Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KRITIS

DENGAN HIPERTENSI EMERGENCY

OLEH :
I Wayan Wahyu Widyatmika, S.Kep
NIM C2221167

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KRITIS
DENGAN HIPERTENCY EMERGENCY
TANGGAL 29 NOVEMBER 2021

Diajukan Oleh :

I Wayan Wahyu Widyatmika, S.Kep


NIM. C2221167

Telah Disahkan Sebagai Laporan Praktik


Stase Keperawatan Kritis

Preseptor Akademik
Preseptor Klinik

( Ns. Ririn Dwi Ari Susanti,S.Kep) (Ns. Claudia Wuri Prihandini, S.Kep., M.Kep)

NIP. 198010182006042018 NIK: 18.05.0126

Mengetahui,
STIKES Bina Usada Bali
Profesi Ners
Ketua

( Ns. I Putu Artha Wijaya, S.Kep.,M.Kep )


LAPORAN PENDAHULUAN
NIK. 11.01.004
HIPERTENSI EMERGENCY
TINJAUAN TEORI

I. KONSEP DASAR PENYAKIT


A. PENGERTIAN
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang
mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90
mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah
yang selalu tinggi adalah salah satu faktor risiko untuk stroke, serangan jantung,
gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab utama gagal jantung
kronis. (Armilawaty, 2007)
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih
tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah
diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari
120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya
terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada
tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam
jangka beberapa minggu.
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII [1]
Tekanan
Kategori Tekanan Darah Diastolik
Darah Sistolik
Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg
Pre- 120-139
(atau) 80-89 mmHg
hipertensi mmHg
140-159
Stadium 1 (atau) 90-99 mmHg
mmHg
Stadium 2 >= 160 mmHg (atau) >= 100 mmHg
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau
lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih
dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan
tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan
diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara
perlahan atau bahkan menurun drastis.
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui
penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).
2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari
adanya penyakit lain.
3. Hipertensi darurat (emergency hypertension) : kenaikan tekanan darah mendadak
(sistolik  ≥180 mm Hg dan / atau diastolik ≥120 mm Hg) dengan kerusakan organ
target yang bersifat progresif, sehingga tekanan darah harus diturunkan segera,
dalam hitungan menit sampai jam. Tekanan darah yang sangat tinggi dan terdapat
kerusakan organ, sehingga tekanan darah harus diturunkan dengan segera (dalam
menit atau jam) agar dapat membatasi kerusakan yang terjadi. Tingginya tekanan
darah untuk dapat dikategorikan sebagai hipertensi darurat tidaklah mutlak,
namun kebanyakan referensi di Indonesia memakan patokan >220/140.

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI JANTUNG


1. Anatomi
Jantung adalah organ otot yang berongga dan berukuran sebesar kepalan
tangan. Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke pembuluh darah dengan
kontraksi ritmik dan berulang. Jantung normal terdiri dari empat ruang, 2 ruang
jantung atas dinamakan atrium dan 2 ruang jantung di bawahnya dinamakan
ventrikel, yang berfungsi sebagai pompa. Dinding yang memisahkan kedua
atrium dan ventrikel menjadi bagian kanan dan kiri dinamakan septum.
Batas-batas jantung:
a. Kanan : vena cava superior (VCS), atrium kanan, vena cava inferior (VCI)
b. Kiri : ujung ventrikel kiri
c. Anterior : atrium kanan, ventrikel kanan, sebagian kecil ventrikel kiri
d. Posterior : atrium kiri, 4 vena pulmonalis
e. Inferior : ventrikel kanan yang terletak hampir horizontal sepanjang diafragma
sampai apeks jantung
f. Superior : apendiks atrium kiri
Darah dipompakan melalui semua ruang jantung dengan bantuan keempat katup
yang mencegah agar darah tidak kembali ke belakang dan menjaga agar darah
tersebut mengalir ke tempat yang dituju. Keempat katup ini adalah katup trikuspid
yang terletak di antara atrium kanan dan ventrikel kanan, katup pulmonal, terletak
di antara ventrikel kanan dan arteri pulmonal, katup mitral yang terletak di antara
atrium kiri dan ventrikel kiri dan katup aorta, terletak di antara ventrikel kiri dan
aorta. Katup mitral memiliki 2 daun (leaflet), yaitu leaflet anterior dan posterior.
Katup lainnya memiliki tiga daun (leaflet) . Jantung dipersarafi aferen dan eferen
yang keduanya sistem saraf simpatis dan parasimpatis. Saraf parasimpatis berasal
dari saraf vagus melalui preksus jantung. Serabut post ganglion pendek melewati
nodus SA dan AV, serta hanya sedikit menyebar pada ventrikel. Saraf simpatis
berasal dari trunkus toraksik dan servikal atas, mensuplai kedua atrium dan
ventrikel. Walaupun jantung tidak mempunyai persarafan somatik, stimulasi aferen
vagal dapat mencapai tingkat kesadaran dan dipersepsi sebagai nyeri. Suplai darah
jantung berasal dari arteri koronaria. Arteri koroner kanan berasal dari sinus aorta
anterior, melewati diantara trunkus pulmonalis dan apendiks atrium kanan, turun
ke lekukan A-V kanan sampai mencapai lekukan interventrikuler posterior. Pada
85% pasien arteri berlanjut sebagai arteri posterior desenden/ posterior decendens
artery (PDA) disebut dominan kanan. Arteri koroner kiri berasal dari sinus aorta
posterior kiri dan terbagi menjadi arteri anterior desenden kiri/ left anterior
descenden (LAD) interventrikuler dan sirkumfleks. LAD turun di anterior dan
inferior ke apeks jantung. Mayoritas darah vena terdrainase melalui sinus
koronarius ke atrium kanan. Sinus koronarius bermuara ke sinus venosus sistemik
pada atrium kanan, secara morfologi berhubungan dengna atrium kiri, berjalan
dalam celah atrioventrikuler

2. Fisiologi
Jantung dapat dianggap sebagai 2 bagian pompa yang terpisah terkait
fungsinya sebagai pompa darah. Masing-masing terdiri dari satu atrium-ventrikel
kiri dan kanan. Berdasarkan sirkulasi dari kedua bagian pompa jantung tersebut,
pompa kanan berfungsi untuk sirkulasi paru sedangkan bagian pompa jantung yang
kiri berperan dalam sirkulasi sistemik untuk seluruh tubuh. Kedua jenis sirkulasi
yang dilakukan oleh jantung ini adalah suatu proses yang berkesinambungan dan
berkaitan sangat erat untuk asupan oksigen manusia demi kelangsungan hidupnya.
Ada 5 pembuluh darah mayor yang mengalirkan darah dari dan ke jantung. Vena
cava inferior dan vena cava superior mengumpulkan darah dari sirkulasi vena
(disebut darah biru) dan mengalirkan darah biru tersebut ke jantung sebelah kanan.
Darah masuk ke atrium kanan, dan melalui katup trikuspid menuju ventrikel kanan,
kemudian ke paru-paru melalui katup pulmonal. Darah yang biru tersebut
melepaskan karbondioksida, mengalami oksigenasi di paru-paru, selanjutnya darah
ini menjadi berwarna merah. Darah merah ini kemudian menuju atrium kiri melalui
keempat vena pulmonalis. Dari atrium kiri, darah mengalir ke ventrikel kiri melalui
katup mitral dan selanjutnya dipompakan ke aorta. Tekanan arteri yang dihasilkan
dari kontraksi ventrikel kiri, dinamakan tekanan darah sistolik. Setelah ventrikel
kiri berkontraksi maksimal, ventrikel ini mulai mengalami relaksasi dan darah dari
atrium kiri akan mengalir ke ventrikel ini. Tekanan dalam arteri akan segera turun
saat ventrikel terisi darah. Tekanan ini selanjutnya dinamakan tekanan darah
diastolik. Kedua atrium berkontraksi secara bersamaan, begitu pula dengan kedua
ventrikel.

C. ETIOLOGI
Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke dan gagal ginjal.
Disebut juga sebagai “pembunuh diam-diam” karena orang dengan hipertensi sering
tidak menampakkan gejala, penyakit ini lebih banyak menyerang wanita dari pada
pria Penyebab hipertensi yaitu gangguan emosi, obesitas, konsumsi alcohol yang
berlebihan dan rangsangan kopi serta obat-obatan yang merangsang dapat berperan
disini, tetapi penyakit ini sangat dipengaruhi factor keturunan.

D. MANIFESTASI KLINIS
Gejala hipertensi emergency ini bervariasi, mulai dari gejala ringan sampai berat
1. Gejala ringan :
a. Mual, muntah
b. Sakit Kepala
c. Kaku pada tengkuk
d. Nyeri Dada
e. Sesak Napas
2. Gejala yang lebih berat
a. Gangguan kesadaran sampai pingsan
b. Kejang
c. Nyeri Dada hebat

E. PATOFISIOLOGI
Bentuk manapun dari hipertensi yang menetap, baik primer maupun sekunder,
dapat dengan mendadak mengalami percepatan kenaikan dengan tekanan diastolik
meningkat cepat sampai di atas 130 mmHg dan menetap lebih dari 6 jam. Hal ini
dapat menyebabkan nekrosis arterial yang lama dan tersebar luas, serta hiperplasi
intima arterial interlobuler nefron-nefron. Perubahan patologis jelas terjadi terutama
pada retina, otak dan ginjal. Pada retina akan timbul perubahan eksudat, perdarahan
dan udem papil. Gejala retinopati dapat mendahului penemuan klinis kelainan ginjal
dan merupakan gejala paling terpercaya dari hipertensi maligna. Otak mempunyai
suatu mekanisme otoregulasi terhadap kenaikan ataupun penurunan tekanan darah.
Batas perubahan pada orang normal adalah sekitar 60-160 mmHg. Apabila tekanan
darah melampaui tonus pembuluh darah sehingga tidak mampu lagi menahan
kenaikan tekanan darah maka akan terjadi udem otak. Tekanan diastolik yang sangat
tinggi memungkinkan pecahnya pembuluh darah otak yang dapat mengakibatkan
kerusakan otak yang irreversible. Pada jantung kenaikan tekanan darah yang cepat
dan tinggi akan menyebabkan kenaikan after load, sehingga terjadi payah jantung.
Sedangkan pada hipertensi kronis hal ini akan terjadi lebih lambat karena ada
mekanisme adaptasi.
F. PATHWAYS KEPERAWATAN
G. KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi dari kerusakan organ terkait
hipertensi emergensi, yaitu edema paru, angina, eklampsia pada ibu hamil, gagal
ginjal, stroke, serangan jantung, gagal jantung, kerusakan pada mata, hingga diseksi
aorta akut. Oleh karena itu, seseorang yang mengalami hipertensi emergensi
perlu segera mendapatkan penanganan medis darurat. Umumnya, pasien jenis
hipertensi ini akan diberikan obat penurun tekanan darah melalui infus. Dengan
penanganan yang tepat, pasien memiliki peluang besar untuk pulih dan tekanan
darah kembali normal

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laborat
a. Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan(viskositas) dan dapat mengindikasikan factor resiko seperti :
hipokoagulabilitas, anemia.
b. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal.
c. Glucosa : Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapatdiakibatkan
oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
d. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal danada
DM.
2. CT Scan : Mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati
3. EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P
adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
4. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : Batu ginjal,perbaikan
ginjal.
5. Photo dada : Menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup,pembesaran
jantung.
I. PENATALAKSANAAN KEGAWATAN
Penurunan tekanan darah harus dilakukan dengan segera namun tidak terburu-
buru. Penurunan tekanan darah yang terburu-buru dapat menyebabkan iskemik pada
otak dan ginjal. Tekanan darah harus dikurangi 25% dalam waktu 1 menit sampai 2
jam dan diturunkan lagi ke 160/100 dalam sampai 6 jam. Medikasi yang diberikan
sebaiknya per parenteral (Infus drip, BUKAN INJEKSI). Obat yang cukup sering
digunakan adalah Nitroprusid IV dengan dosis 0,25 ug/kg/menit. Bila tidak ada,
pengobatan oral dapat diberikan sambil merujuk penderita ke Rumah Sakit.
Pengobatan oral yang dapat diberikan meliputi Nifedipinde 5-10 mg, Captorpil 12,5-
25 mg, Clonidin 75-100 ug, Propanolol 10-40 mg. Penderita harus dirawat inap.
Obat-Obat Parenteral Untuk Penanganan Hipertensi Emergensi menurut
standart pelayanan medis.
Obat Golongan Dosis Onset Kerja Masa Kerja Efek Samping
Sodium Vasodilator 0,25 – 10 Segera 1 – 2 menit Mual, hipotensi,
Nitroprusid Arteri &Vena mg/kg/mnt keracunan
tiosianat, sianida,
Methemoglob,
 ulinemia
Nitrogliseri Vasodilator 5 – 100 1 – 5 mnt 3 – 5 mnt Sakit kepala, mual,
n Arteri &Vena mg/mnt takikardi, muntah
Nikardipin Antagonis 5 – 15 5 – 15 mnt 30 – 40 mnt Hipotensi,
Kalsium mg/jam takikardi, mual,
muntah, muka
merah
Hidralazin Vasodilator 1- 20 mg 5 – 30 mnt 3 – 9 jam Peningkatan curah
IV/50 mg IM, jantung&laju
ulang Setiap 4 jantung Sakit
– 6 jam kepala, angina.
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN INTENSIF
A. Pengkajian Keperawatan Intensif ( pengkajian berdasarkan 6B)
1. Pengkajian
a. Pernafasan (B1 = Breathing)
Kaji adanya pernafasan, adanya gangguan pada pola nafas, sianosis karena
suplai oksigen menurun. Kaji ekspansi dada adakah kelainan pada perkusi
b. Kardiovaskuler (B2 = Blood)
Terjadi peningkatan tekanan darah, biasanya pasien bingung dan gelisah
c. Kesadaran (B3 = Brain)
Kesadaran biasanya sadar penuh
d. Perkemihan – eliminasi urin (B4 = Bladder)
Periksa warna, bau, banyaknya urine, nyeri saat berkemih daerah pelvis
depan perut bawah.
e. Pencernaan (B5 = Bowel)
Bising usus adalah peningkatan atau penurunan adanya nyeri tekan
abdomen, adanya ketidaknormalan perkusi adanya ketidak normalan
palpasi pada ginjal
f. Kekuatan otot (B6 = Bone)
Pemeriksaan kekuatan otot dan membandingkan dengan ekstremitas yang
lain adakah nyeri pada persendian

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d peningkatan afterload,
vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard
2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen.
3. Nyeri akut : sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler serebral
4. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan berlebihan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


1 Resiko tinggi terhadap NOC : NIC :
penurunan curah jantung ·   Cardiac Pump Cardiac Care
b/d peningkatan afterload, effectiveness a. Evaluasi adanya nyeri
vasokonstriksi, ·  Circulation Status dada ( intensitas,lokasi,
hipertrofi/rigiditas ·  Vital Sign Status durasi).
ventrikuler, iskemia b. Monitor adanya
miokard perubahan tekanan
darah.
c. Atur periode latihan
dan istirahat untuk
menghindari kelelahan.
d. Pertahankan catatan
intake dan output yang
akurat.
e. Pasang urin kateter jika
diperlukan.
f.  Kolaborasi dengan
dokter untuk
pemberian terapi cairan
sesuai program
g. Monitor status nutrisi
2 Intoleransi aktivitas b/d NOC : NIC :
kelemahan, a.   Energy conservation Activity Therapy
ketidakseimbangan suplai b. Activity tolerance a. Kolaborasikan dengan
dan kebutuhan oksigen. c.  Self Care : ADLs Tenaga Rehabilitasi
Definisi : Kriteria Hasil : Medik
Ketidakcukupan energu a.  Berpartisipasi dalam dalammerencanakan
secara fisiologis maupun aktivitas fisik tanpa progran terapi yang
psikologis untuk disertai peningkatan tepat.
meneruskan atau tekanan darah, nadi b. Bantu klien untuk
menyelesaikan aktifitas dan RR mengidentifikasi
yang diminta atau b. Mampu melakukan aktivitas yang mampu
aktifitas sehari hari. aktivitas sehari hari dilakukan
Batasan karakteristik : (ADLs) secara c. Bantu untuk memilih
a.       melaporkan secara mandiri aktivitas konsisten
verbal adanya kelelahan yangsesuai dengan
atau kelemahan. kemampuan fisik,
b.       Respon abnormal psikologi dan social
dari tekanan darah atau d.  Bantu untuk
nadi terhadap aktifitas mengidentifikasi dan
c.        Perubahan EKG mendapatkan sumber
yang menunjukkan yang diperlukan untuk
aritmia atau iskemia aktivitas yang
d.       Adanya dyspneu diinginkan
atau ketidaknyamanan e. Bantu untuk
saat beraktivitas. mendpatkan alat
Faktor factor yang bantuan aktivitas
berhubungan : seperti kursi roda, krek
·         Tirah Baring atau f. Bantu untu
imobilisasi mengidentifikasi
·         Kelemahan aktivitas yang disukai
menyeluruh g. Bantu klien untuk
·         Ketidakseimbangan membuat jadwal
antara suplei oksigen latihan diwaktu luang
dengan kebutuhan h. Bantu pasien/keluarga
·         Gaya hidup yang untuk mengidentifikasi
dipertahankan. kekurangan dalam
beraktivitas
i. Sediakan penguatan
positif bagi yang aktif
beraktivitas
j. Bantu pasien untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
k. Monitor respon fisik,
emoi, social dan
spiritual
3 Nyeri NOC : NIC :
Definisi : a. Pain Level, Pain Management
Sensori yang tidak b.  Pain control, a. Lakukan pengkajian
menyenangkan dan c. Comfort level nyeri secara
pengalaman emosional Kriteria Hasil : komprehensif
yang muncul secara a.  Mampu mengontrol termasuk lokasi,
aktual atau potensial nyeri (tahu penyebab karakteristik, durasi,
kerusakan jaringan atau nyeri, mampu frekuensi, kualitas
menggambarkan adanya menggunakan tehnik dan faktor
kerusakan (Asosiasi Studi nonfarmakologi untuk presipitasi
Nyeri Internasional): mengurangi nyeri, b. Observasi reaksi
serangan mendadak atau mencari bantuan) nonverbal dari
pelan intensitasnya dari b. Melaporkan bahwa ketidaknyamanan
ringan sampai berat yang nyeri berkurang dengan c. Gunakan teknik
dapat diantisipasi dengan menggunakan komunikasi
akhir yang dapat manajemen nyeri terapeutik untuk
diprediksi dan dengan c. Mampu mengenali nyeri mengetahui
durasi kurang dari 6 (skala, intensitas, pengalaman nyeri
bulan. frekuensi dan tanda pasien
Batasan karakteristik : nyeri) d. Monitor vital sign
a. Gangguan tidur d. Menyatakan rasa sebelum dan
(mata sayu, nyaman setelah nyeri sesudah pemberian
tampak capek, berkurang analgesik pertama
sulit atau gerakan e. Tanda vital dalam kali
kacau, rentang normal e.  Berikan analgesik
menyeringai) tepat waktu
b.  Terfokus pada terutama saat nyeri
diri sendiri hebat
c.  Fokus menyempit
(penurunan
persepsi waktu,
kerusakan proses
berpikir,
penurunan
interaksi dengan
orang dan
lingkungan)
d.  Tingkah laku
distraksi, contoh :
jalan-jalan,
menemui orang
lain dan/atau
aktivitas, aktivitas
berulang-ulang)
e. Tingkah laku
ekspresif (contoh :
gelisah, merintih,
menangis,
waspada, iritabel,
nafas
panjang/berkeluh
kesah)
f.  Perubahan dalam
nafsu makan dan
minum

4 Ketidakseimbangan NOC : NIC :


nutrisi lebih dari a. Nutritional Status : Weight Management
kebutuhan tubuh b/d food and Fluid Intake a.  Diskusikan bersama
masukan berlebihan b. Nutritional Status : pasien mengenai
Definisi : Intake nutrisi nutrient Intake hubungan antara
melebihi kebutuhan c. Weight control intake makanan,
metabolik tubuh Kriteria Hasil : latihan, peningkatan
Batasan karakteristik : a. Mengerti factor yang BB dan penurunan
-          Lipatan kulit tricep meningkatkan berat BB
> 25 mm untuk wanita badan b. Diskusikan bersama
dan > 15 mm untuk pria b. Mengidentfifikasi pasien mengani
-          BB 20 % di atas tingkah laku dibawah kondisi medis yang
ideal untuk tinggi dan kontrol klien dapat
kerangka tubuh ideal c.  Memodifikasi diet mempengaruhi BB
-          Makan dengan dalam waktu yang c. Diskusikan bersama
respon eksternal lama untuk pasien mengenai
(misalnya : situasi sosial, mengontrol berat kebiasaan, gaya
sepanjang hari) badan hidup dan factor
-          Dilaporkan atau d. Menggunakan herediter yang dapat
diobservasi adanya energy untuk mempengaruhi BB
disfungsi pola makan aktivitas sehari hari d. Diskusikan bersama
(misal : memasangkan pasien mengenai
makanan dengan aktivitas risiko yang
yang lain) berhubungan dengan
-          Tingkat aktivitas BB berlebih dan
yang menetap penurunan BB
-          Konsentrasi intake e.  Dorong pasien
makanan pada menjelang untuk merubah
malam kebiasaan makan
Faktor yang berhubungan
: Nutrition Management
Intake yang berlebihan a. Kaji adanya alergi
dalam hubungannya makanan
terhadap kebutuhan b.  Kolaborasi dengan ahli
metabolisme tubuh gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan
pasien.
c. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein
dan vitamin C
d. Yakinkan diet yang
dimakan mengandung
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
e. Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan harian.
f.  Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
g. Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi

DAFTAR PUSTAKA
 
Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler, AC. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan
Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Khatib, Oussama M.N. 2005. Clinical Guidelines for the Management of Hypertension.
WHO

Price, SA. & Wilson, LM. 2006.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta : EGC

Syarif, Amir. 2003. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : FKUI

Aninomous. 2008. What Causes High Blood Pressure? akses internet di


http://www.americanheart.org/presenter.jhtml?identifier=2125

Wilkinson, Judit M. 2011. Buku saku diagnosis keperawatan: Diagnosis NANDA, intervensi
NIC, kriteria hasil NOC. Ed-9. Alih bahasa Esty Wahyuningsih. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai