), bisa dengan sistem tuts atau putar angka. Jenis
telepon ini banyak di gunakan oleh masyarakat yang memiliki fasilitas telepon di rumah.
2. Telepon dengan banyak tuts (multi button telephone) melalui pesawat ini hubungan
telepon masuk dapat di atur penyampaiannya kepada orang yang di panggil. Jenis telepon
ini banyak di gunakan pada organisasi-organisasi.
3. Sistem Hunting, yaitu satu nomor telepon dapat di gunakan secara serentak untuk
beberapa saluran.
4. Telepon dengan pengeras suara (loudspeaking telephone), yaitu telepon yang tidak perlu
di pegang sewaktu berbicara.
Menurut Sutiyoso (1994) macam-macam peswat telepon di bagi menjadi”
1. pesawat tunggal, yaitu pesawat telepon yang biasa di gunakan di rumah-rumah kediaman
atau pejabat pimpinan suatu kantor. Pesawat ini dapat menerima dan menelpon ke luar
secara langsung. Pesawat tipe demikian ada pula yang di lengkapi dengan beberapa
ekstension.
2. PMBX (Private Manual Branch Exchange). Pesawat tipe ini harus menggunakan
swicthboard dan operator. Semua hubungan telepon dari luar ke dalam, dari dalam
keluar, dan antar ekstension harus melalui operator.
3. PABX (Private Automatic Branch Exchange), dengan pesawat tipe ini, pesawt-pesawat
intern (ekstension) dapat saling mengadakan hubungan secara langsung tanpa melewati
operator. Juga untuk menelpon ke luar dapat di lakukan langsung dari masing-masing
ekstension, dengan cara memutar nomor khusus dulu untuk memperoleh “saluran ke
luar”, baru kemudian nomor yang di kehendaki. Operator dapat pula di hubungi bila di
perlukan, dengan cara memutar nomor kode yang telah di tentukan.

Telephone Switchboard
Semua telepon ekstension di hubungkan ke telepon tunggal melalui mesin penghubung,
dengan demikian telepon ekstension akan dapat berhubungan dengan pihak luar. Mesin
penghubung ini ada dua sistem yaitu PABX dan PMBX. Selain ada mesin penghubung ada alat
lain lagi yang di sebut papan penghubung atau switchboard yang berfungsi sebagai telepon
tunggal kantor dan penghubung komunikasi melalui telepon dikantor. Menurut Goeffrey Mills,
dkk (1991) Switchboard dilengkapi fasilitas sebagai berikut:
1. Pemutar angka langsung
Ekstensi yang dipilih dapat menerima panggilan eksternal secara langsung
2. Pemanggilan ulang ototmatis
Ekstensi yang terpakai dapat di catat dan bila sudah terbebas dapat berdering kembali.
3. Pemanggilan kembali otomatis.
Pemanggilan masuk yang dioperasikan ke ekstensi yang tidak menerima jawaban dalam
jangka waktu tertentu secara otomatis kembali ke operator. Pemanggilan dari luar yang ingin
berbicara dengan lebih satu ekstensi dapat di sambungkan dengan panggilan serial oleh
oparator.
4. Pemuataran angka dengan sandi singkat.
Nomor yang sering di gunakan dapat di program agar di putar secara otomatis dengan
menggunakan sandi singkat.
5. Penghalang panggilan
Ekstensi dapat di rancang agar tidak dapat di gunakan untuk mengadakan panggilan jenis
tertentu (misalnya: interlokal)
6. Pencatatan panggilan
Memungkinkan pemonitoran lalu lintas telepon dan panggilan yang di buat.
7. Pembedaan dering telepon.
Memungkinkan anda membedakan antara panggilan dari luar dan dari dalam.
8. Interupsi sambungan
Bunyi yang muncul pada saat bertelepon menandakan ada telepon yang akan masuk pada
saat kita sedang berbicara di telepon.
9. Penyela
Ekstensi tertentu dapat menyela percakapan dar eksistensi yang lain.
Perlu diketahui bahwa fasilitas Switchboard tergantung dari merk dan spesifikasi switchboard.

Anda mungkin juga menyukai