Anda di halaman 1dari 81

LAPORAN RESIDENSI PEMINATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM (DAM) DI AREA KERJA


PENYEHATAN LINGKUNGAN UPTD PUSKESMAS CAMPUREJO KOTA
KEDIRI

Disusun Oleh:

Dr. Katmini, S,Kep.,NS.,M.Kes, NIDN. 0701038704


Ady Hartanto, NIM.2051B1003

PROGRAM PASCASARJANA
PRORGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT
ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA
TAHUN 2021

i
ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga Laporan Kegiatan Residensi Peminatan Kesehatan

Lingkungan Di UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri” dapat terselesaikan

dengan baik.

Dalam penyusunan Laporan Kegiatan Residensi ini, Mahasiswa Pasca

Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat banyak mendapatkan bimbingan dan

dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu Peneliti mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Dr. dr. H. Sentot Imam Suprapto, MM., selaku Rektor Institut Ilmu

Kesehatan STRADA Indonesia.

2. dr. Fauzan Adima, M.Kes, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri

yang telah memberikan izin Kegiatan Residensi di UPTD Puskesmas

Campurejo Kota Kediri.

3. dr. Purnanti Kipnandari, selaku Kepala UPTD Puskesmas Campurejo Kota

Kediri yang telah memberikan Izin, Bimbingan Dan Pendampingan

Kegiatan Residensi di UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri.

4. Mumalikah, ST, selaku Sanitarian Ahli UPTD Puskesmas Campurejo

Kota Kediri yang telah memberikan Bimbingan Dan Pendampingan

Kegiatan Residensi di UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri.

5. Dr. Yuly Peristiowati, S.Kep.,Ns.,M.Kes., selaku Direktur Pascasarjana

Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia.

iv
6. Dr. Katmini, S,Kep.,NS.,M.Kes selaku pembimbing yang telah

membimbing Kegiatan Residensi Magasiswa Pasca Sarjana Ilmu

Kesehatan Masyarakat.

7. Bapak dan Ibu karyawan UTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri yang

telah memberikan bimbingan dan pendidikan selama Mahasiswa mengikuti

kegiatan reidensi.

8. Keluarga tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan semangat yang

tak henti-hentinya.

9. Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan Laporan

Kegiatan Residensi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan dan berkah Nya.

Harapan dari mahasiswa semoga laporan kegiatan residensi ini berguna bagi

mahasiswa, maupun pihak yang berkepentingan.

Penulis menyadari bahwa laporan kegiatan residensi ini jauh dari sempurna.

Untuk itu kritik dan saran sangat peneliti harapkan demi kesempurnaan Proposal

Laporan Kegiatan Residensi ini.

Kediri, Desember 2021

Mahasiswa Pasca Sarjana


Ilmu Kesehatan Masyarakat

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 10


A. Latar Belakang ....................................................................... 13
B. Tujuan Penelitian ................................................................... 13
1. Tujuan Umum ................................................................... 13
2. Tujuan Khusus .................................................................. 13
C. Rumusan Masalah .................................................................. 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 14
A. Inspeksi Sanitasi ......................................................................... 14
B. Air Bersih ................................................................................... 14
C. Syarat-Syarat Sarana Air Bersih……………………………….. 17
D. Sarana Air Bersih ....................................................................... 18
E. Sarana Penyedia Air Bersih ........................................................ 19
F. Persyaratan Kualitas Air ............................................................. 21
G. Penyakit Yang Ditimbulkan Air ................................................. 22
H. Pengertian Depot Air Minum Isi Ulang ..................................... 24
I. Peralatan Depot Air Minum Isi Ulang ........................................ 24
J. Proses Produksi Depot Air Minum Isi Ulang ............................. 25
K. Desinfeksi ................................................................................... 26
L. Proses Desinfeksi Pada Depot Air Minum Isi Ulang ................. 27
M. Persyaratan Pembuatan Depot Air Minum Isi Ulang ................. 29
N. Higiene Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang ............................ 30
O. Personel Higiene Depot Air Minum Isi Ulang ........................... 35
BAB III HASIL RESIDENSI ........................................................................ 36
A. Kondisi Tempat Residensi .......................................................... 36
B. Pengkajian .................................................................................. 43
C. Perumusan Masalah .................................................................... 45
D. Priorotas Masalah ....................................................................... 48
E. Daftar Rencana Intervensi .......................................................... 50

vi
F. Implementasi .............................................................................. 51
G. Evaluasi ...................................................................................... 55
BAB III KESIMPULAN ............................................................................... 56
A. Kesimpulan ................................................................................. 56
B. Saran ........................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 59
LAMPIRAN..................................................................................................... 61

vii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar II.1 : Peta Lokasi UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri . 36


Gambar II.2 : SOTK UPTD Puskesmas Campurejo Kota.. ................... 41
Gambar III.1 : Fishbone Dari Data Inspeksi Hygiene Sanitasi Depot Air
Minum (DAM) Di Area Program Penyehatan Lingkungan
UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri ..................... 49

viii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel III.1 : Data Sumber Daya Kesehatan di UPTD PKM Campurejo
Kota Kediri Tahun 2020.. .................................................. 37

Tabel III.2 : Hasil Pencapaian Kinerja Manajemen pada UPTD PKM


Campurejo Kota Kediri Tahun 2020 ................................ 42

Tabel III.3 : Daftar Permasalahan Yang Telah Didapatkan Dari Data


Inspeksi Hygiene Sanitasi DAM Di Area Pengawasan
Penyehatan Lingkungan Sanitarian UPTD PKM Campurejo
Kota Kediri Dengan Metode USG..................................... 47

Tabel III.4 : Prioritas Masalah Yang Telah Didapatkan Dari Data Inspeksi
Hygiene Sanitasi DAM Di Area Pengawasan Penyehatan
Lingkungan Sanitarian UPTD PKM Campurejo Kota
Kediri ................................................................................. 48

Tabel III.5 : Daftar Rencana Intervensi Dari Data Inspeksi Hygiene


Sanitasi DAM Di Area Pengawasan Penyehatan Lingkungan
Sanitarian UPTD PKM Campurejo Kota Kediri ............... 51

Tabel III.6. : Implementasi Dari Data Inspeksi Hygiene Sanitasi Depot Air
Minum (DAM) Di Area Program Penyehatan Lingkungan
UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri ...................... 54

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Dokumentasi Foto Inspeksi Kesehatan Lingkungan :

“Higiene Sanitasi Depot Air Minum (DAM ) Di Area

Pengawasan Penyehatan Lingkungan Sanitarian UPTD

Puskesmas Campurejo Kota Kediri”.

Lampiran 2 : Dokumentasi Foto Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Depot Air Minum (DAM ) Di Area Pengawasan

Penyehatan Lingkungan Sanitarian UPTD Puskesmas

Campurejo Kota Kediri”.

Lampiran 3 : Dokumentasi Foto Formulir Hasil Inspeksi Ulang

Inspeksi Kesehatan Lingkungan : “Higiene Sanitasi

Depot Air Minum (DAM ) Di Area Pengawasan

Penyehatan Lingkungan Sanitarian UPTD Puskesmas

Campurejo Kota Kediri

Lampiran 4 : Dokumentasi Foto Formulir Hasil RTL Inspeksi

Kesehatan Lingkungan : “Higiene Sanitasi Depot Air

Minum (DAM ) Di Area Pengawasan Penyehatan

Lingkungan Sanitarian UPTD Puskesmas Campurejo

Kota Kediri”.

Lampiran 5 : Contoh Leaflet Untuk Penyuluhan Penyehatan

Lingkungan Higiene Sanitasi Depot Air Minum UPTD

Puskesmas Campurejo Kota Kediri”.

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan atau serangkaian


kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat
baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial guna mencegah penyakit
dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan.
Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi,
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan
Puskesmas dilaksanakan dalam dan luar Gedung, yang meliputi :
1. Inspeksi Kesehatan Lingkungan
2. Intervensi/tindakan kesehatan lingkungan
Upaya-upaya kesehatan yang termasuk didalam program kesehatan
lingkungan pada Puskesmas yang diemban oleh sanitarian puskesmas antara
lain :
1. Penyehatan Air
Melakukan monitoring/ Inspeksi Kesehatan Lingkungan /IKL terhadap
Sarana Air Bersih (SAB) / Sarana Air Minum (SAM),yaitu yang meliputi
: jaringan perpipaan, (PDAM, Hippam / BPSPAM), Bukan Jaringan
Perpipaan Komunal (sumur pompa tangan, sumur bor dengan pompa,
sumur gali terlindung, sumur gali dengan pompa), Depot Air Minum
(DAM), Perlindungan Mata Air (PMA), Penampungan Air Hujan (PAH)
yang disebut sebagai sistim penyediaan air bersih/Minum (SPAM) di
wilayah kerja Puskesmas selamap kurun waktu tertentu.

11
2. Penyehatan Makanan dan Minuman
Melakukan monitoring/ Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) Tempat
Pengelolaan Makanan (TPM) dengan sasaran:
a. Jasa Boga / Katering
b. Rumah Makan / Restoran
c. DAM (Depot Air Minum)
d. Kantin / sentra makanan jajanan
e. Makanan Jajanan
3. Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar
Melakukan monitoring/ Inspeksi Sanitasi/Inspeksi Kesehatan
Lingkungan (IS/IKL) rumah yang terindikasi tidak memenuhi syarat
kesehatan wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu.
4. Pembinaan Tempat-Tempat Umum (TTU)
Melakukan monitoring /Inspeksi Sanitasi dan pembinaan yang meliputi
rekomendasi teknis dll terhadap penanggung jawab dan petugas. TTU
Prioritas (Puskesmas, SD, SLTP) di wilayah kerja Puskesmas pada kurun
waktu tertentu.
5. Yankesling (Klinik Sanitasi)
Pelayanan berupa Konseling Sanitasi yang diberikan kepada
pasien/penderita Penyakit yang Berbasis Lingkungan (PBL), yaitu ISPA,
TBC, DBD, Malaria, Chikungunya, Flu burung, Filariasis, Diare,
Kecacingan, Kulit, keracunan makanan dan peptisida di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu tertentu
6. STBM (Santasi Total Berbasis Masyarakat)
STBM merupakan suatu upaya kesehatan berbasis masyarakat yang
meliputi 5 pilar yaitu :
a. Stop Buang Air Besar Sembarangan
b. Cuci Tagan Pakai Sabun (CTPS)
c. Pengolahan makanan dan minuman
d. Pengelolaan sampah
e. Pengelolaan air limbah

12
Berdasarkan pengamatan pendahuluan dan hasil dokumentasi data
terkait monitoring/ Inspeksi Kesehatan Lingkungan /IKL terhadap Sarana Air
Bersih (SAB) / Sarana Air Minum (SAM) yaitu pada Depot Air Minum pada
wilayah kerja penyehatan lingkungan UPTD Puskesmas Campurejo Kota
Kediri:
1. Terdapat 14 Depot Air Minum yang sebagian besar menggunakan
sumber air bersih dari sumber air tanah.
2. Harganya murah dan terdapat layanan antar sehinga tidak perlu membeli
langsung ke depot meskipun higiene dan sanitasi depot air minum isi
ulang tersebut masih diragukan.
3. Karena depot-depot yang jumlahnya cukup banyak dan sangat rawan
kecelakaan karena faktor lokasi, dan pewadahan (pengemasan) yang
dilakukan secara terbuka dengan menggunakan wadah botol galon
plastik air minum kemasan isi ulang
4. Kurangnya pengetahuan pengelola tentang higiene sanitasi depot,
khususnya pengertian, kesadaran, kemauan melakukan pengawasan
kualitas air bersih Secara berkala sesuai dengan ketentuan yang berlaku
pada pengusaha Depot Air Minum (DAM) masih sangat rendah.
5. Rata-rata beberapa lokasi depot air minum isi ulang letaknya dengan
jalan raya, lingkungan sekitaran depot banyak bertebaran debu, dan
karyawan pengelolaan tidak menggunakan pakaian kerja dan tidak
memiliki tutup kepala.
6. Sebagian Belum tersedia sarana cuci tangan yang lengkap dan tempat
sampah yang tertutup
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan laporan residensi peminatan Kesehatan lingkungan di UPTD
Puskesmas Campurejo Kota Kediri tentang “Higiene Sanitasi Depot Air
Minum (DAM) Di Area Kerja Penyehatan Lingkungan UPTF Puskesmas
Campurejo Kota Kediri”.

13
B. TUJUAN PENELITIAN

1. Umum :

Untuk mengetahui Higiene Sanitasi Depot Air Minum (DAM ) di Area


Pengawasan Kesehatan Lingkungan UPTD Puskesmas Campurejo Kota
Kediri.

2. Khusus :
a. Untuk mengetahui aspek higiene sanitasi variabel tempat depot air
minum isi ulang meliputi : lokasi, bangunan, lantai, dinding,
langit- langit, ventilasi, pencahayaan, dan kelembaban.
b. Untuk mengetahui aspek higiene sanitasi peralatan produksi depot
air minum isi ulang.
c. Untuk mengetahui aspek higiene sanitasi sumber air baku depot
air minum isi ulang.
d. Untuk mengetahui aspek higiene sanitasi higiene karyawan
(penjamah) depot air minum isi ulang.

C. RUMUSAN MASALAH

Adapun berdasarkan masalah yang akan diteliti, maka yang menjadi


rumusan masalah dalam Kegiatan Residensi Peminatan Kesehatan
Lingkungan Mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat di UPTD
Puskesmas Campurejo Kota Kediri adalah : Bagaimana kondisi Depot Air
Minum pada wilayah kerja penyehatan lingkungan UPTD Puskesmas
Campurejo Kota Kediri Tahun 2021 ditinjau dari higiene sanitasi ?

14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Inspeksi Sanitasi

Inspeksi sanitasi merupakan salah satu elemen pokok dalam


program pengawasan dan surveilans kualitas air yang efektif.
Berdasarkan inpeksi sanitasi kita dapat menentukan apakah suatu
sarana air bersih perlu diambil sampel airnya atau tidak.7
Untuk menyelenggarakan pengawasan kualitas air tersebut
dibutuhkan kegiatan surveilans. Yang dimaksud dengan surveilans
adalah perlindungan kesehatan masyarakat yang terus-menerus dan
mengamati keamanan dan penerimaan air bersih oleh mayarakat. 7
Program surveilans kualitas air bersih dengan kegiatan adalah
inspeksi sanitasi. Pengertian inspeksi sanitasi adalah penelitian pada
semua faktor yang berkaitan dengan pengadaan air, yaitu; kondisi
sumur, kondisi sarana fisik konstruksi berdasarkan syarat kesehatan
dan keadaan sanitasi lingkungan.
Maksud dan tujuan inspeksi sanitasi adalah mendapatkan
informasidan gambaran keadaan yang berpotensi dapat
menimbulkan pencemaran atau berkaitan dengan kualitas air bersih
disuatuwilayah dengan memperkirakan bagian-bagian mana dari
sistim penyediaan air bersih yang merupakan penyebab timbulnya
masalah air. 7

B. Air Bersih

Air merupakan salah satu kebutuhan hidup dan merupakan


unsur dasar bagi semua perikehidupan dimuka bumi. Tanpa air
berbagai proses kehidupan tidak dapat berlangsung. Air termasuk
sumber daya alam yang dapat dipengaruhi oleh alam, sedangkan air
bersih adalah air yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari yang
kuantitas dan kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat

15
diminum apabila setelah dimasak terlebih dahulu, hal ini dinamakan
air bersih dan sehat. 8
Penyediaan air bersih merupakan salah satu upaya untuk
memperbaiki derajat kesehatan masyarakat sebagai mana dijelaskan
dalam UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Dinyatakan bahwa
kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan
lingkungan yang sehat, yaitu keadaan yang bebas dari resiko yang
membahayakan kesehatan hidup manusia.
Sedangkan kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air,
yakni pengamatan dan penetapan kualitas air untuk berbagai
kebutuhan dan kehidupan manusia. Dengan demikian seharusnya air
minum yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari selain
memenuhi atau mencukupi dalam arti kuantitas juga harus
memenuhi kualitas yang telah diterapkan.
Pentingnya air berkualitas baik perlu disediakan untuk
memenuhi kebutuhan dasar terutama didasarkan atas kenyataan akan
adanya penyebaran penyakit menular serta mikrobiologis dan
biologis. 8

16
C. Syarat-Syarat Sarana Air Bersih

Persyaratan air bersih untuk kesehatan di Indonesia diatur


dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 32 Tahun 2017 tentang
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan
Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang,
Solus Per Aqua, Dan Pemandian Umum , dan Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 43 Tahun 2014 tentang Higiene & Sanitasi Depot
Air Minum, diantaranya sebagai berikut :
1. Syarat Fisik
Dalam hal ini air harus bebas dari pencemaran dalam arti
warna, rasa dan bau. Jadi air harus jernih, tidak berwarna, tidak
berasa dan tidak berbau.
2. Syarat Kimia
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sifat-sifat kimia air
minum adalah :
a. Dalam air minum tidak diperbolehkan mengandung zat-
zat atau unsur kimia yang bersifat racun
b. Dalam air minum tidak boleh mengandung zat-zat yang
dapat menimbulkan gangguan kesehatan
c. Tidak mengandung zat mineral yang kadarnya melebihi
batas-batas tertentu
3. Syarat Biologis
Air yang digunakan sebagai air minum ataupun untuk
masak harus bebas dari kuman-kuman penyakit. Dimana
termasuk didalamnya bakteri, protozoa, virus, cacing dan
jamur. Beberapa organisme yang dapat menyebabkan penyakit
pada manusia berasal dari kotoran manusia yang menderita
penyakit. Jadi perlu adanya pengawasan terhadap pencemaran
air atau tempat-tempat pengolahan air.

17
Cara yang mudah untuk mengetahui tingkat pencemaran
dari air tersebut adalah dengan menghitung jumlah bakteri dari
golongan Coli atau lebih specific lagi adalah Escherichia coli.
Escherichia coli dijadikan standar karena bakteri ini selalu
terdapat pada tinja manusia karena hidup pada saluran
pencemaran manusia, tinja merupakan media penyebaran
beberapa jenis bakteri pathogen terutama bila tinja berasal
carier penyakit tertentu dan E.coli paling tahan terhadap
pemanasan biasa.

D. Sarana Air Bersih


Sarana air yang dapat dimanfaatkan manusia adalah antara lain
(Kusnoputranto, 2000) :
1. Air Hujan
Air hujan merupakan penyublinan awan uap air menjadi
air murni yang ketika turun dan melalui udara akan melarutkan
benda-benda yang terdapat diudara diantaranya gas (O2, CO2,
H2 dan lain-lain), jasad-jasad renik dan debu. Jadi setelah
sampai dipermukaan bumi air hujan itu bukan lagi merupakan
air murni dan apabila akan digunakan untuk air minum harus
direbus terlebih dahulu.4
2. Air Permukaan
Yang dimaksud dalam kelompok air permukaan adalah air
yang berasal dari sungai, selokan, rawa, parit, danau, laut dan
bendungan. Air permukaan merupakan salah satu sumber yang
dapat dipakai sebagai sumber bahan baku air bersih. Tetapi
permukaan merupakan badan air yang mudah sekali dicemari
oleh kegiatan manusia, keadaan ini terutama bagi tempat-
tempat yang dekat dengan tempat tinggal penduduk.4
3. Air Tanah
Air tanah dapat berupa lapisan (layer water) yaitu air
terdapat didalam ruang antara butir-butir tanah dan air celah

18
(fissure water) yang terdapat diretakan-retakan batuan didalam
tanah. Jenis ini dapat dimanfaatkan manusia untuk keperluan
sehari-hari sebagai air bersih dengan cara membuat sumur
(baik sumur dangkal maupun sumur dalam) atau diambil
dengan pompa air. Di Indonesia, sumber air untuk keperluan
rumah tangga kebanyakan adalah sumur, yaitu kira-kira 45%
(Sukarni, 1994). Agar air sumur memenuhi syarat kesehatan
sebagai air keperluan rumah tangga, maka air sumur harus
dilindungi dari pencemaran.4
E. Sarana Penyediaan Air Bersih
Sarana penyedian air bersih adalah bangunan beserta peralatan
dan perlengkapannya yang menghasilkan, menyediakan dan
mendistribusikan air tersebut kepada masyarakat. Ada berbagai jenis
sarana penyediaan air bersih yang digunakan masyarakat untuk
menampung atau untuk mendapatkan air bagi kebutuhan sehari-hari.
Air yang diperoleh melalui sarana-sarana tersebut sebenarnya
berasal dari tiga sumber air yang ada di alam, yaitu air permukaan,
air tanah, dan air hujan.
Sarana air bersih yang sering digunakan untuk keperluan hidup
sehari- hari antara lain :
1. Sumur Gali (SGL)
Sumur gali adalah merupakan sarana penyediaan air
bersih yang mudah dijumpai di masyarakat karena merupakan
sarana air bersih yang mudah sekali dalam pembuatannya,
walaupun demikian sumur gali harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
a. Jaraknya paling sedikit 10 meter dari sumber pencemaran
(TPS, tempat penampungan tinja, tempat tergenangnya
air kotoran)
b. Dinding sumur sedalam 3 meter dari permukaan tanah
harus di tembok atau kedap air.

19
c. Harus ada saluran pembuangan air limbah.
d. Lantai harus kedap air dengan radius 1 meter dari dinding sumur
e. Mempunyai dinding sumur setinggi ± 80 cm
f. Tali dan timba tidak terletak di lantai
2. Penampungan Air Hujan (PAH)
Penampungan air hujan (PAH) adalah sarana penyediaan
air bersih yang digunakan untuk menampung air hujan sebagai
persediaan air bersih dan pengadaan air bersih.
3. Sumur Pompa
Sumur pompa adalah sarana penyediaan air bersih yang
digunakan untuk menaikkan air dari sumur dengan
menggunakan pompa air, baik itu pompa tangan maupun
pompa listrik. Ada beberapa jenis sumur pompa,antara lain :
a. Sumur pompa tangan dangkal (SPTDK) yaitu sumur
yang dilengkapi dengan pompa tangan, kedalaman
sumur 7 meter.
b. Sumur pompa tangan yaitu sumur yang dilengkapi
dengan pompa tangan, kedalaman sumur 7-20 meter .
c. Sumur pompa tangan dalam yaitu sumur yang
dilengkapi dengan pompa, dengan kedalaman sumur
20-30 meter.
d. Sumur Pompa Listrik
Sumur pompa listrik adalah sarana penyediaan air
bersih yang untuk menaikkan air dari sumur dengan
menggunakan pompa air listrik.
4. PDAM
PDAM adalah sarana penyediaan air bersih yang
menggunakan jaringan pipa
5. Sumber Air Depot Air Minum Isi Ulang
Air minum isi ulang sumber air baku depot air minum isi
ulang dapat berasal dari air tanah, mata air/artesis, atau PDAM.

20
Sumber ini menentukan peralatannya. Bila berasal dari air tanah,
prosesnya meliputi filtrasi menjadi air bersih (sesuai standar), lalu
filtrasi menajdi air minum (Rinawati,2003).

F. Persyaratan Kualitas Air


Adanya unsur-unsur dalam air harus sesuai dengan standart
kualitas air yang telah ditetapkan, agar tidak terjadi gangguan
kesehatan, tehnis, dan estetika. Standart kualitas air adalah
persyaratan kualitas air yang telah ditetapkan oleh negara atau daerah
untuk keperluan perlindungan dan pemanfaatan air pada negara atau
daerah yang bersangkutan. Untuk penentuan standart kualitas air
dilakukan penganalisaan dilaboratorium terhadap parameter fisik,
kimiawi dan bakteriologis yang diinginkan sesuai dengan standart.
Kualitas air dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu
:

1. Golongan A yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum


secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
2. Golongan B yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku, air
minum dan harus diolah terlebih dahulu.
3. Golongan C yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan
perikanan dan peternakan.
4. Golongan D yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan
pertanian usaha, diperkotaan, industri, dan pembangkit listrik
tenaga air.
Setiap penyimpangan standart kualitas akan dapat
mengakibatkan :
1. Terhadap Manusia, dapat menimbulkan gangguan dan penyakit.
2. Terhadap Lingkungan, dapat menimbulkan gangguan yang bersifat
tehnis.
3. Terhadap Estetika, dapat menyebabkan kerugian dibidang keindahan.

21
G. Penyakit-Penyakit yang Ditularkan Oleh Air
Air sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia, yang
berarti besar sekali peranannya dalam kesehatan manusia. Beberapa
hal yang menunjukkan adanya hubungan air dengan kesehatan
adalah sebagai berikut :
1. Adanya phatogenic organisme di dalam air
Organisme ini dapat menyebabkan penyakit atau gangguan
kesehatan (Sutrisno,dkk 2006). Beberapa contoh diantaranya
yaitu :
a. Bakteri
• Virus kolera, penyebab penyakit kolera. Penularan melalui
air, makanan dan oleh lalat.
• Salmonella typhi, penyebab penyakit demam thyphoid.
Penularan melalui air, makanan.
• Sighella dysentriae, penyebab penyakit disentri basiler.
Penularan melalui air dengan cara fokal oral. Juga melalui
kontak dengan susu, makanan dengan bantuan lalat.
• Salmonella paratyphi, penyebab penyakit demam para
thypoid. Penularan melalui air, juga dengan fokal oral.
b. Protozoa
• Entoniseba histolytica, penyebab penyakit disentri amuba.
Penularan melalui air, juga melalui makanan dengan
bantuan lalat.
c. Virus
• Penyebab penyakit hepatitis infektiosa. Penularan melalui
air, susu, makanan (termasuk kerang dan kepiting).
2. Adanya non phatogenic organisme
Beberapa non-phatogenic organisme yang hidup dalam air
akan menimbulkan gangguan dan kerugian bagi manusia,
diantaranya adalah :

22
a. Actinomycetes,terdapat di dalam air yang kotor, dan dalam
sistem distribusi air. Menyebabkan timbulnya rasa dan bau yang
tidak diharapkan. Merupakan problem setempat, dan sporanya
dapat menembus saringan air.
b. Algae, terdapat di dalam genangan air kotor. Menyebabkan
timbulnya rasa bau yang tidak diharapkan. Adanya algae
dipengaruhi oleh musim, dalam jumlah yang berkelebihan dapat
menghambat pekerjaan filter pada sistem penyaringan air.
c. Escherichia coli, terutama terdapat di air permukaan, dan air
yang sudah tercemar oleh kotoran manusia. Bakteri e.coli ini
dalam sistem air minum digunakan sebagai indikator (petunjuk)
untuk mengetahui apakah air telah tercemar oleh tinja manusia
atau kotoran hewan.
d. Fecal streptococci, bakteri ini terdapat dalam air yang tercemar
oleh kotoran manusia dan kotoran hewan.
e. Iron bacteria (bakteri besi), terdapat di dalam air tanah dan air
permukaan yang mengandung besi. Menimbulkan warna yang
berlendir, menyebabkan cloging pada pipa saringan di dalam
sumur. Kadar besi : 0,1-0,2 mg/l air dapat merangsang
pertumbuhan bakteri besi.
f. Free living rooms (cacing yang hduo bebs), kira-kira ada 7
spesies dari cacing nematoda ini ditemukan di dalam air yang
telah diolah. Akibat yang ditimbulan oleh cacing ini ialah :
adanya bau dan pandangan yang menjijikkan, sehingga air
tersebut ditolak oleh konsumen. Dapat menembus saringan
pasir lambat (SPL). Resisten terhadap chlorine atau sisa chlor
dengan dosis biasa.

23
H. Pengertian Depot Air Minum Isi Ulang
Depot air minum isi ulang (DAMIU) adalah usaha yang
melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dalam
bentuk curah dan menjual langsung kepada konsumen (Permenkes
RI No 43 Tahun 2014). Proses pengolahan air pada prinsipnya harus
mampu menghilangkan semua jenis polutan, baik fisik, kimia
maupun mikrobiologi.
Depot air minum isi ulang harus menjamin standar baku mutu
atau persyaratan kualitas air minum sesuai ketentuan peraturan
perundang- undangan serta memenuhi persyaratan higiene sanitasi
dalam pengelolaan air minum (Permenkes RI, 2014).
I. Peralatan Depot Air Minum Isi Ulang
Menurut Purba (2011) Alat yang digunakan untuk mengolah
air baku menjadi air minum pada depot air minum isi ulang adalah :
1. Storage Tank
Storage tank berguna sebagai penampungan air baku yang dapat
menampung air sebanyak 3000 liter.
2. Stainless Water Pump
Stainless Water Pump berguna sebagai pemompa air baku dari tempat
storage tank kedalam tabung filter.
3. Tabung Filter
Tabung Filter mempunyai 3 (tiga) fungsi, yaitu :
a. Tabung yang pertama adalah active sand media filter untuk
menyaring partikel – partikel yang kasar dengan bahan dari pasir
atau jenis lain yang efektif dengan fungsi yang sama.
b. Tabung yang kedua adalah anthracite filter yang berfungsi untuk
menghilangkan kekeruhan dengan hasil yang maksimal dan
efisien.
c. Tabung yang ketiga adalah granular active carbon media filter
merupakan karbon filter yang berfungsi sebagai penyerap debu,
rasa, warna, sisa khlor dan bahan organik.

24
4. Mikro Filter
Mikro Filter merupakan saringan yang terbuat dari polyprophylene
yang berfungsi untuk menyaring partikel air dengan diameter 10
mikron, 5 mikron, 1 mikron dan 0,4 mikron dengan maksud untuk
memenuhi persyaratan air minum.
5. Flow Meter
Flow Meter digunakan untuk mengukur air yang mengalir kedalam
galon isi ulang.
6. Lampu ultraviolet dan ozon
Lampu ultraviolet dan ozon berguna sebagai desinfeksi pada air yang
telah diolah.
7. Galon Isi Ulang
Galon isi ulang berfungsi sebagai wadah atau tempat untuk
menampung atau menyimpan air minum didalamnya. Pengisian wadah
dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta dilakukan dalam
tempat pengisian yang higienis (Purba, 2011).
J. Proses Produksi Depot Air Minum Isi Ulang
Menurut Keputusan Menperindag RI Nomor
651/MPP/Kep/l0/2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum
dan Perdagangannya, urutan proses produksi air minum di depot air
minum isi ulang adalah sebagai berikut :
1. Penampungan air baku dan syarat bak penampung
Air baku yang diambil dari sumbernya diangkut dengan
menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung dalam bak atau
tangki penampung (reservoir). Bak penampung harus dibuat dari
bahan tara pangan (food grade), harus bebas dari bahan-bahan yang
dapat mencemari air.Tangki pengangkutan mempunyai persyaratan
yang terdiri atas :
a. Khusus digunakan untuk air minum
b. Mudah dibersihkan serta di desinfektan dan diberi pengaman

25
c. Harus mempunyai manhole
d. Pengisian dan pengeluaran air harus melalui kran
e. Selang dan pompa yang dipakai untuk bongkar muat air baku
harus diberi penutup yang baik, disimpan dengan aman dan
dilindungi dari kemungkinan kontaminasi.
Tangki, galang, pompa dan sambungan harus terbuat dari bahan
tara pangan (food grade), tahan korosi dan bahan kimia yang dapat
mencemari air.Tangki pengangkutan harus dibersihkan, disanitasi
dan desinfeksi bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali.
Air baku harus diambil sampelnya, yang jumlahnya cukup mewakili
untuk diperiksa terhadap standart mutu yang telah ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan.
2. Penyaringan bertahap terdiri dari :
a. Saringan berasal dari pasir atau saringan lain yang efektif dengan
fungsi yang sama. Fungsi saringan pasir adalah menyaring
partikel- partikel yang kasar. Bahan yang dipakai adalah butir-
butir silica (SiO2) minimal 80%.
b. Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau batok
kelapa berfungsi sebagai penyerap bau, rasa, warna, sisa khlor
dan bahan organik. Daya serap terhadap Iodine (I2) minimal
75%.
c. Saringan/Filter lainnya yang berfungsi sebagai saringan halus
berukuran maksimal 10 (sepuluh) micron.
K. Desinfeksi
Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen.
Proses desinfeksi dengan menggunakan ozon berlangsung dalam
tangka atau alat pencampur ozon lainnya dengan konsentrasi ozon
minimal 0,1 ppm dan residu ozon sesaat setelah pengisian berkisar
antara 0,06 –0,1 ppm.

26
Tindakan desinfeksi disini selain menggunakan ozon, dapat
dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet (UV). Desinfeksi
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Pembilasan, Pencucian dan Sterilisasi Wadah
Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan
tara pangan (food grade) dan bersih. Depot Air Minum wajib
memeriksa wadah yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang
dianggap tidak layak untuk digunakan sebagai wadah air minum.
Pencucian dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis deterjen
tara pangan dan air bersih, kemudian dibilas dengan menggunakan air
minum/ air produk secukupnya untuk menghilangkan sisa sisa
deterjen yang digunakan pada saat pencucian.
2. Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan
mesin serta dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan
higienis.
3. Penutupan
Penutupan wadah dapat dilakukan dengan tutup yang dibawa
konsumen atau yang disediakan oleh Depot Air Minum.
L. Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum Isi Ulang
Proses pengolahan air minum di depot-depot air minum isi
ulang yang saat ini beredar di masyarakat terdiri dari proses
ozonisasi, proses ultraviolet (UV), dan proses reversed osmosis
(RO).
1. Ozonisasi
Ozon merupakan oksidan kuat yang mampu membunuh bakteri
pathogen, termasuk virus. Keuntungan penggunaan ozon adalah
pipa, peralatan dan kemasan akan ikut disanitasi sehingga produk
yang dihasilkan akan lebih terjamin selama tidak ada kebocoran di
kemasan, ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif disamping
sangat aman (Sembiring, 2008).

27
Proses Ozonasi adalah kandungan oksigen di udara, diambil dan
dilewatkan melalui loncatan arus listrik sehingga secara alami akan
berubah menjadi zat bernama ozon. Ozon ini kemudian disemprotkan
ke dalam air. Segala macam makhluk hidup mikro yang terkandung
dalam air ini tiba-tiba akan berada dalam lingkungan air yang penuh
dengan ozon, sehingga sel-sel mereka menjadi rusak dan mati. Daya
rusak ozon terhadap kandungan makluk hidup mikro dalam air ini
tentunya tergantung dari daya kelarutan ozon dalam air tersebut,
yang tentunya tergantung dari kandungan oksigen dalam air tersebut
karena pada dasarnya ozon hanya, “menempati‟ tempat-tempat
kosong yang seharusnya diisi oksigen karena ozon sendiri cukup
berbahaya bagi tubuh manusia bila masuk ke dalam tubuh, maka
setelah membunuh makluk hidup mikro, dilakukan proses pemberian
sinar ultraviolet kedalam air yang mengalir untuk merusak ozon dan
mengurainya menjadi oksigen kembali yang terlarut dalam air
(Pracoyo, 2004).
2. Ultraviolet (UV)
Salah satu metode pengolahan air adalah dengan penyinaran
sina ultraviolet dengan panjang gelombang pendek yang memiliki
daya inti mikroba yang kuat. Cara kerjanya adalah dengan absorbs
oleh asam nukleat tanpa menyebabkan terjadinya kerusakan pada
permukaan sel. Air dialirkan melalui tabung dengan lampu
ultraviolet berintensitas tinggi, sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi
sinar ultraviolet, harus diperhatikan bahwa intensitas lampu ltraviolet
yang dipakai harus cukup, untuk sanitasi air yang efektif diperlukan
intensitas sebesar 30.000 MW sec/cm2 (Mikcro Watt per sentimeter
persegi). Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis
mikroba bila intensitas dan waktunya cukup, tidak ada residu atau
hasil samping dari proses penyinaran dengan ultraviolet, namun agar
efektif, lampu UV harus dibersihkansecara teratur dan harus diganti
paling lama satu tahun.

28
Air yang akan disinari dengan UV harus tetap melalui filter
halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel tersuspensi,
bahan organik, Fe atau Mn jika konsentrasinya cukup tinggi
(Sembiring, 2008).
3. Reversed Osmosis (RO)
Menurut Syafran (dalam Sembiring, 2008) Reversed Osmosis
(RO) adalah suatu proses pemurnian air melalui membran
semipermeabel dengan tekanan tinggi (50-60 psi). Membran
semipermeabel merupakan selaput penyaring skala molekul yang
dapat ditembus oleh molekul air dengan mudah, akan tetapi tidak
dapat atau sulit dilalui oleh molekul lain yang lebih besar dari
molekul air. Membran RO menghasilkan air murni 99,99%.
Diameternya lebih kecil dari 0,0001 mikron (500.000 kali lebih kecil
dari sehelai rambut). Fungsinya adalah untuk menyaring
mikroorganisme seperti bakteri maupun virus. Secara singkat,
analogi proses R.O adalah sebagai berikut : air yang akan disaring
ditekan dengan tekanan tinggi melewati membran semipermeable
sehingga yang menembus hanya air murni sedang kandungan
cemaran yang semakin tinggi kemudian dialirkan keluar atau
dibuang. Inilah istimewanya apa yang disebut sebagai membran
semipermeable, yang secara alami memiliki sifat seolah-olah
menyeragamkan konsentrasi larutan air yang berbeda-beda. Sitem
pengolahan air sangat tergantung pada kualitas air baku yang akan
diolah. Air baku yang buruk, seperti kandungan khlorida dan TDS
yang tinggi, membutuhkan pengolahan dengan sistem RO sehingga
TDS yang tinggi dapat diturunkan atau dihilangkan (Pracoyo, 2004).
M. Persyaratan Pembuatan Depot Air Minum Isi Ulang
Regulasi perdagangan menurut Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan RI No. 651 Tahun 2004 tentang
persyaratan Teknis Depot Air Minum Isi Ulang dan
Perdagangannya, mengatur persyaratan usaha yang meliputi :

29
1. Depot air minum isi ulang wajib memiliki Tanda Daftar Industri
(TDI) dan Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TDUP)
2. Depot air minum isi ulang wajib memiliki Surat Jaminan Pasokan
Air Baku dari PDAM atau perusahaan yang memiliki izin
Pengambilan Air dari Instansi yan berwenang.
3. Depot air minum isi ulang wajib memiliki laporan hasil uji air minum
yang dihasilkan dari laboratorium pemeriksaan kualitas air yang
ditunjuk Pemerintah Kabupaten/Kota atau yang terakreditasi
N. Higiene Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang
Higiene Sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan, faktor
resiko terjadinya kontaminasi yang berasal dari tempat, peralatan dan
penjamah terhadap air minum agar aman dikonsumsi. Higiene
Sanitasi meliputi (Permenkes RI NO. 43 Tahun 2014) yaitu :
1. Lokasi
Lokasi berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan
penularan penyakit.
2. Bangunan
a. Bangunan harus kuat, aman, mudah dibersihkan, dan mudah
pemeliharaannya.
b. Tata ruang usaha depot air minum paling sedikit terdiri dari :
• Ruangan proses pengolahan.
• Ruangan tempat penyimpanan.
• Ruangan tempat pembagian / penyediaan.
• Ruang tunggu pengunjung.
c. Lantai
Lantai depot air minum harus memenuhi syarat sebagai berikut :
• Bahan kedap air.
• Permukaan rata, halus tetapi tidak licin, tidak reta, tidak
menyerap debu dan mudah dibersihkan.
• Kemiringan cukup lantai untuk memudahkan pembersihan.
• Tidak terjadi genangan air.

30
d. Dinding
Dinding depot air minum harus memenuhi syarat sebagai berikut :
• Bahan kedap air.
• Permukaan rata, halus, tidak menyerap debu dan
mudah dibersihkan.
• Warna dinding cerah dan terang.
e. Atap dan Langit- Langit
• Atap dan langit-langit harus kuat.
• Konstruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof).
• Mudah Dibersihkan dan tidak menyerap debu.
• Bahan langit-langit mudah dibersihkan dan tidak menyerap
debu.
• Permukaan langit-langit harus rata dan berwarna terang.
• Mempunyai ketinggian yang memungkinkan adanya pertukaran
udara yang cukup atau lebih tinggi ndari ukuran tandon air.
f. Pintu
• Bahan pintu harus kuat dan tahan lama.
• Berwarna terang dan mudah dibersihkan.
• Pintu berfungsi dengan baik.
g. Pencahayaan
• Pencahayaan cukup terang untuk bekerja, tidak menyilaukan dan
tesebar secara merata.
• Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran
cahaya dengan minimal 10 foot candle..

h. Ventilasi
Ventilasi harus dapat memberikan ruang pertukaran/ peredaran
udara dengan baik.
i. Kelembapan
Udara dapat mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaan/
aktivitas.

31
3. Memiliki Akses Fasilitas Sanitasi Dasar
Depot air minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas
sanitasi sebagai berikut :
a. Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan air mengalir dan sabun.
b. Fasilitas sanitasi (jamban dan peturasan).
c. Tempat sampah yang tertutup.
d. Memiliki Saluran pembuangan air limbah yang alirannya lancar
dan tertutup.
4. Sarana Pengolahan Air Minum
a. Alat dan perlengkapan yang dipergunakan untuk pengolahan air
minumharus menggunakan peralatan yang sesuai dengan
persyaratan kesehatan (food grade), antara lain :
• Pipa pengisian air baku
• Tandon air baku
• Pompa penghisap dan penyedot
• Filter
• Mikro Filter
• Wadah/galon air baku atau air minum
• Kran pengisian air minum
• Kran pencucian/ pembilasan wadah/galon
• Kran penghubung (hose)
• Peralatan desinfeksi
b. Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung
unsur yang dapat larut dalam air, seperti Timah Hitam (Pb),
Tembaga (Cu), Seng (Zn), Cadmium (Cd).
c. Alat dan perlengkapan yang dipergunakan seperti mikro filter dan
alat sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa).
5. Air Baku
a. Air baku adalah yang memenuhi persyaratan air bersih, sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu

32
Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua,
Dan Pemandian Umum
b. Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai
dengan kemampuan proses pengolahan yang dapat
menghasilkan air minum.
c. Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan
sampel secara periodik.
6. Air Minum
a. Kualitas Air minum yang dihasilkan adalah harus sesuai dengan
standar baku mutu atau persyaratan kualitas air minum sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010
tentang persyaratan kualitas Air Minum.
b. Pemeriksaan kuatalitas bakteriologi air minum dilakukan setiap
kali pengisian air baku, pemeriksaan ini dapat menggunakan
metode H2S.
c. Untuk menjamin kualitas air minum dilakukan pengambilan
sampel secara periodik.
7. Pelayanan Konsumen
a. Wadah/ botol galon sebelum dilakukan pengisian harus
dibersihkan dengan cara dibilas terlebih dahulu dengan air
produksi minimal selama 10 (sepuluh) detik.
b. Setiap botol galon yang telah diisi langsung diberi tutup yang
baru dan bersih, dilakukan pengelapan/ pembersihan wadah dari
luar dengan menggunakan kain / lap bersih.
c. Wadah/ botol galon yang telah diisi air harus langsung diberikan
kepada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih
dari 1x24 jam untuk menghindari kemungkinan tercemar.
8. Penjamah Depot Air Minum (DAM)
a. Penjamah DAM sehat dan bebas dari penyakit menular seperti
penyakit bawaan air seperti diare dan lain-lain.

33
b. Penjamah DAM tidak menjadi pembawa kuman penyakit yaitu
carrier terhadap penyakit air seperti hepatitis dan dibuktikan
dengan pemeriksaan rectal swab.
c. Penjamah DAM bersikap higiene santasi dalam melayani
konsumen seperti tidak merokok dan menggaruk bagian tubuh.
d. Menggunakan Pakaian kerja yang bersih dan rapi untuk
mencegah pencemaran dan estetika
e. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala minimal 2
(dua) kali dalam setahun sebagai screening dari penyakit bawaan
air.
f. Operator/ penanggung jawab/ pemilik harus memiliki surat
keterangan telah mengikuti kursus higiene sanitasi depot air
minum sebagai syarat permohonan mengajukan sertifikat laik
sehat Depot Air Minum.
9. Pekarangan
a. Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi
genangan.
b. Selalu dijaga kebersihannya setiap saat.
c. Bebas dari kegiatan lain atau bebas dari pencemaran lainnya.
10. Pemeliharaan
a. Pemilik/penanggung jawab dan operator wajib memelihara
sarana yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat,
meliputi:
• Tugas dan kewajiban karyawan.
• Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern.
• Data alamat pelanggan (untuk tujuan memudahkan investigasi
dan pembuktian).

34
O. Personal Higiene Operator Depot Air Minum Isi Ulang
Kata hygiene digunakan untuk menggambarkan aplikasi
prinsip sanitasi untuk menjaga kebersihan. Hygiene perorangan
mengacu pada kebersihan tubuh seseorang. Kesehatan pekerja
memiliki peranan penting dalam sanitasi depot air minum. Karyawan
merupakan sumber kontaminasi mikroorganisme yang potensial
untuk menyebabkan penyakit (Prihartini, 2012).
Proses pengolahan air di Depot Air Minum (DAM) yang tidak
seluruhnya dilakukan secara otomatis dapat mempengaruhi kualitas
air yang dihasilkan (Athena,2004). Langkah yang tidak dilakukan
secara otomatis adalah pembersihan galon air dan proses pengisian
air ke dalam galon. Pada proses ini, air mengalami kontak langsung
dengan pekerja karyawan yang berhubungan langsung dengan
bagian produksi harus dalam keadaan sehat, bebas dari luka,
penyakit kulit atau hal lain yang diduga dapat mengakibatkan
pencemaran terhadap air minum. Karyawan bagian produk (
pengisian ) diharuskan menggunakan pakaian kerja, tutup kepala dan
sepatu yang sesuai. Karyawan harus mencuci tangan sebelum
melakukan pekerjaan, terutama saat penanganan wadah dan
pengisian ( Prihatini, 2012).
Pekerja yang tidak mengikuti praktik saniter akan
mengkontaminasi makanan yang mereka sentuh dengan
mikroorganisme patogenik yang berasal dari cara kerja dan bagian
lingkungan lain. Tangan, hidung, dan rambut mengandung
mikroorganisme yang dapat dipindahkan ke dalam produk selama
pemerosesan, pengepakan, persiapan, dan pelayanan lewat sentuhan,
pernafasan, batuk atau bersin (Gravani dan Marriot)

35
BAB III
HASIL RESIDENSI

A. Kondisi Tempat Residensi


1. Lokasi.
UPTD Puskesmas Campurejo merupakan salah satu Unit
Pelaksana Teknis Daerah dari Dinas Kesehatan yang berlokasi di
kecamatan Mojoroto Kota Kediri, yang beralamatkan di Jl. DR.
Sahardjo Kota Kediri Telp. (0354) 772331.
Letak puskesmas yang strategis sehingga memungkinkan dicapai
dengan kendaraan umum. Luas wilayah kerja Puskesmas Campurejo
Kota Kediri adalah 6.565km2 meliputi 5 kelurahan, yaitu Kelurahan
Lirboyo, Kelurahan Campurejo, Kelurahan Tamanan, Kelurahan
Bandar Kidul dan Kelurahan Banjarmlati.

Gambar II.1. Peta Lokasi UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri

36
Adapun batas wilayah dari Puskesmas Campurejo Kota Kediri adalah
sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kelurahan Pojok, Kelurahan Bandar Lor
Sebelah Selatan : Kecamatan Semen
Sebelah Timur : Sungai Brantas
Sebelah Barat : Kecamatan Semen
2. Visi Misi
a. Visi
“Mewujudkan Puskesmas Dengan Pelayanan Prima Menuju
Masyarakat Sehat “
b. Misi
1) Meningkatkan Mutu Pelayanan dan Manajemen Kesehatan
2) Meningkatkan Kesehatan Perorangan, Keluarga dan
Masyarakat
3. Sumber Daya Manusia

No Jenis Ketenagaan Yang Status


ada Kepegaw
sekarang aian
1 Kepala UPTD 1 PNS
2 Kasubag Tata Usaha 1 PNS
3 Dokter 2 Tenaga
Kontrak
4 Dokter Gigi 1 PNS
5 Perawat Ahli Muda 0 -
6 Perawat Penyelia 5 PNS
7 Perawat Mahir 4 PNS
8 Perawat Pelaksana 3 Kontrak
9 Perawat Gigi Terampil 1 PNS
10 Bidan Penyelia 2 PNS
11 Bidan Pelaksana Mahir 3 PNS
12 Bidan Pelaksana 7 4 PNS ; 3
Kontrak
13 Apoteker Ahli Muda 1 PNS
14 Asisten Apoteker Penyelia 1 PNS

37
No Jenis Ketenagaan Yang Status
ada Kepegaw
sekarang aian
15 Asisten Apoteker Mahir 1 PNS
16 Pranata Lab Kesehatan 2 PNS dan
Tenaga
Kontrak
17 Penyuluh Kesmas Ahli Muda 0 -
18 Penyuluh Kesmas Penyelia 0 -
19 Pengadministrasi Rekam Medis 6 4 PNS, 2
kontrak
20 Nutrisionis Pelaksana 1 Tenaga
Kontrak
21 Sanitarian Ahli Muda 1 PNS
22 Epidemilog Kesh Penyelia 0 -
23 Entemolog Kesh Penyelia 0 -
24 Pengadministrasian Umum 1 Tenaga
kontrak
25 Bendahara 0 -
26 Pengelola Barang Milik Negara 0 -
27 Pengemudi Ambulan 1 Tenaga
Kontrak
28 Pramu Kebersihan 1 Tenaga
Kontrak
29 Petugas Keamanan 1 Tenaga
Kontrak

Tabel III.1
Data Sumber Daya Kesehatan di UPTD Puskesmas Campurejo Kota
Kediri Tahun 2020

4. Program-Program Yang Ada Di Tempat Residensi


a. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
1) Pelayanan Promosi Kesehatan termasuk UKS
2) Pelayanan Kesehatan Lingkungan
3) Pelayanan KIA-KB yang bersifat UKM
4) Pelayanan Gizi yang bersifat UKM
5) Pelayanan Pengendalian Dan Pencegahan Penyakit
b. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
1) Perawatan Kesehatan Masyarakat
2) Pelayanan Kesehatan Jiwa

38
3) Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat
4) Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer
5) Pelayanan Kesehatan Olah Raga
6) Pelayanan Kesehatan Indera
7) Pelayanan Kesehatan Lansia
8) Pelayanan Kesehatan Kerja
9) Pelayanan Kesehatan Matra
10) Pelayanan Kesehatan Lainnya, antara lain :
Pelayanan Prolanis
5. Upaya Kesehatan Perorangan
Upaya pengobatan sebagai bagian dari upaya kesehatan perorangan
dibagi lebih lanjut berdasarkan klasifikasi dan jenis layanan.
a. Upaya pengobatan berdasarkan klasifikasi, terdiri dari:
1) Pelayanan Rawat Jalan
2) Pelayanan Unit Gawat Darurat
b. Upaya pengobatan berdasarkan jenis layanan, terdiri dari:
1) Pelayanan medik, antara lain :
Pelayanan medik dasar
2) Pelayanan penunjang medik, antara lain :
• Pemeriksaan laboratorium
• Pelayanan kefarmasian
• Pelayanan ambulan
3) Pelayanan penunjang non medik, antara lain:
• Pelayanan Pojok Gizi
• Pelayanan Klinik Sanitasi
• Pelayanan Pojok Laktasi
4) Pelayanan kebidanan dan penyakit kandungan, antara
lain:
• Pelayanan penyakit kandungan
• Pelayanan kebidanan dan penyakit kandungan lainnya

39
5) Pelayanan gigi dan mulut
6) Pelayanan VCT
7) Pelayanan konsultasi dan rujukan

40
6. Manajemen Yang Ada Di Tempat Residensi
Berikut Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri
KEPALA UPTD PUSKESMAS CAMPUREJO
dr. Purnanti Kipnandari

KASUBAG TATA USAHA


Mumalikah, ST.

KEUANGAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM SP2TP


Donik Idawati, A.Md.Gi. Sri Wahyuni, A.Md.Kep. Ismin Efiati,S.Sos

PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB


PENANGGUNG JAWAB
UKM ESSENSIAL DAN KEPERAWATAN UPAYA KESEHATAN BANGUNAN, PRARANA DAN JARINGAN PELAYANAN PENANGGUNG JAWAB MUTU
UKM PENGEMBANGAN
KESEHATAN MASYARAKAT PERORANGAN, KEFARMASAIAN PERALATAN PUSKESMAS DAN JEJARING Linda Susiana, SKM., SST.
Lilis Munfaidatin, AMK.
Rohmatis Sa'adah, A.Md.Kep DAN LABORATORIUM Chriestina Watie, A.Md. Keb. PUSKESMAS
dr.Dedi Wahyu Indrawijaya Marisa Puspitasari, A.Md. Keb

PROMOSI KESEHATAN KESEHATAN JIWA POLI UMUM


Ni'mah Rahmawati N., SKM. Wiwik Ekowati, S.Kep.Ns. dr.Dedi Wahyu Indrawijaya
UKS KESEHATAN GIGI MASYARAKAT KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Vivi Minda S., A.Md.Kep., S.Sos. drg. Nunuk Muratih Sihwarini drg. Nunuk Muratih Sihwarini.
KESEHATAN LINGKUNGAN KESEHATAN TRADISIONAL KIA-KB YANG BERSIFAT UKP
Mumalikah, ST. KOMPLEMENTER POLI KIA-KB: Marisa Puspitasari, A.Md.Keb
KIA-KB YANG BERSIFAT UKM Ratri Hindri Astuti, A.Md.Keb. IMUNISASI: Titiek Ernawati, A.Md.Keb.
Marisa Puspitasari, A.Md.Keb. KESEHATAN OLAHRAGA PELAYANAN OBAT RASIONAL
GIZI YANG BERSIFAT UKM Asrorudin, A.Md.Far. Kristantina Wulandari, S.Si. Apt.
Is Afifa Dwi Febrianti, A.Md.Gz. KESEHATAN INDERA KEKERASAN PADA ANAK
PERKESMAS Sri Wahyuni, A.Md.Kep. Vivi Minda Susanti, A.Md.Kep, S.Sos
Andri Kristiani, AMK. KESEHATAN LANSIA PENYAKIT TIDAK MENULAR
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT Lilis Munfaidatin, AMK. Sundari. A.Md.Kep.
P2DBD: Imam Subowo, AMK. KESEHATAN KERJA VCT-IMS
P2TB: Gaguk Hariyanto, AMK. Lilis Munfaidatin, AMK. Linda Susiana, SKM., SST.
P2DIARE: Siti Istiqomah, A.Md. Keb.
GIZI YANG BERSIFAT UKP
P2ISPA: Arif Ika Tatiningtyas, A.Md.Keb.
Is Afifa Dwi Febrianti, A.Md.Gz.
P2KUSTA: Irma Maryawati, A.Md.Kep.
SURVEILANCE: Wiwik Ekowati, S.Kep.Ns. KEFARMASIAN
P2-PTM : Sundari, AMd.Kep Kristantina Wulandari, S.Si. Apt.
LABORATORIUM
Diana Yulis Selistiowati, A.Md.

KOORDINATOR BIDAN KOORDINATOR WILAYAH


PUSKESMAS PEMBANTU KEL. LIRBOYO: Ira Wahyuningtyas, A.Md.Keb. KOORDINATOR
KOORDINATOR PUSLING
PUSTU BANJARMLATI: Wiwik Ekowati, S.Kep.Ns. PONKESDES CAMPUREJO KEL. CAMPUREJO: Sri Hidayati, A.Md.Keb.
PUSTU BANDAR KIDUL: Lilis Munfaidatin, AMK. KEL. TAMANAN: Ratri Hindri Astuti, A.Md.Keb. Gaguk Hariyanto, AMK.
Gambar II.2. SOTK UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri PUSTU LIRBOYO:Vivi Minda S., A.Md.Kep., S.Sos.
Frista Nugrahanti S,
A.Md.Kep. KEL. BANDAR KIDUL: Anjar Nuraini, A.Md.Keb.
PUSTU TAMANAN: Imam Subowo, AMK. KEL. BANJARMLATI: Chriestina Watie, A.Md. Keb.

41
KOMPONEN MANAJEMEN CAKUPAN TINGKAT
NO. PUSKESMAS KEGIATAN KINERJA KETERANGAN
1 Manajemen Umum 8,68 Cukup Baik ≥ 8,5
Manajemen Peralatan dan Sarana Cukup ≥ 5,5 –
2 Prasarana 8,8 Cukup 8,4
3 Manajemen Keuangan 10 Baik Kurang < 5,5
Manajemen Sumber Daya
4 Manusia 10 Baik
Manajemen Pelayanan
5 Kefarmasian 10 Baik
Rata-rata 9,5 Baik
Tabel III.2.
Hasil Pencapaian Kinerja Manajemen UPTD Puskesmas Campurejo
Kota Kediri Tahun 2020

Jadi hasil kinerja kegiatan manajemen puskesmas UPTD


Puskesmas Campurejo Kota Kediri tahun 2020 adalah : 9,5 (
Kinerja Baik).

7. Area Kajian Tiap-Tiap Peminatan


Residensi Kesehatan Lingkungan di UPTD Puskesmas Campurejo
Kota Kediri
a. Pengadaan air bersih
b. PHBS
c. DAM ( Depot Air Minum )
d. Pengelolaan Limbah
e. Persampahan konsep – konsep 3R & TPA
f. Pengelolaan Limbah Industri di Puskesmas
g. PIRT
h. Pengawasan tempat – tempat umum

42
B. Pengkajian
Hasil Analisis SWOT Lokasi Residensi. mengenai Hygiene Sanitasi
Depot Air Minum (DAM) Di Area Program Penyehatan Lingkungan
UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri adalah sebagai berikut :
1. Strength
a. Sebagian besar akses jalan sudah memadai
b. Sebagian besar memiliki sumber air bersih dari air tanah.
c. Sebagian besar Proses pengolahan air minum di depot-depot
air minum isi ulang menggunakan UV dan atau ozonisasi,
bahkan dengan system Reversed Osmosis
d. Sebagian Besar tempat/bangunan DAM memenuhi persyaratan
e. Sebagian besar telah memiliki kendaraan pengirim
gallon air minum yang memenuhi persyaratan,
termasuk wadah gallon yang telah diiisi air minum
langsung dikirimkan pada konsumen tidak lebih dari 24
jam
f. Sebagian besar telah memiliki peralatan DAM yang
memenuhi persyaratan.
2. Weakness
a. Beberapa penjamah belum berperilaku dalam melayani
konsumen belum sesuai dengan standard hygiene dan sanitasi
dasar. ( hand hygiene dll )
b. Penjamah belum rutin memeriksakan Kesehatan secara berkala
minimal 1 tahun sekali.
c. Penjamaah belum menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
rapi
d. Beberapa Operator/ Penanggung jawab/pemilik belum
memiliki sertifikat kursus higien sanitasi DAM.
e. Hasil Sampling kualitas air bersih/ air minum DAM secara
bakteriologis beberapa ditemukan belum sesuai ketentuan.

43
f. Beberapa DAM belum menyediakan tempat sampah yang
tertutup dan fasilitas cuci tangan lengkap.
g. Kemauan dan pentinganya pemeriksaan sampel air bersih/ air
minum oleh pemilik DAM Sebagian belum berkala sesuai
dengan ketentuan.
3. Opportunity
a. Mendapatkan bantuan sampling dan Analisa kualitas air
bersih/ air minum gratis dari DINKES Kota Kediri/ Puskesmas
Campurejo/ Labkesda Kota Kediri.
b. Mendapatkan pengawasan dan penyehatan lingkungan terkait
hygiene dan sanitasi DAM oleh sanitarian Puskesmas
Campurejo rutin terkait salah satu Program Kerja UPTD
Puskesmas Campurejo.
c. Program dan agenda DINKES Kota Kediri/ Puskesmas
Campurejo terkait pelatihan dan penyuluhan gratis Higiene
sanitasi DAM tiap tahun yang disertai sertifikat setelah
mengikuti acara.
d. Sumber air tanah yang bagus dan jernih.
4. Threat
a. Perawatan kebersihan dan efektifitas metode dan perlatan
DAM yang tidak berkala menyebabkan kualitas air bersih/ air
minum yang buruk,
b. Perawatan kebersihan Tempat DAM yang tidak rutin secara
tidak langsung akan mempengaruhi hasil.
a. Kemauan ,pengertian, kesadaran, kemauan melakukan
pengawasan kualitas air bersih Secara berkala sesuai dengan
ketentuan yang berlaku pada pengusaha Depot Air Minum
(DAM) masih belum maksimal,

44
C. Perumusan Masalah

Dari data hasil inspeksi hygiene sanitasi Depot air minum


menggunakan formular sesuai dengan aplikasi E-Monev HSP
Kementerian Kesehatan pada 14 Depot Air Minum ditemukan 3
(21.42%) Depot air minum yang belum memenuhi kriteria. Berikut
Daftar permasalahan yang telah didapatkan dari data Inspeksi
Hygiene Sanitasi Depot Air Minum (DAM) di area program
penyehatan lingkungan UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri
akan ditentukan prioritas masalah menggunakan metode USG
(Urgency, Seriousness and Growth) yaitu sebagai berikut :

Nilai
Total
No Masalah Kriteria RTL
Nilai
U S G

Variabel Tempat yaitu dinding kedap


air, permukaan rata, halus, tidk licin
1 tidak retak, tidak menyerap debu, 4 4 3 11
mudah dibersihkan, serta warna yang
terang dan cerah belum terpenuhi.

Variabel Tempat yaitu pintu atap dan


langit2 harus kuat, anti tikus, mudah
dibersihkan, tidak menyerap debu,
2 4 4 3 11
permukaan rata dan berwarna terang
serta mempunyai ketinggian cukup
belum terpenuhi.

Variabel tempat yaitu terdapat tempat


3 4 4 4 12
sampah yang tertutup belum terpenuhi

4 Variabel tempat yaitu terdapat tempat 4 4 4 12

45
tempat cuci tangan yang dilengkapi air
mengalir dan sabun belum terpenuhi

Variabel Peralatan yaitu Melakukan


system pencucian terbalik (back
5 5 5 5 15
washing) secara berkala mengganti
tabung microfilter belum terpenuhi

Terdapat peralatan sterilisasi, berupa


UV dan atau Ozonisasi dan atau
6 peralatan desinfeksi lainnya yang 5 5 5 15
berfungsi dan digunakan secara benar
belum terpenuhi

Variabel Penjamah yaitu berperilaku


7 hygiene dan sanitasi setiap melayani 4 4 4 12
konsumen belum terpenuhi

Variabel Penjamah yaitu selalu


mencuci tangan dengan sabun dan air
8 4 4 4 12
mengalir setiap melayani konsumen
belum terpenuhi

Variabel Penjamah yaitu


9 menggunakan pakaian kerja yang 3 3 3 9
bersih dan rapi belum terpenuhi

Variabel Penjamah yaitu melakukan


pemeriksaan Kesehatan berkala
10 4 3 4 11
minimal 1 (satu) kali dalam setahun
belum terpenuhi

Variabel Penjamah yaitu


11 Operator/PJ/Pemilik memiliki 5 4 4 13
sertifikat telah mengikuti kursus

46
hygiene sanitasi Depot Air
Minum(DAM) belum terpenuhi

Variabel Air Baku & Air Minum yaitu


Bahan baku air memenuhi persyaratan
12 5 5 5 15
fisik, mikrobiologi dan kimia standart
belum terpenuhi

Variabel Air Baku & Air Minum yaitu


13 Ada Bukti Tertulis/Sertifikat Sumber 5 4 4 13
air belum terpenuhi

Variabel Air Baku & Air Minum yaitu


Kualitas Air Minum yang dihasilkan
memenuhi persyaratan fisik,
14 mikrobiologi dan kimia standart yang 5 5 5 15
sesuai dengan standart baku mutu atau
persyaratan kualitas air minum belum
terpenuhi
Tabel III.3.
Daftar Permasalahan Yang Telah Didapatkan Dari Data
Inspeksi Hygiene Sanitasi Depot Air Minum (DAM) Di Area
Program Penyehatan Lingkungan UPTD Puskesmas
Campurejo Kota Kediri Dengan Metode USG
Keterangan :
a. 5 : Sangat Besar
b. 4 : Besar
c. 3 : Sedang
d. 2 : Kecil
e. 1 : Sangat Kecil

47
Dari tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa prioritas
masalah adalah sebagai berikut :

Masalah No Prioritas Total Nilai

Masalah No Urut 5, 1 15
6, 12 & 14

Masalah No Urut 11 2 13
& 13

Masalah No Urut 3, 3 12
4, 7 & 8

Masalah No Urut 1, 4 11
2 & 10

Masalah No Urut 9 5 9
Tabel III.4.
Prioritas Masalah Dari Data Inspeksi Hygiene Sanitasi Depot
Air Minum (DAM) Di Area Program Penyehatan Lingkungan
UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri
D. Prioritas Masalah

Penentuan akar penyebab masalah agar lebih mudah untuk


dipahami, dapat digambarkan dengan menggunakan diagram
fishbone. Diagram fishbone untuk mencari akar penyebab masalah
Hygiene Sanitasi Depot Air Minum (DAM) di area program
penyehatan lingkungan UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri)
dapat dilihat pada gambar berikut ini :

48
Gambar III.1.
Fishbone Dari Data Inspeksi Hygiene Sanitasi Depot Air
Minum (DAM) Di Area Program Penyehatan Lingkungan
UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri

Dari gambar fishbone diatas yang menjadi akar penyebab masalah dari 14 Depot
air minum isi ulang yang ada di area program pengawasan penyehatan lingkungan
hygiene sanitasi DAM oleh Sanitarian UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri
adalah 21.42 % Belum memenuhi syarat.

49
E. Daftar Rencana Intervensi
No Kegiatan Intervensi Keterangan
1. Inspeksi Kesehatan lingkungan ulang ke Sudah dilaksanakan
3 DAM yang ditemukan hasil pada tanggal 16 – 17
pemeriksaan sampel air bersih/ minum November 2021
yang belum memenuhi persyaratan. didampingi oleh
Sanitarian dan
petugas sampling
Labkesda Kota Kediri
2. Pemeriksaan dan sampling ulang air Sudah dilaksanakan
bersih/ air minum pada DAM yang pada tanggal 16 – 17
ditemukan hasil pemeriksaan sampel air November 2021
bersih/ minum yang belum memenuhi didampingi oleh
persyaratan Sanitarian dan petugas
sampling Labkesda
Kota Kediri dan
menunggu hasil
Analisa lab kualitas air
bersih/ air minum oleh
Labkesda Kota Kediri
3. Penyuluhan langsung ke petugas Sudah dilaksanakan
penjamah yang ditemukan hasil pada tanggal 16 – 17
pemeriksaan sampel air bersih/ minum November 2021
terkait hygiene dan sanitasi DAM didampingi oleh
Sanitarian
4. Rencana Penyuluhan hygiene sanitasi Menunggu konfirmasi
DAM berkolaborasi dengan Sanitarian dan kesiapan serta
Puskesmas Campurejo, Divisi/ Bagian kondisi apakah bisa
Kesehatan Lingkunga Dinas Kesehatan dilaksanakan?
Kota Kediri dan Labkesda Kota Kediri

50
pada 14 Penanggungjawab/Pemilik
DAM di Area Pengawasan Penyahatan
Lingkungan Sanitarian UPTD
Puskesmas Campurejo Kota Kediri.
5. Pembuatan Leaflet untuk program Contoh Leaflet
penyuluhan kesehatan lingkungan terkait terlampir
: Higiene Sanitasi Depot Air Minum
untuk DAM di area pengawasan
penyehatan lingkungan sanitarian UPTD
Puskesmas Campurejo Kota Kediri
Tabel III.5.
Daftar Rencana Intervensi Dari Data Inspeksi Hygiene
Sanitasi Depot Air Minum (DAM) Di Area Program
Penyehatan Lingkungan UPTD Puskesmas Campurejo Kota
Kediri

F. Implementasi
Dari Daftar Rencana intervensi kegiatan residensi dibuat
implementasi kegiatan yaitu :
No Kegiatan Jadwal Kegiatan Hasil Kegiatan
1. Inspeksi Kesehatan 16-17 November Dari hasil inspeksi
lingkungan ulang ke 3 2021 hygiene sanitasi DAM
DAM yang ditemukan ulang ditemukan
hasil pemeriksaan beberapa syarat yang
sampel air bersih/ belum terpenuhi seperti :
minum yang belum a. Variabel Penjamah/
memenuhi Operator DAM
persyaratan belum Memenuhi
persyaratan seperti
perilaku hygiene
sanitasi dalam

51
melayani konsumen
belum
terlaksana,belum
menggunakan
pakaian kerja yang
rapi, belum
memiliki sertifikat
pelatihan dasar
hygiene sanitasi
DAM serta belum
rutin memeriksakan
Kesehatan berkala
sesuai dengan
ketentuan.
b. Variabel Tempat
beberapa belum
terpenuhi seperti
kebersihan dinding,
langit langit belum
terjaga, fasilitas cuci
tangan lengkap
belum tersedia,
fasilitas tempat
sampah tertutup
belum tersedia
c. Variabel Peralatan,
belum dilaksanakan
maksimal pencucian
balik secara berkala
tabung microfilter

52
2. Pemeriksaan dan 16-17 November Bersama petugas
sampling ulang air 2021 sampling dari Lab Kesda
bersih/ air minum melakuka sampling
pada DAM yang ulang air minum yang
ditemukan hasil dihasilkan oleh 3 Depot
pemeriksaan sampel Air Minum Isi Ulang dan
air bersih/ minum hasil Analisa
yang belum laboratoriumnya masih
memenuhi belum jadi
persyaratan
3. Penyuluhan langsung 16-17 November Bersama petugas
ke petugas penjamah 2021 sanitarian UPTD
yang ditemukan hasil Puskesmas Campurejo
pemeriksaan sampel Kota Kediri melakukan
air bersih/ minum penyuluhan langsung ke
terkait hygiene dan 3 Tempat DAM dan
sanitasi DAM memberikan Lembar
RTL untuk segera
ditindak lanjuti pada saat
kegiatan terkait Hygiene
Sanitasi DAM
4. Rencana Penyuluhan Belum -
hygiene sanitasi DAM mendapatkan
berkolaborasi dengan kepastian jadwal
Sanitarian Puskesmas kegiatan
Campurejo, Divisi/ dikarenakan
Bagian Kesehatan kepadatan acara
Lingkunga Dinas puskesmas pada
Kesehatan Kota akhir tahun 2021

53
Kediri dan Labkesda
Kota Kediri
5. Pembuatan Leaflet 3 Desember Leaflet akan diserahkan
untuk program 2021 ke 14 Depot Air Minum
penyuluhan kesehatan Di Area Program
lingkungan terkait : pengawasan penyehatan
Higiene Sanitasi lingkungan/ inspeksi
Depot Air Minum hygiene sanitasi DAM
untuk DAM di area Sanitarian UPTD
pengawasan Puskesmas Campurejo,
penyehatan dan sebagai bahan materi
lingkungan sanitarian penyuluhan Sanitarian
UPTD Puskesmas UPTD Puskesmas
Campurejo Kota Campurejo pada saat
Kediri Inspeksi Keehatan
Lingkungan
Tabel III.6.
Implementasi Dari Data Inspeksi Hygiene Sanitasi Depot
Air Minum (DAM) Di Area Program Penyehatan Lingkungan
UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri

54
G. Evaluasi
Evaluasi dari hasil kegiatan residensi di UPTD Puskesmas
Campurejo Kota Kediri untuk peminatan kesehatan lingkungan
mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat IIK STRADA
Indonesia, dengan mengambil tema hygiene sanitasi Depot air minum isi
ulang adalah : bahwa Hygiene Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang di
area program pengawasan penyehatan lingkungan sanitarian UPTD
Puskesmas Campurejo Kota Kediri telah berjalan dengan baik, namun
dari hasil inspeksi ulang dan hasil laboratorium kualitas air minum yang
dihasilkan dari 14 Depot air minum yang ada 21.42% masih belum
memenuhi persyaratan.

55
BAB IV
KESIMPULAN

A. Kesimpulan

1. Terdapat 14 Depot Air Minum Isi Ulang yang letaknya menyebar di area kerja
UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri.
2. Identifikasi masalah berdasarkan data sekunder, ditemukan bahwa terdapat 3
Dari 14 Depot Air Minum Isi Ulang yang laporan hasil Analisa sampling air
minum yang dihasilkan belum memenuhi persyaratan yaitu kualitas
mikrobiologinya belum memenuhi standart Peraturan Menteri Kesehatan RI
No. 43 Tahun 2014 tentang Higiene & Sanitasi Depot Air Minum, masih
terdapat kandungan bakteri e coli.
3. Inspeksi Kesehatan lingkungan ulang terkait hygiene sanitasi DAM dilakukan
pada 3 Depot air minum di area kerja UPTD Puskesmas Campurejo Kota
Kediri yang memiliki hasil Analisa sampling air yang belum memenuhi syarat
dengan metode USG adalah :
a. Priorotas 1
 Variabel Peralatan yaitu Melakukan system pencucian terbalik
(back washing) secara berkala mengganti tabung microfilter belum
terpenuhi
 Terdapat peralatan sterilisasi, berupa UV dan atau Ozonisasi dan
atau peralatan desinfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan
secara benar belum terpenuhi
 Variabel Air Baku & Air Minum yaitu Bahan baku air memenuhi
persyaratan fisik, mikrobiologi dan kimia standart belum terpenuhi
 Variabel Air Baku & Air Minum yaitu Kualitas Air Minum yang
dihasilkan memenuhi persyaratan fisik, mikrobiologi dan kimia
standart yang sesuai dengan standart baku mutu atau persyaratan
kualitas air minum belum terpenuhi

56
 Variabel Penjamah yaitu Operator/PJ/Pemilik memiliki sertifikat
telah mengikuti kursus hygiene sanitasi Depot Air Minum(DAM)
belum terpenuhi
b. Prioritas 2
 Variabel Penjamah yaitu Operator/PJ/Pemilik memiliki sertifikat
telah mengikuti kursus
 Variabel Air Baku & Air Minum yaitu Ada Bukti Tertulis/Sertifikat
Sumber air belum terpenuhi
c. Prioritas 3
 Variabel tempat yaitu terdapat tempat sampah yang tertutup belum
terpenuhi
 Variabel tempat yaitu terdapat tempat tempat cuci tangan yang
dilengkapi air mengalir dan sabun belum terpenuhi
 Variabel Penjamah yaitu berperilaku hygiene dan sanitasi setiap
melayani konsumen belum terpenuhi
 Variabel Penjamah yaitu selalu mencuci tangan dengan sabun dan
air mengalir setiap melayani konsumen belum terpenuhi
Sedangkan, analisis akar penyebab masalah dilakukan dengan metode
fishbone.
4. Berdasarkan identifikasi akar masalah yang telah ditemukan, maka disusun
alternatif solusi diantaranya melakukan penyuluhan langsung kepada
penjamaah terkait hygiene sanitasi depot air minum mulai dari bariabel
tempat, peralatan, pejamah, kualitas air yang sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 43 Tahun 2014 tentang Higiene & Sanitasi Depot Air
Minum.
5. Intervensi yang dilakukan dilakukan untuk mengatasi masalah adalah
pemeriksaan ulang sampel air minum, penyuluhan langsung kepada
penjamah/ operator DAM dan pemberian leaflet terkait Hygiene Sanitasi
DAM.

57
6. Kegiatan Inspeksi Kesehatan Lingkungan Ulang, Pengambilan Sampel Air
Minum, penyuluhan langsung kepada penjamaah/Operator DAM, serta
pemberian saran langsung berupa dokumen RTL tertulis untuk segera
dipenuhi kekurangan terkait Hygiene Sanitasi DAM. Pembuatan leaflet
dengan tema Hygiene Sanitasi DAM untuk dibagikan ke 14 DAM diarea kerja
UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri.. Keseluruhan kegiatan tersebut
telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

B. Saran

1. Untuk Depot Air Minum


a. Agar melakukan pemeriksaan kualitas air baku dan air minum yang
dihasilkan secara berkala sesuai dengan ketentuan
b. Agar aktif mengikuti kegiatan pengembangan pengetahuan berupa
penyuluhan, diklat terkait hygiene sanitasi DAM baik yang diadakan
rutin oleh Puskesmas Campurejo dan Dinas Kesehatan Kota Kediri,
sehingga sertifikat didapat setelah kegiatan dapat diimplementasikan
dan ditempelkan di area kerja sebagai salah satu faktor yang menarik
konsumen untuk melakukan pembelian air minum isi ulang.
c. Agar aktif melakukan kroscek seluruh variable penilaian terkait
Hygiene Sanitasi DAM secara berkala di area kerja, agar pada saat
inspeksi rutin dari sanitarian UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri
didapatkan hasil yang sesuai standart peraturan yang berlaku.

2. Untuk Sanitarian UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri

Agar melakukan pengawasan penyehatan lingkungan berupa kegiatan


pengambilan sampling berkala tidak hanya pada air minum yang dihasilkan
DAM, Namun juga pada air bersih baku yang akan diproses menjadi air
minum juga dilakukan pengambilan sampel dan pemeriksaan Analisa
laboratorium.

58
DAFTAR PUSTAKA

Undang – Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

Depkes RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan


Penyehatan Lingkungan . 2007 . Revisi Buku Pedoman
Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa
(Pedoman Epidemiologi Penyakit). Jakarta : Depkes RI.

UNICEF. 2012. Ringkasan Kajian Air Bersih, Sanitasi, dan


Kebersihan. Dari:
http://www.unicef.org/indonesia/id/A8B_Ringkasan_Kajian_
Air_Bersih. pdf

Haryoto Kusnoputranto. 2011. Kesehatan Lingkungan.


Jakarta : Universitas Indonesia

Data Riset Kesehatan Dasar. 2010. Laporan


Tahunan. Dari :
http://dinkeskotapadang1.wordpress.com/laporan-tahunan/

Laporan Klinik Sanitasi Puskesmas Campurejo Kota Kediri Tahun


2020

Waspola Facility. 2012. Panduan Pengolahan Data Air Minum &


Penyehatan Lingkungan Di Daerah. Jakarta : Wapola Facility

Soekijo Notoatmodjo. 2010 . Metodologi Penelitian Kesehatan.


Jakarta : Rineka Cipta

Apriliana,E.,Ramadhian,M.R.,Gapila, M. (2014). Bacteriological


quality of refill drinking water at refill drinking water depots
in Bandar Lampung.

BBPOM, 2004, Materi Pelatihan Penyuluhan Keamanan Pangan,


Buku II. Surabaya. BBPOM.

59
Depkes RI, 2006. Kemenkes RI. Pedoman Pelaksanaan
Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum, Dirjen
Penyehatan Lingkungan, Jakarta.

Dep. Kes. RI, 1998. Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Higiene


Sanitasi Depot Air Minum, Direktorat Penyehatan
Lingkungan. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan, Depkes, Jakarta.

Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010.


Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Depkes RI,
Jakarta.

Permenkes RI No.43. Tahun 2010 Tentang Higiene Sanitasi Depot


Air Minum. Depkes RI, Jakarta.

Permenkes RI No.32. Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu


Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua,
Dan Pemandian Umum. Depkes RI, Jakarta

Keputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan Republik


Indonesia Nomor. 651/MPP/Kep/10/2004 Tentang
Persyaratan Teknis Depot Air Minum Dan Perdagangannya.

60
Lampiran 1.

Dokumentasi Foto Inspeksi Kesehatan Lingkungan : “Higiene


Sanitasi Depot Air Minum (DAM ) Di Area Pengawasan
Penyehatan Lingkungan Sanitarian
UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri”.

61
62
Lampiran 2.

Dokumentasi Foto Hasil Pemeriksaan Laboratorium Depot Air


Minum (DAM ) Di Area Pengawasan Penyehatan Lingkungan
Sanitarian UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri”.

DAM Al Misykat

63
DAM Ghozaqua

64
DAM Maya

65
Lampiran 3.

Dokumentasi Foto Formulir Hasil Inspeksi Ulang Inspeksi


Kesehatan Lingkungan : “Higiene Sanitasi Depot Air Minum (DAM
) Di Area Pengawasan Penyehatan Lingkungan Sanitarian UPTD
Puskesmas Campurejo Kota Kediri”.

66
DAM Maya

67
68
DAM Ghozagua

69
70
DAM AL-Misykat

71
Lampiran 4.

Dokumentasi Foto Formulir Hasil RTL Inspeksi Kesehatan


Lingkungan : “Higiene Sanitasi Depot Air Minum (DAM ) Di Area
Pengawasan Penyehatan Lingkungan Sanitarian UPTD Puskesmas
Campurejo Kota Kediri”.

72
73
74
Lampiran 5.

Contoh Design Leaflet Untuk Penyuluhan Penyehatan Lingkungan


Higiene Sanitasi Depot Air Minum UPTD Puskesmas Campurejo
Kota Kediri”.

75
Lampiran 6.

Daftar Absensi Kegiatan Pengambilan Data Awal Kegiatan


Residensi di UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri”.

76
77
78
79
80
81

Anda mungkin juga menyukai