Disusun Oleh:
PROGRAM PASCASARJANA
PRORGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT
ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA
TAHUN 2021
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
dengan baik.
dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu Peneliti mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. dr. H. Sentot Imam Suprapto, MM., selaku Rektor Institut Ilmu
2. dr. Fauzan Adima, M.Kes, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri
iv
6. Dr. Katmini, S,Kep.,NS.,M.Kes selaku pembimbing yang telah
Kesehatan Masyarakat.
7. Bapak dan Ibu karyawan UTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri yang
kegiatan reidensi.
tak henti-hentinya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan dan berkah Nya.
Harapan dari mahasiswa semoga laporan kegiatan residensi ini berguna bagi
Penulis menyadari bahwa laporan kegiatan residensi ini jauh dari sempurna.
Untuk itu kritik dan saran sangat peneliti harapkan demi kesempurnaan Proposal
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI.................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... x
vi
F. Implementasi .............................................................................. 51
G. Evaluasi ...................................................................................... 55
BAB III KESIMPULAN ............................................................................... 56
A. Kesimpulan ................................................................................. 56
B. Saran ........................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 59
LAMPIRAN..................................................................................................... 61
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel III.1 : Data Sumber Daya Kesehatan di UPTD PKM Campurejo
Kota Kediri Tahun 2020.. .................................................. 37
Tabel III.4 : Prioritas Masalah Yang Telah Didapatkan Dari Data Inspeksi
Hygiene Sanitasi DAM Di Area Pengawasan Penyehatan
Lingkungan Sanitarian UPTD PKM Campurejo Kota
Kediri ................................................................................. 48
Tabel III.6. : Implementasi Dari Data Inspeksi Hygiene Sanitasi Depot Air
Minum (DAM) Di Area Program Penyehatan Lingkungan
UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri ...................... 54
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Kota Kediri”.
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
11
2. Penyehatan Makanan dan Minuman
Melakukan monitoring/ Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) Tempat
Pengelolaan Makanan (TPM) dengan sasaran:
a. Jasa Boga / Katering
b. Rumah Makan / Restoran
c. DAM (Depot Air Minum)
d. Kantin / sentra makanan jajanan
e. Makanan Jajanan
3. Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar
Melakukan monitoring/ Inspeksi Sanitasi/Inspeksi Kesehatan
Lingkungan (IS/IKL) rumah yang terindikasi tidak memenuhi syarat
kesehatan wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu.
4. Pembinaan Tempat-Tempat Umum (TTU)
Melakukan monitoring /Inspeksi Sanitasi dan pembinaan yang meliputi
rekomendasi teknis dll terhadap penanggung jawab dan petugas. TTU
Prioritas (Puskesmas, SD, SLTP) di wilayah kerja Puskesmas pada kurun
waktu tertentu.
5. Yankesling (Klinik Sanitasi)
Pelayanan berupa Konseling Sanitasi yang diberikan kepada
pasien/penderita Penyakit yang Berbasis Lingkungan (PBL), yaitu ISPA,
TBC, DBD, Malaria, Chikungunya, Flu burung, Filariasis, Diare,
Kecacingan, Kulit, keracunan makanan dan peptisida di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu tertentu
6. STBM (Santasi Total Berbasis Masyarakat)
STBM merupakan suatu upaya kesehatan berbasis masyarakat yang
meliputi 5 pilar yaitu :
a. Stop Buang Air Besar Sembarangan
b. Cuci Tagan Pakai Sabun (CTPS)
c. Pengolahan makanan dan minuman
d. Pengelolaan sampah
e. Pengelolaan air limbah
12
Berdasarkan pengamatan pendahuluan dan hasil dokumentasi data
terkait monitoring/ Inspeksi Kesehatan Lingkungan /IKL terhadap Sarana Air
Bersih (SAB) / Sarana Air Minum (SAM) yaitu pada Depot Air Minum pada
wilayah kerja penyehatan lingkungan UPTD Puskesmas Campurejo Kota
Kediri:
1. Terdapat 14 Depot Air Minum yang sebagian besar menggunakan
sumber air bersih dari sumber air tanah.
2. Harganya murah dan terdapat layanan antar sehinga tidak perlu membeli
langsung ke depot meskipun higiene dan sanitasi depot air minum isi
ulang tersebut masih diragukan.
3. Karena depot-depot yang jumlahnya cukup banyak dan sangat rawan
kecelakaan karena faktor lokasi, dan pewadahan (pengemasan) yang
dilakukan secara terbuka dengan menggunakan wadah botol galon
plastik air minum kemasan isi ulang
4. Kurangnya pengetahuan pengelola tentang higiene sanitasi depot,
khususnya pengertian, kesadaran, kemauan melakukan pengawasan
kualitas air bersih Secara berkala sesuai dengan ketentuan yang berlaku
pada pengusaha Depot Air Minum (DAM) masih sangat rendah.
5. Rata-rata beberapa lokasi depot air minum isi ulang letaknya dengan
jalan raya, lingkungan sekitaran depot banyak bertebaran debu, dan
karyawan pengelolaan tidak menggunakan pakaian kerja dan tidak
memiliki tutup kepala.
6. Sebagian Belum tersedia sarana cuci tangan yang lengkap dan tempat
sampah yang tertutup
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan laporan residensi peminatan Kesehatan lingkungan di UPTD
Puskesmas Campurejo Kota Kediri tentang “Higiene Sanitasi Depot Air
Minum (DAM) Di Area Kerja Penyehatan Lingkungan UPTF Puskesmas
Campurejo Kota Kediri”.
13
B. TUJUAN PENELITIAN
1. Umum :
2. Khusus :
a. Untuk mengetahui aspek higiene sanitasi variabel tempat depot air
minum isi ulang meliputi : lokasi, bangunan, lantai, dinding,
langit- langit, ventilasi, pencahayaan, dan kelembaban.
b. Untuk mengetahui aspek higiene sanitasi peralatan produksi depot
air minum isi ulang.
c. Untuk mengetahui aspek higiene sanitasi sumber air baku depot
air minum isi ulang.
d. Untuk mengetahui aspek higiene sanitasi higiene karyawan
(penjamah) depot air minum isi ulang.
C. RUMUSAN MASALAH
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Inspeksi Sanitasi
B. Air Bersih
15
diminum apabila setelah dimasak terlebih dahulu, hal ini dinamakan
air bersih dan sehat. 8
Penyediaan air bersih merupakan salah satu upaya untuk
memperbaiki derajat kesehatan masyarakat sebagai mana dijelaskan
dalam UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Dinyatakan bahwa
kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan
lingkungan yang sehat, yaitu keadaan yang bebas dari resiko yang
membahayakan kesehatan hidup manusia.
Sedangkan kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air,
yakni pengamatan dan penetapan kualitas air untuk berbagai
kebutuhan dan kehidupan manusia. Dengan demikian seharusnya air
minum yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari selain
memenuhi atau mencukupi dalam arti kuantitas juga harus
memenuhi kualitas yang telah diterapkan.
Pentingnya air berkualitas baik perlu disediakan untuk
memenuhi kebutuhan dasar terutama didasarkan atas kenyataan akan
adanya penyebaran penyakit menular serta mikrobiologis dan
biologis. 8
16
C. Syarat-Syarat Sarana Air Bersih
17
Cara yang mudah untuk mengetahui tingkat pencemaran
dari air tersebut adalah dengan menghitung jumlah bakteri dari
golongan Coli atau lebih specific lagi adalah Escherichia coli.
Escherichia coli dijadikan standar karena bakteri ini selalu
terdapat pada tinja manusia karena hidup pada saluran
pencemaran manusia, tinja merupakan media penyebaran
beberapa jenis bakteri pathogen terutama bila tinja berasal
carier penyakit tertentu dan E.coli paling tahan terhadap
pemanasan biasa.
18
(fissure water) yang terdapat diretakan-retakan batuan didalam
tanah. Jenis ini dapat dimanfaatkan manusia untuk keperluan
sehari-hari sebagai air bersih dengan cara membuat sumur
(baik sumur dangkal maupun sumur dalam) atau diambil
dengan pompa air. Di Indonesia, sumber air untuk keperluan
rumah tangga kebanyakan adalah sumur, yaitu kira-kira 45%
(Sukarni, 1994). Agar air sumur memenuhi syarat kesehatan
sebagai air keperluan rumah tangga, maka air sumur harus
dilindungi dari pencemaran.4
E. Sarana Penyediaan Air Bersih
Sarana penyedian air bersih adalah bangunan beserta peralatan
dan perlengkapannya yang menghasilkan, menyediakan dan
mendistribusikan air tersebut kepada masyarakat. Ada berbagai jenis
sarana penyediaan air bersih yang digunakan masyarakat untuk
menampung atau untuk mendapatkan air bagi kebutuhan sehari-hari.
Air yang diperoleh melalui sarana-sarana tersebut sebenarnya
berasal dari tiga sumber air yang ada di alam, yaitu air permukaan,
air tanah, dan air hujan.
Sarana air bersih yang sering digunakan untuk keperluan hidup
sehari- hari antara lain :
1. Sumur Gali (SGL)
Sumur gali adalah merupakan sarana penyediaan air
bersih yang mudah dijumpai di masyarakat karena merupakan
sarana air bersih yang mudah sekali dalam pembuatannya,
walaupun demikian sumur gali harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
a. Jaraknya paling sedikit 10 meter dari sumber pencemaran
(TPS, tempat penampungan tinja, tempat tergenangnya
air kotoran)
b. Dinding sumur sedalam 3 meter dari permukaan tanah
harus di tembok atau kedap air.
19
c. Harus ada saluran pembuangan air limbah.
d. Lantai harus kedap air dengan radius 1 meter dari dinding sumur
e. Mempunyai dinding sumur setinggi ± 80 cm
f. Tali dan timba tidak terletak di lantai
2. Penampungan Air Hujan (PAH)
Penampungan air hujan (PAH) adalah sarana penyediaan
air bersih yang digunakan untuk menampung air hujan sebagai
persediaan air bersih dan pengadaan air bersih.
3. Sumur Pompa
Sumur pompa adalah sarana penyediaan air bersih yang
digunakan untuk menaikkan air dari sumur dengan
menggunakan pompa air, baik itu pompa tangan maupun
pompa listrik. Ada beberapa jenis sumur pompa,antara lain :
a. Sumur pompa tangan dangkal (SPTDK) yaitu sumur
yang dilengkapi dengan pompa tangan, kedalaman
sumur 7 meter.
b. Sumur pompa tangan yaitu sumur yang dilengkapi
dengan pompa tangan, kedalaman sumur 7-20 meter .
c. Sumur pompa tangan dalam yaitu sumur yang
dilengkapi dengan pompa, dengan kedalaman sumur
20-30 meter.
d. Sumur Pompa Listrik
Sumur pompa listrik adalah sarana penyediaan air
bersih yang untuk menaikkan air dari sumur dengan
menggunakan pompa air listrik.
4. PDAM
PDAM adalah sarana penyediaan air bersih yang
menggunakan jaringan pipa
5. Sumber Air Depot Air Minum Isi Ulang
Air minum isi ulang sumber air baku depot air minum isi
ulang dapat berasal dari air tanah, mata air/artesis, atau PDAM.
20
Sumber ini menentukan peralatannya. Bila berasal dari air tanah,
prosesnya meliputi filtrasi menjadi air bersih (sesuai standar), lalu
filtrasi menajdi air minum (Rinawati,2003).
21
G. Penyakit-Penyakit yang Ditularkan Oleh Air
Air sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia, yang
berarti besar sekali peranannya dalam kesehatan manusia. Beberapa
hal yang menunjukkan adanya hubungan air dengan kesehatan
adalah sebagai berikut :
1. Adanya phatogenic organisme di dalam air
Organisme ini dapat menyebabkan penyakit atau gangguan
kesehatan (Sutrisno,dkk 2006). Beberapa contoh diantaranya
yaitu :
a. Bakteri
• Virus kolera, penyebab penyakit kolera. Penularan melalui
air, makanan dan oleh lalat.
• Salmonella typhi, penyebab penyakit demam thyphoid.
Penularan melalui air, makanan.
• Sighella dysentriae, penyebab penyakit disentri basiler.
Penularan melalui air dengan cara fokal oral. Juga melalui
kontak dengan susu, makanan dengan bantuan lalat.
• Salmonella paratyphi, penyebab penyakit demam para
thypoid. Penularan melalui air, juga dengan fokal oral.
b. Protozoa
• Entoniseba histolytica, penyebab penyakit disentri amuba.
Penularan melalui air, juga melalui makanan dengan
bantuan lalat.
c. Virus
• Penyebab penyakit hepatitis infektiosa. Penularan melalui
air, susu, makanan (termasuk kerang dan kepiting).
2. Adanya non phatogenic organisme
Beberapa non-phatogenic organisme yang hidup dalam air
akan menimbulkan gangguan dan kerugian bagi manusia,
diantaranya adalah :
22
a. Actinomycetes,terdapat di dalam air yang kotor, dan dalam
sistem distribusi air. Menyebabkan timbulnya rasa dan bau yang
tidak diharapkan. Merupakan problem setempat, dan sporanya
dapat menembus saringan air.
b. Algae, terdapat di dalam genangan air kotor. Menyebabkan
timbulnya rasa bau yang tidak diharapkan. Adanya algae
dipengaruhi oleh musim, dalam jumlah yang berkelebihan dapat
menghambat pekerjaan filter pada sistem penyaringan air.
c. Escherichia coli, terutama terdapat di air permukaan, dan air
yang sudah tercemar oleh kotoran manusia. Bakteri e.coli ini
dalam sistem air minum digunakan sebagai indikator (petunjuk)
untuk mengetahui apakah air telah tercemar oleh tinja manusia
atau kotoran hewan.
d. Fecal streptococci, bakteri ini terdapat dalam air yang tercemar
oleh kotoran manusia dan kotoran hewan.
e. Iron bacteria (bakteri besi), terdapat di dalam air tanah dan air
permukaan yang mengandung besi. Menimbulkan warna yang
berlendir, menyebabkan cloging pada pipa saringan di dalam
sumur. Kadar besi : 0,1-0,2 mg/l air dapat merangsang
pertumbuhan bakteri besi.
f. Free living rooms (cacing yang hduo bebs), kira-kira ada 7
spesies dari cacing nematoda ini ditemukan di dalam air yang
telah diolah. Akibat yang ditimbulan oleh cacing ini ialah :
adanya bau dan pandangan yang menjijikkan, sehingga air
tersebut ditolak oleh konsumen. Dapat menembus saringan
pasir lambat (SPL). Resisten terhadap chlorine atau sisa chlor
dengan dosis biasa.
23
H. Pengertian Depot Air Minum Isi Ulang
Depot air minum isi ulang (DAMIU) adalah usaha yang
melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dalam
bentuk curah dan menjual langsung kepada konsumen (Permenkes
RI No 43 Tahun 2014). Proses pengolahan air pada prinsipnya harus
mampu menghilangkan semua jenis polutan, baik fisik, kimia
maupun mikrobiologi.
Depot air minum isi ulang harus menjamin standar baku mutu
atau persyaratan kualitas air minum sesuai ketentuan peraturan
perundang- undangan serta memenuhi persyaratan higiene sanitasi
dalam pengelolaan air minum (Permenkes RI, 2014).
I. Peralatan Depot Air Minum Isi Ulang
Menurut Purba (2011) Alat yang digunakan untuk mengolah
air baku menjadi air minum pada depot air minum isi ulang adalah :
1. Storage Tank
Storage tank berguna sebagai penampungan air baku yang dapat
menampung air sebanyak 3000 liter.
2. Stainless Water Pump
Stainless Water Pump berguna sebagai pemompa air baku dari tempat
storage tank kedalam tabung filter.
3. Tabung Filter
Tabung Filter mempunyai 3 (tiga) fungsi, yaitu :
a. Tabung yang pertama adalah active sand media filter untuk
menyaring partikel – partikel yang kasar dengan bahan dari pasir
atau jenis lain yang efektif dengan fungsi yang sama.
b. Tabung yang kedua adalah anthracite filter yang berfungsi untuk
menghilangkan kekeruhan dengan hasil yang maksimal dan
efisien.
c. Tabung yang ketiga adalah granular active carbon media filter
merupakan karbon filter yang berfungsi sebagai penyerap debu,
rasa, warna, sisa khlor dan bahan organik.
24
4. Mikro Filter
Mikro Filter merupakan saringan yang terbuat dari polyprophylene
yang berfungsi untuk menyaring partikel air dengan diameter 10
mikron, 5 mikron, 1 mikron dan 0,4 mikron dengan maksud untuk
memenuhi persyaratan air minum.
5. Flow Meter
Flow Meter digunakan untuk mengukur air yang mengalir kedalam
galon isi ulang.
6. Lampu ultraviolet dan ozon
Lampu ultraviolet dan ozon berguna sebagai desinfeksi pada air yang
telah diolah.
7. Galon Isi Ulang
Galon isi ulang berfungsi sebagai wadah atau tempat untuk
menampung atau menyimpan air minum didalamnya. Pengisian wadah
dilakukan dengan menggunakan alat dan mesin serta dilakukan dalam
tempat pengisian yang higienis (Purba, 2011).
J. Proses Produksi Depot Air Minum Isi Ulang
Menurut Keputusan Menperindag RI Nomor
651/MPP/Kep/l0/2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum
dan Perdagangannya, urutan proses produksi air minum di depot air
minum isi ulang adalah sebagai berikut :
1. Penampungan air baku dan syarat bak penampung
Air baku yang diambil dari sumbernya diangkut dengan
menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung dalam bak atau
tangki penampung (reservoir). Bak penampung harus dibuat dari
bahan tara pangan (food grade), harus bebas dari bahan-bahan yang
dapat mencemari air.Tangki pengangkutan mempunyai persyaratan
yang terdiri atas :
a. Khusus digunakan untuk air minum
b. Mudah dibersihkan serta di desinfektan dan diberi pengaman
25
c. Harus mempunyai manhole
d. Pengisian dan pengeluaran air harus melalui kran
e. Selang dan pompa yang dipakai untuk bongkar muat air baku
harus diberi penutup yang baik, disimpan dengan aman dan
dilindungi dari kemungkinan kontaminasi.
Tangki, galang, pompa dan sambungan harus terbuat dari bahan
tara pangan (food grade), tahan korosi dan bahan kimia yang dapat
mencemari air.Tangki pengangkutan harus dibersihkan, disanitasi
dan desinfeksi bagian luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali.
Air baku harus diambil sampelnya, yang jumlahnya cukup mewakili
untuk diperiksa terhadap standart mutu yang telah ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan.
2. Penyaringan bertahap terdiri dari :
a. Saringan berasal dari pasir atau saringan lain yang efektif dengan
fungsi yang sama. Fungsi saringan pasir adalah menyaring
partikel- partikel yang kasar. Bahan yang dipakai adalah butir-
butir silica (SiO2) minimal 80%.
b. Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau batok
kelapa berfungsi sebagai penyerap bau, rasa, warna, sisa khlor
dan bahan organik. Daya serap terhadap Iodine (I2) minimal
75%.
c. Saringan/Filter lainnya yang berfungsi sebagai saringan halus
berukuran maksimal 10 (sepuluh) micron.
K. Desinfeksi
Desinfeksi dilakukan untuk membunuh kuman pathogen.
Proses desinfeksi dengan menggunakan ozon berlangsung dalam
tangka atau alat pencampur ozon lainnya dengan konsentrasi ozon
minimal 0,1 ppm dan residu ozon sesaat setelah pengisian berkisar
antara 0,06 –0,1 ppm.
26
Tindakan desinfeksi disini selain menggunakan ozon, dapat
dilakukan dengan cara penyinaran Ultraviolet (UV). Desinfeksi
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Pembilasan, Pencucian dan Sterilisasi Wadah
Wadah yang digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan
tara pangan (food grade) dan bersih. Depot Air Minum wajib
memeriksa wadah yang dibawa konsumen dan menolak wadah yang
dianggap tidak layak untuk digunakan sebagai wadah air minum.
Pencucian dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis deterjen
tara pangan dan air bersih, kemudian dibilas dengan menggunakan air
minum/ air produk secukupnya untuk menghilangkan sisa sisa
deterjen yang digunakan pada saat pencucian.
2. Pengisian
Pengisian wadah dilakukan dengan menggunakan alat dan
mesin serta dilakukan dalam tempat pengisian yang layak dan
higienis.
3. Penutupan
Penutupan wadah dapat dilakukan dengan tutup yang dibawa
konsumen atau yang disediakan oleh Depot Air Minum.
L. Proses Desinfeksi pada Depot Air Minum Isi Ulang
Proses pengolahan air minum di depot-depot air minum isi
ulang yang saat ini beredar di masyarakat terdiri dari proses
ozonisasi, proses ultraviolet (UV), dan proses reversed osmosis
(RO).
1. Ozonisasi
Ozon merupakan oksidan kuat yang mampu membunuh bakteri
pathogen, termasuk virus. Keuntungan penggunaan ozon adalah
pipa, peralatan dan kemasan akan ikut disanitasi sehingga produk
yang dihasilkan akan lebih terjamin selama tidak ada kebocoran di
kemasan, ozon merupakan bahan sanitasi air yang efektif disamping
sangat aman (Sembiring, 2008).
27
Proses Ozonasi adalah kandungan oksigen di udara, diambil dan
dilewatkan melalui loncatan arus listrik sehingga secara alami akan
berubah menjadi zat bernama ozon. Ozon ini kemudian disemprotkan
ke dalam air. Segala macam makhluk hidup mikro yang terkandung
dalam air ini tiba-tiba akan berada dalam lingkungan air yang penuh
dengan ozon, sehingga sel-sel mereka menjadi rusak dan mati. Daya
rusak ozon terhadap kandungan makluk hidup mikro dalam air ini
tentunya tergantung dari daya kelarutan ozon dalam air tersebut,
yang tentunya tergantung dari kandungan oksigen dalam air tersebut
karena pada dasarnya ozon hanya, “menempati‟ tempat-tempat
kosong yang seharusnya diisi oksigen karena ozon sendiri cukup
berbahaya bagi tubuh manusia bila masuk ke dalam tubuh, maka
setelah membunuh makluk hidup mikro, dilakukan proses pemberian
sinar ultraviolet kedalam air yang mengalir untuk merusak ozon dan
mengurainya menjadi oksigen kembali yang terlarut dalam air
(Pracoyo, 2004).
2. Ultraviolet (UV)
Salah satu metode pengolahan air adalah dengan penyinaran
sina ultraviolet dengan panjang gelombang pendek yang memiliki
daya inti mikroba yang kuat. Cara kerjanya adalah dengan absorbs
oleh asam nukleat tanpa menyebabkan terjadinya kerusakan pada
permukaan sel. Air dialirkan melalui tabung dengan lampu
ultraviolet berintensitas tinggi, sehingga bakteri terbunuh oleh radiasi
sinar ultraviolet, harus diperhatikan bahwa intensitas lampu ltraviolet
yang dipakai harus cukup, untuk sanitasi air yang efektif diperlukan
intensitas sebesar 30.000 MW sec/cm2 (Mikcro Watt per sentimeter
persegi). Radiasi sinar ultraviolet dapat membunuh semua jenis
mikroba bila intensitas dan waktunya cukup, tidak ada residu atau
hasil samping dari proses penyinaran dengan ultraviolet, namun agar
efektif, lampu UV harus dibersihkansecara teratur dan harus diganti
paling lama satu tahun.
28
Air yang akan disinari dengan UV harus tetap melalui filter
halus dan karbon aktif untuk menghilangkan partikel tersuspensi,
bahan organik, Fe atau Mn jika konsentrasinya cukup tinggi
(Sembiring, 2008).
3. Reversed Osmosis (RO)
Menurut Syafran (dalam Sembiring, 2008) Reversed Osmosis
(RO) adalah suatu proses pemurnian air melalui membran
semipermeabel dengan tekanan tinggi (50-60 psi). Membran
semipermeabel merupakan selaput penyaring skala molekul yang
dapat ditembus oleh molekul air dengan mudah, akan tetapi tidak
dapat atau sulit dilalui oleh molekul lain yang lebih besar dari
molekul air. Membran RO menghasilkan air murni 99,99%.
Diameternya lebih kecil dari 0,0001 mikron (500.000 kali lebih kecil
dari sehelai rambut). Fungsinya adalah untuk menyaring
mikroorganisme seperti bakteri maupun virus. Secara singkat,
analogi proses R.O adalah sebagai berikut : air yang akan disaring
ditekan dengan tekanan tinggi melewati membran semipermeable
sehingga yang menembus hanya air murni sedang kandungan
cemaran yang semakin tinggi kemudian dialirkan keluar atau
dibuang. Inilah istimewanya apa yang disebut sebagai membran
semipermeable, yang secara alami memiliki sifat seolah-olah
menyeragamkan konsentrasi larutan air yang berbeda-beda. Sitem
pengolahan air sangat tergantung pada kualitas air baku yang akan
diolah. Air baku yang buruk, seperti kandungan khlorida dan TDS
yang tinggi, membutuhkan pengolahan dengan sistem RO sehingga
TDS yang tinggi dapat diturunkan atau dihilangkan (Pracoyo, 2004).
M. Persyaratan Pembuatan Depot Air Minum Isi Ulang
Regulasi perdagangan menurut Keputusan Menteri
Perindustrian dan Perdagangan RI No. 651 Tahun 2004 tentang
persyaratan Teknis Depot Air Minum Isi Ulang dan
Perdagangannya, mengatur persyaratan usaha yang meliputi :
29
1. Depot air minum isi ulang wajib memiliki Tanda Daftar Industri
(TDI) dan Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TDUP)
2. Depot air minum isi ulang wajib memiliki Surat Jaminan Pasokan
Air Baku dari PDAM atau perusahaan yang memiliki izin
Pengambilan Air dari Instansi yan berwenang.
3. Depot air minum isi ulang wajib memiliki laporan hasil uji air minum
yang dihasilkan dari laboratorium pemeriksaan kualitas air yang
ditunjuk Pemerintah Kabupaten/Kota atau yang terakreditasi
N. Higiene Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang
Higiene Sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan, faktor
resiko terjadinya kontaminasi yang berasal dari tempat, peralatan dan
penjamah terhadap air minum agar aman dikonsumsi. Higiene
Sanitasi meliputi (Permenkes RI NO. 43 Tahun 2014) yaitu :
1. Lokasi
Lokasi berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan
penularan penyakit.
2. Bangunan
a. Bangunan harus kuat, aman, mudah dibersihkan, dan mudah
pemeliharaannya.
b. Tata ruang usaha depot air minum paling sedikit terdiri dari :
• Ruangan proses pengolahan.
• Ruangan tempat penyimpanan.
• Ruangan tempat pembagian / penyediaan.
• Ruang tunggu pengunjung.
c. Lantai
Lantai depot air minum harus memenuhi syarat sebagai berikut :
• Bahan kedap air.
• Permukaan rata, halus tetapi tidak licin, tidak reta, tidak
menyerap debu dan mudah dibersihkan.
• Kemiringan cukup lantai untuk memudahkan pembersihan.
• Tidak terjadi genangan air.
30
d. Dinding
Dinding depot air minum harus memenuhi syarat sebagai berikut :
• Bahan kedap air.
• Permukaan rata, halus, tidak menyerap debu dan
mudah dibersihkan.
• Warna dinding cerah dan terang.
e. Atap dan Langit- Langit
• Atap dan langit-langit harus kuat.
• Konstruksi atap dibuat anti tikus (rodent proof).
• Mudah Dibersihkan dan tidak menyerap debu.
• Bahan langit-langit mudah dibersihkan dan tidak menyerap
debu.
• Permukaan langit-langit harus rata dan berwarna terang.
• Mempunyai ketinggian yang memungkinkan adanya pertukaran
udara yang cukup atau lebih tinggi ndari ukuran tandon air.
f. Pintu
• Bahan pintu harus kuat dan tahan lama.
• Berwarna terang dan mudah dibersihkan.
• Pintu berfungsi dengan baik.
g. Pencahayaan
• Pencahayaan cukup terang untuk bekerja, tidak menyilaukan dan
tesebar secara merata.
• Ruangan pengolahan dan penyimpanan mendapat penyinaran
cahaya dengan minimal 10 foot candle..
h. Ventilasi
Ventilasi harus dapat memberikan ruang pertukaran/ peredaran
udara dengan baik.
i. Kelembapan
Udara dapat mendukung kenyamanan dalam melakukan pekerjaan/
aktivitas.
31
3. Memiliki Akses Fasilitas Sanitasi Dasar
Depot air minum sedikitnya harus memiliki akses terhadap fasilitas
sanitasi sebagai berikut :
a. Tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan air mengalir dan sabun.
b. Fasilitas sanitasi (jamban dan peturasan).
c. Tempat sampah yang tertutup.
d. Memiliki Saluran pembuangan air limbah yang alirannya lancar
dan tertutup.
4. Sarana Pengolahan Air Minum
a. Alat dan perlengkapan yang dipergunakan untuk pengolahan air
minumharus menggunakan peralatan yang sesuai dengan
persyaratan kesehatan (food grade), antara lain :
• Pipa pengisian air baku
• Tandon air baku
• Pompa penghisap dan penyedot
• Filter
• Mikro Filter
• Wadah/galon air baku atau air minum
• Kran pengisian air minum
• Kran pencucian/ pembilasan wadah/galon
• Kran penghubung (hose)
• Peralatan desinfeksi
b. Bahan sarana tidak boleh terbuat dari bahan yang mengandung
unsur yang dapat larut dalam air, seperti Timah Hitam (Pb),
Tembaga (Cu), Seng (Zn), Cadmium (Cd).
c. Alat dan perlengkapan yang dipergunakan seperti mikro filter dan
alat sterilisasi masih dalam masa pakai (tidak kadaluarsa).
5. Air Baku
a. Air baku adalah yang memenuhi persyaratan air bersih, sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu
32
Kesehatan Lingkungan Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua,
Dan Pemandian Umum
b. Jika menggunakan air baku lain harus dilakukan uji mutu sesuai
dengan kemampuan proses pengolahan yang dapat
menghasilkan air minum.
c. Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan pengambilan
sampel secara periodik.
6. Air Minum
a. Kualitas Air minum yang dihasilkan adalah harus sesuai dengan
standar baku mutu atau persyaratan kualitas air minum sesuai
Peraturan Menteri Kesehatan No. 492/Menkes/Per/IV/2010
tentang persyaratan kualitas Air Minum.
b. Pemeriksaan kuatalitas bakteriologi air minum dilakukan setiap
kali pengisian air baku, pemeriksaan ini dapat menggunakan
metode H2S.
c. Untuk menjamin kualitas air minum dilakukan pengambilan
sampel secara periodik.
7. Pelayanan Konsumen
a. Wadah/ botol galon sebelum dilakukan pengisian harus
dibersihkan dengan cara dibilas terlebih dahulu dengan air
produksi minimal selama 10 (sepuluh) detik.
b. Setiap botol galon yang telah diisi langsung diberi tutup yang
baru dan bersih, dilakukan pengelapan/ pembersihan wadah dari
luar dengan menggunakan kain / lap bersih.
c. Wadah/ botol galon yang telah diisi air harus langsung diberikan
kepada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih
dari 1x24 jam untuk menghindari kemungkinan tercemar.
8. Penjamah Depot Air Minum (DAM)
a. Penjamah DAM sehat dan bebas dari penyakit menular seperti
penyakit bawaan air seperti diare dan lain-lain.
33
b. Penjamah DAM tidak menjadi pembawa kuman penyakit yaitu
carrier terhadap penyakit air seperti hepatitis dan dibuktikan
dengan pemeriksaan rectal swab.
c. Penjamah DAM bersikap higiene santasi dalam melayani
konsumen seperti tidak merokok dan menggaruk bagian tubuh.
d. Menggunakan Pakaian kerja yang bersih dan rapi untuk
mencegah pencemaran dan estetika
e. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala minimal 2
(dua) kali dalam setahun sebagai screening dari penyakit bawaan
air.
f. Operator/ penanggung jawab/ pemilik harus memiliki surat
keterangan telah mengikuti kursus higiene sanitasi depot air
minum sebagai syarat permohonan mengajukan sertifikat laik
sehat Depot Air Minum.
9. Pekarangan
a. Permukaan rapat air dan cukup miring sehingga tidak terjadi
genangan.
b. Selalu dijaga kebersihannya setiap saat.
c. Bebas dari kegiatan lain atau bebas dari pencemaran lainnya.
10. Pemeliharaan
a. Pemilik/penanggung jawab dan operator wajib memelihara
sarana yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Melakukan sistem pencatatan dan pemantauan secara ketat,
meliputi:
• Tugas dan kewajiban karyawan.
• Hasil pengujian laboratorium baik intern atau ekstern.
• Data alamat pelanggan (untuk tujuan memudahkan investigasi
dan pembuktian).
34
O. Personal Higiene Operator Depot Air Minum Isi Ulang
Kata hygiene digunakan untuk menggambarkan aplikasi
prinsip sanitasi untuk menjaga kebersihan. Hygiene perorangan
mengacu pada kebersihan tubuh seseorang. Kesehatan pekerja
memiliki peranan penting dalam sanitasi depot air minum. Karyawan
merupakan sumber kontaminasi mikroorganisme yang potensial
untuk menyebabkan penyakit (Prihartini, 2012).
Proses pengolahan air di Depot Air Minum (DAM) yang tidak
seluruhnya dilakukan secara otomatis dapat mempengaruhi kualitas
air yang dihasilkan (Athena,2004). Langkah yang tidak dilakukan
secara otomatis adalah pembersihan galon air dan proses pengisian
air ke dalam galon. Pada proses ini, air mengalami kontak langsung
dengan pekerja karyawan yang berhubungan langsung dengan
bagian produksi harus dalam keadaan sehat, bebas dari luka,
penyakit kulit atau hal lain yang diduga dapat mengakibatkan
pencemaran terhadap air minum. Karyawan bagian produk (
pengisian ) diharuskan menggunakan pakaian kerja, tutup kepala dan
sepatu yang sesuai. Karyawan harus mencuci tangan sebelum
melakukan pekerjaan, terutama saat penanganan wadah dan
pengisian ( Prihatini, 2012).
Pekerja yang tidak mengikuti praktik saniter akan
mengkontaminasi makanan yang mereka sentuh dengan
mikroorganisme patogenik yang berasal dari cara kerja dan bagian
lingkungan lain. Tangan, hidung, dan rambut mengandung
mikroorganisme yang dapat dipindahkan ke dalam produk selama
pemerosesan, pengepakan, persiapan, dan pelayanan lewat sentuhan,
pernafasan, batuk atau bersin (Gravani dan Marriot)
35
BAB III
HASIL RESIDENSI
36
Adapun batas wilayah dari Puskesmas Campurejo Kota Kediri adalah
sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kelurahan Pojok, Kelurahan Bandar Lor
Sebelah Selatan : Kecamatan Semen
Sebelah Timur : Sungai Brantas
Sebelah Barat : Kecamatan Semen
2. Visi Misi
a. Visi
“Mewujudkan Puskesmas Dengan Pelayanan Prima Menuju
Masyarakat Sehat “
b. Misi
1) Meningkatkan Mutu Pelayanan dan Manajemen Kesehatan
2) Meningkatkan Kesehatan Perorangan, Keluarga dan
Masyarakat
3. Sumber Daya Manusia
37
No Jenis Ketenagaan Yang Status
ada Kepegaw
sekarang aian
15 Asisten Apoteker Mahir 1 PNS
16 Pranata Lab Kesehatan 2 PNS dan
Tenaga
Kontrak
17 Penyuluh Kesmas Ahli Muda 0 -
18 Penyuluh Kesmas Penyelia 0 -
19 Pengadministrasi Rekam Medis 6 4 PNS, 2
kontrak
20 Nutrisionis Pelaksana 1 Tenaga
Kontrak
21 Sanitarian Ahli Muda 1 PNS
22 Epidemilog Kesh Penyelia 0 -
23 Entemolog Kesh Penyelia 0 -
24 Pengadministrasian Umum 1 Tenaga
kontrak
25 Bendahara 0 -
26 Pengelola Barang Milik Negara 0 -
27 Pengemudi Ambulan 1 Tenaga
Kontrak
28 Pramu Kebersihan 1 Tenaga
Kontrak
29 Petugas Keamanan 1 Tenaga
Kontrak
Tabel III.1
Data Sumber Daya Kesehatan di UPTD Puskesmas Campurejo Kota
Kediri Tahun 2020
38
3) Pelayanan Kesehatan Gigi Masyarakat
4) Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer
5) Pelayanan Kesehatan Olah Raga
6) Pelayanan Kesehatan Indera
7) Pelayanan Kesehatan Lansia
8) Pelayanan Kesehatan Kerja
9) Pelayanan Kesehatan Matra
10) Pelayanan Kesehatan Lainnya, antara lain :
Pelayanan Prolanis
5. Upaya Kesehatan Perorangan
Upaya pengobatan sebagai bagian dari upaya kesehatan perorangan
dibagi lebih lanjut berdasarkan klasifikasi dan jenis layanan.
a. Upaya pengobatan berdasarkan klasifikasi, terdiri dari:
1) Pelayanan Rawat Jalan
2) Pelayanan Unit Gawat Darurat
b. Upaya pengobatan berdasarkan jenis layanan, terdiri dari:
1) Pelayanan medik, antara lain :
Pelayanan medik dasar
2) Pelayanan penunjang medik, antara lain :
• Pemeriksaan laboratorium
• Pelayanan kefarmasian
• Pelayanan ambulan
3) Pelayanan penunjang non medik, antara lain:
• Pelayanan Pojok Gizi
• Pelayanan Klinik Sanitasi
• Pelayanan Pojok Laktasi
4) Pelayanan kebidanan dan penyakit kandungan, antara
lain:
• Pelayanan penyakit kandungan
• Pelayanan kebidanan dan penyakit kandungan lainnya
39
5) Pelayanan gigi dan mulut
6) Pelayanan VCT
7) Pelayanan konsultasi dan rujukan
40
6. Manajemen Yang Ada Di Tempat Residensi
Berikut Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri
KEPALA UPTD PUSKESMAS CAMPUREJO
dr. Purnanti Kipnandari
41
KOMPONEN MANAJEMEN CAKUPAN TINGKAT
NO. PUSKESMAS KEGIATAN KINERJA KETERANGAN
1 Manajemen Umum 8,68 Cukup Baik ≥ 8,5
Manajemen Peralatan dan Sarana Cukup ≥ 5,5 –
2 Prasarana 8,8 Cukup 8,4
3 Manajemen Keuangan 10 Baik Kurang < 5,5
Manajemen Sumber Daya
4 Manusia 10 Baik
Manajemen Pelayanan
5 Kefarmasian 10 Baik
Rata-rata 9,5 Baik
Tabel III.2.
Hasil Pencapaian Kinerja Manajemen UPTD Puskesmas Campurejo
Kota Kediri Tahun 2020
42
B. Pengkajian
Hasil Analisis SWOT Lokasi Residensi. mengenai Hygiene Sanitasi
Depot Air Minum (DAM) Di Area Program Penyehatan Lingkungan
UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri adalah sebagai berikut :
1. Strength
a. Sebagian besar akses jalan sudah memadai
b. Sebagian besar memiliki sumber air bersih dari air tanah.
c. Sebagian besar Proses pengolahan air minum di depot-depot
air minum isi ulang menggunakan UV dan atau ozonisasi,
bahkan dengan system Reversed Osmosis
d. Sebagian Besar tempat/bangunan DAM memenuhi persyaratan
e. Sebagian besar telah memiliki kendaraan pengirim
gallon air minum yang memenuhi persyaratan,
termasuk wadah gallon yang telah diiisi air minum
langsung dikirimkan pada konsumen tidak lebih dari 24
jam
f. Sebagian besar telah memiliki peralatan DAM yang
memenuhi persyaratan.
2. Weakness
a. Beberapa penjamah belum berperilaku dalam melayani
konsumen belum sesuai dengan standard hygiene dan sanitasi
dasar. ( hand hygiene dll )
b. Penjamah belum rutin memeriksakan Kesehatan secara berkala
minimal 1 tahun sekali.
c. Penjamaah belum menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
rapi
d. Beberapa Operator/ Penanggung jawab/pemilik belum
memiliki sertifikat kursus higien sanitasi DAM.
e. Hasil Sampling kualitas air bersih/ air minum DAM secara
bakteriologis beberapa ditemukan belum sesuai ketentuan.
43
f. Beberapa DAM belum menyediakan tempat sampah yang
tertutup dan fasilitas cuci tangan lengkap.
g. Kemauan dan pentinganya pemeriksaan sampel air bersih/ air
minum oleh pemilik DAM Sebagian belum berkala sesuai
dengan ketentuan.
3. Opportunity
a. Mendapatkan bantuan sampling dan Analisa kualitas air
bersih/ air minum gratis dari DINKES Kota Kediri/ Puskesmas
Campurejo/ Labkesda Kota Kediri.
b. Mendapatkan pengawasan dan penyehatan lingkungan terkait
hygiene dan sanitasi DAM oleh sanitarian Puskesmas
Campurejo rutin terkait salah satu Program Kerja UPTD
Puskesmas Campurejo.
c. Program dan agenda DINKES Kota Kediri/ Puskesmas
Campurejo terkait pelatihan dan penyuluhan gratis Higiene
sanitasi DAM tiap tahun yang disertai sertifikat setelah
mengikuti acara.
d. Sumber air tanah yang bagus dan jernih.
4. Threat
a. Perawatan kebersihan dan efektifitas metode dan perlatan
DAM yang tidak berkala menyebabkan kualitas air bersih/ air
minum yang buruk,
b. Perawatan kebersihan Tempat DAM yang tidak rutin secara
tidak langsung akan mempengaruhi hasil.
a. Kemauan ,pengertian, kesadaran, kemauan melakukan
pengawasan kualitas air bersih Secara berkala sesuai dengan
ketentuan yang berlaku pada pengusaha Depot Air Minum
(DAM) masih belum maksimal,
44
C. Perumusan Masalah
Nilai
Total
No Masalah Kriteria RTL
Nilai
U S G
45
tempat cuci tangan yang dilengkapi air
mengalir dan sabun belum terpenuhi
46
hygiene sanitasi Depot Air
Minum(DAM) belum terpenuhi
47
Dari tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa prioritas
masalah adalah sebagai berikut :
Masalah No Urut 5, 1 15
6, 12 & 14
Masalah No Urut 11 2 13
& 13
Masalah No Urut 3, 3 12
4, 7 & 8
Masalah No Urut 1, 4 11
2 & 10
Masalah No Urut 9 5 9
Tabel III.4.
Prioritas Masalah Dari Data Inspeksi Hygiene Sanitasi Depot
Air Minum (DAM) Di Area Program Penyehatan Lingkungan
UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri
D. Prioritas Masalah
48
Gambar III.1.
Fishbone Dari Data Inspeksi Hygiene Sanitasi Depot Air
Minum (DAM) Di Area Program Penyehatan Lingkungan
UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri
Dari gambar fishbone diatas yang menjadi akar penyebab masalah dari 14 Depot
air minum isi ulang yang ada di area program pengawasan penyehatan lingkungan
hygiene sanitasi DAM oleh Sanitarian UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri
adalah 21.42 % Belum memenuhi syarat.
49
E. Daftar Rencana Intervensi
No Kegiatan Intervensi Keterangan
1. Inspeksi Kesehatan lingkungan ulang ke Sudah dilaksanakan
3 DAM yang ditemukan hasil pada tanggal 16 – 17
pemeriksaan sampel air bersih/ minum November 2021
yang belum memenuhi persyaratan. didampingi oleh
Sanitarian dan
petugas sampling
Labkesda Kota Kediri
2. Pemeriksaan dan sampling ulang air Sudah dilaksanakan
bersih/ air minum pada DAM yang pada tanggal 16 – 17
ditemukan hasil pemeriksaan sampel air November 2021
bersih/ minum yang belum memenuhi didampingi oleh
persyaratan Sanitarian dan petugas
sampling Labkesda
Kota Kediri dan
menunggu hasil
Analisa lab kualitas air
bersih/ air minum oleh
Labkesda Kota Kediri
3. Penyuluhan langsung ke petugas Sudah dilaksanakan
penjamah yang ditemukan hasil pada tanggal 16 – 17
pemeriksaan sampel air bersih/ minum November 2021
terkait hygiene dan sanitasi DAM didampingi oleh
Sanitarian
4. Rencana Penyuluhan hygiene sanitasi Menunggu konfirmasi
DAM berkolaborasi dengan Sanitarian dan kesiapan serta
Puskesmas Campurejo, Divisi/ Bagian kondisi apakah bisa
Kesehatan Lingkunga Dinas Kesehatan dilaksanakan?
Kota Kediri dan Labkesda Kota Kediri
50
pada 14 Penanggungjawab/Pemilik
DAM di Area Pengawasan Penyahatan
Lingkungan Sanitarian UPTD
Puskesmas Campurejo Kota Kediri.
5. Pembuatan Leaflet untuk program Contoh Leaflet
penyuluhan kesehatan lingkungan terkait terlampir
: Higiene Sanitasi Depot Air Minum
untuk DAM di area pengawasan
penyehatan lingkungan sanitarian UPTD
Puskesmas Campurejo Kota Kediri
Tabel III.5.
Daftar Rencana Intervensi Dari Data Inspeksi Hygiene
Sanitasi Depot Air Minum (DAM) Di Area Program
Penyehatan Lingkungan UPTD Puskesmas Campurejo Kota
Kediri
F. Implementasi
Dari Daftar Rencana intervensi kegiatan residensi dibuat
implementasi kegiatan yaitu :
No Kegiatan Jadwal Kegiatan Hasil Kegiatan
1. Inspeksi Kesehatan 16-17 November Dari hasil inspeksi
lingkungan ulang ke 3 2021 hygiene sanitasi DAM
DAM yang ditemukan ulang ditemukan
hasil pemeriksaan beberapa syarat yang
sampel air bersih/ belum terpenuhi seperti :
minum yang belum a. Variabel Penjamah/
memenuhi Operator DAM
persyaratan belum Memenuhi
persyaratan seperti
perilaku hygiene
sanitasi dalam
51
melayani konsumen
belum
terlaksana,belum
menggunakan
pakaian kerja yang
rapi, belum
memiliki sertifikat
pelatihan dasar
hygiene sanitasi
DAM serta belum
rutin memeriksakan
Kesehatan berkala
sesuai dengan
ketentuan.
b. Variabel Tempat
beberapa belum
terpenuhi seperti
kebersihan dinding,
langit langit belum
terjaga, fasilitas cuci
tangan lengkap
belum tersedia,
fasilitas tempat
sampah tertutup
belum tersedia
c. Variabel Peralatan,
belum dilaksanakan
maksimal pencucian
balik secara berkala
tabung microfilter
52
2. Pemeriksaan dan 16-17 November Bersama petugas
sampling ulang air 2021 sampling dari Lab Kesda
bersih/ air minum melakuka sampling
pada DAM yang ulang air minum yang
ditemukan hasil dihasilkan oleh 3 Depot
pemeriksaan sampel Air Minum Isi Ulang dan
air bersih/ minum hasil Analisa
yang belum laboratoriumnya masih
memenuhi belum jadi
persyaratan
3. Penyuluhan langsung 16-17 November Bersama petugas
ke petugas penjamah 2021 sanitarian UPTD
yang ditemukan hasil Puskesmas Campurejo
pemeriksaan sampel Kota Kediri melakukan
air bersih/ minum penyuluhan langsung ke
terkait hygiene dan 3 Tempat DAM dan
sanitasi DAM memberikan Lembar
RTL untuk segera
ditindak lanjuti pada saat
kegiatan terkait Hygiene
Sanitasi DAM
4. Rencana Penyuluhan Belum -
hygiene sanitasi DAM mendapatkan
berkolaborasi dengan kepastian jadwal
Sanitarian Puskesmas kegiatan
Campurejo, Divisi/ dikarenakan
Bagian Kesehatan kepadatan acara
Lingkunga Dinas puskesmas pada
Kesehatan Kota akhir tahun 2021
53
Kediri dan Labkesda
Kota Kediri
5. Pembuatan Leaflet 3 Desember Leaflet akan diserahkan
untuk program 2021 ke 14 Depot Air Minum
penyuluhan kesehatan Di Area Program
lingkungan terkait : pengawasan penyehatan
Higiene Sanitasi lingkungan/ inspeksi
Depot Air Minum hygiene sanitasi DAM
untuk DAM di area Sanitarian UPTD
pengawasan Puskesmas Campurejo,
penyehatan dan sebagai bahan materi
lingkungan sanitarian penyuluhan Sanitarian
UPTD Puskesmas UPTD Puskesmas
Campurejo Kota Campurejo pada saat
Kediri Inspeksi Keehatan
Lingkungan
Tabel III.6.
Implementasi Dari Data Inspeksi Hygiene Sanitasi Depot
Air Minum (DAM) Di Area Program Penyehatan Lingkungan
UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri
54
G. Evaluasi
Evaluasi dari hasil kegiatan residensi di UPTD Puskesmas
Campurejo Kota Kediri untuk peminatan kesehatan lingkungan
mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat IIK STRADA
Indonesia, dengan mengambil tema hygiene sanitasi Depot air minum isi
ulang adalah : bahwa Hygiene Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang di
area program pengawasan penyehatan lingkungan sanitarian UPTD
Puskesmas Campurejo Kota Kediri telah berjalan dengan baik, namun
dari hasil inspeksi ulang dan hasil laboratorium kualitas air minum yang
dihasilkan dari 14 Depot air minum yang ada 21.42% masih belum
memenuhi persyaratan.
55
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Terdapat 14 Depot Air Minum Isi Ulang yang letaknya menyebar di area kerja
UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri.
2. Identifikasi masalah berdasarkan data sekunder, ditemukan bahwa terdapat 3
Dari 14 Depot Air Minum Isi Ulang yang laporan hasil Analisa sampling air
minum yang dihasilkan belum memenuhi persyaratan yaitu kualitas
mikrobiologinya belum memenuhi standart Peraturan Menteri Kesehatan RI
No. 43 Tahun 2014 tentang Higiene & Sanitasi Depot Air Minum, masih
terdapat kandungan bakteri e coli.
3. Inspeksi Kesehatan lingkungan ulang terkait hygiene sanitasi DAM dilakukan
pada 3 Depot air minum di area kerja UPTD Puskesmas Campurejo Kota
Kediri yang memiliki hasil Analisa sampling air yang belum memenuhi syarat
dengan metode USG adalah :
a. Priorotas 1
Variabel Peralatan yaitu Melakukan system pencucian terbalik
(back washing) secara berkala mengganti tabung microfilter belum
terpenuhi
Terdapat peralatan sterilisasi, berupa UV dan atau Ozonisasi dan
atau peralatan desinfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan
secara benar belum terpenuhi
Variabel Air Baku & Air Minum yaitu Bahan baku air memenuhi
persyaratan fisik, mikrobiologi dan kimia standart belum terpenuhi
Variabel Air Baku & Air Minum yaitu Kualitas Air Minum yang
dihasilkan memenuhi persyaratan fisik, mikrobiologi dan kimia
standart yang sesuai dengan standart baku mutu atau persyaratan
kualitas air minum belum terpenuhi
56
Variabel Penjamah yaitu Operator/PJ/Pemilik memiliki sertifikat
telah mengikuti kursus hygiene sanitasi Depot Air Minum(DAM)
belum terpenuhi
b. Prioritas 2
Variabel Penjamah yaitu Operator/PJ/Pemilik memiliki sertifikat
telah mengikuti kursus
Variabel Air Baku & Air Minum yaitu Ada Bukti Tertulis/Sertifikat
Sumber air belum terpenuhi
c. Prioritas 3
Variabel tempat yaitu terdapat tempat sampah yang tertutup belum
terpenuhi
Variabel tempat yaitu terdapat tempat tempat cuci tangan yang
dilengkapi air mengalir dan sabun belum terpenuhi
Variabel Penjamah yaitu berperilaku hygiene dan sanitasi setiap
melayani konsumen belum terpenuhi
Variabel Penjamah yaitu selalu mencuci tangan dengan sabun dan
air mengalir setiap melayani konsumen belum terpenuhi
Sedangkan, analisis akar penyebab masalah dilakukan dengan metode
fishbone.
4. Berdasarkan identifikasi akar masalah yang telah ditemukan, maka disusun
alternatif solusi diantaranya melakukan penyuluhan langsung kepada
penjamaah terkait hygiene sanitasi depot air minum mulai dari bariabel
tempat, peralatan, pejamah, kualitas air yang sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 43 Tahun 2014 tentang Higiene & Sanitasi Depot Air
Minum.
5. Intervensi yang dilakukan dilakukan untuk mengatasi masalah adalah
pemeriksaan ulang sampel air minum, penyuluhan langsung kepada
penjamah/ operator DAM dan pemberian leaflet terkait Hygiene Sanitasi
DAM.
57
6. Kegiatan Inspeksi Kesehatan Lingkungan Ulang, Pengambilan Sampel Air
Minum, penyuluhan langsung kepada penjamaah/Operator DAM, serta
pemberian saran langsung berupa dokumen RTL tertulis untuk segera
dipenuhi kekurangan terkait Hygiene Sanitasi DAM. Pembuatan leaflet
dengan tema Hygiene Sanitasi DAM untuk dibagikan ke 14 DAM diarea kerja
UPTD Puskesmas Campurejo Kota Kediri.. Keseluruhan kegiatan tersebut
telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
B. Saran
58
DAFTAR PUSTAKA
59
Depkes RI, 2006. Kemenkes RI. Pedoman Pelaksanaan
Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum, Dirjen
Penyehatan Lingkungan, Jakarta.
60
Lampiran 1.
61
62
Lampiran 2.
DAM Al Misykat
63
DAM Ghozaqua
64
DAM Maya
65
Lampiran 3.
66
DAM Maya
67
68
DAM Ghozagua
69
70
DAM AL-Misykat
71
Lampiran 4.
72
73
74
Lampiran 5.
75
Lampiran 6.
76
77
78
79
80
81